Menyerahkan Melati pada Arjuna

Enam bulan sebelumnya ....

^^^

"Tuan, saya mohon ... pinjami saya uang. Suami saya sakit parah, saya setiap hari menonton acara Tuan di televisi. Saya mohon tuan, saya tau Anda orang yang baik. Meski pun uang keluarga sudah dikumpulkan tetap saja hasilnya tidak cukup. Saya mohon Tuan!" Seorang wanita paruh baya bersimpuh di kaki seorang Arjuna Delendra, chef terkenal yang sering seliweran di televisi.

Ibu itu berkisah, ia sudah lama ngefans dengan chef Arjuna. Ia curhat panjang lebar dengan deraian air mata tentang suaminya. Meski pun Beberapa bodyguard mencoba melepaskan tangan Ibu itu, tetap saja Ibu itu berpegangan kuat di kaki Arjuna.

Ibu itu tiba-tiba muncul dari keramaian, sehingga membuat semua orang kewalahan. Di depan semua penonton yang ramai di acara siang itu, banyak paparazi yang mengabadikan momentnya.

Chef Juna kebingungan, mungkin jika tidak seramai ini atau suasana sepi tanpa paparazi ia bisa mengusir Ibu itu. Tapi, ini juga menyangkut nama baiknya, jadi ia harus berhati-hati dalam bersikap.

"Maaf, Tuan saya terlambat datang," ucap seseorang.

Sedikit terengah wanita itu karena berlarian, ia juga menunjukkan raut wajah bersalah. Arjuna memberi isyarat supaya asistennya membantu melepas ibu yang sedang memohon di kakinya.

Kemudian sang asisten ikut mencoba melepaskan pegangan tangan wanita paruh baya yang sejak tadi memohon pada majikannya.

"Cepat selesaikan masalah ini!" Chef Juna berkata lirih dengan mata melotot ke arah asistennya, Gilsa.

"Iya, Tuan," sahutnya mantap dengan kepala mengangguk patuh.

Setelah cukup lama akhirnya cengkraman tangan wanita paruh baya itu berhasil dilepas. Asisten dan beberapa bodyguard membawanya ke tempat yang sepi. Bisik-bisik kerumunan orang mulai terdengar.

"Maaf untuk semua ini," ucap pembawa acara kepada semua orang, kemudian berjalan mendekati Arjuna "Maafkan kami, Tuan." Si pembawa acara meminta maaf karena merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, ini hanya kejadian tak terduga. Lanjutkan pertanyaanya," ucap Arjuna, mencoba tersenyum sehangat mungkin. Meskipun hatinya dongkol bukan kepalang atas peristiwa ini.

***

"Mengapa Anda begitu nekat menemui Tuan Arjuna ditengah acaranya?" tanya Gilsa menyelidik.

"Maafkan saya, Mbak. Saya terpaksa, suami saya sakit keras, kata dokter kelenjar getah bening. Kami tidak bisa berbuat banyak. Semua keluarga sudah patungan untuk membawanya berobat ke rumah sakit yang bagus dan mahal, tapi uang yang terkumpul tetap tidak cukup. Maafkan saya huhuhu ... huhuhu ... " Ibu Jamila meraung, menyeka air mata dengan kerah bajunya. Ia persis seperti anak kecil.

"Mengapa harus Chef Arjuna, bukankah banyak artis lain di Ibu Kota ini?"

"Karena saya ngefans sama beliau, setiap kali melihatnya memasak saya selalu bermimpi bertemu langsung dengannya. Saya pikir karena saya adalah fans setia beliau, dia akan menolong saya."

Gilsa menarik napas berat mendengar pengakuannya.

"Jadi bagaimana, Bu Gilsa? Apakah kita harus mengusir Ibu ini?"

"Banyak Paparazi di luar, akan tersebar berita tidak enak nanti. Tunggu sampai acara selesai dan kita juga perlu mengatakan hal ini pada Tuan Arjuna."

"Baik, Bu Gilsa."

'Ya ampun nekat sekali Ibu ini, dia tidak tahu bagaimana Tuan Arjuna.' Gilsa melirik Ibu Jamila yang masih menangis sesegukan.

***

"Jadi menurutmu aku harus bagaimana?" tanya Arjuna pada Gilsa setelah mendengar penuturannya.

"Foto dan vidio sudah tersebar Tuan. Pasti banyak yang penasaran, apakah Anda membantu Ibu itu atau tidak. Saya rasa untuk membuat nama Tuan tetap baik, kita harus membantunya."

