Surya, Raya, Nasha dan Harry kini sudah sampai di sebuah restaurant mewah. Mereka di bawa ke ruang VIP dan disana Ruben bersama seorang wanita yg kata Raya tadi adalah mantan istrinya dan juga putra nya sudah menunggu mereka.
Surya adalah direktur utama dari City hospital, rumah sakit milik Ruben yg tak lain adalah sahabat Surya. Sementara Raya adalah pemilik salah satu sebuah butik terbesar dan terkenal di Indonesia. Profesi yg sama yg di miliki oleh mantan istri Ruben sehingga mantan istri Ruben juga bersahabat dengan Raya. Hanya saja butik mantan istri Ruben itu berada di Australia.
Mantan istri Ruben yg bernama Jessica itu ke Indonesia karena di ajak oleh putra nya yg ingin mengunjungi ayahnya sementara sejak bercerai ia tinggal bersama ibunya di Australia. Sedikit banyak, itulah informasi tak penting yg di sampaikan Raya pada Nasha dan Harry.
"Apa kabar, Sha? Har?" sapa Ruben yg sudah mengenal mereka sejak kecil.
"Baik, Om..." jawab Nasha dengan ekspresi datar sementara Harry memang selalu bersikap tak acuh. Biasanya Nasha selalu bersikap ramah, namun kali ini ia tak bisa.
Nasha sangat lelah, belum lagi mood nya benar benar hancur karena gaun sialan yg memperlihatkan pundak dan punggung mulus nya.
Ini bukan pertama kalinya Nasha memakai pakaian seperti ini, tapi ini pertama kalinya Nasha merasa tersiksa dengan pakaian ini dan ia merasa telanjang. Tak nyaman dan malu.
"Oh ya, kenalin ini Ramos, anak ku yg sekarang juga menjadi Dokter hebat di Australi" seru Ruben bangga.
Pria bernama Ramos itu mengulurkan tangan nya pada Nasha, Nasha menyambut dengan enggan. Kemudian bergantian dengan Harry.
"Padahal dulu kamu masih sangat kecil, Ram..." ujar Surya.
"Ya, mantan istri ku membawa nya saat Ramos berusia 7 tahun" jawab Ruben dan seketika Jessica menatap sinis Ruben.
"Kamu engga bisa nyebut nama ku, Mas? Kenapa harus menyebut status kita?" tanya Jessica tak suka.
Ramos hanya melirik Mama nya sekilas kemudian ia menyesap minuman yg ada di depan nya dengan sajtu. Ramos tampak dingin dan tipe orang yang abai, ia juga tampak tak begitu suka dengan pertemuan ini.
Para tetua itu membicarakan banyak hal, sementara para anak anak hanya diam membisu.
"Sha, kok malah diam aja? Ajak ngobrol Ramos dong, dia sudah jadi Dokter di usianya yg masih 25 tahun lho. Kamu harus banyak belajar dari dia..." ujar Surya dan Nasha hanya mengangguk pelan. Mata Nasha sudah terlihat sayu dan wajahnya pucat.
"Ma, Pa. Aku sama Kak Nasha pulang aja ya. Kak Nasha kayaknya engga enak badan..." ujar Harry yg membuat Nasha tersenyum samar. Ah, Harry... Pintar sekali.
"Masak sih? Kayak nya tadi sehat kok" ujar Raya.
"Coba Mama liat wajah Kak Nasha yg pucat..." ucap Harry lagi dan Nasha langsung memasang ekspresi lemas nya dan tatapan sayu nya.
"Ya udah engga apa apa kalau mau pulang, biar Ramos antar..." ujar Ruben dan Nasha langsung menatap Harry, memberi isyarat ia tak mau.
"Engga usah, Om. Makasih, ayo Kak..." Harry segera menarik Nasha tak peduli tatapan teguran Raya dan Surya.
"Aku juga mau pulang, aku capek..." ujar Ramos dan tanpa menunggu persetujuan dari siapapun ia pun langsung pergi dari sana.
"Jadi, tinggal kita ini..." ujar Raya "Oh ya, bagaimana butik mu disana?" tanya nya pada Jessica.
"Berjalan sangat baik, aku bahkan akan membuka butik baru"
"Bagaiamana pembangunan rumah sakit, Sur?"
"Sangat baik, Ben... Rumah sakit kita sangat terkenal dan menjadi salah satu rumah sakit terbesar yg ada di Indonesia"
Dan begitulah obrolan mereka selanjutnya, para suami membicarakan rumah sakit dan para istri membicarakan butik nya.
.........
