Salah Arjuna

Setelah yakin Arjuna terlelap Melati turun dari ranjang. Gontai ia berjalan ke arah sofa lalu menghempaskan tubuh di sana.

'Ahh, apa kabar Bapak, ya?'

Mata Melati menerawang menatap plafon rumah. Ia merindukan bapaknya. Tidak dengan Ibu dan adiknya yang sering berbuat sesukanya. Hanya saja Melati merasa perlu menghormati sang Ibu karena sudah membesarkannya sampai kini. Melati tidak pernah tahu, mengapa ibunya sangat tidak menyukainya.

Ia bahkan di paksa berhenti sekolah saat duduk di kelas dua SMA. Padahal Melati selalu mendapatkan beasiswa, rasanya tidak merepotkan dan menghabiskan banyak uang orang tuanya. Perlahan mata Melati terpejam. kantuknya tak dapat ia tahan.

***

Pagi-pagi sekali Melati sudah terjaga dan bergabung bersama ART lainnya untuk shalat subuh berjamaah. Sementara Arjuna baru saja keluar dari tempat ibadahnya. Ia hendak berganti pakaian di ruangan khusus itu. Tiba-tiba saat sedang memakai baju, matanya penasaran dengan lemari Melati yang sedikit terbuka.

Perlahan Arjuna berjalan mendekat ke lemari itu, lalu membukanya. Terlihat beberapa helai pakaian terlipat rapi dibagian atas. Arjuna menghitungnya. Jika di banding dengan bajunya jelas jauh berbeda. Arjuna memiliki ratusan pakaian yang digantung rapi dan wangi pula. Ia memiliki banyak pilihan untuk dikenakan, sedangkan Melati?

'Hah? Dia cuma punya 11 stel pakaian? Wajar saja, dia jarang ganti baju. Kenapa aku baru menyadari semua ini sekarang, ya?'

Kemudian mata Arjuna tertuju pada pakaian dalam Melati yang tersusun di bagian bawah. Dengan sangat jijik ia mengangkat satu, kaus dalam berwarna putih, sudah robek-robek di bagian bawah dan ketiaknya. Arjuna memeriksa semua pakaian dalam Melati, sungguh ia jijik sekali melihatnya. Segera ia menelepon Gilsa.

"Cepat ke sini. Aku kesal sekali!"

"Baik, Tuan."

Ponsel dimatikan. Arjuna keluar kamar dengan kesal memenuhi otak. Suara ketukan pintu terdengar, Melati masuk membawa sarapan untuk Arjuna.

"Tuan, sarapan Anda."

"Sini, kamu!!"

Melihat sikap Arjuna, Melati kebingungan karena dia merasa tidak memiliki kesalahan. Gadis itu meletakkan sarapan di meja sofa lalu mendekat ke arah Arjuna menuju ranjang. Ia berdiri tepat di hadapan Arjuna.

"Kenapa, Tuan?"

"Sudah berapa lama kau tidak membeli pakaian dalam? Kenapa semua pakaian dalammu molor dan robek-robek seperti itu hah! Sakit kepalaku melihatnya!"

Mata Melati mengerjab, reflek ia menutupi semua bagian tubuhnya dengan tangan, terutama bagian dada.

"Kenapa Tuan bertanya seperti itu?Jangan bilang Tuan diam-diam sering mengintipku?"

"Hah! Tuduhanmu tidak berdasar gadis bodoh! Hentikan sikapmu yang kekanakan. Sekarang jawab kapan terakhir kau membeli pakaian dalam?"

Melati berpikir sejenak.

"Sudah lama sekali, Tuan. Mungkin ... 3 tahun yang lalu."

"Jika pakaian dalammu sudah rusak semua, Mengapa kau tidak bicara padaku?" teriaknya berapi-api, marah.

"Apa hakku bicara pada Anda? Aku tidak mau Anda menuduh saya wanita materialis kalau minta-minta seperti itu?" Melati bersungut kesal. "Sekarang jawab dari mana Anda tau kalau pakaian dalamku jelek semua?"

"Dari isi lemarimu! Sekarang kau puas?"

