🌺 hem... 🌺
'' makasih, ya pak '' ucapan Nana sebelum keluar dari mobil.
'' sama-sama, Non '' ucap Anas mengangguk dan setelah itu berlalu.
Nana menatap hampa kepergian mobil yang telah mengantarkannya pulang . Perlahan semakin jauh dan tak lama menghilang dibelokan ujung jalan sana.
Nana teringat perbincangannya dengan pak Anas saat diperjalanan tadi.
Pria itu berjanji akan mengunjunginya lagi. Meski tak pasti kapan.
Mengingat jarak tempuh kampung halaman pak Anas yang berada di pedalaman Kalimantan .
Tentu Nana senang dan menyambut baik niat baik pak Anas. Namun ia tak berani berharap banyak.
Bisa dibantu, diperhatikan , bahkan diperlakukan layaknya seorang pelayan pada majikannya saja , itu sudah lebih dari cukup baginya.
" ok, Nana jangan lagi mengenang hal yang telah lalu.
Sekarang saatnya kau menata hidupmu sendiri.
Ada banyak hal yang harus kau lakukan dan pelajari.. "
Nana berbalik. Dibukanya pagar dan melangkah menuju pintu masuk rumah.
' ckalk ' baru saja kunci ia masukan pintu sudah terbuka dengan sendirinya.
'' eh ?'' Nana bingung sekaligus was-was.
Apa mungkin selama sebulan ia tinggalkan rumah dalam keadaan tak terkunci ? Atau jangan-jangan, ada maling menerobos masuk ke rumahnya ?
Nana membuka pintu dengan perlahan dan berjalan mengendap-endap agar tidak menimbulkan suara.
' endus-endus ' indera penciumanya menangkap bau yang tak asing. Aroma masakan.
'' MAKKKKK '' Nana bersuara nyaring saat mendapati Siti di dapur.
Ia setengah berlari dan langsung memeluk Siti yang tengah berada didepan kompor.
" budak, ni " Siti tersentak.
Ia menghela nafas lega, untung saja ia sudah selesai memasak. Kalau tidak ,mungkin saja penggorengannya sudah terbalik dan jatuh ke lantai.
'' mak '' Nana terisak . Ia benamkan wajahnya didada Siti dan semakin mengeratkan pelukannya.
" mak, die cakap ? die panggil aku mak ? "
Siti terharu mendengar Nana memanggilnya dengan sebutan yang sudah lama ia nantikan.
Tangan Siti melepas spatula dan juga kuping penggorengan.
Siti membelai punggung Nana.
Untuk beberapa saat keduanya tetap seperti itu. Hingga akhirnya Nana melepas pelukannya.
Masih sesenggukan, ia menatap Siti lekat - lekat. Seolah ingin memastikan jika ini bukanlah mimpi.
Siti membelai wajahnya, menghapus sisa - sisa air mata di pipi si chubby.
Kini Nana yakin jika itu memang Siti. Dan itu berati ia tak sendiri, sang wanita berhati malaikat kini telah kembali .
'' mak , buat ayam panggang kesukaan Nana.
Jom , kita makan ''
Nana mengangguk dengan cepat . Ia senang ,sangat - sangat senang. Entah harus digambarkan dengan apa perasaannya saat ini.
Wakt berjalan begitu cepat.
Usai makan malam keduanya lalu masuk kekamar, bersiap untuk tidur.
Malam itu, untuk pertama kali dan seterusnya mereka akan tidur bersama.
Keduanya merebahkan tubuh diatas ranjang , Nana terlihat merapatkan diri pada Siti.
Nana kemudian memulai pembicaraan. Ia buka dengan bertanya , yang tanpa ragu langsung dijawab Siti.
Ternyata Siti kembali ke negara asalnya hanya untuk memperpanjang Visa dan ijin tinggalnya untuk lima tahun kedepan.
Karena memang sejak awal ia tak pernah berniat atau lebih tepatnya tak bisa meninggalkan Nana seorang diri.
