Nasha kembali menikmati waktu nya di pedesaan itu, dan saat ia melihat anak anak yg bermain layangan. Ia pun menghampiri nya dan menyapa mereka. Kali ini Nasha mengenakan gamis berwarna hitam lengkap dengan jilbab nya, seperti kata Azhar. Ia terlihat sangat anggun saat menutup seluruh aurat nya.
Terlihat satu anak kecil yg tampak berusaha memanjat pohon disana namun ia tak bisa.
"Ada apa?" tanya Nasha yg melihat bocil bocil itu tampak kebingungan.
"Layangan ku nyangkut, Kak" ujar anak yg berusaha memanjat pohon itu. Nasha pun mendongak dan memang melihat sebuah layangan yg nyangkut di antara ranting ranting pohon.
"Pakek galah..." ujar Nasha.
"Ya engga bisa, Kak. Yg nyangkut itu senar nya, jadi harus manjat" jawab salah satu anak lagi.
"Kalian engga bisa manjat?" tanya Nasha lagi.
"Takut, Kak" jawab nya. Nasha pun berfikir sejenak sambil menoleh ke kanan ke kiri, kali aja ada yg bisa bantuin mereka. Namun tak ada siapa siapa selain ibu ibu yg mengambil rumput dan dedaunan.
"Ya udah, biar kakak yg manjat" ujar Nasha yg membuat anak anak itu langsung berteriak girang "Pegangin kamera sama hp kakak ya, jangan sampai jatuh" pinta Nasha menyerahkan kedua benda itu pada anak anak.
"Siap, Kak" ujar mereka.
Nasha memperhatikan pohon itu yg cukup besar dan tak terlalu tinggal sebenarnya, hanya di penuhi ranting ranting yg membuat Nasha harus hati hati. Ia pun mengikat jilbab nya di leher nya, kemudian ia bersiap naik.
"Kalau tau gini mending pakek celana biar enak manjat nya" gumam Nasha yg perlahan mulai memanjat dan dengan sangat hati hati memijakan kaki nya di ranting yg ia fikir cukup kuat untuk menopang tubuh nya. Sementara gamis lebar nya membuat Nasha cukup kesulitan bergerak.
"Dikit lagi, Kak..." seru anak anak itu karena Nasha memang hampir mencapai layangan nya.
"Okey okey..." jawab Nasha dari atas sambil memilih ranting yg kuat untuk di jadikan pijakan. Setelah berusaha cukup keras, akhir nya Nasha sampai di tempat layangan itu.
Nasha pun berusaha melepaskan senar yg terjebak di antara ranting ranting pohon itu namun ia sangat kesulitan.
"Engga bisa di lepas, harus di potong..." teriak Nasha dari atas.
"Ya udah, Kak... Gigit aja senar nya biar putus" teriak salah satu anak itu yg membuat Nasha melongo.
"Gigit? Yg benar aja, ini kotor tau..." teriak Nasha lagi.
"Bersih kok, Kak. Wong cuma melayang di udara. Kotor dari mana" jawab mereka yg membuat Nasha menggeram kesal.
"Engga mau, ambil kan gunting sana..." teriak Nasha lagi.
"Tapi kalau masih di ambilkan gunting, nanti kakak harus turun lagi, terus naik lagi. Kami kan takut yg mau naik"
Nasha kembali menggeram kesal, dasar anak anak tak tahu terima kasih, fikir nya. Ia pun mencoba menggigit senar itu dengan ragu namun tak bisa.
"Engga bisa, senar nya kuat..." teriak Nasha lagi.
"Nasha..."
"Aggghh..." Nasha berteriak terkejut saat mendengar suara Azhar dan itu membuat pijakan nya terpeleset yg membuat Nasha hampir jatuh. Namun syukurlah salah satu kaki nya masih memijak dengan benar dan kedua tangan Nasha langsung berpegangan pada ranting yg lain.
"Nasha, ayo turun. Biar aku yg naik dan ambil layangan nya" ujar Azhar khawatir apa lagi melihat Nasha memakai gamis panjang dan lebar. Azhar takut Nasha kesulitan bergerak atau gamis nya nyangkut.