"Ahhh!! Membuat masalah saja! Di mana perempuan itu?"

"Di ruang sebelah. Boleh saya bawa ke sini?"

"Iya, tapi pastikan dia tidak menyentuh saya. Celana ini harus dicuci berkali-kali karena disentuh olehnya."

"Saya pastikan dia akan menjaga jarak dengan Anda, Tuan."

"Bagus!"

Kemudian Gilsa berlalu. Arjuna memijat keningnya dengan hati kesal. Tidak pernah menyangka dengan kejadian ini.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya asistennya datang bersama wanita paruh baya itu. Arjuna pura-pura tersenyum.

"Saya akan membantu, Anda," ucapnya dengan senyum tipis yang dipaksa.

Bu Jamila menatap Arjuna dengan wajah takjub tidak percaya, dia hendak berdiri dan menghambur memeluk Arjuna, tapi Gilsa dengan cekatan menangkap tubuhnya.

"Tidak perlu berlebihan, Ibu. Tuan Arjuna sedang tidak enak badan. Dia alergi disentuh orang sembarangan." Sementara Arjuna, sudah ketakutan kalau si Ibu akan memeluknya.

"Oh, seperti itu. Maafkan saya, saya terlalu bersemangat. Kalau begitu, sebagai ucapan Terima kasih, saya akan menitipkan anak saya, namanya Melati. Dia akan mengerjakan semua kebutuhan Tuan Arjuna. Dia tidak akan macam-macam Tuan. Aku mengirimnya pada Anda sebagai ucapan terima kasihku."

Mata Arjuna mengerjab beberapa kali. Sungguh ia merasa direpotkan oleh Ibu satu ini. Arjuna melotot ke arah Gilsa, Asistennya mengerti dan menjelaskan.

"Ibu, Tuan Arjuna orang yang baik. Dia tidak perlu ucapan Terima kasih seperti itu. Asalkan suami Anda sehat walafiat saja dia sudah bahagia."

"Tidak! Saya tidak ingin menerima kebaikan ini cuma-cuma, bagaimana kalau suatu hari Tuan Arjuna menganggapnya hutang. Saya tidak mau seperti itu. Pokoknya saya akan mengirim anak saya untuk menjadi pembantu di rumah Tuan Arjuna. Tidak usah digaji, yang penting diberi makan, anggap saja, itu cara kami berterima kasih."

Arjuna mengalihkan pandangan, dia menarik napas panjang. Sungguh dia kesal dan merasa direpotkan.

'Kenapa aku harus bertemu perempuan ini sih! Aku lebih baik tidak memiliki fans, aku harus tinggal satu atap sama gadis itu. Siapa namanya? Melati? Ah, pasti ketenangan hidupku akan terganggu.' Arjuna mengerling, malas.

Kemudian mata memejam, meredam emosi yang mulai naik ke kepala.

"Bagaimana, Tuan?" tanya Gilsa.

Arjuna mencoba tersenyum. Sementara Bu Jamila menatap penuh harap.

'Hahahaha, sebenarnya tujuanku sekalian mau titip si Melati di rumahnya. Bagaimana bisa aku membawanya. Bisa lebih boros jika aku membawanya. Dengan menitipkan Melati, aku tidak perlu mentransfer uang untuk biaya dia makan. Melati bisa makan dan tidur nyenyak di sana. Semoga Tuan Juna mau menerima,'

Tawa Bu Jamila dalam hati, tapi raut wajahnya sangat meyakinkan bersedih.

"Iya, Terima saja!" jawabnya singkat. "Maaf, saya buru-buru. Gilsa, kamu urus semua, saya tunggu di mobil."

Wajah Bu Jamila berbinar. Perempuan itu menarik napas Lega, akhirnya dia bisa menitipkan Melati pada chef pujaannya.

'Semoga pulang dari sana nanti, Melati jadi ikut terkenal, pinter masak dan ketularan banyak uang. Hihihihi,' Bu Jamila tertawa jahat dengan wajah tertunduk dalam, menyembunyikan raut bahagianya.

^^^

Di kamar itu Arjuna sudah tidak sabar menanti gadis itu keluar dari kamar mandi. Ia hanya senang melihatnya mereka tersiksa atas kejahilannya.

"Hey, KUMAN! tidak bisakah lebih cepat ke sini?" teriaknya nyaring.

Melati keluar dari kamar mandi, rambutnya tergerai basah. Dengan wajah datar ia menggosok-gosok handuk di kepala.

