Azhar kembali mengajar di siang hari nya seperti biasa. Namun kali ini ada yg berbeda, Azhar tak bisa berhenti tersenyum setiap kali mengingat kejadian tadi pagi. Gadis kota itu seperti magnet yg menarik perhatian Azhar dan entah kenapa mereka selalu di pertemukan dalam berbagai keadaan.
Setelah mengajar, Abi Khalil mengajak Azhar dan Rafa untuk menemani nya mengisi acara 40 hari kematian salah satu tetangga mereka.
Sementara Nasha, gadis itu juga semakin tergila gila pada Azhar. Pria itu seperti sesuatu yg unik dan tak mungkin Nasha temukan dimana pun. Nasha mengambil ponsel nya dan mencari kontak Azhar.
"Telpon apa sms, ya?" tanya Nasha pada diri nya sendiri. Kemudian ia memutuskan mengirim pesan saja "Malu kalau langsung telpon, nanti di kira agresif" gumam nya sambil menuliskan pesan.
Me
"Assalamualaikum, Ustadz Azhar"
Setelah mengirim pesan itu, Nasha terus memperhatikan layar ponsel nya. Ia tak sabar ingin mendapatkan balasan dari pria pujaan nya itu.
"Kenapa uring uringan gitu, Neng?" tanya Elin yg baru saja masuk ke kamar nya dan menemukan Nasha yg sedang uring uringan di tengah ranjang sambil terus melihat ponsel nya.
"Udah tiga menit aku sms Azhar, masak belum di balas juga" ujar Nasha cemberut. Elin langsung mengambil ponsel Nasha dan memeriksa nya.
"Ya Allah, Sha... Kamu beneran sms dia duluan?" pekik Elin tak percaya. Dan dengan polos nya Nasha mengangguk "Aduh, Sha. Udah deh ya, jangan bikin malu diri sendiri" ujar Elin serius.
"Memang nya apa yg salah?" tanya Nasha sambil beranjak duduk.
"Ya engga ada sih, cuma aku takut aja nanti Azhar berfikir yg aneh aneh kalau kamu terlalu agresif" ujar Elin. Nasha merenungkan apa yg Elin katakan.
"Ya juga sih" gumam Nasha menunduk lesu. Elin duduk di depan Nasha.
"Kamu beneran suka sama dia?" tanya Elin penasaran. Nasha terdiam sesaat, mengingat kembali pertama kali ia melihat Azhar dan pertemuan pertemuan berikutnya yg membuat Nasha terus memikirkan nya.
"Iya, aku engga pernah merasa suka sama seseorang seperti aku suka sama Azhar" jawab Nasha.
"Cinta sama dia?" tanya Elin lagi dan pertanyaan itu membuat Nasha terdiam. Cinta?
Baru beberapa kali mereka bertemu, bisakah cinta tumbuh secepat itu? Mereka bahkan tak saling mengenal satu sama lain sedikitpun.
Elin yg melihat ekspresi Nasha hanya bisa tertawa meledek, ia sudah yakin tak mungkin Nasha benar benar jatuh cinta.
"Mungkin kamu sekedar naksir aja kali sama dia, ya secara dia itu terlihat polos, udah gitu ganteng, sopan, penuh kharisma. Beda jauhlah sama teman teman kampus yg sering godain kamu" tutur Elin. Nasha masih terdiam dan mencoba mencerna setiap kata yang di ucapkan Elin.
"Ya, mungkin..." gumam Nasha kemudian.
"Udah ah, sekarang ayo kalau mau ikut aku" ujar Elin sembari ia mengambil jilbab dari lemari nya dan memakai nya.
"Mau kemana?" tanya Nasha.
"Tetangga ku ada acara 40 hari kematian kakek nya. Ya siapa tahu kita bisa bantu bantu"
"Okey deh... Pengen tahu adat desa kalau 40 hari an kayak apa"
Nasha pun juga mengambil jilbab nya dan memakai nya.
Setelah itu, mereka pun pergi kerumah tetangga Elin yg di maksud. Setelah beberapa menit berjalan, akhir nya mereka sampai dan terlihat sangat ramai disana.
