Tak Lagi Sama
🌺 hem... 🌺
Sebelum membaca, saya mau mengingatkan jika alur cerita ini akan lambat.
Konflik berjalan seiring dengan jalan ceritanya.
Jika dirasa membosankan silahkan ditinggalkan.
Dan jika kalian suka silahkan tinggalkan jejak.
Trims 😊
Selamat membaca.
* * *
Jiran, Malaysia.
Disalah satu sudut kota ,tampak seorang wanita tengah sibuk di pelataran tempat mencuci . Kedua tangannya dengan cekatan membersihkan satu persatu piring , sendok, garpu, sumpit dan juga gelas kotor yang menumpuk .
Selesai dengan peralatan makan, kini ia beralih pada peralatan memasak.
Sesekali ia terlihat menyeka keringat di kedua sisi keningnya secara bergantian.
Pukul 10 malam, restoran cepat saji itu sudah terlihat sepi karena memang sudah waktunya untuk tutup.
'' esok kau datang awal sikit, ye ?
Sebab banyak pesanan dari customer yang mesti siap pukul 6 '' pesan wanita bermata sipit dengan rambut yang sudah memutih semuanya.
'' iya, cik '' wanita yang mengikat rambutnya menjadi satu gulungan itu mengangguk .
Ia lalu disodorkan lembaran uang ringgit sebagai upah kerja kerasanya bulan ini.
Setelah menerima dan mengucapkan terima kasih , ia pun pergi meninggalkan tempat yang sudah 3 tahun menjadi sandarannya dalam mengais penghasilan .
Langkahnya terlihat gontai setelah menaiki puluhan anak tangga menuju lantai 5 dari sebuah hunian bersusun yang disebut apartemen.
Ia berjalan menuju salah satu unit dari bangunan berlantai 20 , lalu berhenti tepat didepan pintu bernomor 23 .
Tak langsung masuk, ia justru terlihat merogoh saku dan mengeluarkan lembaran yang baru saja ia terima tadi, lalu membaginya menjadi dua dan dimasukkan kedalam saku yang berbeda.
' cklek ' pintu ia buka.
Kedatangannya ternyata telah ditunggu.
Seorang wanita bertubuh tambun tengah duduk di ruang tengah, seketika menoleh.
'' eng, dah pulang kau ! ?
Hari ni kau terima upah, kan ? Meh bagian aku ? '' wanita yang menyemir rambutnya dengan warna pirang itu menadahkan tangan, lalu membuka tutup - telapak tangannya dengan gerakan cepat.
Ia merogoh saku depannya , mengeluarkan isi kemudian menyerahkannya .
'' aku ni terpakse tau ! sebab tinggal kat sini bukannya senang '' ucapnya cetus sembari menghitung jumlah uang tersebut.
'' segini, je ? ''
'' maaf, kak Rosmah. Sebentar lagi waktunya untuk cap passpor ''
'' hais... '' mendengus kesal lalu berlalu masuk kedalam kamar.
Ia menghela nafas, lalu melanjutkan langkah ke bagian paling belakang hunian tersebut.
Terlebih dahulu ia mengambil handuk untuk membersihkan diri . Barulah setelah itu ia masuk ke kamar dimana dua orang telah menantinya.
Seorang wanita bertubuh kurus dengan wajahnya yang pucat dan seorang balita laki-laki menyambutnya dengan senyuman.
'' mama '' si bocah tampan yang langsung menghamburkan pelukan padanya.
'' kau dah makan ?'' tanya si wanita itu membelai lembut pundaknya.
Ia tersenyum mengangguk, sembari mengusap punggung bocah yang masih memeluknya erat.
Malam semakin larut. Dengan hanya beralaskan sebuah kasur lantai tipis yang dibeberapa sisinya terdapat jahitan, ketiganya merebahkan tubuh untuk tidur.
'' Na ''
'' eng ?'' yang disebut namanya tengah memperhatikan dan menepuk-nepuk bokong bocah laki-laki yang sudah terlelap .
'' passpor dah nak matikan ?''
'' eng '' mengangguk perlahan. Sorot matanya teduh. Jemarinya kini mulai membelai pipi anak semata wayangnya, Dion.
'' kau mesti balik Indon , Na.
Pikirkan anakmu, Na '' mendekat, kemudian membelai penuh kasih dilengan Nana. Begitu sejak dulu ia dipanggil.
Nana mengangguk. Ia tersenyum dengan menatap sendu pada Siti, wanita yang ia panggil emak.
'' mak ikut, ya '' memalingkan wajahnya pada wanita yang wajahnya semakin terlihat tirus dari sebelumnya.
Siti menggeleng perlahan.
Nana lalu mendudukkan diri, meraih dan membuka koper yang memang tak jauh dari jangkauannya.
Koper yang difungsikan sebagai pengganti lemari yang bukan hanya untuk meletakan helaian baju mereka bertiga saja,namun juga sebagai tempat penyimpanan berkas dan surat pentingnya.
Tinggal 6 bulan lagi masa berlaku paspornya akan berakhir. Dan bukan hal itu saja yang mendesak, anak yang ia lahirkan pun belum memiliki identitas apa-apa.