"Saya baru selesai, Tuan. Maaf lama," ucapnya.

Arjuna menganga melihatnya. Melati keluar dengan piyama berwarna merah mudah. Bibirnya merekah segar dan basah. Arjuna menelan salivanya beberapa kali.

'Kenapa Tuan ini terus menatapku? apa ia begitu terpesona denganku? Sampai matanya melotot seperti itu?

"Potong kuku kakiku, cepat?!"

Melati menggantung handuknya, lalu melangkah mendekati Arjuna. Ia membuka laci nakas dan mengambil sesuatu untuk memotong kuku majikannya. Perlahan ia duduk di ujung ranjang, memegang jemari kaki Arjuna yang panjang.

"Lepas kan dulu, coba lihat tanganmu!" perintahnya.

"Kenapa, Tuan?"

"Siniin, cepat!"

Bergegas Melati menunjukkan tangannya kepada Arjuna. Dengan seksama Arjuna memeriksa setiap lekuk jemari melati.

"Kau cuci tangan berapa kali tadi? Pastikan tanganmu bersih dan higienis sebelum menyentuh kakiku."

Mata melati mengerling, malas.

'Hah! Bisa bisanya dia berkata seperti itu. Maumu apa? Heyy Tuan! Katakan maumu apa? Kau yang memintaku mendekat, memotong kukumu, tapi sekarang kau meragukan kebersihan tanganku. Sialan!'

Melati mengalihkan pandangan, matanya berkilatan menunjukkan kekesalan.

"Kenapa? Kau marah? Kau mulai berani, hah?"

Arjuna, menegakkan punggungnya, mendorong dahi melati dengan ujung jari telunjuknya.

"Tidak, Tuan. Saya senang, Anda begitu perhatian terhadap kebersihan tangan saya."

"Cepat cuci tanganmu!" Melati beringsut turun, kemudian berkali-kali mencuci tangannya di kamar mandi.

'Ahayy, lucu sekali raut wajahnya. Kau pikir kau bisa hidup tenang sekarang? Eh, tapi dia cantik juga ya, setelah di pikir-pikir.' Arjuna menahan senyumnya.

Selesai membersihkan semua tangannya melati kembali duduk di ujung ranjang. Memotong kuku Arjuna dengan telaten dan hati-hati. Sedangkan Arjuna memilih melipat tangannya ke atas, menjadikan kedua telapak tangannya sebagai pengganti bantal. Matanya terpejam.

Sesekali melati melirik sinis ke arah Arjuna. Sumpah serapah keluar dari kata hatinya. Dengkuran halus terdengar, sepertinya Arjuna telah tertidur pulas. Dengan perlahan Melati turun dari ranjang, kemudian merebahkan tubuh di sofa. Sungguh ia merasa lelah seharian, setelah acara ijab kabul ingin sekali ia langsung tidur. Tapi, seperti biasa Arjuna mengerjainya terlebih dahulu.

Lama Melati melamun, memikirkan nasib hidupnya dikemudian hari. Kenapa Tuan Arjuna begitu kejam kepadaku. Tidak kasihan kah dia padaku? Berbagai macam dugaan berputar di otak gadis itu. Hingga tanpa di sadari ia terlelap.

***

Semua orang sudah duduk di meja makan, ada Tante Dinda dan anaknya yang duduk bersama di sana. Sudah lama mereka tinggal di rumah Arjuna. Tante Dinda ditinggalkan suaminya begitu saja, karena kesulitan masalah keuangan mereka memohon agar diperbolehkan tinggal bersama Arjuna.

Dewi, anak Tante Dinda, merasa terusik sejak Melati tinggal di sini. Dewi begitu membenci Melati. Baginya Melati hanya benalu di rumah ini. Semua masakan sudah tersedia di meja makan. Seperti biasa sebelum makan Arjuna akan mencicipi semua masakan terlebih dahulu. Ia memperkerjakan chef khusus di rumah ini. Ia tidak mau makan sembarangan.

"Bunga," panggilnya. Wanita itu langsung mendekat.

"Rasa masakan yang ini agak hambar, lain kali boleh tambahkan sedikit garam. Untuk yang ini, dagingnya kurang matang. Lain kali merebusnya agak lama." Bunga menunduk sopan.

"Pak Gus. Hari ini tolong antar Melati kursus menari." Mata Melati membulat. "Saya tau, kamu dulu mengajari menari anak-anak tetanggakan?"

"Tuan, tau dari mana?"