Melati agak tenang, ia tidak lagi menutupi bagian tubuhnya. Tidak berapa lama Gilsa datang, ia menanyakan maksud Arjuna. Dengan kesal Arjuna menceritakan kalau pakaian dalam Melati yang kesemuanya tak layak pakai.

"Oh jadi seperti itu, Tuan. Dalam hal ini Anda yang salah," ucap Gilsa tenang.

"Aku, aku yang salah?" Arjuna terkejut menunjuk hidungnya sendiri.

"Iya, karena tugas suami itu memenuhi kebutuhan istrinya. Baik sandang, pangan dan papan. Sandang adalah pakaian yang Nyonya Melati kenakan setiap hari. Mulai dari baju, celana, jaket dan lainnya. Pangan adalah makanan yang diperlukan untuk tubuh agar energinya tetap terjaga dan bisa beraktivitas dengan normal. Papan adalah tempat tinggal Nyonya."

Arjuna menarik napas kasar.

"Kau sudah berani menyalahkanku?" tanyanya menatap Gilsa tajam.

"Saya memberi tahu Anda Tuan. Bukan menyalahkan." Gilsa bicara sedikit menundukkan kepala.

"Baiklah, hari ini temani dia memenuhi semua itu. Aku tidak mau disalahkan dikemudian hari. Buatkan dia kartu kredit, supaya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Belikan dia hape supaya bisa dihubungi kalau hilang di luaran."

Melati diam saja. Ia hanya menunduk dalam.

"Baik, Tuan. Mari Nyonya." Gilsa mengajak Melati keluar.

Melati menurut, ia tidak berani menatap Arjuna yang sedang marah-marah.

***

Melati dan Gilsa sampai di bawah, mereka bertemu Tante Dinda dan Dewi.

"Nyonya Gilsa, hendak ke mana pagi-pagi seperti ini bersama bakteri ini?" sapa Tante Dinda.

Karena mendapat teguran Gilsa terpaksa menghentikan langkahnya.

"Tuan meminta saya memenuhi semua kebutuhan Nyonya Melati. Jadi kami akan berbelanja."

"Heyyy bukankahkah ... berlebihan jika semua kebutuhan gadis bodoh ini dipenuhi. Dia cuma parasit di rumah ini. Sebentar lagi juga out dari rumah ini. Siapa yang peduli dengannya, ayolahh ...." Dewi merasa terusik.

"Maaf, ini perintah! Saya tidak berani menolak. Permisi!"

Gilsa pergi diiringi langkah kecil Melati. Melihat semua itu Dewi dan Dinda merasa sangat benci. Dewi menghentakkan kakinya ke lantai berulang, sedangkan Dinda menenangkan anak gadisnya.

"Sudahlah, nanti kita atur rencana untuk membuat gadis bodoh itu ditendang."

***

Setelah sampai di pusat perbelanjaan, Gilsa meminta Melati membeli semua yang ia butuhkan. Melati tampak ragu, menurutnya terlalu berlebihan kalau Arjuna melakukan semua ini untuknya.

"Nyonya Gilsa, apakah tidak berlebihan jika saya membeli semua kebutuhan saya?"

"Sama sekali tidak, Nyonya. Ini perintah, jadi Anda harus melaksanakannya."

"Apakah kalau saya membeli ponsel saya boleh menelepon Bapak saya?"

Gilsa diam saja. Ia beredehem beberapa kali.

"Nyonya Gilsa?" Melati menyentuh bahu wanita itu sembari mencoba melihat wajahnya. Sedangkan Gilsa tampak tidak nyaman. Ia terus mengalihkan pandangan.

"Untuk masalah itu, bisa kita tanyakan kepada Tuan Arjuna nanti."

"Ehhh, baiklah ...." Akhirnya Melati hanya bisa pasrah.

Selesai berbelanja mereka langsung pulang. Setelah turun dari mobil mereka berjalan beriringan masuk ke rumah. Tanpa mereka sadari ternyata Dewi dan Dinda sudah menunggu mereka datang. Dengan pandangan sinis Dewi memperhatikan Melati yang membawa banyak belanjaan.

