Cincin Bermata Satu

💖💖💖

Melati bingung menjawab pertanyaan Arjuna. Ia ingin menjelaskan dan bicara, tapi takut Arjuna akan mengetahui kesalahan Dewi, sepupunya. Apalagi sekarang gadis itu sudah menjadi sahabatnya.

"Kau tidak bisa bicara?" Arjuna menggoncang-goncangkan tubuh Melati.

'Ya Allah tolong hamba, bagaimana saya akan menjelaskan semua itu.' Doanya lirih dalam hati.

Arjuna menarik tangan Melati masuk kamar dan menghempaskan tubuh gadis itu begitu saja di atas kasur, sementara ia kembali menelepon pria itu.

"Akan kutunjukkan padamu kemarahanku yang sesungguhnya," ucapnya sambil berjalan ke arah sofa. Ia duduk di sana dan terus mencoba menelepon seseorang.

Telpon terhubung. Arjuna memposisikan ponsel tepat di hadapannya. Sementara Melati berinsut duduk dengan wajah ketakutan di ujung ranjang. Ia meremas bagian mukenanya kuat-kuat, saking takutnya.

"Halo ... " ucap Pria itu.

"Di mana kau?"

"Oh, ternyata kamu orang yang tadi menelponku. Maaf aku pria normal, aku bukan gay! Apa kau tertarik padaku?"

Arjuna mendengkus, kesal. Dia tidak menyangka bahkan ponsel Melati masih pria itu yang pegang.

"Katakan di mana posisimu sekarang. Bahkan ponsel itu masih kau yang pegang! Dasar

********!"

"Santai bro, kenapa dengan ponsel ini?" Tampak laki-laki itu berjalan ke arah ranjang, dan Arjuna kebingungan karena di kasur itu masih ada wanita yang dilihatnya tadi tertidur pulas, Arjuna pikir itu istrinya, Melati Kusuma.

"Siapa yang tidur itu?" tanya Arjuna melihat ke arah Melati dan ponsel secara bergantian.

"Kan aku sudah katakan. Aku di apartemen pacarku. Kami sedang bersenang-senang. Kenapa kau seperti detektif conan?"

Arjuna langsung menekan tombol merah pada layar ponsel, dan bingung harus bicara apa dengan Melati. Sedangkan gadis itu terisak-isak menangis.

"Aku ... aku minta, Maaf."

"Tuan, saya tidak serendah itu!" ucapnya lirih, tapi penuh penekanan.

"Aku hanya bingung, kenapa ponselmu bisa ada pada orang lain. Dan rasa cemburu membakar hati dan pikiranku saat aku tau pria itu bersama wanita yang kupikir dirimu."

"Anda bisa bertanya baik-baik sama saya. Jangan langsung menuduh saya seperti itu." Melati menghapus air matanya dengan punggung tangan. "Saya kecopetan. Saat saya menelpon Pak Gus minta jemputan, seseorang begitu saja menyambar ponsel itu ketika saya berdiri di pinggir jalan."

Gadis itu terpaksa berbohong untuk melindungi sahabat sekaligus sepupu dari suaminya.

"Maaf kan saya. Cemburu ini membutakan mata hati saya."

"Tuan, saya selalu berprasangka baik terhadap Anda. Meskipun anda sering keluar berdua dengan wanita yang bernama Juwita itu. Saya tidak protes, saya tidak marah, saya tidak mengeluh. Meski pun Anda tidak jujur dengan pertemuan kalian berdua."

Arjuna terkesiap, ia tak menyangka Melati tahu kalau ia sering menemui Juwita.

"Dari mana kamu tau?"

"Saya tau, Tuan. Jika memang kalian ingin bersama kenapa Anda tidak mengantarkan saya pada keluarga saya. Dan hiduplah bahagia dengan wanita itu."

Arjuna bangkit, ia duduk berjongkok di hadapan Melati dan menggenggam erat tangannya.

"Tolong jangan katakan itu. Aku ingin kamu tau, bagiku kamu itu istri pertama dan terakhir buatku." Arjuna mencium punggung tangan Melati lalu sebelah tangannya menghapus air mata gadis itu.

"Sudah jangan nangis lagi, kita beli ponsel yang baru, ya!" ajaknya, "tapi, saya akan membersihkan diri dan shalat Magrib terlebih dahulu. Setelah Isya kita berangkat, kamu silakan bersiap-siap setelah selesai menjalan Shalat Isya." Arjuna berdiri dan hendak melangkah. Namun, gadis itu menahan tangannya.

