🌺hem... 🌺
* * *
Nana tak berdaya. Semenjak bertemu dengannya, Elisabeth tak mau diurus siapapun jika bukan dirinya.
Nana tak mungkin menolak dan hanya bisa pasrah ketika Horis memintanya untuk menjadi pengurus tetap Elisabeth.
Mau tak mau, Nanapun harus menuruti perintah kepala bagiannya meski Elisabeth kerap kali bersikap semau hati dengan meminta Nana saja yang menemaninya.
Beberapa kali Nana terpaksa melakukan double shif demi menuruti kemauan Elisabeth yang mengancam jika tak dituruti maka ia akan mogok makan.
Meski ia juga menerima bayaran dua kali lipat, tapi tetap saja ia tak tenang karena sering meninggalkan Siti dirumah seorang diri.
Pagi itu, Nana meminta ijin untuk berganti shif karena harus menemani Siti kontrol.
Dan sorenya , Nana pergi bekerja dengan menggunakan jasa ojek online . Belakangan Nana memang jarang berangkat bersama Han.
Selain karena jam kerja mereka yang sering bertabrakan, Nana juga ingin menjaga jarak dari Han.
Nana ingin terlepas dari Han.
Karena itu, sebisa mungkin ia tak mau bergantung dan merepotkan Han lagi.
* * *
'' Oma '' Nana menyapa Elisabeth yang tengah duduk di sofa ruangannya.
Wanita itu menoleh dan tersenyum padanya.
Ia berdiri dan berjalan perlahan menghampirinya.
Nana membelalakan matanya tak percaya.
Bagaimana tidak. Selama ini untuk bisa berpindah tempat Elisabeth selalu dibantu kursi roda.
Bahkan dari penuturan bu Halimah, seharusnya kondisi Elisabeth tak mampu bergerak .
Tapi bagaimana bisa ia tiba-tiba berdiri dan dapat berjalan ?
'' Bian akan datang '' ucapnya saat kedua kakinya berhenti sejajar dihadapan Nana.
Nana tambah terkejut.
'' pokoknya kau tak boleh kemana-mana. Kau harus ada disini saat dia datang nanti '' Elisabeth memegang lengan Nana erat
Nana tak tau harus berucap apa.
Ini bukan kali pertama Elisabeth membicarakan tentang Bian .Sejak bulan lalu , Elisabeth terus berkoar , mengatakan Bian akan datang.
Nana menatap prihatin pada Elisabeth . Sorot mata itu memancarkan sejuta harapan.
Ia lalu teringat keterangan yang tertulis di laporan riwayat Elisabeth tentang keluarganya .
Dimana jelas dikatakan bahwa keluarganya telah mempercayakan DSL untuk menjaga , mengurus dan merawat Elisabeth hingga tutup usia di tempat tersebut.
Dengan kata lain, Elisabeth telah ditinggalkan oleh keluarganya yang kini berada diluar negeri.
Tapi jika benar Bian akan datang, apa yang harus ia lakukan ?
Ia tak pernah memikirkannya akan seperti apa atau harus bagaimana jika mereka bertemu lagi.
'' oma, sekarang kita bersihkan tubuh oma dulu ya ?
Habis itu kita keliling taman '' Nana memilih untuk tidak terlalu meladeni ucapan Elisabeth.
Nana takut kepikiran yang bisa saja mempengaruhi pekerjaannya.
'' kenapa kau mengalihkan pembicaraan ? Apa kau tak senang Bian akan datang ?
Atau kau pikir aku sedang berbohong ? '' tangan yang tadi memegang lengannya jatuh .
Kedua mata yang telah dikelilingi keriput itu menatapnya dalam.
'' buk-bukan begitu oma ''
'' cih, mereka pasti bilang kalau aku ini sudah dibuang oleh keluargaku ? iya, kan ?''
'' ... ''
'' perlu kau ketahui, akulah yang menolak anak dan cucuku .
Tapi tidak pada Bian.
Karena hanya dua saru-satunya yang tulus menyayangiku.
Karena itu, aku ingin dia kembali kemari dan tinggal bersamaku disini selamanya ''
'' iya, oma. Nana percaya '' Nana menyerah, meski ragu antara harus mempercayainya atau tidak.
'' kau masih ragu padaku ? ''
'' Omaaa... ''
'' baiklah . Tak mengapa jika kau tak bisa mempercayaiku sekarang.
Tapi nanti, aku pasti akan membuktikan jika semua yang kukatakan adalah benar ''
* * *
Malamnya.