"Kita tidak bisa berbuat banyak, ada asisten Arjuna di sampingnya. Nanti sajalah. Nunggu dia pulang dari les menari kita kerjain dia!" bisik Dinda di telingan anaknya.

Dewi hanya tersenyum sinis mendengar kalimat ibunya. Sungguh ia membenci Melati, dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

Gilsa membukakan pintu kamar, Melati langsung masuk ke dalam.

"Tuan, saya tunggu di luar."

"Em!" sahut Arjuna.

Melati meletakkan barang-barangnya ke sofa lalu melepas setiap merk yang ada dan berniat mencucinya. Sedangkan Arjuna memperhatikan Melati dari meja kerjanya. Sebuah pena yang terselip di jemarinya diketuk-ketukkannya ke meja hingga menimbulkan suara.

Tak! tak! tak! tak!

Arjuna berhenti memainkan penanya.

"Hey, Kuman!"

"Iya, Tuan." Melati menoleh ke arah Arjuna tanpa melihat wajahnya.

"Kau tau, karena kau aku harus membatalkan salah satu acaraku."

"Maafkan saya, Tuan."

"Aku bahkan mencuci tanganku seratus kali karena menyentuh pakaian dalammu!"

'Tidak ada yang menyuruhmu!'

"Kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak, Tuan!"

"Ya sudah, saya mau berangkat. Minggu depan aku mau kau tampil di hadapanku. Berlatih menarilah dengan baik!"

"Saya akan lakukan yang terbaik Tuan."

"Bagus!"

Arjuna bengkit dari kursi dan berlalu pergi.

'Mengapa dia harus memeriksa pakaian dalamku! Ahhhhh, sungguh memalukan!!'

Melati menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan dan berguling di sofa.

***

Melati sudah bersiap akan latihan menari. Pelatihnya seorang pria bernama Gabriel. Gilsa sengaja memilihkan pelatih langsung dari Negara Spanyol. Gabriel bisa berbahasa Indonesia. Dia juga baik dan ramah.

"Tuan, masih sama dengan pertanyaan saya tempo hari. Bisakah ketika menari kita tidak bersentuhan?"

"Tapi dalam tarian ini, antara pria dan wanita harus bersentuhan. Aku sudah menunjukkan vidionya padamu beberapa waktu yang lalu."

"Saya tidak terbiasa Tuan, apalagi di pegang-pegang di wilayah pinggang ini." Melati bersedih. "Tuan Arjuna meminta saya tampil di hadapannya minggu depan. Bisakah saya menari sendiri?"

Gabriel tampak berpikir.

"Baiklah, aku akan mengajarimu menari solo. Tanpa pasangan. Meskipun tarian ini seharusnya sepasang pria dan Wanita."

Melati tampak senang, ia mengucapkan banyak terima kasih pada pelatihnya itu.

***

Dilokasi syuting, Arjuna baru saja usai dengan pekerjaanya. Tiba-tiba saat ia sedang istirahat di mobil seorang wanita datang mencarinya. Ternyata Fika, wanita yang sudah berulang kali mengungkapkan rasa sukanya padanya.

Arjuna memutar bola matanya, malas. Fika membuka pintu mobilnya.

"Halo, Juna!" sapanya dengan senyum mengembang.

"Oh, Hay!"

"Aku baru pulang dari Amerika, aku membawakanmu jam tangan ini. Aku menabung cukup lama untuk membelikanmu jam tangan dengan merk terkenal ini."

"Okay ..." sahut Arjuna datar.

"Jadi, aku harap kamu mau menerima." Fika masuk ke mobil dan kini duduk di samping Arjuna.

"Senang bertemu denganmu kembali Nona Fika. Mungkin kau pergi terlalu jauh. Sehingga tidak tau kabar terbaru?"

"Kabar? Soal apa?"

Arjuna mengambil hapenya dan mengetik gosip terbaru tentang dirinya. Disana muncul semua gambar prosesi pernikahannya dengan Melati.

"Coba kamu lihat ini baby!" Arjuna menyodorkan ponsel. Fika mengambilnya dengan wajah kebingungan. Kemudian perlahan membaca semuanya.

