🌺 hem... 🌺
* * *
'' Dit, hari ini mama harus ke kantor imigrasi ngurusin passport sama kelengkapan surat pindah kita . Jadi mama mau minta tolong .
Kamu dirumah jaga adek, ya ?''
Adit menghela nafas , teringat ucapan sang mama sesaat sebelum pergi tadi pagi.
Dengan terpaksa, ia mengatakan pada Nana bahwa ia tak bisa menemaninya ke tahanan untuk mengunjungi pak Andre .
Ia lalu menyarankan agar Nana mau pergi ke esokkan harinya saja. Sebab besok dia pasti bisa menemaninya.
Nana sempat terdiam . Mungkin kecewa lantaran Adit memang sudah berjanji.
Tapi, kemudian Nana tersenyum dan menolak saran Adit karena ia tak bisa menunggu lebih lama. Nana ingin segera bertemu sang papa karena ada hal yang sangat ingin ia tanyakan .
'' kamu sama Bian aja, ya perginya '' bujuk Adit pada Nana yang tangannya sudah menggantung untuk membuka pagar.
Nana menghela nafas dan menghembuskannya dengan kasar. Di tatapnya Adit yang tengah menggendong sang adik dengan raut wajah menujukan kekhawatiran.
'' aku pergi sendiri aja.
Aku kan bukan anak kecil lagi. Jadi, uda seharusnya aku belajar ngurus diri sendiri.
Adit gak perlu khawatir, aku bisa jaga diri kok '' Nana tersenyum meyakinkan.
' kreettttt ' pagar ia buka dan seketika -
'' HUAAA'' Nana terkejut saat mendapati Bian muncul dari balik pagar setinggi 3 meter.
'' segitunya kaget. Kaya liat hantu aja, kamu ! ''
Berbeda dengan Nana yang terlihat mengatur nafas karena saking terkejutnya, Adit justru terkekeh.
Ternyata Adit tadi menghubungi Bian untuk menggantikannya menemani Nana. Ia khawatir jika Nana harus pergi seorang diri.
Meskipun ia sebenarnya tak rela dan juga kecewa, kecewa karena harus merelakan kesempatan berduaan dengan Nana dan membiarkan gadis pujaannya itu pergi bersama Bian.
Padahal tak perlu dimintapun, Bian memang akan mengantar dan juga menemani Nana bertemu pak Andre.
* * *
'' Na '' panggil Bian disela fokusnya menyetir.
'' ng '' Nana menoleh.
'' kok, diam ? Kenapa ? Gugup, ya ?''
Nana tersenyum samar.
Gugupkah ia ? Nana pun bertanya pada dirinya sendiri. Ia pun bingung sekaligus tak tau harus dan akan seperti apa sikapnya nanti saat berhadapan dengan sang papa.
Sepanjang perjalanan Bian tak berhenti bicara. Mencoba mengalihkan perhatian Nana dengan mengajaknya ngobrol .
Berbagai topik yang ia rasa menarik untuk dibahas, hingga mengenang masa lalu dengan sesekali menggoda Nana .
Namun itu tak cukup mampu untuk menghibur Nana yang tengah dilema.
Nana hampir tak menyahutinya dan hanya menanggapinya dengan senyuman ringan.
Hingga akhirnya mereka pun sampai ditempat tujuan.
Nana masuk , sementara Bian menunggu diluar.
Setelah ditanyain siapa yang akan ia temui dan juga apa keperluannya , ia kemudian diminta untuk melakukan beberapa prosedur wajib.
Setelah itu, barulah Nana dibawa ke suatu ruangan khusus.
Sebuah ruangan yang didalamnya terdapat meja persegi panjang dengan dua kursi yang saling berhadapan.
* * *
' kret ' pintu terbuka.
'' pah.. '' Nana bangun dari duduknya saat pak Andre memasuki ruangan didampingi seorang petugas.
Pria itu menatapnya sekilas lalu melanjutkan langkahnya dan berhenti tepat dikursi yang berhadapan dengannya.
Pak Andre duduk ,begitu pun Nana.
Untuk beberapa saat hanya diam yang tercipta.
