Melati Menangis

Cukup lama Arjuna memeluk Melati, setelah sadar ia bingung dengan tingkahnya sendiri. Dari kejauhan tanpa sengaja Dinda melihat kejadian di tengah tangga itu.

'Apa yang mereka lakukan? Apakah Arjuna sudah mulai suka sama Melati?' batin Tante Dinda.

Sementara Melati, kaget bukan kepalang menerima pelukan Arjuna.

"Tu ... tuan ... tubuh saya penuh keringat, apa Anda tidak takut semua virus akan ikut menempel di tubuh Anda?" ucap gadis itu hati-hati.

Mata Arjuna mengerjap dua kali. Tanpa mengatakan apa pun ia melepaskan pelukannya pada Melati dan begitu saja meninggalkan gadis itu yang kebingungan.

'Aku yakin aku sudah gila, aku benar-benar gila! Arjuna, kau gila!! Kau dengar!! Kau gila!!' Arjuna mengutuk dirinya sendiri atas apa yang baru saja terjadi.

Melati semakin bingung melihat Arjuna yang tiba-tiba melepaskannya dan pergi begitu saja.

'Hufftt! Dari pada mikirin si jutek mending kembali kerja.' Melati mengangkat bahu membatin kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.

Melati selesai mengepel anak-anak tangga, ia berniat pergi ke belakang untuk mengganti air yang sudah tampak keruh. Baru saja ia akan mengangkat ember suara Arjuna menghentikannya.

"Heyy!!" Melati mengurungkan niatnya melangkah, ia menoleh kebelakang dan Arjuna sudah berdiri di tangga yang tak jauh darinya.

"Tangkap ini!" teriak Arjuna sembari melempar anak kunci, reflek Melati menangkapnya. "Bersihkan ruangan di ruang ganti pakaian, atau ruang pakaian kita. Biarkan bibik yang mengerjakan pekerjaan lainnya. Itupun jika kau ingin berguna di rumah ini. Tugasmu cukup membersihkan ruangan itu saja." Kemudian Arjuna melewati tubuh Melati, ia pergi bekerja, Melati diam saja menerima kunci dari suaminya. Ia hanya memperhatikan Arjuna yang melewati tubuhnya.

"Eh, iya jangan lupa. Berlatih menari dengan baik. Waktumu tiga hari lagi. Kau dengar!" sambung Arjuna tanpa membalikkan badan, ia hanya sedikit menoleh ke belakang.

Melati menunduk dan sedikit membungkuk mengiyakan. Kemudian pria itu melanjutkan langkahnya keluar rumah.

'Aku yakin aku sudah gila, benar-benar gila! Bahkan aku harus mandi dua kali hari ini karena memeluknya.' batin Arjuna kesal.

***

"Tuan, apakah anda baik-baik saja? Sejak pagi Anda lebih banyak melamun dan diam, tidak seperti biasa." Gilsa membuka obrolan saat Arjuna sedang istirahat dari syuting.

"Entahlah sepertinya saya sudah gila. Gilsa, bukankah jam 3 nanti waktunya aku menemui guru tari Melati?"

'Anda memang kadang-kadang gila, Tuan. Kenapa Anda baru sadar?' batin Gilsa.

"Iya, Tuan. Jam tiga sore kita akan bertemu dengan guru Les Melati."

Arjuna tidak menjawab, ia kembali berbaring di sofa, membiarkan matanya memejam dan kembali membayangkan Melati yang sedang asik mengepel lantai.

'Kenapa kamu selalu melintas di otakku? Dasar bakteri!'

***

Melati sedang sibuk berlatih menari dengan seorang perempuan bernama Abel. Abel memiliki postur tubuh yang kekar seperti pria pada umumnya, bahkan George mengatakan kalau nanti Melati akan pentas bersama Abel. Karena Abel perempuan maka Melati tidak merasa keberatan.

Latihan selesai, Melati mendekati kursi berwarna hitam di ujung ruangan dan duduk di sana. Ia membuka ransel dan mengambil botol minumnya. Setelah istirahat sejenak ia pamit pulang pada Abel dan George.