"Bukan urusan kamu! Cepat saya mau makan. Ambilkan!" Melati berdiri, mengambilkan piring dan mengisinya dengan makanan.

Saat ia hendak mengambil piringnya sendiri. Arjuna melarang.

"Untuk apa piring itu?"

"Untuk makan saya, Tuan."

"Tidak boleh! Kamu harus makan setelah saya makan. Makan harus bekas piring saya!" Melati kembali duduk. Menunggu Arjuna selsai makan. Padahal perutnya sudah keroncongan. Sementara Tante Dinda dan Dewi tertawa puas.

'Kelewatan!! Saya sumpahin kamu Tuan, semoga kamu bertemu gorila di jalan, terus gorila itu mencabik-cabik tubuhmu sampai hancur tak bersisa.'

"Kau mengatakan sesuatu?" Arjuna melap bibirnya dengan tisu yang tersedia di meja.

"Tidak, Tuan."

"Oh, ya sudah. Ini, makanlah!" Arjuna menyodorkan piring bekas makannya.

Dengan hati meronta-ronta Melati mengambilnya.

"Kamu tidak mau makan di piring yang sama dengan saya?"

"Tentu saja mau, ini suatu kehormatan Tuan!"

Segaris senyum terukir di bibir tipis Arjuna. Hatinya sangat puas mengerjai Melati.

Terpopuler

Comments

ArgaNov

ArgaNov

Aku ulang baca lagi. kereennn

2020-05-26

1

Dede Yusuf

Dede Yusuf

alur nya mirip saga ya..apalagi pas ngomel dlm hatinya..daniyah/aran ituh...hahaha...