Pandangan Nana lurus pada wajah yang terlihat kusut dan juga muram. Pria itu sejak tadi memalingkan wajah kesamping, seperti enggan melihatnya.
Nana merasa seakan hatinya diremas kuat. Sakit hingga tak sadar air matanya jatuh.
Nana tertunduk. Menghapus air mata dan mencoba menahannya agar tak lagi keluar.
Nana berusaha tenang.
Pria yang selama 17 tahun ia panggil papa kini terlihat tak lagi sama.
Ia hampir tak mengenali siapa yang ada di hadapannya ini.
Tatapannya datar, begitupun dengan ekspresinya.
Tak ada pancaran hangat seperti dulu. Dimana biasanya sorot mata itu penuh kasih sayang padanya.
Begitupun dengannya. Padahal dulu jika berhadapan dengan sang papa, ia selalu bersikap manja dan semau hati . Tapi yang terjadi saat ini, tubuhnya seolah membatu.
Mereka terlihat canggung bahkan terasa asing terhadap satu sama lain.
'' ap- apa kabar, pah ?''
'' kita gak perlu basa-basi bertanya kabar.
Kau tau dan juga bisa lihat sendiri bagaimana keadaanku, kan ? ''
Nana mengangguk perlahan.
'' dan kau .. Kau terlihat baik- baik saja.
Siti benar-benar mengurusmu dengan baik '' melihat sepintas pada Nana lalu dengan cepat melemparkan tatapannya ke sembarang arah lagi.
'' ... ''
'' ku dengar kau sudah bertemu Narnia '' ucap pak Andre meletakkan kedua tangannya yang terborgol diatas meja yang menengahi duduknya dan Nana.
Nana meneggakkan kepalanya .
Ternyata, meskipun berada didalam tahanan pak Andre selalu memantau dan tau apapun yang ia lakukan.
'' ap- ''
'' jadi, dia sudah memberitahukanmu semuanya ''
Nana mengangguk lagi.
'' kalau begitu, apa alasanmu datang kemari ?''
' deg ' Nana tak mengerti.
Setelah semua kebenaran ia ketahui, kini sikap sang papa langsung berubah.
Pak Andre bukan hanya menjadi sosok yang dingin, hingga enggan menatapnya saja, tapi bahkan mengacuhkannya.
'' wanita itu sudah lama ingin mengatakannya padamu.
Dia tak sanggup menanggung beban harapan darimu yang ingin bertemu dan menganggapnya adalah ibu kandungmu.
Dan karena dia sudah menceritakan semuanya, jadi aku tak perlu menjelaskan apapun lagi ''
'' ... ''
Pak Andre menyandarkan duduknya sembari menghela nafas panjang.
'' kenapa diam ? Bukankah kau datang kemari karena ada sesuatu yang ingin kau katakan ?''
Nana mengulum bibirnya. Menahan getir karena perih yang mulai merambat ke otak.
'' menurutmu, harus seperti apa hubungan kita sekarang ? ''
'' ak-akh... ''
'' maaf, Nana... tapi kita tak bisa seperti dulu lagi ''
' tes. tes. tes. ' Nana menangis . Suara pilunya mulai memenuhi seisi ruangan.
Kenapa ?
Bahkan setelah terkuaknya perbuatan kotor pak Andre, sampai pada kenyataan jika ia bukan anak kandungnya, Nana berusaha untuk menerimanya.
Ia sudah mantapkan hati dan memutuskan untuk tak akan pernah mempermasalahkannya.
Namun nyatanya, ia seakan tak pernah dianggap adavdan kini di buang begitu saja.
Jadi, apa sebenarnya perannya selama ini ?
Apakah ia pernah berarti untuk mereka yang ia anggap orang tua ?
'' aku masih ingat waktu pertama kali melihatmu.
Kau lahir prematur, tubuhmu kecil . Kupikir kau tak akan bisa bertahan lama, makanya aku mengambilmu.
Karena aku butuh kau hanya untuk sementara waktu saja. Kau hanyalah sesuatu yang kugunakan untuk menyempurnakan rencanaku ''
Pak Andre teringat pada 17 tahun lalu.