Bukan nya turun, Nasha malah terpesona dengan penampilan Azhar yg memakai baju koko dan sorban putih yg di lilitkan di kepala nya. Membuat Nasha berfikir apakah Azhar baru saja turun dari surga dengan penampilan penuh karismatik seperti itu?
"Nasha..." teriak Azhar lagi yg malah melihat Nasha menatap nya.
"Aaagghh" Dan teriakan Azhar itu kembali membuat Nasha terkejut hingga ia melepaskan pegangan nya dan membuat ia hampir terjatuh namun syukurlah ia malah nyangkut di sebuah ranting yg besar dan Nasha segera berpegangan pada ranting yg lain. Bahkan semua anak anak berteriak melihat Nasha hampir saja terjun bebas.
Melihat itu, Azhar semakin terlihat khawatir. Ia pun perlahan memanjat pohon sementara Nasha sudah sangat shock dan ketakutan.
Ia bahkan mulai berkeringat dingin saat melihat kebawah.
"Mati aku..." gumam Nasha takut.
"Engga akan..." jawab Azhar yg mendengar gumaman Nasha "Jangan lihat ke bawah!" tegas Azhar sambil berusaha mencapai Nasha.
Setelah usaha yg tak terlalu sulit, ia pun sudah mendekati Nasha.
"Pegangin, aku takut..." rengek Nasha sambil mengulurkan satu tangan nya pada Azhar yg sudah dekat. Sementara tangan yg lain masih berpegangan pada ranting dan itu sudah terasa licin karena ia berkeringat.
Sementara Azhar, dengan ragu ia mengulurkan tangan nya. Bahkan tangan nya gemetar saat hampir bersentuhan dengan tangan Nasha.
Azhar tak pernah menyentuh wanita mana pun selama ini, kecuali tangan ibu nya. Jika saat ini mereka bersentuhan, maka Nasha akan menjadi wanita pertama yg akan bersentuhan dengan Azhar. Azhar merasa gugup, namun hati nya terus menguatkan nya bahwa ia terpaksa dan harus melakukan ini. Dari pada Nasha celaka, fikir nya. Dan tentu ini takkan terhitung dosa.
Sementara Nasha, gadis itu bisa melihat tangan Azhar yg gemetar. Namun ia berfikir Azhar juga takut ketinggian dan takut jatuh, karena itulah ia gemetar. Nasha dengan cepat maraih tangan Azhar dan memegang nya sangat erat, membuat Azhar terkesiap merasakan tangan seorang wanita menyentuh tangan nya untuk pertama kalinya. Jantung nya berdetak sangat cepat seperti habis lari maraton, hati nya berdebar dan kini Azhar lah yg berkeringat dingin.
Bukan, dia bukan takut jatuh atau takut ketinggian seperti yg ada dalam fikiran Nasha. Namun ia takut karena menyentuh wanita yg bukan mahram nya.
"Azhar..." panggilan Nasha mengembalikan fikiran Azhar yg sebelum nya sempat berkecamuk tak jelas "Tenang ya, kita engga akan jatuh kok" ucap Nasha yg ingin menenangkan Azhar.
"Kamu pegang tangan ku, aku pegang tangan mu. Kita turun bersama ya, jadi kita engga akan jatuh. Jangan takut..." ucap nya lagi yg membuat Azhar harus menahan senyum geli nya.
"Injak yg itu..." Azhar memberi isyarat agar Nasha menginjak ranting di sebelah kanan nya "Pelan pelan, Nasha..." pinta Azhar lembut yg membuat Nasha sedikit tenang. Karena ia juga sangat ketakutan, berfikir ia akan terbang bebas dari atas pohon sini. Ugh.
"Sekarang injak yg di sebelah kiri mu, lepaskan tangan mu dari ranting itu dan pegang yg ini..." seru Azhar mengarahkan Nasha.
Namun tiba tiba Nasha berhenti dan menatap Azhar dengan panik "Jangan melihat ke bawah, Nasha. Aku di sini, okey?" seru Azhar yg menyadari tatapan panik Nasha.
"Dari tadi aku juga liatin kamu..." jawab Nasha jujur yg sekali lagi membuat Azhar harus menahan senyum.
"Ya kalau gitu ayo gerak, kenapa diam?" tanya Azhar lagi. Dan tiba tiba Nasha meringis dan berkata.