Terlepas dari apapun keadaan mereka kedepannya nanti, ia hanya ingin menjalani hidup bersama gadis yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.
Nana kemudian lanjut bertanya, apakah Siti mengetahui perihal pak Andre.
Ya, Siti mengetahuinya. Dan ia pun juga menjelaskan alasan mengapa ia tak menghadiri pemakaman mendiang sang suami.
Saat pak Anas mengabarinya jika pak Andre telah meninggal, saat itu Siti pun sama terpukulnya dengan Nana.
Apalagi saat mengetahui jika suaminya mengakhiri hidupnya sendiri.
Bukan hanya sulit, tapi Siti tak bisa begitu saja menerima dan juga memaafkan hal tersebut.
Nana mengangguk . Ia paham bagaimana perasaan Siti.
Karena ia pun merasa demikian.
'' makasi uda mau kembali, mak " Nana menyampingkan tubuh dan memeluk Siti.
Siti tersenyum dan menepuk punggung tangan yang ada diatas perutnya.
...
'' mak ''
'' em ?''
" sebenarnya ada hal lain yang aku penasaran ''
Siti menilik dengan dahi mengkerut.
'' waktu petugas KPK datang ke rumah, mereka kan ngeluarin semua barang-barang yang ada di kamar kalian .
Diantara semua barang itu, ada satu box yang dibawa paling akhir yang isinya aku gak begitu paham.
Tap - ''
'' eng-eng-eng '' Siti menggeleng.
Ia tau apa yang Nana maksud.
Alasan mengapa dulu kamarnya selalu dalam keadaan terkunci adalah untuk menyembuhkan keberadaan barang itu.
Bahkan para pekerja rumah tangganya saja tak ada yang ia ijinkan masuk walau untuk membersihkan ruang pribadinya bersama mendiang pak Andre dulu.
Itu adalah rahasia mereka. Hal yang mereka tutupi rapat-rapat agar jangan sampai diketahui oleh siapapun.
Bahkan ketika barang tersebut dibawa dan dipertanyakan saat pemeriksaan, ia dan pak Andre sama-sama meminta agar hal itu dirahasiakan karena tak ada hubungannya dengan kasus yang menjerat pak Andre.
Siti pun teringat pada alat-alat bantu *** yang digunakan pak Andre untuk memuaskan hasratnya. Hal tersebut dilakukan sebagai ganti memenuhi kebutuhan batin terhadapnya.
'' bile Nana dah cukup umor, mak baru bagi tau '' Siti dengan wajah bersemu mengingat bagaimana cara almarhum suaminya memperlakukannya saat bermain dulu.
Mungkin bagi beberapa orang ,hal tersebut tidak lazim dilalukan.Bahkan dinilai sebagai sesuatu yang yang tidak normal.
Namun bagi kondisi pasturi seperti mereka, hanya itulah pilihan yang mereka punya . Karena hanya dengan cara demikian, pak Andre dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang suami yang wajib nafkahi kebutuhan batin istrinya.
* * *
Ke esokkan paginya, Nana terlihat menyapu teras sementara Siti sibuk mencuci di pelantaran belakang rumah .
' tit ' suara klakson motor seiring dengan berhenti sosok pengendaranya.
Nana tersenyum sumringah.
Ia sandarkan sapu dan sekop didinding , kemudian melangkah menghampiri Han yang sudah turun dari motornya.
Pria itu tersenyum datar, meski hal tersebut berbanding terbalik dengan hatinya yang girang bukan main.
Sejak hari dimana ia mengantar Nana waktu itu, dimulai dari keesokan harinya, Han tak pernah sekalipun absen melewati rumah Nana.
Ia selalu menaruh harap, jika suatu hari nanti gadis pencuri hatinya itu akan muncul dari balik pintu. Sebagai pertanda telah kembali.
Tak sia-sia menanti .
'' masuk, Han ''Nana membuka pagar, memegang lengan jaket jenas yang Han kenakan dan menariknya .