"Tuan." Langkahnya terhenti, "mari shalat berjamaah." Arjuna menahan senyumnya sebelum akhirnya menoleh ke belakang.

"Baiklah, saya tunggu di kamar," sahutnya dengan senyum mengembang dan perlahan gadis itu melepaskan tangan Arjuna sembari membalas senyuman pria yang di sebut suaminya tersebut.

***

Arjuna dan Melati sedang duduk di taman setelah usai membeli ponsel baru. Pria itu sengaja memilih duduk di dekat pohon yang cahaya lampunya redup dan tampak romantis dengan lampu kecil-kecil yang melilit ranting pohon akasia.

"Melati."

"Emm."

"Kalau suatu saat aku mempertemukanmu dengan keluargamu, apa kamu akan meninggalkanku?"

Gadis itu diam, tak bisa di pungkiri ada secercah harapan hidup bersama pria yang bergelar suami itu.

"Aku tak tau harus mulai dari mana, jujur awal menikahimu, aku hanya kasihan dengan nasibmu. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa di hatiku mulai tumbuh. Aku ... menyukaimu Melati."

Arjuna mengambil jemari Melati yang berada di pangkuan gadis itu sendiri. Kemudian merogoh saku celana dan mengeluarkan sebuah kotak cincin berwarna pink. Melati menatap sendu wajah pria di hadapannya. Ada segaris senyum hangat dan harapan di mata beningnya. Pria itu membuka kotak cincin itu dan memaikan sebuah cincin bermata satu ke jemari Melati yang yang panjang.

"Aku berjanji akan berbagi suka dan suka denganmu, selalu berusaha membahagiakanmu. Menerima kelebihan serta kekuranganmu dengan segenap jiwa dan ragaku, begitu juga kamu, kuharap kamu bisa menerimaku."

"Tuan, saya .... "

Arjuna menempelkan jari telunjuknya pada bibir tipis gadis itu.

"Jangan katakan apa pun. Suka tidak suka, di Terima atau tidak. Mulai sekarang, aku akan mencintaimu dengan segenap jiwa dan ragaku. Aku tidak memaksa kamu membalas perasaanku. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu."

Melati mengerjab beberapa kali, segaris senyum tipis membuat wajah ayunya semakin mempesona di bawah redupnya lampu remang-remang. Arjuna merapikan hijab gadisnya dan kembali menggenggam erat jemari itu.

"Aku tidak akan melepaskanmu sampai kamu sendiri yang memintanya, sampai kapanpun."

Mereka saling tatap, lama. Arjuna dengan perasaan bahagianya karena telah mengungkapkan isi hatinya dan Melati dengan perasaan harunya karena pria yang di kenalnya berkepala batu ini telah begitu besar memberikan hatinya.

"Eh, aku beli makanan dulu, ya! Kamu mau apa? Es kelapa muda?"

"Boleh, Tuan." sahutnya singkat. Arjuna melepaskan tangan gadisnya dan berlalu mencari es kelapa muda untuk mereka berdua. Saat berada cukup jauh dari tempat Melati menunggu ponselnya bergetar. Ia berada di tengah lapangan menuju penjual es di seberang jalan.

Arjuna merogoh saku celana dan melihat 100 panggilan tak terjawab dari Juwita. Dari pagi ia enggan menganggakat telponnya. Akhirnya wanita itu hanya mengirimkan pesan.

Dengan malas Arjuna membuka chatnya. foto Juwita sedang duduk sambil mengangkat tangan yang terluka di bagian pergelangan tangannya. Di sekitar tubuhnya sudah banyak darah berceceran.

[Semenit saja kamu datang terlambat ke sini, aku akan mati!] Arjuna menghentikan langkah.

Ia meremas kepalanya sendiri dan berteriak. Di hempaskannya ponsel ke rerumputan. Sungguh ia bingung harus berbuat apa. Tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke parkiran. Berpacu dengan kecepatan tinggi menuju ke sana.

Sementara Melati. Ia jenuh menunggu Arjuna datang. Sesekali ia memandang cincin yang melingkar di jari manisnya, kemudian tersenyum bahagia.

'Kemana Tuan Arjuna kenapa belum datang juga?' pikirnya, ia masih setia menunggu. Beberapa kali Melati melirik jam di pergelangan tangan. Kini jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Haii!" sapa seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Ia menyodorkan es kelapa muda pada gadis itu.