"What? So you married the girl in this photo!!"

"Yahhh, You can see it for yourself."

"Oh my God!" Fika memijit keningnya.

"I'm sorry baby, jadi mana jam tangan yang akan kau berikan padaku tadi?"

Gadis itu marah, ia melempar ponsel ke tubuh Arjuna begitu saja yang membuat pria itu menahan tawa. Segera dimasukkannya kembali jam tangan mahal ke dalam tasnya dan berlalu pergi, tanpa mengatakan apa pun.

Terpopuler

Comments

Mien Mey

Mien Mey

suka karakter arjun ga gampangan sm cwe..

2021-08-18

0

Meyagies

Meyagies

novel kak ekky dong thor...heheh

2020-08-25

0

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

biarpun galak jutek aku tetep ngfans sama kamu chef juna 😍

2020-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menyerahkan Melati pada Arjuna
3 Muslihat Keluarga Melati
4 Salah Arjuna
5 Melati VS Dewi
6 Kebenaran soal Melati
7 Melati Menangis
8 Bolu Kukus
9 Pentas Menari
10 Ciuman Pertama Melati (Pov Melati)
11 Pemotretan (Pov Arjuna)
12 Lampu Kelap-kelip (Pov Melati)
13 Hari Pertama di Apartemen (Pov Arjuna)
14 Puding berbentuk hati (Pov Melati)
15 Masa Lalu Arjuna
16 Tajwid Cinta (Pov Melati)
17 Perasaan Arjuna (Pov Arjuna)
18 Lawan jadi Kawan (Pov Melati)
19 Cincin Bermata Satu
20 Air Mata Arjuna
21 Berbunga (Pov Melati)
22 Revi Anak yang Manis
23 Belanja Lingerie (Pov Melati)
24 Salah Pengertian (Pov Arjuna)
25 Malam Pertama (Pov Melati)
26 Ketakutan Melati (Pov Arjuna)
27 Revi (Pov Melati)
28 Bertemu Ibu Mertua
29 Salam Perpisahan ( Pov Melati )
30 Mengusir Sepi (Pov Melati)
31 Salah Apa?
32 PENGUMUMAN
33 Melati Kamu Kuat! (Pov Melati)
34 Amarah Arjuna (Pov Arjuna)
35 Kebenaran Terkuak (Pov Arjuna)
36 Mawar Berduri
37 Arjuna Bertemu Mama (Pov Arjuna)
38 Gelisah
39 Makan Malam Romantis
40 Pesan Rega
41 Melati Bertemu Keluarga
42 Makam Ibu (Pov Melati)
43 Bahagia ( Pov Arjuna)
44 Bodyguard Melati (Pov Arjuna)
45 Senjata Makan Tuan
46 Kentang Goreng yang manis ( Pov Arjuna)
47 Perasaan Rega
48 Perjanjian
49 Percaya pada Allah ...
50 Tampan Siapa? (Pov Arjuna)
51 Penyesalan Pak Fikri
52 Selamanya .... (Pov Melati)
53 Pertemuan Keluarga
54 Memperkenalkan Keluarga
55 Merasa Bersalah
56 Istri yang Luar Biasa
57 Arjuna Vs Rega
58 Terbongkarnya Sandiwara
59 Suasana Genting
60 Berjuang demi Cinta (Pov Arjuna) 21+
61 Barbie Raksasa (Pov Melati)
62 Cemburu (Pov Arjuna)
63 Memahat Kenangan Bersamamu (Pov Melati)
64 Allah mendengar Do'amu
65 Pengakuan Rega
66 Kembali ke Rumah Lama
67 Ngidam
68 Boleh?
69 Perjuangan di mulai
70 LDR
71 Susu Coklat
72 Mencari Asisten Untuk Melati
73 Kedatangan Mawar
74 Hilangnya Kalung Berlian Mama (Pov Melati)
75 Sidang Keluarga
76 Restu?
77 Mengunjungi Juwita (Pov Melati)