Saat dimana Narnia melakoni peran sebagai wanita hamil yang sebentar lagi akan melahirkan.
Sempat terpikir untuk membuat kejadian yang membuat Narnia dinyatakan keguguran. Namun hal tersebut dinilai akan kurang efektif untuk meyakinkan demi meraih simpati publik.
Ia pun mencari alternatif lainnya .
Hingga akhirnya Pak Anas mengusulkan jalan keluar untuknya.
Orang kepercayaannya itu mengatakan jika ada seorang kenalannya menawarkan seorang bayi prematur tanpa identitas yang baru saja dilahirkan.
Ibu dari si bayi yang meninggal saat proses persalinan merupakan seorang wanita penghibur.
Yang itu berarti si bayi pun tak memiliki ayah.
Tanpa pikir panjang pak Andre pun menyetujui ide tersebut. Apalagi saat melihat keadaan bayi yang sepertinya tak akan bertahan hidup lama.
Ia pun menyuruh pak Anas untuk bergegas mengatur segala sesuatunya.
Termaksud menyogok sana sini untuk membuat surat keterangan , seolah-olah bayi itulah yang baru saja dilahirkan oleh Narnia istrinya.
'' dengar Nana .
Aku tak berhutang apapun padamu.
Hubungan yang pernah kita jalani dulu hanyalah sebatas saling membutuhkan saja.
Aku butuh kau sebagai alat, dan kau butuh aku untuk bertahan hidup.
Jika bukan karena kau, hidup ku kemarin mungkin tak berjalan baik. Sebaliknya pun begitu.
Jika bukan karena aku, kau mungkin tak akan bisa bertahan hidup.
Jadi, sebaiknya kau kubur semua yang telah lalu dan mulailah jalani hidupmu yang baru ''
'' ... ''
'' mak-mak Siti dimana, dia ?'' Nana teringat Siti, dan tanpa sadar menyebutnya dengan sebutan 'mak'.
Mendengar itu pak Andre tergelak.
'' mak, katamu ?'' pak Andre menatapnya sinis.
'' sekian tahun dia menantimu memanggilnya seperti itu dan baru sekarang kau mengucapkannya ?
Apa setelah tau bahwa kau tak punya dan bukan siapa-siapa, kau lantas ingin memanfaatkan kebaikannya ?
Siti memang baik. Dia terlalu baik terhadap kau dan aku.
Tapi aku cukup tau diri untuk tidak lagi mengandalkan kebaikannya.
Dan ku harap kau pun demikian ''
'' aku tidak bermaksud memanfaatkan apapun darinya. Aku hanya ingin bertemu dengannya ''
'' dan setelah bertemu dengannya, apa yang mau kau lakukan ?
Apa kau akan memintanya tinggal bersama mu? Untuk mengurusimu ? Melayanimu seperti dulu ?
Asal kau tau, Nana. Jika semua biaya hidup mu selama beberapa bulan ini adalah bagiannya.
Berbeda denganmu, Siti sangat membutuhkan uang agar bisa bertahan hidup .
Karena itu aku menyiapkan dana khusus untuk pengobatannya.
Dan aku sama sekali tak menyiapkan apapun untuk mu .
Karena itu dia merelakan bagiannya karena kasihan padamu ''
' deg ' Nana terdiam. Ia teringat bagaimana sikap semena-menanya dulu pada Siti. Ditambah lagi dengan apa yang baru saja ia dengar.
Rasa bersalah pun memenuhi benaknya.
'' dia tak ada hubungannya denganmu, jadi berhenti mengharapkannya dan juga jangan mencarinya ''
'' ak- aku hanya ingin mengucapkan terimakasih dan juga salam perpisahan ''
'' aku akan menyampaikannya . Dan jika suatu saat kau bertemu dengannya, sebaiknya kau balas semua hal baik yang pernah ia berikan padamu ''
'' .. ''
'' apa lagi yang mau kau bicarakan ?Jika tidak ada , aku akan pergi ''
Pak Andre hendak beranjak dari duduknya, namun dengan cepat Nana mencegah dan memintanya untuk tetap tinggal sebentar lagi .