Tidak lama setelah Melati keluar ruangan Arjuna masuk bersama Gilsa. Mereka terlihat serius berbincang. Arjuna berganti pakaian dan latihan menari juga bersama Ibel. Setahu Melati ia akan menari bersama Ibel, padahal ia nanti akan menari bersama Arjuna.

***

"Nyonya, apa Anda baik-baik saja?" tanya Pak Gus memandangi Melati dari kaca spion di atas dashboard mobil saat perjalanan pulang. Melati melirik dan tersenyum.

"Saya, baik-baik saja, Pak."

"Syukurlah." Pak Gus tersenyum lega. "Saya khawatir melihat Nyonya di rumah. Apalagi ada Nyonya Dinda dan Dewi. Nona Dewi itu sebenernya anak yang manis, hanya saja sepertinya ada yang mengganggu pikirannya sehingga ia berbuat demikian.

"Coba, Pak. Kalau boleh aku ingin mendengar kebenaran soal mereka? Maukah bapak berbagi cerita denganku?"

"Tentu saja Nyonya. Jadi dulu .... "

Pak Gus menceritakan semua soal Tante Dinda dan Dewi. Dengan seksama gadis manis itu mendengarkan.

"Oh jadi seperti itu ceritanya. Sepertinya si Dewi hanya kurang kasih sayang dan perhatian saja. Apakah ia tidak berpikir untuk bekerja ya, Pak. Untuk mengisi waktu kosongnya. Saya rasa jika ia memiliki banyak teman, inshaAllah ia akan bisa berubah. Nantilah aku coba melakukan pendekatan dengannya, semoga ia bisa menerimaku dengan tangan terbuka."

"Iya Nyonya. Aminnn, saya doakan kalian bisa rukun, ya."

"Aminnn, Pak Gus. Terima kasih doanya."

Pak Gus tersenyum, ia kembali fokus dengan alat kemudi di genggamannya.

***

Sampai di rumah Melati bergegas turun dari mobil diiringi Pak Gus, dari kejauhan Melati melihat Dewi memberi makan ikan di kolam taman. Ia menoleh ke arah Pak Gus dan pria paruh baya itu tersenyum sembari mengangguk perlahan. Melati mengalihkan pandangan dan mendekati Dewi.

"Hai Dewi, ikannya lucu-lucu, ya."

Dewi terdiam mendengar suara Melati. Ia memilih bersikap acuh tak acuh. Melati duduk di sebelahnya. Ikut memberi makan ratusan ikan koki yang berwarna warni dalam kolam. Ikan itu berebut memakan-makanan yang Melati lemparkan.

"Dewi, kau tau aku memiliki satu saudara, tapi entah mengapa dia sangat membenciku. Termasuk ibuku. Aku suka iri melihat tante Dinda begitu menyayangimu. Kadang ingin sekali merasakan kasih sayang itu. Ketika melihatmu, aku merasa tidak sendiri di sini. Aku merasa kita bisa berteman baik, apa. . . Kau mau menjadi temanku?" Melati mengulurkan tangan.

'Kenapa dengan Melati? Apa dia sedang bersandiwara padaku?'

Melati menarik tangannya lagi dari hadapan Dewi karena gadis itu tak kunjung merespon.

"Jika, suatu saat kau butuh teman bicara. Aku mau menjadi pendengar setia." Dewi masih bergeming. "Emmm, ya sudah aku masuk duluan, ya."

Melati berdiri dan meninggalkan Dewi sendiri.

"Kenapa dengan parasit itu? Apa dia mimpi buruk sampai mengajak aku berteman?"

Dewi melanjutkan kesibukannya memberi makan ikan.

***

Setelah shalat Ashar Melati mengambil kunci yang diberikan oleh Arjuna. Perlahan ia membuka ruangan rahasia.

Klik!

Lampu dihidupkan. Perlahan Melati masuk ke ruangan, menatap setiap foto yang tertempel di dinding dengan seksama.

'Mungkinkah ini Papanya tuan Arjuna? Garis wajah mereka tampak sama. Senyum yang ditunjukkannya terlihat sangat bahagia.'