"Baju ku nyangkut..." gumam nya tak jelas namun Azhar masih mendengar nya dengan jelas.
"Astagfirullah..." gumam Azhar.
"Ustadz, Bisa engga turun nya? Mau di ambilin tangga?" tanya anak anak itu yg melihat Nasha dan Azhar tampak kesulitan di atas sana.
"Boleh boleh, cepetan ya..." teriak Azhar. Mereka pun berlari dari sana dan mencari tangga entah kemana.
"Ayo, Nasha. Aku memegang mu..." ucap Azhar meminta Nasha bergerak. Ia sudah tak sanggup jika harus berpegangan dengan Nasha seperti ini lebih lama lagi.
"Tapi baju ku..." rengek Nasha.
"Tarik aja, nanti bisa di jahit kan robekan nya..." pinta Azhar.
"Bukan masalah robekan nya, tapi nanti keliatan..." rengek Nasha lagi yg membuat Azhar menghela nafas berat.
"Aku engga akan liat, dan anak anak sudah pergi..." ujar Azhar "Makanya cepetan turun sebelum mereka kembali"
Walaupun sedikit ragu, Nasha pun menarik baju nya dan terdengar suara robekan dan seperti nya itu cukup parah.
Sambil memegang salah satu tangan Nasha, Azhar menuntun Nasha pelan pelan untuk turun. Sementara salah satu tangan Azhar berpegangan pada ranting yg ia lewati. Hal yg sama di lakukan Nasha.
Hingga akhir nya mereka sampai di ranting terendah.
"Lompat..." titah Azhar yg membuat Nasha melongo.
"Huh?" ia melirik ke bawah dengan rasa takut.
"Engga apa apa, Nasha. Itu rendah..." ujar Azhar namun Nasha menggeleng.
"Sebelum manjat harus nya kamu berfikir kalau kamu harus melompat untuk turun" gumam Azhar yg menahan rasa kesal nya.
Ia pun melepaskan tangan nya dari Nasha namun Nasha malah menggenggam nya sangat erat.
"Lepas, Nasha. Biar aku turun duluan" pinta Azhar.
"Tapi..." ucapan Nasha terhenti saat anak anak itu datang dengan membawa tangga. Nasha pun langsung melepaskan tangan Azhar dan memegang bagian belakang baju nya yg sobek.
Azhar sendiri melepaskan sorban nya "Gunakan ini untuk menutupi nya" ujar Azhar kemudian memberikan itu pada Nasha. Setelah itu ia langsung melompat turun.
Azhar membantu anak anak itu meletakkan tangga dengan benar.
"Sekarang ayo turun..." seru Azhar. Nasha pun melilitkan sorban Azhar di tubuh nya dengan tangan yg gemetar karena ia takut jatuh. Setelah itu, perlahan ia meraih tangga dan turun dengan hati hati.
Setelah di bawah, Nasha bernafas lega dan ia mendongak.
"Eh, ternyata rendah ya. Kalau aku lompat juga bisa..." ujar Nasha yg membuat Azhar geleng geleng kepala sambil menghela nafas berat.
"Aku bilang juga apa...." gumam Azhar dan berlalu dari sana tanpa menoleh meskipun Nasha memanggil nya.
Nasha pun hanya bisa cemberut karena di abaikan Azhar.
"Kenapa Kakak memakai sorban Ustadz Azhar?" tanya salah satu anak itu.
"Oh itu... Baju kakak robek, nyangkut tadi" jawab Nasha dan anak anak itu hanya ber oh ria.
Nasha pun berniat pulang untuk berganti pakaian.
"Layangan engga dapat, baju robek, hampir terjun bebas dari atas pohon" gerutu Nasha sambil berjalan pulang "Tapi dapat hero" gumam nya kemudian sambil senyum senyum. Apa lagi mengingat bagaimana Azhar memegang tangan nya tadi dan mereka saling menenangkan. Nasha mencium aroma Azhar yg tertinggal di tangan nya, dan entah mengapa itu membuat hati nya menggiggil.
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
NO NAME
.
2022-10-13
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
ketemu superhero lagi y Nasha😁😁
2022-07-15
0
Nanda Lelo
nasha nasha 🤣 cium terus Ampe baunya ilang
2022-06-15
0