"Ini acara nya, Lin?" kata Nasha. Ia melihat ada banyak sekali tamu laki laki dan perempuan. Dan mereka duduk di halaman yg terpisah. Ada
"Iya, acara desa tuh kayak gini..." ucap Elin kemudian mereka pun pergi ke dapur sang tuan Rumah dan ada Bibi Elin di sana.
"Kita mau ngapain di sini?" tanya Nasha kebingungan.
"Anterin kue ini ke tamu ya, Neng..." ujar Bibi Elin sembari memberikan nampan yg berisi beberapa jajanan tradisional.
"Ke tamu yg mana? Tamu nya banyak amat" ujar Nasha dengan polos nya sambil menerima nampan itu. Mendengar hal itu semua orang pun tertawa.
"Di bagaian timur sana, nanti periksa juga yg lain takutnya ada yg engga kebagian" jawab sang Bibi dan juga menyerahkan nampan yg sama pada Elin.
"Kamu engga apa apa kan kerja kayak gini?" tanya Bibi Elin lagi karena Nasha yg sebenarnya adalah tamu di rumah nya.
"Engga apa apa, Bi. Nasha senang malah" ucap Nasha.
"Ya udah, ayo..." ujar Elin dan mereka pun berjalan berdampingan.
Mereka menyajikan kue itu pada tamu tamu di sana, Nasha melakukan nya dengan senang hati ia bahkan tersenyum ramah dan menyapa tamu. Mengucapkan selamat menikmati dengan senyum lebar nya.
Sementara di halaman yg lain, Azhar memperhatikan Nasha sambil mengulum senyum samar.
Gadis itu sangat anggun saat menggunakan hijab, apa lagi senyum lebar dan binar di mata nya. Membuat Azhar sangat takjub.
Rafa yg ada di samping Azhar mengikuti arah pandang Azhar. Dan seketika Rafa berdeham membuat Azhar langsung memalingkan wajahnya dari Nasha.
"Tundukanlah pandangan mu, Wahai pemuda" ujar Rafa sambil terkekeh. Azhar pun hanya bisa berdeham kemudian meneguk air yg sudah di sediakan untuk nya.
"Ada hati ya?" tanya Rafa setengah berbisik.
"Ada lah, engga ada hati mah mati" jawab Azhar juga setengah berbisik.
"Maksud ku, ada hati sama gadis kota itu? Cantik sih, anggun ya" ujar Rafa lagi. Azhar hanya mengulum senyum tanpa berniat menjawab Rafa.
Selama ini, Azhar tak pernah merasa tertarik pada perempuan mana ada pun. Ia selalu fokus pada hidup nya sendiri dan juga kedua orang tuanya. Tapi Nasha, sejak bertemu gadis itu Azhar merasakan sesuatu yg berbeda dalam hati nya.
Kepolosan nya, ke naifan nya, apa lagi yg mengira Azhar adalah pria kampung.
Nasha yg sudah selesai melayani tamu pun hendak kembali ke dapur bersama Elin. Namun tanpa sengaja, ia melihat Azhar di sana.
Seketika Nasha teringat dengan pertanyaan Elin. Apakah Nasha mencintai nya? Atau hanya sekedar tertarik karena Azhar sangatlah berbeda dari para pria yg selama ini Nasha kenal?
Nasha terus memandangi Azhar sambil berjalan, dan seolah Azhar bisa merasakan bahwa ada yg menatap nya. Ia pun mendongak dan tatapan nya bertemu dengan tatapan Nasha.
Azhar menyunggingkan senyum, namun tidak dengan Nasha. Nasha hanya terdiam dengan ekspresi yg tak terbaca. Dan entah mengapa, hati Azhar merasa tercubit dengan hal itu.
Biasanya Nasha selalu tersenyum pada nya, tapi apa yg terjadi sekarang? Apa yg salah dengan? Nasha?
Mengenyahkan berbagai pertanyaan itu, Azharmenggelengkan kepala nya sembari menggumamkan istighfar.
"*Astagfirullah, justru apa yg salah dengan mu, Azhar"
▫️▫️▫️*
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
ya Allah,jadi murah senyum gara2 cerita ini😊😊
2022-07-08
1
~Si imut~🌹🌼🌷🌻🌺
senyum² sendiri baca Nasha -Azhar
2022-03-30
0
Mmh Rilfa
jadi salting tu 2anusia..
2022-03-02
0