"Dokter?" tanya Melati keheranan.

"Kenapa? Kebetulan aku lewat dan liat kamu duduk sendirian."

"Saya sedang menunggu seseorang."

"Saya tau."

"Tau?"

"Iya, saya tau."

Melati merasa risih. Ia hendak pamit pergi.

"Maaf dokter, saya takut akan terjadi Fitnah kalau kita duduk berduaan di tempat seperti ini. Saya perempuan yang telah memiliki suami. Saya takut nanti suami saya marah." Gadis itu berdiri, tapi Dokter itu menahan tangannya.

"Apa yang Anda lakukan?" Melati merasa terganggu.

"Maaf, tapi tolong duduk sebentar. Tidak akan terjadi fitnah, karena saya adik ipar Anda."

"Apa?" Dahi gadis itu berkerut bingung.

"Saya akan jelaskan semuanya. Saya mohon duduklah sebentar. Saya Rega Affandi, adik dari Arjuna Dalendra."

Perlahan gadis itu duduk di samping Dokter itu.

"Jelaskan pada saya semuanya." pinta Melati.

Terpopuler

Comments

Mien Mey

Mien Mey

ah dunia emg sempit yah..trnyta dokter gnteng itu adiknya s chef

2021-08-18

0

AyAy

AyAy

kasian melati 2kali ditinggal pergi gitu aja..