Puas melihat foto di dinding, Melati berjalan mendekati meja di sudut ruangan. Di sana juga ada beberapa foto yang tertata rapi di atasnya. Melati membuka lacinya, ia menemukan album berwarna putih berukuran sedang. Melati membukanya. Tampak foto seorang gadis yang sangat cantik.

Arjuna dan gadis itu terlihat sangat akrab, disatu sisi mereka sedang tertawa di sebuah cafe, ada lagi Arjuna memeluk gitar dengan pose gadis itu menjulurkan lidah di sisinya. Di foto lainnya mereka tampak dari belakang bergandengan tangan.

Melati merasa ada yang berdenyut di bagian hatinya. Ia meraba dadanya. Sedikit terasa sakit.

'Mengapa dengan hatiku? Bukankah aku hanya pembantu, tapi kenapa ada yang nyeri saat melihat foto-foto itu.'

Melati segera memasukkan kembali album dan mengambil sapu. Ia menyapu ruangan, mengelap meja dan semua yang ada di dalamnya. Pikirannya masih bertanya-tanya, siapa gadis itu? Jika ia kekasih Arjuna, kenapa mereka tidak menikah?

Semua selesai. Melati kembali mengunci pintu ruangan. Ia segera membersihkan diri untuk bersiap shalat Magrib berjamaah di bawah. Arjuna belum juga pulang, bahkan setelah ia selesai shalat Magrib dan Isya.

Melati sedikit khawatir karena setelah semua selesai makan malam, Arjuna belum juga menampakkan batang hidungnya. Ia menapaki anak tangga menuju kamar atas, kemudian merebahkan diri di atas sofa. Pikirannya kemana mana, dari memikirkan kesehatan Bapaknya sampai foto gadis dalam album barusan.

Kreakkk ...

Pintu terbuka, Arjuna masuk ke dalam. Bergegas Melati beranjak. Mendekat ke arah Arjuna dan melepas sepatunya.

"Bagaimana latihanmu hari ini?"

"Lancar, Tuan."

"Bagus, berlatih sebaik mungkin."

"Baik,Tuan."

Melati meletakkan sepatu di samping pintu kamar dan mengambilkan sandal rumah untuk Arjuna.

Arjuna langsung menuju kamar mandi setelah memakainya, ia menyiram tubuhnya dengan air hangat. Selesai ia bergegas keluar. Melati sudah menyiapkan piyama di ruang ganti pakaian.

Arjuna keluar kamar ruang ganti dan mendapati Melati sudah berbaring di sofa.

"Temani aku ngobrol," pintanya.

Melati kembali bangkit, berjalan dan duduk di samping Arjuna.

"Ya, Tuan."

"Aku ingin memberitahumu sesuatu."

"Silakan, Tuan."

"Apa Ibumu terlihat tidak menyukaimu sejak dulu?"

'Hah! Bagaimana dia bisa tahu?'

"Kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak, Tuan. Tapi, bagaimana Anda bisa tahu. Mungkin saat saya kecil saya pernah melakukan kesalahan, sehingga Ibu tidak menyukai saya."

"Bukan karena itu." Arjuna terlihat tenang.

Di tatapnya Melati dalam. Gadis itu terkejut mendengar Arjuna, ia mendongak menatap wajah tenang pria itu.

"Kau, anak dari istri kedua ayahmu, sehingga ibumu yang sekarang begitu membencimu."

Bagai disambar petir, jantung Melati serasa berhenti berdetak. Matanya mulai memanas menjalar ke seluruh wajahnya. Ia tak mampu berkata-kata. Lidahnya kelu, tenggorokannya terasa sakit. Perlahan mata bening itu berkaca-kaca, tak berkedip mata itu menatap wajah Arjuna tidak percaya.

"Aku bertanggung jawab atas apa yang aku katakan."

Melati masih tidak percaya, perlahan bulir bening jatuh ke pipi. Melati menelan salivanya yang terasa pahit. Ia tidak menyangka kalau selama ini ternyata ibunya bukanlah ibu kandungnya sendiri. Arjuna mengulurkan tangannya. Menyentuh pipi Melati, mata basah itu kini terpejam. Perlahan di hapusnya air mata yang mengalir deras di wajah gadis yang duduk di hadapannya.

