Binar Harapan

🌺 hem... 🌺

* * *

Mengendarai CR-V Turbo keluaran terbaru berwarna silver , Han dan Alika sampai di tempat tujuan.

Mobil berhenti tepat didepan sebuah rumah yang terletak di salah satu kawasan elit .

Baru saja bell di tekan ,gerbang rumah tersebut langsung terbuka. Sepertinya kedatangan mereka memang sudah ditunggu.

Seorang wanita cantik berparas bule setinggi 170 cm mendorong seorang wanita tua dengan kursi roda.

'' phak, tholong thas Oma shaya '' ucap wanita berparas bule dengan logat khasnya.

Han sigap, ia berjalan cepat mengambil tas hitam yang dimaksud dan langsung memasukannya ke bagasi belakang mobil.

'' shaya syudah reservasi shemuanya. Tholong antar Oma shaya dan mintha merekha urush dhengan bhaik. Oke '' wanita itu melepas pegangan pada kursi roda yang langsung diambil alih Alika .

'' o, ya ini khartu nama shaya. Kalau adha apha-apha shegera hubungi shaya ? ''

Alika menerima kertas berukuran 9 x 5 mm , dimana tertera nama pemiliknya.

Cecilia Hambert. Hanya itu yang bisa ia baca karena selebihnya menggunakan bahasa Inggris.

Wanita itu berbalik kemudian masuk begitu saja

Han dan Alika pun melongo dibuatnya. Tak ada basa - basi apalagi salam perpisahan untuk si wanita yang duduk di kursi roda .

Alika mengurut dada .Ia prihatin.

Terkadang inilah situasi tak nyaman yang harus mereka hadapai dalam pekerjaan ini.

Alika dan Han pun memutuskan untuk segera pergi.

Alika membuka pintu mobil dan Han menggendong tubuh renta itu dan mendudukannya dikursi belakang.

Setelahnya Han melipat kursi roda dan meletakkannya ke bagasi belakang.

Sepanjang perjalanan Han terlihat sesekali melirik mereka yang duduk di belakang.

Rambut pendeknya berwarna putih semua. Dia yang dipanggil Oma menyamping wajahnya ke jendela.

'' Oma '' Alika mencoba menyapa .

Si Oma bergeming. Ia tetap menatap ke luar , dimana jalan tengah dipenuhi berbagai kendaraan .

Alika diam. Cukup sekali baginya mencoba.

Sewaktu belum resmi bekerja, ia termaksud juga Han sempat menerima pelatihan singkat.

Dimana mereka diajarkan untuk bisa bersikap ramah karena situasi dalam bekerja yang menuntut mereka harus bisa menyeimbangi para lansia yang susana hatinya sering tak menentu .

Seperti situasi yang mereka hadapi saat ini.

Cukup sekali menyapa dan jika tak direspon maka sebaiknya mereka diam dengan tetap melayani dan melakukan apa yang diinginkan oleh para lansia.

Sesampainya di DSL.

' cklek ' Han turun lebih dulu dan mempersiapkan untuk kemudian menggendong si Oma dan mendudukannya di kursi roda.

Han sempat memperhatikan wanita yang usianya hampir 70 tahun itu. Oma masih tak bersuara bahkan tak menatap Han sekalipun.

'' selamat datang di DSL , Oma '' ucap Alika yang mendorongnya memasuk.

Oma terlihat memperhatikan sekelilingnya.

Kedua tangan yang ia letakan diatas pangkuan dikepal kuat , menahan hati yang terasa seperti diremas.

" sampai hati kalian mengirim ku ke tempat seperti ini ... "

* * *

Pukul 6 sore, mereka yang akan menggantikan shift telah datang dan yang shift sebelumnya pun bersiap pulang.

Selain security, beberapa bagian juga harus dijaga secara bergantian selama 24 jam.

Han salah satunya. Karena bisa saja sewaktu-waktu ada keadaan darurat .

Han yang sudah mengganti seragam kerjanya, terlihat mondar-mandir menelpon .