2020-06-23

3

Sri Yat Aini Iyat

Sri Yat Aini Iyat

d part ini air mata pun menetes tak bs d ajak kompromi 😘😘 sumpah terharuuu

2020-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menyerahkan Melati pada Arjuna
3 Muslihat Keluarga Melati
4 Salah Arjuna
5 Melati VS Dewi
6 Kebenaran soal Melati
7 Melati Menangis
8 Bolu Kukus
9 Pentas Menari
10 Ciuman Pertama Melati (Pov Melati)
11 Pemotretan (Pov Arjuna)
12 Lampu Kelap-kelip (Pov Melati)
13 Hari Pertama di Apartemen (Pov Arjuna)
14 Puding berbentuk hati (Pov Melati)
15 Masa Lalu Arjuna
16 Tajwid Cinta (Pov Melati)
17 Perasaan Arjuna (Pov Arjuna)
18 Lawan jadi Kawan (Pov Melati)
19 Cincin Bermata Satu
20 Air Mata Arjuna
21 Berbunga (Pov Melati)
22 Revi Anak yang Manis
23 Belanja Lingerie (Pov Melati)
24 Salah Pengertian (Pov Arjuna)
25 Malam Pertama (Pov Melati)
26 Ketakutan Melati (Pov Arjuna)
27 Revi (Pov Melati)
28 Bertemu Ibu Mertua
29 Salam Perpisahan ( Pov Melati )
30 Mengusir Sepi (Pov Melati)
31 Salah Apa?
32 PENGUMUMAN
33 Melati Kamu Kuat! (Pov Melati)
34 Amarah Arjuna (Pov Arjuna)
35 Kebenaran Terkuak (Pov Arjuna)
36 Mawar Berduri
37 Arjuna Bertemu Mama (Pov Arjuna)
38 Gelisah
39 Makan Malam Romantis
40 Pesan Rega
41 Melati Bertemu Keluarga
42 Makam Ibu (Pov Melati)
43 Bahagia ( Pov Arjuna)
44 Bodyguard Melati (Pov Arjuna)
45 Senjata Makan Tuan
46 Kentang Goreng yang manis ( Pov Arjuna)
47 Perasaan Rega
48 Perjanjian
49 Percaya pada Allah ...
50 Tampan Siapa? (Pov Arjuna)
51 Penyesalan Pak Fikri
52 Selamanya .... (Pov Melati)
53 Pertemuan Keluarga
54 Memperkenalkan Keluarga
55 Merasa Bersalah
56 Istri yang Luar Biasa
57 Arjuna Vs Rega
58 Terbongkarnya Sandiwara
59 Suasana Genting
60 Berjuang demi Cinta (Pov Arjuna) 21+
61 Barbie Raksasa (Pov Melati)
62 Cemburu (Pov Arjuna)
63 Memahat Kenangan Bersamamu (Pov Melati)
64 Allah mendengar Do'amu
65 Pengakuan Rega
66 Kembali ke Rumah Lama
67 Ngidam
68 Boleh?
69 Perjuangan di mulai
70 LDR
71 Susu Coklat
72 Mencari Asisten Untuk Melati
73 Kedatangan Mawar
74 Hilangnya Kalung Berlian Mama (Pov Melati)
75 Sidang Keluarga
76 Restu?
77 Mengunjungi Juwita (Pov Melati)
78 PENGUMUMAN
79 Dugaan Melati (Pov Melati)
80 Hilangnya Melati dan Rega
81 Topeng Juwita (Pov Melati)
82 Kembalinya Juwita (Pov Arjuna)
83 Kekhawatiran Sang Mama
84 Usaha Mawar Menemukan Melati
85 Mawar Bertemu Vivi
86 Pertemuan Melati dan Mawar
87 Akhirnya (Pov Melati)
88 Aku tidak seperti itu (Pov Melati)
89 Revi
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Menyerahkan Melati pada Arjuna
3
Muslihat Keluarga Melati
4
Salah Arjuna
5
Melati VS Dewi
6
Kebenaran soal Melati
7
Melati Menangis
8
Bolu Kukus
9
Pentas Menari
10
Ciuman Pertama Melati (Pov Melati)
11
Pemotretan (Pov Arjuna)
12
Lampu Kelap-kelip (Pov Melati)
13
Hari Pertama di Apartemen (Pov Arjuna)
14
Puding berbentuk hati (Pov Melati)
15
Masa Lalu Arjuna
16
Tajwid Cinta (Pov Melati)
17
Perasaan Arjuna (Pov Arjuna)
18
Lawan jadi Kawan (Pov Melati)
19
Cincin Bermata Satu
20
Air Mata Arjuna
21
Berbunga (Pov Melati)
22
Revi Anak yang Manis
23
Belanja Lingerie (Pov Melati)
24
Salah Pengertian (Pov Arjuna)
25
Malam Pertama (Pov Melati)
26
Ketakutan Melati (Pov Arjuna)
27
Revi (Pov Melati)
28
Bertemu Ibu Mertua
29
Salam Perpisahan ( Pov Melati )
30
Mengusir Sepi (Pov Melati)
31
Salah Apa?
32
PENGUMUMAN
33
Melati Kamu Kuat! (Pov Melati)
34
Amarah Arjuna (Pov Arjuna)
35
Kebenaran Terkuak (Pov Arjuna)
36
Mawar Berduri
37
Arjuna Bertemu Mama (Pov Arjuna)
38
Gelisah
39
Makan Malam Romantis
40
Pesan Rega
41
Melati Bertemu Keluarga
42
Makam Ibu (Pov Melati)
43
Bahagia ( Pov Arjuna)
44
Bodyguard Melati (Pov Arjuna)
45
Senjata Makan Tuan
46
Kentang Goreng yang manis ( Pov Arjuna)
47
Perasaan Rega
48
Perjanjian
49
Percaya pada Allah ...
50
Tampan Siapa? (Pov Arjuna)
51
Penyesalan Pak Fikri
52
Selamanya .... (Pov Melati)
53
Pertemuan Keluarga
54
Memperkenalkan Keluarga
55
Merasa Bersalah
56
Istri yang Luar Biasa
57
Arjuna Vs Rega
58
Terbongkarnya Sandiwara
59
Suasana Genting
60
Berjuang demi Cinta (Pov Arjuna) 21+
61
Barbie Raksasa (Pov Melati)
62
Cemburu (Pov Arjuna)
63
Memahat Kenangan Bersamamu (Pov Melati)
64
Allah mendengar Do'amu
65
Pengakuan Rega
66
Kembali ke Rumah Lama
67
Ngidam
68
Boleh?
69
Perjuangan di mulai
70
LDR
71
Susu Coklat
72
Mencari Asisten Untuk Melati
73
Kedatangan Mawar
74
Hilangnya Kalung Berlian Mama (Pov Melati)
75
Sidang Keluarga
76
Restu?
77
Mengunjungi Juwita (Pov Melati)
78
PENGUMUMAN
79
Dugaan Melati (Pov Melati)
80
Hilangnya Melati dan Rega
81
Topeng Juwita (Pov Melati)
82
Kembalinya Juwita (Pov Arjuna)
83
Kekhawatiran Sang Mama
84
Usaha Mawar Menemukan Melati
85
Mawar Bertemu Vivi
86
Pertemuan Melati dan Mawar
87
Akhirnya (Pov Melati)
88
Aku tidak seperti itu (Pov Melati)
89
Revi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!