Semakin lama tangis melati semakin menjadi, isak tangis itu tak mampu ditahannya lagi. Arjuna duduk lebih mendekat kemudian menarik kepala gadis itu dalam pelukan. Mendapat perlakuan Arjuna seperti itu Melati semakin kencang menangis. Menangisi nasib dirinya sendiri.

"Menangislah, tidak apa-apa, Menangislah...." ucap Arjuna sembari membelai rambut hitam Melati yang tergerai indah.

Terpopuler

Comments

Mien Mey

Mien Mey

aku padamu chep juna😍

2021-08-18

0

W⃠''@πJαn!!!'`™. ⃟ ⃟ ࿐

W⃠''@πJαn!!!'`™. ⃟ ⃟ ࿐

sekrg aku yg menangin junaa...sinii hapus aer mata ku..😢😢😢...😁😁😁

2020-05-23

1

Ipah Cakep

Ipah Cakep

ooouuuuuwwwhhh.....szooo szweeeeett....😢😢😢

2020-05-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menyerahkan Melati pada Arjuna
3 Muslihat Keluarga Melati
4 Salah Arjuna
5 Melati VS Dewi
6 Kebenaran soal Melati
7 Melati Menangis
8 Bolu Kukus
9 Pentas Menari
10 Ciuman Pertama Melati (Pov Melati)
11 Pemotretan (Pov Arjuna)
12 Lampu Kelap-kelip (Pov Melati)
13 Hari Pertama di Apartemen (Pov Arjuna)
14 Puding berbentuk hati (Pov Melati)
15 Masa Lalu Arjuna
16 Tajwid Cinta (Pov Melati)
17 Perasaan Arjuna (Pov Arjuna)
18 Lawan jadi Kawan (Pov Melati)
19 Cincin Bermata Satu
20 Air Mata Arjuna
21 Berbunga (Pov Melati)
22 Revi Anak yang Manis
23 Belanja Lingerie (Pov Melati)
24 Salah Pengertian (Pov Arjuna)
25 Malam Pertama (Pov Melati)
26 Ketakutan Melati (Pov Arjuna)
27 Revi (Pov Melati)
28 Bertemu Ibu Mertua
29 Salam Perpisahan ( Pov Melati )
30 Mengusir Sepi (Pov Melati)
31 Salah Apa?
32 PENGUMUMAN
33 Melati Kamu Kuat! (Pov Melati)
34 Amarah Arjuna (Pov Arjuna)
35 Kebenaran Terkuak (Pov Arjuna)
36 Mawar Berduri
37 Arjuna Bertemu Mama (Pov Arjuna)
38 Gelisah
39 Makan Malam Romantis
40 Pesan Rega
41 Melati Bertemu Keluarga
42 Makam Ibu (Pov Melati)
43 Bahagia ( Pov Arjuna)
44 Bodyguard Melati (Pov Arjuna)
45 Senjata Makan Tuan
46 Kentang Goreng yang manis ( Pov Arjuna)
47 Perasaan Rega
48 Perjanjian
49 Percaya pada Allah ...
50 Tampan Siapa? (Pov Arjuna)
51 Penyesalan Pak Fikri
52 Selamanya .... (Pov Melati)
53 Pertemuan Keluarga
54 Memperkenalkan Keluarga
55 Merasa Bersalah
56 Istri yang Luar Biasa
57 Arjuna Vs Rega
58 Terbongkarnya Sandiwara
59 Suasana Genting
60 Berjuang demi Cinta (Pov Arjuna) 21+
61 Barbie Raksasa (Pov Melati)
62 Cemburu (Pov Arjuna)
63 Memahat Kenangan Bersamamu (Pov Melati)
64 Allah mendengar Do'amu
65 Pengakuan Rega
66 Kembali ke Rumah Lama
67 Ngidam
68 Boleh?
69 Perjuangan di mulai
70 LDR
71 Susu Coklat
72 Mencari Asisten Untuk Melati
73 Kedatangan Mawar
74 Hilangnya Kalung Berlian Mama (Pov Melati)
75 Sidang Keluarga
76 Restu?
77 Mengunjungi Juwita (Pov Melati)
78 PENGUMUMAN