" kemana Nana ? Kok, seharian ini telponku gak diangkat ? " gumamnya.

Perasannya mulai tak nyaman. Sempat terbesit untuk menelpon dan bertanya pada Siti. Tapi jika Siti tak tau lalu khawatir dan jadi panik gimana ?

Han pun urung lakukan. Ia akhirnya memutuskan untuk ke cafe tempat kerja Nana.

Tiba disana, ia langsung masuk dan bertanya pada Lion, seorang yang ia kenal karena sering bertemu saat menantar jemput Nana.

Han terkejut. Karena menurut penuturan Lion yang bertugas dibagian kasir, Nana tadi datang cuma untuk bertemu pemilik cafe dan mengatakan ingin berhenti bekerja.

Lion pun tak tau pasti alasannya.

Han lalu teringat pekerja cafe yang dua bulan lalu berhenti . Beruntung Lion tau siapa yang dimaksud dan masih masih menyimpan kontak telpon perempuan bernama Tiara.

Setelah mengucapkan terima kasih, Han bergegas keluar dan langsung menghubungi no telpon tersebut.

' tuuuuutttt.... '

'' ya, halo ?''

'' Tiara ? ''

'' iya, benar. Ini siapa, ya ?''

'' aku Han, teman Nana ?''

'' ... ''

" apa Nana ada menghubungi mu ?''

'' .... ''

'' kurasa benar. Jadi, dimana Nana ?''

'' Nana sedang bekerja ''

'' kerja ? Kerja apa ? Dimana ! ?''

'' Nana memintaku untuk tidak memberitahukannya pada siapapun.

Lagian kurasa itu juga bukan urusanmu ''

'' katakan saja dimana Nana ''

'' ... ''

'' baiklah kau yang memaksaku. Jadi, sebaiknya kau berhati-hati kalau kita sampai bertemu ''

Han memutus telponnya.

Ia lalu kembali kedalam, bertanya lagi pada Lion tentang Tira .

* * *

Berbekal informasi tempat tinggal Tiara, Han pergi ke sana namun Tira juga sedang tak ada dikosannya.

Beruntung perempuan itu cukup terkenal di kawasan tempat tinggalnya. Seseorang yang mengaku cukup akrab, memberitahu Han jika selain bekerja sebagai SPG lepas, biasanya pada malam hari Tiara melakoni pekerjaan lainnya.

Dan tadi, ia melihat Tiara pergi dengan seorang gadis yang ia tak tau siapa .

Han bergegas setelah orang tersebut memberitahu dimana tempat kerja Tiara.

Hanya kini sudah berdiri didepan sebuah Club malam . Salah satu tempat hiburan yang lumayan terkenal di ibu Kota.

Han diijinkan masuk setelah merelakan ratusan ribunya sebagai uang tiket masuk.

Ini bukan pertama kalinya ia masuk ke tempat dengan segudang aktifitas tak karuan itu.

Sewaktu remaja dulu ia pernah diajak temannya ke tempat serupa dengan yang ia masuki saat ini.

Han lalu mencoba bertanya pada seorang pelayanan wanita yang baru saja keluar dari sebuah ruangan tertutup.

'' SIAPA ?''

Karena kerasnya dentuman musik membuatnya tak begitu mendengar ucapan Han. Han lalu menyodorkan dua ratus ribu pada wanita berpakaian mini itu.

'' Ooooo, Nana '' Wanita itu mengangguk. Ia tau siapa yang Han cari. Pekerja yang tadi dibawa Tiara yang sudah sebulan bekerja ditempat tersebut.

'' sebentar '' ia memukul pundak Han dan berlalu.

Selang 10 meniti kemudian ia keluar dengan seorang gadis berjalan dibelakangnya.

Han melangkah cepat, mendekat untuk memastikan jika itu Nana.

'' Han '' Nana melebarkan mata dan langkahnya pun terhenti seketika .

Han menarik nafas. Ia tampak kesal.