2020-05-22

0

ifa

ifa

lucu.... tpi kasian

2020-05-15

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menyerahkan Melati pada Arjuna
3 Muslihat Keluarga Melati
4 Salah Arjuna
5 Melati VS Dewi
6 Kebenaran soal Melati
7 Melati Menangis
8 Bolu Kukus
9 Pentas Menari
10 Ciuman Pertama Melati (Pov Melati)
11 Pemotretan (Pov Arjuna)
12 Lampu Kelap-kelip (Pov Melati)
13 Hari Pertama di Apartemen (Pov Arjuna)
14 Puding berbentuk hati (Pov Melati)
15 Masa Lalu Arjuna
16 Tajwid Cinta (Pov Melati)
17 Perasaan Arjuna (Pov Arjuna)
18 Lawan jadi Kawan (Pov Melati)
19 Cincin Bermata Satu
20 Air Mata Arjuna
21 Berbunga (Pov Melati)
22 Revi Anak yang Manis
23 Belanja Lingerie (Pov Melati)
24 Salah Pengertian (Pov Arjuna)
25 Malam Pertama (Pov Melati)
26 Ketakutan Melati (Pov Arjuna)
27 Revi (Pov Melati)
28 Bertemu Ibu Mertua
29 Salam Perpisahan ( Pov Melati )
30 Mengusir Sepi (Pov Melati)
31 Salah Apa?
32 PENGUMUMAN
33 Melati Kamu Kuat! (Pov Melati)
34 Amarah Arjuna (Pov Arjuna)
35 Kebenaran Terkuak (Pov Arjuna)
36 Mawar Berduri
37 Arjuna Bertemu Mama (Pov Arjuna)
38 Gelisah
39 Makan Malam Romantis
40 Pesan Rega
41 Melati Bertemu Keluarga
42 Makam Ibu (Pov Melati)
43 Bahagia ( Pov Arjuna)
44 Bodyguard Melati (Pov Arjuna)
45 Senjata Makan Tuan
46 Kentang Goreng yang manis ( Pov Arjuna)
47 Perasaan Rega
48 Perjanjian
49 Percaya pada Allah ...
50 Tampan Siapa? (Pov Arjuna)
51 Penyesalan Pak Fikri
52 Selamanya .... (Pov Melati)
53 Pertemuan Keluarga
54 Memperkenalkan Keluarga
55 Merasa Bersalah
56 Istri yang Luar Biasa
57 Arjuna Vs Rega
58 Terbongkarnya Sandiwara
59 Suasana Genting
60 Berjuang demi Cinta (Pov Arjuna) 21+
61 Barbie Raksasa (Pov Melati)
62 Cemburu (Pov Arjuna)
63 Memahat Kenangan Bersamamu (Pov Melati)
64 Allah mendengar Do'amu
65 Pengakuan Rega
66 Kembali ke Rumah Lama
67 Ngidam
68 Boleh?
69 Perjuangan di mulai
70 LDR
71 Susu Coklat
72 Mencari Asisten Untuk Melati
73 Kedatangan Mawar
74 Hilangnya Kalung Berlian Mama (Pov Melati)
75 Sidang Keluarga
76 Restu?
77 Mengunjungi Juwita (Pov Melati)
78 PENGUMUMAN
79 Dugaan Melati (Pov Melati)
80 Hilangnya Melati dan Rega
81 Topeng Juwita (Pov Melati)
82 Kembalinya Juwita (Pov Arjuna)
83 Kekhawatiran Sang Mama
84 Usaha Mawar Menemukan Melati
85 Mawar Bertemu Vivi
86 Pertemuan Melati dan Mawar
87 Akhirnya (Pov Melati)
88 Aku tidak seperti itu (Pov Melati)
89 Revi
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Menyerahkan Melati pada Arjuna
3
Muslihat Keluarga Melati
4
Salah Arjuna
5
Melati VS Dewi
6
Kebenaran soal Melati
7
Melati Menangis
8
Bolu Kukus
9
Pentas Menari
10
Ciuman Pertama Melati (Pov Melati)
11
Pemotretan (Pov Arjuna)
12
Lampu Kelap-kelip (Pov Melati)
13
Hari Pertama di Apartemen (Pov Arjuna)
14
Puding berbentuk hati (Pov Melati)
15
Masa Lalu Arjuna
16
Tajwid Cinta (Pov Melati)
17
Perasaan Arjuna (Pov Arjuna)
18
Lawan jadi Kawan (Pov Melati)
19
Cincin Bermata Satu
20
Air Mata Arjuna
21
Berbunga (Pov Melati)
22
Revi Anak yang Manis
23
Belanja Lingerie (Pov Melati)
24
Salah Pengertian (Pov Arjuna)
25
Malam Pertama (Pov Melati)
26
Ketakutan Melati (Pov Arjuna)
27
Revi (Pov Melati)
28
Bertemu Ibu Mertua
29
Salam Perpisahan ( Pov Melati )
30
Mengusir Sepi (Pov Melati)
31
Salah Apa?
32
PENGUMUMAN
33
Melati Kamu Kuat! (Pov Melati)
34
Amarah Arjuna (Pov Arjuna)
35
Kebenaran Terkuak (Pov Arjuna)
36
Mawar Berduri
37
Arjuna Bertemu Mama (Pov Arjuna)
38
Gelisah
39
Makan Malam Romantis
40
Pesan Rega
41
Melati Bertemu Keluarga
42
Makam Ibu (Pov Melati)
43
Bahagia ( Pov Arjuna)
44
Bodyguard Melati (Pov Arjuna)
45
Senjata Makan Tuan
46
Kentang Goreng yang manis ( Pov Arjuna)
47
Perasaan Rega
48
Perjanjian
49
Percaya pada Allah ...
50
Tampan Siapa? (Pov Arjuna)
51
Penyesalan Pak Fikri
52
Selamanya .... (Pov Melati)
53
Pertemuan Keluarga
54
Memperkenalkan Keluarga
55
Merasa Bersalah
56
Istri yang Luar Biasa
57
Arjuna Vs Rega
58
Terbongkarnya Sandiwara
59
Suasana Genting
60
Berjuang demi Cinta (Pov Arjuna) 21+
61
Barbie Raksasa (Pov Melati)
62
Cemburu (Pov Arjuna)
63
Memahat Kenangan Bersamamu (Pov Melati)
64
Allah mendengar Do'amu
65
Pengakuan Rega
66
Kembali ke Rumah Lama
67
Ngidam
68
Boleh?
69
Perjuangan di mulai
70
LDR
71
Susu Coklat
72
Mencari Asisten Untuk Melati
73
Kedatangan Mawar
74
Hilangnya Kalung Berlian Mama (Pov Melati)
75
Sidang Keluarga
76
Restu?
77
Mengunjungi Juwita (Pov Melati)
78
PENGUMUMAN
79
Dugaan Melati (Pov Melati)
80
Hilangnya Melati dan Rega
81
Topeng Juwita (Pov Melati)
82
Kembalinya Juwita (Pov Arjuna)
83
Kekhawatiran Sang Mama
84
Usaha Mawar Menemukan Melati
85
Mawar Bertemu Vivi
86
Pertemuan Melati dan Mawar
87
Akhirnya (Pov Melati)
88
Aku tidak seperti itu (Pov Melati)
89
Revi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!