Nana meminta Pak Tantan untuk menggantikannya menjaga Elisabeth , sementara ia akan ke kantin untuk makan malam.
'' hei '' sapa Han membuat Nana yang baru saja mendudukkan diri berlonjak keget.
Nana mendongak dan dengan perlahan kepalanya bergerak hingga keposisi lurus .
Diperhatikannya pria yang sudah beberapa hari tak berangkat kerja bersamanya itu juga telah mendudukkan diri didepannya.
' tak ' Nana dan Han secara bersamaan meletakkan nampan berisi makanan diatas meja.
Keduanya saling menatap sesaat.
'' makanlah, kau harus kembali bekerja lagi kan ? '' ucapan Han yang kemudian mulai melahap makanannya.
Nana mengangguk samar. Ada rasa tak nyaman melihat Han masih bersikap seperti biasa .
Padahal ia sudah secara tak langsung menunjukkan tengah menghindarinya.
Beberapa kali Siti mengatakan jika Han datang menjemputnya tak lama setelah ia berangkat kerja. Ya, Nana memang sengaja pergi lebih awal.
Begitupun saat pulang kerja. Nana biasanya akan mengendap-endap dan menghindari tempat dimana biasanya Han stanby.
Kembali pada Nana dan Han.
Suasana dikantin yang memang menyediakan makanan khusus untuk para pekerja DSL tampak begitu sepi. Mungkin karena sudah malam dan juga sudah lewat jam makan malam.
'' kamu double shift, lagi ?'' tanya Han tanpa melihat gadis yang ada dihadapannya .
'' iya, nyonya Elisabeth minta ditemani sampai besok '' Nana jadi kehilangan selera makan.
Berapa kali ia melirik Han yang dengan cepat sudah menyelesaikan makanannya.
Ia tau, Han pasti menunggu untuk menemuinya. Karena jam kerja Han sudah berakhir sejak jam 6 tadi.
'' kenapa ? gak selera ? '' Han melihat isi piringnya yang terlihat masih utuh.
'' ... ''
'' kamu mau kubelikan sesuatu ? '' tanya Han yang meletakkan sendok di piringnya yang telah kosong.
Nana menggeleng. Ia merasa semakin tak nyaman.
Ia tau , Han pasti telah menyadari sikapnya yang tengah menjaga jarak .
Tapi Han seperti tak memperdulikan hal tersebut dengan tetap perhatian seperti biasa.
'' lusa jadwalmu off-kan ?
Kebetulan aku juga off.
Nanti pulangnya aku jemput, jadi tunggu dan jangan pulang sendiri kaya kemarin ''
Han beranjak berdiri. Tanpa mau menunggu jawaban dari Nana, pria itu berlalu begitu saja.
Nana tak bisa melanjutkan makannya, ia benar-benar sudah kehilangan nafsu makannya. Padahal tadi ia sudah sangat kelaparan.
Menilai dari sikap Han tadi, pria itu jelas menekan dan secara tak langsung tengah memaksanya.
Apakah ia salah karena ingin menjauh darinya ?
Tapi jika ia tetap bersikap seperti biasa, bukankah itu akan membuat Han salah paham dan justru semakin berharap padanya ?
Nana dilema. Ia pun kini tak lagi merasakan lapar dan memutuskan untuk kembali bekerja .
* * *
'' Bian... '' binar senang terpancar jelas dari kedua mata Elisabeth saat sambungan teleponnya disambut cucu kesayangan.
'' iya, Oma '' Bian terdengar malas. Bukannya ia tak senang .Tapi sudah dua bulan belakang ini omanya terus menelpon setiap hari hanya untuk mendesaknya agar segera pulang.
Elisabeth bahkan mengatakan ia bertemu Nana, gadis yang telah lama menghilang dari hidupnya.
'' cepatlah pulang, Bi.. Kamu beneran gak mau ketemu Nana ?''
'' Oma, plis..Jangan mulai lagi '' Bian memang tak mempercayai ucapan sang Oma .
Itu karena empat tahun lalu Elisabeth sempat membohonginya.
Karena tak terima ditinggal sendirian ,Elisabeth yang masih belum busa merelakan Bian pergi , mengarang sebuah kebohongan dengan mengatakan jika ia kecelakaan .
Bian yang khawatir pun segera pulang dan menemukan kenyataan jika itu hanya sandiwara Elisabeth saja.