78 PENGUMUMAN
79 Dugaan Melati (Pov Melati)
80 Hilangnya Melati dan Rega
81 Topeng Juwita (Pov Melati)
82 Kembalinya Juwita (Pov Arjuna)
83 Kekhawatiran Sang Mama
84 Usaha Mawar Menemukan Melati
85 Mawar Bertemu Vivi
86 Pertemuan Melati dan Mawar
87 Akhirnya (Pov Melati)
88 Aku tidak seperti itu (Pov Melati)
89 Revi
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Menyerahkan Melati pada Arjuna
3
Muslihat Keluarga Melati
4
Salah Arjuna
5
Melati VS Dewi
6
Kebenaran soal Melati
7
Melati Menangis
8
Bolu Kukus
9
Pentas Menari
10
Ciuman Pertama Melati (Pov Melati)
11
Pemotretan (Pov Arjuna)
12
Lampu Kelap-kelip (Pov Melati)
13
Hari Pertama di Apartemen (Pov Arjuna)
14
Puding berbentuk hati (Pov Melati)
15
Masa Lalu Arjuna
16
Tajwid Cinta (Pov Melati)
17
Perasaan Arjuna (Pov Arjuna)
18
Lawan jadi Kawan (Pov Melati)
19
Cincin Bermata Satu
20
Air Mata Arjuna
21
Berbunga (Pov Melati)
22
Revi Anak yang Manis
23
Belanja Lingerie (Pov Melati)
24
Salah Pengertian (Pov Arjuna)
25
Malam Pertama (Pov Melati)
26
Ketakutan Melati (Pov Arjuna)
27
Revi (Pov Melati)
28
Bertemu Ibu Mertua
29
Salam Perpisahan ( Pov Melati )
30
Mengusir Sepi (Pov Melati)
31
Salah Apa?
32
PENGUMUMAN
33
Melati Kamu Kuat! (Pov Melati)
34
Amarah Arjuna (Pov Arjuna)
35
Kebenaran Terkuak (Pov Arjuna)
36
Mawar Berduri
37
Arjuna Bertemu Mama (Pov Arjuna)
38
Gelisah
39
Makan Malam Romantis
40
Pesan Rega
41
Melati Bertemu Keluarga
42
Makam Ibu (Pov Melati)
43
Bahagia ( Pov Arjuna)
44
Bodyguard Melati (Pov Arjuna)
45
Senjata Makan Tuan
46
Kentang Goreng yang manis ( Pov Arjuna)
47
Perasaan Rega
48
Perjanjian
49
Percaya pada Allah ...
50
Tampan Siapa? (Pov Arjuna)
51
Penyesalan Pak Fikri
52
Selamanya .... (Pov Melati)
53
Pertemuan Keluarga
54
Memperkenalkan Keluarga
55
Merasa Bersalah
56
Istri yang Luar Biasa
57
Arjuna Vs Rega
58
Terbongkarnya Sandiwara
59
Suasana Genting
60
Berjuang demi Cinta (Pov Arjuna) 21+
61
Barbie Raksasa (Pov Melati)
62
Cemburu (Pov Arjuna)
63
Memahat Kenangan Bersamamu (Pov Melati)
64
Allah mendengar Do'amu
65
Pengakuan Rega
66
Kembali ke Rumah Lama
67
Ngidam
68
Boleh?
69
Perjuangan di mulai
70
LDR
71
Susu Coklat
72
Mencari Asisten Untuk Melati
73
Kedatangan Mawar
74
Hilangnya Kalung Berlian Mama (Pov Melati)
75
Sidang Keluarga
76
Restu?
77
Mengunjungi Juwita (Pov Melati)
78
PENGUMUMAN
79
Dugaan Melati (Pov Melati)
80
Hilangnya Melati dan Rega
81
Topeng Juwita (Pov Melati)
82
Kembalinya Juwita (Pov Arjuna)
83
Kekhawatiran Sang Mama
84
Usaha Mawar Menemukan Melati
85
Mawar Bertemu Vivi
86
Pertemuan Melati dan Mawar
87
Akhirnya (Pov Melati)
88
Aku tidak seperti itu (Pov Melati)
89
Revi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!