79 Dugaan Melati (Pov Melati)
80 Hilangnya Melati dan Rega
81 Topeng Juwita (Pov Melati)
82 Kembalinya Juwita (Pov Arjuna)
83 Kekhawatiran Sang Mama
84 Usaha Mawar Menemukan Melati
85 Mawar Bertemu Vivi
86 Pertemuan Melati dan Mawar
87 Akhirnya (Pov Melati)
88 Aku tidak seperti itu (Pov Melati)
89 Revi
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Menyerahkan Melati pada Arjuna
3
Muslihat Keluarga Melati
4
Salah Arjuna
5
Melati VS Dewi
6
Kebenaran soal Melati
7
Melati Menangis
8
Bolu Kukus
9
Pentas Menari
10
Ciuman Pertama Melati (Pov Melati)
11
Pemotretan (Pov Arjuna)
12
Lampu Kelap-kelip (Pov Melati)
13
Hari Pertama di Apartemen (Pov Arjuna)
14
Puding berbentuk hati (Pov Melati)
15
Masa Lalu Arjuna
16
Tajwid Cinta (Pov Melati)
17
Perasaan Arjuna (Pov Arjuna)
18
Lawan jadi Kawan (Pov Melati)
19
Cincin Bermata Satu
20
Air Mata Arjuna
21
Berbunga (Pov Melati)
22
Revi Anak yang Manis
23
Belanja Lingerie (Pov Melati)
24
Salah Pengertian (Pov Arjuna)
25
Malam Pertama (Pov Melati)
26
Ketakutan Melati (Pov Arjuna)
27
Revi (Pov Melati)
28
Bertemu Ibu Mertua
29
Salam Perpisahan ( Pov Melati )
30
Mengusir Sepi (Pov Melati)
31
Salah Apa?
32
PENGUMUMAN
33
Melati Kamu Kuat! (Pov Melati)
34
Amarah Arjuna (Pov Arjuna)
35
Kebenaran Terkuak (Pov Arjuna)
36
Mawar Berduri
37
Arjuna Bertemu Mama (Pov Arjuna)
38
Gelisah
39
Makan Malam Romantis
40
Pesan Rega
41
Melati Bertemu Keluarga
42
Makam Ibu (Pov Melati)
43
Bahagia ( Pov Arjuna)
44
Bodyguard Melati (Pov Arjuna)
45
Senjata Makan Tuan
46
Kentang Goreng yang manis ( Pov Arjuna)
47
Perasaan Rega
48
Perjanjian
49
Percaya pada Allah ...
50
Tampan Siapa? (Pov Arjuna)
51
Penyesalan Pak Fikri
52
Selamanya .... (Pov Melati)
53
Pertemuan Keluarga
54
Memperkenalkan Keluarga
55
Merasa Bersalah
56
Istri yang Luar Biasa
57
Arjuna Vs Rega
58
Terbongkarnya Sandiwara
59
Suasana Genting
60
Berjuang demi Cinta (Pov Arjuna) 21+
61
Barbie Raksasa (Pov Melati)
62
Cemburu (Pov Arjuna)
63
Memahat Kenangan Bersamamu (Pov Melati)
64
Allah mendengar Do'amu
65
Pengakuan Rega
66
Kembali ke Rumah Lama
67
Ngidam
68
Boleh?
69
Perjuangan di mulai
70
LDR
71
Susu Coklat
72
Mencari Asisten Untuk Melati
73
Kedatangan Mawar
74
Hilangnya Kalung Berlian Mama (Pov Melati)
75
Sidang Keluarga
76
Restu?
77
Mengunjungi Juwita (Pov Melati)
78
PENGUMUMAN
79
Dugaan Melati (Pov Melati)
80
Hilangnya Melati dan Rega
81
Topeng Juwita (Pov Melati)
82
Kembalinya Juwita (Pov Arjuna)
83
Kekhawatiran Sang Mama
84
Usaha Mawar Menemukan Melati
85
Mawar Bertemu Vivi
86
Pertemuan Melati dan Mawar
87
Akhirnya (Pov Melati)
88
Aku tidak seperti itu (Pov Melati)
89
Revi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!