Ia berjalan mendekat seraya membuka jaketnya, lalu ia pasangkan di bahu Nana dan ia tarik Nana keluar .

'' apa-apaan ini ? kamu berhenti dicafe hanya untuk kerja kaya gini '' Han menekan nada bicaranya.

Nana memalingkan wajah, kedua tangannya mengeratkan jaket agar menutupi tubuhnya.

Ia malu Han melihatnya dengan dandanan seperti wanita murahan.

'' ayo, pulang '' Han hendak menariknya , tapi -

'' Nana '' suara seorang perempuan berpakaian **** membuat keduanya menoleh.

'' siapa ? '' tanya Han menatap Nana.

Perempuan itu berjalan semakin mendekat. Dan tanpa basa basi ia mencekal lengan Nana.

Han yang melihat itu langsung mendorong tubuh perempuan itu dengan menekan salah satu bahunya.

'' apaan, sih ! ? '' bernada tak terima . Ia melotot pada Han seakan menantang.

Nana dengan sigap menengahi keduanya.

'' siapa dia, Na ? '' tanya Han menarik Nana agar berada dibalik tubuhnya.

'' kamu yang siapa ? Datang-dagang main bawa pergi ladys ''

'' ladys ?'' Han menatap tak percaya.

Mustahil Nana menjadi ladys ? Perempuan yang menemani pengunjung didalam ruangan tertutup ? Yang biasanya rela dijamah bahkan - -

Han tak mau mempercayainya.

Nana tertunduk.

'' ak-aku gak tau kalau kerjaannya kaya gitu ''

Han memejamkan matanya sesaat, mencoba menetralisir marahnya.

'' kamu Tiara ?'' Hana menatap perempuan yang ia sudah pasti jika tebakannya benar.

'' iya ! kamu siapa ? Ooo.. jadi kamu yang namanya Han ? ''

'' iya, aku Han ak- ''

'' padah kamu cuma teman. Tapi kok, sok ngatur ? ''

Han melihat lagi pada Nana. Nana mengangguk, isyarat yang mengatakan jika Nana telah menceritakan tentangnya pada Tiara.

'' maaf, Ti. Aku kayanya gak bisa lanjut. Aku gak siap kalau kerjaannya harus kaya gitu '' ucap Nana menatap Tiara dengan tak nyaman.

'' kamu bilang butuh uang untuk biaya obat ibumu ? Masa cuma dipegang-pegang aja kamu uda nyerah ''

' plak ' telapak tangan Han mendarat dipipi perempuan berkulit sawo matang .

'' cuma dipegang-pegang katamu ? Bagimu yang sudah terbiasa itu tak apa .

Tapi itu gak akan pernah kubiarkan terjadi pada Nana !

Aku sudah memperingatkan mu untuk berhati-hati jika bertemu dengan ku, kan ? ''

Tiara nampak murka, ingin membalas tapi ia sadar pasti akan kalah.

'' cukup sekali aku bantu kamu, Na. Jadi jangan lagi hubungi atau datengin aku ''

Tiara pergi dengan sejuta amarah.

Diam beberapa saat hingga Han melepaskan tangan Nana dari pegangannya.

'' kenapa, Na ? Kenapa kamu harus sampai nekat kaya gini ? Apa segitunya kamu butuh uang ?

Kenapa gak bilang sama aku ? Aku kan bisa bantu ''

'' ... ''

'' kalau lambat sedikit saja, mungkin tadi kamu bukan cuma dipegang-pegang saja. Kami mung- '' Han berdecak kesal dan memalingkan wajahnya. Ia kesal memikirkannya jika sampai hal di khawatirkannya terjadi.

'' ... ''

'' ya, uda kita pergi aja dulu dari sini ''

'' sirosis.. '' ucap Nana membuat Han tak jadi melangkahkan.

'' kata dokter penyakit ibuku sudah ditahap yang mengkhawatirkan. Karena itu aku butuh uang untuk berjaga-jaga .