Han pun mengekor langkah Nana memasuki rumah.
'' mak '' panggil Nana saat mereka sudah berada dimulut pintu .
Siti yang tengah menggantung pakaian itupun berbalik. Ia sedikit terkejut melihat sosok remaja laki-laki yang lengannya dipegang Nana.
'' mak, ni kenalin teman sekolahku, namanya Han ''
Siti menghentikan pekerjaannya dan berjalan untuk menghampiri Nana dan Han.
Han tampak canggung . Pasalnya ia belum pernah menghadapi situasi seperti ini.
Karena selama ini ia hanya berteman dengan sesama laki-laki saja. Dan Nana adalah teman perempuan pertamanya.
'' tan- eh, bu - .. '' Han mengulurkan tangan , namun ia bingung harus memanggil apa pada Siti.
'' panggil sesuke hati nak Han.
Tante bole, ibu bole, mak cik bole, mak pun saye tak kesah '' ucap Siti begitu ramah sambil menyambut uluran tangan Han.
Han mengangguk, sempat terbesit geli mendengar logat bahasa Siti.
Tapi kembali lagi, ia benar-benar tak tau harus memilih apa dari sekian sebutan yang Siti tawarkan tadi.
'' ah, tak payah la susah-susah pikir nak panggil ape. Han panggil macam Nana panggil je. Panggil mak, em ?''
'' i-iya mak ''
'' a, tunggu jak kat dalam .Kejap mak selesaikan kerje mak dulu. Nanti mak susul bawakan minum ''
Nana dan Han kompak berbalik dan kembali masuk menuju ke ruang tengah.
keduanya terlihat berbagai duduk disofa mini yang ada di ruangan tersebut.
Tiba-tiba suasana berubah menjadi canggung saat
bahu mereka bersentuhan. Mau bergeser pun keduanya rasa tak nyaman.
'' ak- aku idupin TV , ya '' Han mencoba dan berharap dapat menetralisir kecanggungan diantara mereka.
Nana mengangguk.
TV dinyalakan dan seketika menampilkan acara berita. Karena memang setiap kali Nana menonton televisi, Nana hanya akan ke chanel khusus atau yang banyak menayangkan acara berita .
Dan yang kebetulannya lagi adalah, berita yang tengah di bahas dicara tersebut mengenai pak Andre .
Nana terdiam. Ia dan Han terlihat fokus mendengarkan dengan pandangan lurus ke arah tivi.
Dalam pembahasan yang dibacakan oleh si pembawa berita , dikatakan bahwa menurut hasil otopsi dan juga penyelidikan, diketahui bahwa kematian sang koruptor yang paling menyita perhatian publik di tahun ini bukanlah karena serangan jantung. Melainkan karena adanya unsur kesengajaan .
Dan telah dipastikan jika kematian narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup itu karena overdosis obat penenang alias bunuh diri.
Tampak sekilas wajahnya Siti disorot, membuat Han mengkerenyit. Ia rasa tak asing dengan wajah itu.
'' itu orang tuaku Han ''
Han tersentak. Bahkan saat Nana menatapnya lalu menceritakan secara singkat siapa dan bagaimana kehidupannya , Han masih sulit untuk mempercayainya.
Diam sesaat . Suasana canggung berubah menjadi serba salah.
'' jadi, apa kegiatanmu selama ini Han ? '' tanya Nana yang tengah mengalihkan pembicaraan karena Han hanya diam dan tak sama sekali tak terlihat akan menanggapi ceritanya barusan.
Nana menilik Han sesaat .
Ekspresi laki-laki itu datar. Sulit ditebak.
Namun Nana nyaman dengan sikap Han yang tak banyak bicara dan selalu menjadi pendengar yang baik.
Han lalu balas menatapnya. Nana tersenyum dan masih seperti biasa, laki-laki itu tak mau banyak bicara apalagi bertanya.