Bain kecewa ,ia tak habis pikir jika Elisabeth sampai bersikap keterlaluan.
Dan karena itu, Bian yang pergi tanpa mengurus ijin terlebih dahulu , harus menerima kenyataan jika ia dikeluarkan dari Universitas .
Padahal sebelum pulang ke Indonesia, keluarganya telah memperingatinya untuk tidak percaya begitu saja pada ucapan Elisabeth.
Alhasil, ia yang membangkang dan tetap pergi lantas tak lagi diperdulikan oleh keluarganya.
Bian bahkan tak di terima kembali ke kanada .
Ditengah keputus asannya, Bian mencoba tetap optimistis dan berusaha keras untuk bangkit.
Bukan hanya untuk dirinya saja, tapi juga demi Elisabeth.
Dan meski telah dibohongi, nyatanya sejak ia tau kedua orang tuanya tak lagi mau membiayai hidup Elisabeth, sejak saat itu pula Bian mengambil alih tanggung jawab atas kehidupan sang Oma.
'' Oma, Bian pasti pulang. Tapi gak sekarang. Bian harus nunggu surat ijin tinggal sementara keluar dulu . Baru Bian bisa kesana '' jelas Bian.
Ini uda kesekian kali dari banyaknya alasan yang ia buat untuk menunda kepulangannya.
'' ... ''
'' oma ''
'' baiklah, terserah kau saja. Mungkin kau benar-benar akan pulang ketika nanti aku sudah menjadi mayat ''
'' Oma ''
Elisabeth terdiam masih dengan sambungan telepon yang terhubung.
' cklek ' pintu terbuka dan muncul sosok dari baliknya .
Nana tersenyum menyapa sembari berjalan mendekatinya.
Melihat itu, terbesit sebuah ide dikepalanya.
Elisabeth meletakkan ponselnya diatas tempat tidur . Ia sengaja.
Dan berharap Bian mendengar suaranya dan Nana.
Itu bisa menjadi bukti bahwa kali ini ia tak berbohong.
'' maaf, Oma. Oma pasti nunggu lama, ya ? '' Nana duduk di sisi Elisabeth ditepian ranjang.
Nana sama sekali tak menyadari jika ada ponsel yang masih menyala tak jauh di sisi duduknya Elisabeth.
'' gak papa.. '' Elisabeth meninggikan volume suaranya.
Nana mengerutkan dahinya heran. Kenapa Elisabeth harus bicara dengan keras ?
Hem, namanya juga orang tua, ada-ada saja sikapnya. Pikirnya .
'' o, ya Oma. Lusa Nana off. Jadi gak bisa nemanin Oma , gak papa kan ?
Tapi besoknya, Nana datang lagi kok ''
Elisabeth mengangguk sembari tersenyum lebar.
Nana bertambah heran. Tak biasanya Elisabeth mudah dibujuk .Biasanya Elisabeth pasti akan keberatan dan merengek menginginkannya.
'' Oma, uda ngantuk ? Mau tidur sekarang ?''
'' iya .Tapi Oma mau rebahan dulu .
O, ya kamu bisakan bantu Oma bacain novel lanjutan kemarin ''
Nana mengangguk.
Ia lalu keluar , menuju ke ruang baca yang letaknya tak jauh dari kamar Elisabeth.
Saat itulah Elisabeth langsung meraih kembali telpon yang sejak tadi masih terhubung.
'' Oma '' suara Bian memburu.
Sesuai harapan.Cucu laki-lakinya itu pasti mendengarkan.
'' Oma, suara siapa tadi ? ''
Elisabeth menyeringai. Sebuah senyuman syarat akan balasan atas sikap Bian yang sempat mengacuhkan dan tak mempercayainya.
'' Oma, apa itu benar-benar Nana ? ''
'' ... ''
'' Oma, jawab Oma.. Kenapa Oma diam saja ''
' tut ' Elisabeth mematikan sambung telponnya. Lalu mengaturnya ke mode silent.
Untuk sementara ia tak mau bicara dengan Bian. Ia ingin memberi pelajaran dan agar cucunya itu menjadi penasaran.
" lihat bagaimana oma akan membuatmu pulang dan tak akan pernah pergi lagi "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
yyyy
Like. Semangat terus kk💪
Salam dari BUKU HARIAN NABILA & MY HANDSOME KIMORI🤗
2021-12-05
2
Elisabeth Ratna Susanti
like plus taburan 🌹
2021-08-11
2
pecinta hijau
next semangat
2021-08-11
1