'' apakah kau benar-benar tak pernah menganggapku sebagai anak ?
Apakah ak- ''
'' ternyata kau mau bertanya hal tak penting seperti itu ?
Tapi, baiklah. Aku akan menjawab mu.
Kau hanya sebatas alat bagiku.
Kau dan aku kurang lebih sama, Nana.
Kita hidup dengan saling memanfaatkan.
Aku menjadikanmu anak untuk menutupi kekuranganku
Dan sebagai gantinya , kau ku berikan apapun yang kau inginkan.
Bedanya, semua itu ku rencanakan, sedangkan kau tak tau apa-apa ''
'' apa itu bearti kita tak bisa menjalani peran kita seperti dulu ?
Ak-ak aku tak perduli siapapun atau apapun yang telah kau lakukan.
Jadi, ijinkan aku tetap menganggapmu sebagai - '' Nana terisak.
'' pulanglah, dan jangan pernah lagi datang kemari ''
'' sekali saja.. katakan padaku bahwa yang kemarin itu nyata dan-dan... ''
'' Nana, kuharap kau tak seperti ku.
Hiduplah dengan menopang dirimu sendiri.
Jangan mengandalkan orang lain , apalagi manfaatkan orang sekitarmu. Atau kau hanya akan berakhir seperti ku ''
'' ap-apa maksdunya ?''
'' kedua temanmu akan pergi, bukan ?''
Nana mengernyit.
'' sepertinya mereka belum memberitahu mu.
Dengar,Nana.
Mereka memiliki keluarga yang utuh dan akan pergi untuk berkumpul bersama orang tua mereka.
Dan juga untuk menata masa depan "
" ... "
" sepertinya kau benar-benar tak tau.
Menggelikan.
Persahabatan kalian ternyata tak seistimewa kelihatannya.
Aku tau kalau kau menyukai salah satu dari mereka.
Tapi kau harus sadar, jika hidupmu yang sekarang tidak lagi sama seperti dulu. Kau tak lagi sama seperti mereka.
Jangan jadi penghambat masa depan mereka, Nana.
Jadilah seorang yang bermartabat dengan tidak mempersulit mereka, apalagi memohon belas kasihan dari mereka.
Berjuanglah untuk dirimu sendiri.
Dan kalau bisa temukan kebahagiaanmu yang sesuai dengan posisimu saat ini ''
' srak ' pak Andre beranjak lalu melangkah pergi.
" maafin papa, Nana.
Papa hanya gak mau kamu terpaku sama hidup masa lalumu. Karena aku sebenarnya tak pernah pantas jadi orang tuamu.
Kau anak baik dan kau pantas mendapatkan yang terbaik. Dan kau harus lakukan itu sendiri.
Papa ingin kamu jadi sosok yang kuat.Sosok yang tidak tergantung pada orang lain.
Kau bukan lagi Nana yang manja yang hidupnya selalu berkelimpahan.
Kau harus berubah, Nana.
Semua demi kebaikanmu "
* * *
Setelah beberapa saat menenangkan diri, Nana akhirnya keluar .
Dilihatnya Bian berdiri di mulut pintu masuk. Laki-laki itu melambaikan tangan sembari tersenyum lebar.
Nana tertunduk, menahan jatuh air mata yang akan kembali tumpah.
" Setelah Siti, apa kalian juga akan pergi meninggalkanku ? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Jiayou🐼
wahai pak Andre rasanya aku ingin panggil Monica biar kau langsung di bunuhnya🥺. btw Nana ku semoga kau kuat ya... aku baru aja selesai kan cerita ku dan pas baca cerita ini jiwa pemberontak ku meronta pingin bunuh bpknya huhuhu Thor semangat ya 🥺 ini cerita semoga ending Nana bahagia 😭
2021-10-17
2
Annisa lie
jika aku diposiai nana...
aku bingung harus berbuat apa.
aku juga tak punya keahlian apa apa.
2021-08-11
3
ɳσҽɾ
sukses selalu ❤️
2021-07-26
2