Abi Fadlan kini sudah di perbolehkan pulang namun Dokter menegaskan bahwa ia tak boleh kelelahan dan harus istirahat juga harus tetep rutin berolah raga ringan supaya tubuh nya tetap fit.
Alhasil, Toko Berkah Elektronik milik nya yg menyediakan berbagai barang elektronik untuk kebutuhan rumah tangga pun di tutup untuk sementara.
"Engga usah di tutup, suruh Azhar aja jagain" ujar Abi Fadlan sambil mencuri minum kopi milik istrinya.
"Ehem ehem..." Azhar berdeham melihat kenakalan ayahnya nya itu. Dengan cepat Abi Fadlan mengelap mulut nya dan berjalan pura pura tak bersalah.
"Biar Azhar jagain toko Ummi, Bi. Ummi ada pengajian ini..." jawab Ummi Mufar.
"Ya Allah, masak putra Abi yg seperti pangeran arab ini di suruh jagain toko roti?" gerutu Abi Fadlan yg membuat Azhar tertawa geli.
"Masalahnya apa? Justru kalau pria tampan yg jaga roti, makin rame nanti toko Ummi"
"Ya udah Bi, biar Azhar buka toko roti Ummi, Roti kalau engga laku kan basi dan harus di buang. Sementara kalau barang elektronik engga laku setahun juga engga basi"
"Engga ada barang Abi yg di simpan sampai setahun ya, semuanya cepat laku" ujar sang Abi. Dan tampak lah mereka seperti pemuda yg sedang berdebat.
"Ya udah, besok Azhar buka toko Abi dan hari ini Azhar buka toko Ummi, adil kan?"
"Okey..." jawab Ummi dan Abi nya bersamaan.
....... ...
"Kita mau kemana?" tanya Elin karena Nasha belok kiri sementara jalan pulang belok kan. Mereka baru saja selesai mengikuti seminar di kampusnya dan Nasha ingin langsung pulang karena ia merasa sedikit tidak enak badan.
"Beli roti dulu, tadi Harry minta belikan roti nya Ummi Rifa" jawab Nasha.
"Kebetulan aku juga pengen, habis nya Roti Ummi Rifa tuh enak banget ya. Beda sama yg lain" ujar Elin.
"Mungkin malaikat kali ya bikin enak, soalnya aku sering liat Ummi Rifa itu baca Quran kalau engga ada pembeli" jawab Nasha.
"Hehe, bisa jadi. Berkah jadi nya" sambung Elin karena memang selama ini mereka berlangganan dengan toko Roti Ummi Rifa itu.
Toko nya sederhana dan tak terkesan mewah sama sekali, namun ada berbagai macam roti di sana dan Nasha juga Elin sangat menyukai nya. Bahkan mereka juga pernah mendengar beberapa teman kampus nya mengatakan Roti Ummi Rifa itu enak dan beda rasanya dari roti di toko lain.
"Oh ya, udah telpon Azhar belum?"
"Udah, tapi hp nya engga aktif. Seperti nya dia marah sama aku"
"Marah kenapa?"
"Mungkin gara gara aku embat sorban nya" ujar Nasha sambil memarkirkan mobil nya di depan sebuah toko yg bertuliskan 'Roti Berkah Ummi Rifa' "Nanti ku embat juga hati nya engga akan berkutik dia tuh" gumam Nasha lagi yg membuat Elin terkikik geli.
"Dasar si halu..."
"Ummi Rifa..." seru Nasha yg kini sudah masuk ke dalam toko roti itu namun ia tak melihat sang pemilik.
"Kok engga ada orang lah" gumam Elin sambil melihat lihat roti di sana.
"Ummi Ri.... Azhar?" seru Nasha tak percaya saat melihat sosok yg ia fikirkan selama ini ada di depan nya. Elin yg mendengar Nasha menyebutkan nama Azhar langsung menoleh dan ia tak kalah terkejut nya melihat Azhar di sana.
"Nasha?" gumam Azhar yg juga sama terkejut nya dengan mereka berdua.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Nasha antusias.
"Jagain toko" jawab Azhar singkat.
"Kamu kerja di sini?" tanya Elin lagi yg juga penasaran dengan keberadaan Azhar di Jakarta. Dan Azhar hanya mengangguk sambil mengulum senyum samar, ia tak menyangka akan bertemu Nasha saat ini. Ini seperti mimpi saja bagi nya. Dan entah mengapa Azhar merasa gugup beradapan kembali dengan gadis gokil seperti Nasha.
"Kalian mau beli roti?" tanya Azhar mencoba menyembunyikan kegugupan nya.
"Iya, bos mu mana?" tanya Nasha lagi dan Azhar mengernyit bingung.
"Bos?" tanya Azhar.