'' aku kursus mengemudi pake uang lima ratus ribu yang kamu kasi keaku waktu itu ''
'' o '' Nana mengangguk beberapa kali.Ia teringat saat ia menyelipkan uang ke saku sweater saat Han mengantarnya ke rumah Adit.
'' apa rencanamu setelah ini ?''
'' aku mau cari kerja ''
Kini gantian Han yang mengangguk.
'' o, ya '' Han mengambil sesuatu dari saku belakangnya, lalu ia berikan pada Nana.
'' in- ini kan dompetku ?'' Nana mengambil . Ia angkat kemudian membolak-balikan benda yang jadi penyebab perkelahiannya dengan Mira waktu itu.
Nana menatap penasaran pada Han.
'' maaf '' pendek Han memalingkan wajah. Bukannya ia takut Nana akan marah, tapi ia tak tahan berlama-lama bertatapan dengan Nana.
'' cuma maaf ? kamu gak mau jelasin apa-apa ke aku ? ''
'' iya, aku salah.
Kalau saja dari awal aku kembaliin, mungkin kamu dan Mira waktu itu gak akan - ''
'' tung-tunggu ! Tapi, kenapa bisa sama kamu ? ''
'' wak-waktu itu aku gak sengaja liat kamu dipalak sama Mira.
terus ak-aku mencurinya .Karena ku pikir ,mungkin masih ada duitnya tap -tapi..
ah, pokoknya maaf, deh.
Aku juga gak nyangka kalau kamu bisa marah sampai kaya gitu ,hanya gara-gara sebuah dompet ''bohong Han.
Ia tak bisa mengakui jika itu ia lakukan karena ucapannya ibunya dan juga karena ia perduli pada Nana.
Nana menghela nafas.
Ia sama sekali tak merasa kesal, tak juga marah. Entahlah. Ia sendiri pun tak tau kenapa.
'' ini bukan hanya sebuah dompet,Han ?'' Nana terdengar lirih . Ia hempaskan punggungnya di sandaran sofa sembari membuka benda tersebut.
'' apa karena isinya ? ''
Nana mengangguk.
'' kamu pasti uda liat isinya ? '' Nana menunjukkan foto yang ada didalamnya.
Han mengangguk samar.
'' dia temanmu yang waktu itu, kan ? ''
'' eng ''
'' tapi, kenapa yang satu di lipat ?'' menujukan bagian foto yang terlipat .
Nana terdiam.
'' apa mungkin karena kamu suka yang ini ?''kali ini menunjuk ke bagian satunya.
'' sok, tau kamu ! ''
'' trus kalau bukan dia ? Masa yang dilipat itu ?''
Nana tersenyum lebar .
' nyut ' untuk pertama kalinya ia melihat Nana tersenyum hingga memperlihatkan jejeran gigi rapinya. Membuat kadar kegemasannya naik drastis hingga membuat perasaan Han tak karuan dan hampir terkena serangan jantung.
Nana lalu menarik keluar foto tersebut . Lalu ia buka bagian yang terlipat dan berganti melipat sisi satunya.
'' bingung, ya... '' Nana tertawa menggoda. Ia tau Han penasaran namun tak mau mengatakannya.
Han memalingkan wajahnya, tak kuat menahan pesona Nana .
Selang beberapa saat tawa Nana pun mereda.
'' tak ada yang bisa menjamin apakah aku dan dia bisa bertemu lagi atau tidak.
Mungkin kami hanya akan jadi sebuah kenangan saja.
Karena terlalu menyukainya, maka itu aku melipat fotonya ''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Jiayou🐼
akhirnya pak Andre mati 😍, btw kemistri Nana dan Siti membuat ku teringat cerita sebelah🤭😂 cerita ku sendiri sih. orang yg memang gak ada hubungan darah sama sekali tetapi saling mencintai selayaknya keluarga 😭☺️
2021-10-17
2
Annisa lie
foto siapa yang di lipat thor?
adit kah atau bian?
2021-08-11
2
Elisabeth Ratna Susanti
5 like utkmu say😍
2021-08-02
2