Ia menarik nafas panjang dengan masih melihat pada paspor dan juga lembaran surat-menyuratnya.
Ia harus kembali ke Indonesia.
Sudah empat tahun berlalu sejak ia memutuskan pergi meninggalkan negaranya.
Masih jelas diingatnya saat pertama kali datang ke negara tetangganya ini.
Ia yang saat itu dalam keadaan hamil muda harus menerima kenyataan bahwa kehidupan yang akan ia jalani akan lebih sulit dari sebelumnya.
Awalnya ia ditolak mentah-mentah oleh kak Rosmah saat meminta ijin tinggal di kediamannya.
Jika bukan karena suami Rosmah adalah adik kandung dari Siti, Nana tak tau akan seperti apa nasibnya.
Karena wanita yang hamil tanpa suami sepertinya sulit untuk bisa diterima dengan layak.
Namun itu hanyalah permulaan saja.
Ia yang akhirnya diperbolehkan tinggal dirumah tersebut, harus bekerja demi memenuhi kebutuhannya dan juga Siti.
Selain itu , iapun juga harus menyisihkan setiap ringgit yang ia dapat untuk membayar kewajibannya pada negara tersebut, cap paspor yang tiap bulan wajib ia lakukan agar tak dianggap imigran ilegal.
Bukan hanya itu saja ia pun diminta untuk tau diri dengan memberikan upahnya dari bekerja pada Rosmah sebagai ganti uang sewa tempat tinggal.
Banyaknya tanggung jawab membuatnya tak bisa hanya mengandalkan dengan bekerja di satu tempat saja.
Saat Nana tengah mencari pekerjaan, ia tanpa sengaja bertemu dan langsung berkenalan dengan salah satu penghuni apartemen . Dari situ, ia lalu ditawari pekerjaan.
Itu adalah pekerjaan pertama dan yang sampai saat ini masih ia lakukan setiap harinya.
Pukul 5 pagi , ketika semua orang masih terlelap
Nana sudah memulai aktivitas mencari uang.
Dimulai dengan mendorong gerobak yang penuh dengan aneka kue kesebuah di pasar sekaligus memperdagangkan isinya.
Ia lakukan pekerjaan itu hanya sampai pukul 9 saja .
Setelah itu, pukul 10 ia akan lanjut dengan pekerjaan lainnya. Masih dari majikan yang sama, ia akan ke rumah si pemilik gerobak .
Tugas berikutnya dari sang majikan adalah menyiapkan bahan hingga terlibat dalam proses pembuatan berbagai macam kue yang akan dijual di keesokan harinya. Dan pekerjaan tersebut berakhir pada pukul 4 sore.
Ia bersyukur, selain jam kerja yang tak begitu menyita banyak waktu , untuk urusan perut iapun di tanggung . Bahkan tak jarang pula ia di beri kue sebagai oleh-oleh. Dan tentu saja itu diluar dari upah yang ia terima.
Nana bersyukur sebab majikannya begitu baik dan peduli padanya.
Tapi dua pekerjaan itu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Apalagi saat ia melahirkan Dion.
Ia butuh tambahan biaya .
Sang majikan yang iba terhadapnya lalu mengenalkannya pada seorang pemilik restoran cepat saji yang masih kerabat dekat sang majikan.
Restoran tersebut sedang membutuhkan seorang pencuci piring, dan tanpa pikir panjang Nana pun menyanggupinya.
Tak mengapa pikirnya, asal ia dapat menambah penghasilan .
Ia memulai pekerjaan ketiganya pada pukul 5 dan berakhir pada pukul sepuluh malam.
Ia senang, meski pemilik restoran sangat cerewet dan juga pemarah, namun ia tetap bertahan karena upah yang ia terima 2 kali lipat dari pekerjaan paginya.
Ia pun jadi bisa memenuhi semua kebutuhan dan tanggung jawabnya meski setiap hari harus bekerja dengan peluh dan juga lelah.
* * *
Nana lalu meletakkan lagi surat-menyuratnya kedalam saku koper, dan saat akan menutupnya matanya tertuju pada dompet hitam miliknya .
Nana mengambil dan membukanya .
Tak ada isinya selain sebuah foto yang ia selipkan disalah satu sakunya.
Foto sepasang remaja berdiri dengan latar bersandar pada sebuah mobil silver yang kala itu tergolong salah satu mobil mewah.
Nana tersenyum mengenang masa 10 tahun yang telah berlalu .
Jemarinya perlahan membuka lipatan foto yang memperlihatkan ukuran sebenarnya .
Ternyata dalam foto tersebut bukan hanya ada dua orang saja.
Namun ada satu lagi yang sengaja di tutup dengan melipat sisi tersebut.
Nana menatap dalam pada dia yang ada difoto tersebut.
Dia yang Nana rindukan. Dia yang tak bisa Nana raih meski sangat ia inginkan.
Dan dialah pemilik semua hal yang ada pada Nana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
uniaa
semangat thorr
2022-01-22
3
Lailatul Hawa
kak tata, aku baca nih. dari Hana dulu, baru kesini. ☺️☺️☺️
2021-12-10
2
💖Friza🧚♂
bru baca lgsung syuukaa
2021-10-19
2