"Iya, Ummi Rifa. Kami udah kenal sama bos kamu, kami salah satu pelanggan setia toko ini" tutur Nasha panjang lebar yg membuat Azhar tak percaya. Apa dunia sesempit ini?
"Nasha, Elin..." mereka monoleh mendengar suara kalem yg sudah sangat mereka hafal itu.
"Eh Ummi, kami mau beli roti" ujar Elin.
"Oh ya, lama juga kalian engga beli roti" ujar Ummi Rifa kemudian meletakkan tas besar nya yg berisi mukena dan kitab di meja kasir.
"Iya,kami pergi liburan ke desa Elin" jawab Nasha dan Azhar yg melihat ke akraban ibunya dengan Nasha hanya bisa tercengang. Mereka seperti teman yg sudah berteman sejak lama"Ummi punya pegawai baru?" tanya Nasha lagi. Ummi Mufar melirik Azhar kemudian mengangguk sambil tersenyum lebar.
"Sebenarnya dia..."
"Azhar ini teman kami, Ummi. Kami ketemu di desa. Ya kan Azhar?" tanya Nasha yg kini malah membuat Ummi nya yg tercengang.
Ummi Rifa menatap Azhar penuh tanda tanya sementara Azhar masih hanya melongo dan terlihat bingung.
"Azhar..." Nasha menoel lengan Azhar membuat Azhar tersentak "Oh ya, kamu kapan ke Jakarta? Kenapa engga kabari aku? Aku telpon kamu tapi nomor mu engga aktif terus" tutur Nasha panjang lebar dan ia tampak sedikit cemberut di akhir kalimat nya.
"Hp ku hilang, Nasha..." hanya itu jawaban Azhar.
"Aku engga nyangka kita ketemu lagi di sini" sambung Elin sambil tersenyum manis.
"Kalian saling kenal?" tanya Ummi Rifa menatap mereka bertiga gantian.
"Iya, Ummi..." jawab Nasha percaya diri, dan melihat ekspresi putra nya Ummi Rifa seolah sudah mengerti semua nya.
"Jadi Nasha mau beli roti apa? Atau masih sama? Roti isi cokelat, roti selai Nanas dan juga roti kukus?" tanya Ummi Rifa namun mata nya malah melirik Azhar seolah menyiratkan sesuatu.
"Yupz, betul. Hehe..." jawab Nasha.
"Dan Elin pasti mau beli roti sisir dan roti isi kacang" ujar Ummi Rifa lagi sembari mengambilkan roti nya.
"Ingatan Ummi Rifa kuat juga" ujar Elin.
"Azhar, tolong bungkus ya..." titah Ummi Rifa dan Azhar pun langsung melaksanakan perintah ibunya itu.
Nasha mengambil secarik kertas dan menuliskan normal ponsel nya di sana kemudian ia memberikan nya pada Azhar.
"Siapa tahu kamu mau cari pekerjaan yg lain, pekerjaan ini kurang cocok buat kamu" ucap Nasha setengah berbisik sambil melirik Ummi Rifa seolah ia takut Ummi Rifa mendengar nya.
"Tapi aku suka di sini, boss nya baik" jawab Azhar juga berbisik seolah ia mengikuti arus kemana fikiran Nasha mengalir.
"Ummi Rifa memang baik, tapi kamu kan bisa dapat pekerjaan yg lebih baik dan yg pasti gaji nya lebih tinggi" bisik Nasha lagi dan dengan sekuat tenaga Azhar menahan tawa geli nya dengan tingkah polos gadis kota ini.
"Ini..." Azhar memberikan bungkusan roti nya pada Nasha "Sekalian punya Elin" lanjutnya karena Elin malah pergi ke luar dan sedang berbicara di telpon dengan seseorang.
"Okey, jangan lupa telepon aku ya.See you" ujar Nasha dengan senyum sumringah nya.
"Maksih Ummi Rifa, besok Nasha balik lagi beli roti" ujar Nasha pada Ummi Rifa yg sedang menata roti nya di etalase.
"Beli roti lagi atau mau liat Azhar..." gumam Ummi Rifa sambil terkekeh geli"Jadi dia teman wanita itu?" goda Ummi Rifa.
"Ya, dia mengira Azhar itu pemuda desa"
"Dan sekarang dia mengira kamu penjaga toko roti Ummi"
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Bang Ipul
hahhhh kocak bangeet nasha
2024-05-26
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
lucu juga bikin ngakak gemes , 😂😂😂
2022-07-15
0
Nanda Lelo
jiaaaaah d sangka pegawai toko roti lagi 🤣🤣
nasha suka menyimpulkan sendiri nih,,
2022-06-15
0