Ak- aku gak mau kehilangannya, Han.

Dia satu-satunya yang kupunya. Karena itu akan kulakukan apapun agar ia bisa bertahan '' tubuh Nana merosot.

Dengan kedua telapak tangan Nana menangkup wajahnya.

Ia menagis dalam diam. Hampir tak terdengar bersuara.

Untuk beberapa saat Han membiarkannya .

Sampai akhirnya Nana kembali berdiri memperlihatkan wajahnya yang sembab.

'' aku tau keadaan mu sulit. Tapi aku gak ngerti kenapa kamu gak pernah mau nerima bantuanku ''

'' maaf, Han . Tapi aku benar-benar aku gak bisa selalu bergantung padamu. Kamu juga punya tanggung jawab sendiri. Ada ibu dan Laras yang juga membutuhkanmu ''

Jeda sejenak. Ya, Han memang tak bisa mengesampingkan keluarganya .

'' tapi, tolong Na.

Jangan lagi sembarangan mengambil keputusan ''

'' ... ''

'' aku gak habis pikir sama kamu. Bagaimana bisa kamu ngambil kerjaan yang gak jelas tadi ?

Apa kamu tau , kebanyakan dari mereka yang bekerja seperti itu berakhir seperti apa ? ''

Nana menggeleng.

'' aku gak tau harus bagaimana lagi, Han.

Aku gak punya pengalaman kerja apa-apa selain di cafe, dan pendidikan pun cuma sampai SMA.

Yang ku ingin hanya pekerjaan yang bisa menghasilkan banyak uang .

Tadinya aku gak perduli harus bekerja seperti apa, tapi nyatanya aku gak siap kalau harus - - ''

'' besok kamu ikut aku ''

'' kemana ?''

'' ada lowongan ditempat kerja ku.

Kamu liat dan tanya sendiri pekerjaan seperti apa.

Tapi yang kutau bagian ini tidak perlu pendidikan dan pengalaman khusus.

Gaji yang ditawarkan pun diatas gaji para pekerja lainnya.

Jika tekatmu memang kuat , kurasa kau bisa ''

Nana menatap Han dengan sorot mata penuh binar harapan.

Ia memegang jemari Han, sangat erat sambil mengucapkan terima kasih.

Han sebenarnya ragu untuk menawarkan lowongan yang ada ditempat kerjanya.

Pasalnya pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang bagi kebanyakan orang pasti tak akan sanggup mengerjakannya.

Terpopuler

Comments

Jiayou🐼

Jiayou🐼

untung Han bukan lah xinran yang kalo ketemu orang macam Tiara pasti sudah di hajarnya sampai baba belur.

hmm Nana jgn suka main di club malam karena di sama sekali gak ada kebaikan nya itu nasehat dari laora Zhao yg senasib dengan mu 🥲

2021-10-17

2

Neti Jalia

Neti Jalia

boom like untukmu kk🤗😄

2021-10-11

2

Annisa lie

Annisa lie

hampir saja

2021-08-11

2

lihat semua
Episodes
1 Pemilik semua hal
2 Foto
3 Minta adik
4 Ulang tahun Nana
5 Mama
6 Tak tau pasti
7 Sendiri
8 Ada apa
9 Teman
10 Simpan sendiri
11 Pergi
12 Ditinggal sendirian
13 Suka
14 Memendam
15 Senang
16 Binar Harapan
17 Secuil harapan
18 Cara membuatmu pulang
19 Flu
20 Yang dinantikan
21 Berusaha membuat kalian berjodoh
22 Andai saja
23 Obsesi
24 Selama tinggal Nana
25 Sosok dibaliknya
26 Si pemilik hati
27 Lega
28 Love u, Bi
29 Mengkhawatirkan hal yang sama
30 Maaf, Oma
31 Saling tampar
32 Menghindar
33 Dia
34 Keadaan Siti
35 Jadikan dia milikmu
36 Uang
37 Notif tanpa henti
38 Kecewa
39 Hal tak terduga
40 Lakukan dengan caraku
41 Cucu Mantu
42 Nikahi aku
43 Bingung
44 Han merana
45 Belum berhasil
46 Berhenti menggodaku
47 Mau apa kamu
48 Caraku mencintaimu
49 Firasat yang sulit diartikan
50 Sisanya serahkan padaku
51 Tercekat
52 Salah gandeng
53 Sebaiknya
54 Berpisahlah
55 Pamit pergi
56 Sudah terlambat
57 Tidak sekarang
58 Semakin cepat semakin bagus
59 Tak ada pilihan
60 Tak siap
61 Janji
62 Berbagai rasa
63 Lebih baik
64 Pilihan
65 Sebentar lagi
66 Terakhir kalinya
67 Besok
68 Ini awal bukan akhir
69 Hampa
70 Maaf
71 Ini aneh
72 Akhir yang manis
73 Cinta terbesar
74 Aku mau pulang
75 Pengkhianat
76 Tak lagi sama
77 Biarkan mereka
78 Dasar
79 Cara membujuknya
80 Cemburu
81 Inilah saatnya
82 Pikiran kotor
83 Hujan
84 Terpaksa ikut campur
85 Memilih mundur
86 Senang sekaligus takut
87 Bertemu Besan
88 Lamaran
89 Tatapan tak biasa
90 Jika memang ini yang terbaik
91 Bergumam-gumam
92 Ada apa dengan mereka
93 Nanar
94 Cukup sampai disini
95 Terima kasih
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Pemilik semua hal
2
Foto
3
Minta adik
4
Ulang tahun Nana
5
Mama
6
Tak tau pasti
7
Sendiri
8
Ada apa
9
Teman
10
Simpan sendiri
11
Pergi
12
Ditinggal sendirian
13
Suka
14
Memendam
15
Senang
16
Binar Harapan
17
Secuil harapan
18
Cara membuatmu pulang
19
Flu
20
Yang dinantikan
21
Berusaha membuat kalian berjodoh
22
Andai saja
23
Obsesi
24
Selama tinggal Nana
25
Sosok dibaliknya
26
Si pemilik hati
27
Lega
28
Love u, Bi
29
Mengkhawatirkan hal yang sama
30
Maaf, Oma
31
Saling tampar
32
Menghindar
33
Dia
34
Keadaan Siti
35
Jadikan dia milikmu
36
Uang
37
Notif tanpa henti
38
Kecewa
39
Hal tak terduga
40
Lakukan dengan caraku
41
Cucu Mantu
42
Nikahi aku
43
Bingung
44
Han merana
45
Belum berhasil
46
Berhenti menggodaku
47
Mau apa kamu
48
Caraku mencintaimu
49
Firasat yang sulit diartikan
50
Sisanya serahkan padaku
51
Tercekat
52
Salah gandeng
53
Sebaiknya
54
Berpisahlah
55
Pamit pergi
56
Sudah terlambat
57
Tidak sekarang
58
Semakin cepat semakin bagus
59
Tak ada pilihan
60
Tak siap
61
Janji
62
Berbagai rasa
63
Lebih baik
64
Pilihan
65
Sebentar lagi
66
Terakhir kalinya
67
Besok
68
Ini awal bukan akhir
69
Hampa
70
Maaf
71
Ini aneh
72
Akhir yang manis
73
Cinta terbesar
74
Aku mau pulang
75
Pengkhianat
76
Tak lagi sama
77
Biarkan mereka
78
Dasar
79
Cara membujuknya
80
Cemburu
81
Inilah saatnya
82
Pikiran kotor
83
Hujan
84
Terpaksa ikut campur
85
Memilih mundur
86
Senang sekaligus takut
87
Bertemu Besan
88
Lamaran
89
Tatapan tak biasa
90
Jika memang ini yang terbaik
91
Bergumam-gumam
92
Ada apa dengan mereka
93
Nanar
94
Cukup sampai disini
95
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!