chapter 3

Kimora sadar diri. Saat akan masuk ke mobil, dia membuka pintu belakang. Tidak menunggu Alfarezi mengusirnya. Kimora memilih duduk di kursi belakang.

Akan tetapi, Alfarezi justru merasa tidak senang. Dia berpikir jika Kimora menganggapnya sebagai sopir. Maka berkatalah dia dengan sedikit emosi. "Siapa suruh kamu duduk di belakang? Kamu anggap aku sopir kamu? Duduk di depan!" ucap Alfarezi dengan sedikit marah.

Tidak ingin semakin membuat Alfarezi marah. Kimora buru-buru keluar dari mobil dan pindah tempat duduk di samping Alfarezi.

Sepanjang perjalanan Alfarezi selalu bersikap dingin kepada Kimora. Dan Kimora bukannya tidak merasakan hal itu. Tapi, dia tetap bersikap biasa. Kimora juga sadar, jika Alfarezi tidak menginginkan perjodohan itu.

Sebenarnya Kimora juga tidak mau dijodohin. Dia merasa bisa cari pasangan hidup sendiri. Tapi, kakek Alfarezi datang kepada dengan memohon supaya mau menikah dengan cucunya.

Kakek Alfarezi juga berkata jika itu adalah keinginan kakek Alfarezi dan kakeknya untuk menjodohkan mereka berdua. Janji itu adalah janji seorang sahabat yang tidak bisa diingkari.

Kakek Alfarezi juga mengatakan 'demi keutuhan keluarga kakek'. Entah apa yang dimaksud dengan perkataan kakek Alfarezi. Tapi, Kimora merasa jika hal itu adalah masalah besar yang mengancam keutuhan keluarga Alfarezi.

Kimora mencuri-curi pandang. Harus diakui jika pria yang ada di sampingnya tersebut sangatlah tampan. Hidungnya yang mancung, sorot mata yang tajam, juga bulu mata yang lentik seperti perempuan, serta bibir yang tipis. Sekilas mirip seperti anime dalam dunia nyata.

Tiba-tiba rasa iba menyergap hati Kimora. Dia masih teringat betul ucapan kakek Alfarezi pada waktu kakek Alfarezi memintanya untuk menikahi Alfarezi.

"Alfa dari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang papa dan mamanya, dari kecil dia hanya tinggal bersama kakek, ibunya meninggal saat melahirkan dia." ucap kakek Alfarezi pada waktu itu.

Meskipun orang tua Kimora sudah meninggal juga . Tapi setidaknya dia pernah merasakan kasih sayang orang tuanya sampai dia berusia 15 tahun. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan waktu melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Setelah itu dia hidup dengan kakeknya.

Mungkin itulah sebabnya Alfarezi selalu bersikap dingin. Dia melembut hanya kepada Ines karena rasa cintanya ke Ines.

Malam kota menyala di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mobil mercedez benz c-class bersiul menuju tengah kota. Sudah hampir setengah jam mereka belum juga sampai ke tempat tujuan.

"Masih lama ya kak?" tanya Kimora memecah kebisuan.

"Bentar lagi sampai." jawab Alfarezi masih terdengar sangat dingin.

Sekitar sepuluh menit kemudian. Mobil Alfarezi berhenti di sebuah rumah mewah bernuasa modern. Keluarlah dari rumah tersebut seorang wanita yang sangat cantik. Tubuhnya yang langsing di balut dengan dress pendek ketat, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Begitu memanjakan mata.

Kimora sampai melongo melihat tubuh indah wanita itu. Dia memandang wanita itu, kemudian menengok dirinya sendiri. Sangat jauh berbeda.

"Nggak salah sih jika dia menolak dijodohin sama aku. Pacarnya aja cantik dan langsing gitu, sementara aku langsung gini." gumam Kimora dalam hatinya membandingkan dirinya sendiri dengan Ines.

Alfarezi keluar dari mobil dan memeluk kekasihnya di depan Kimora. Lalu dengan kejam mengusir Kimora supaya duduk di kursi belakang.

Kimora tidak protes karena dia sadar posisinya. Tanpa menunggu lama, Kimora turun dari mobil dan pindah tempat ke kursi belakang.

Ines mengerutkan keningnya. Pasalnya dia baru pertama kali melihat wanita itu. Dan kenapa bisa duduk di kursi depan bersama pacarnya.

"Dia siapa yank?" tanya Ines curiga.

"Dia Kimora, orang yang aku ceritain kemarin, yang dijodohin sama aku." jawab Alfarezi sangat tidak senang membahas tentang Kimora. Karena menurutnya tidak penting.

"Oh, dia calon istri?" ucap Ines melirik Kimora dengan sinis. Sesaat kemudian dia tersenyum sinis. Jelas, dia membandingkan dirinya dengan Kimora. Dan Ines tentunya merasa lebih baik dari Kimora dalam segala hal.

"Jangan gitu yank, cinta aku cuma buat kamu." Alfarezi meraih tangan Ines dan menciumnya dengan lembut.

Kimora yang melihat calon suaminya bermesraan dengan wanita lain di depan. Hanya bisa menghela nafasnya, menahan amarah yang tak terkatakan.

Kimora tersenyum kecil. Menertawakan dirinya sendiri yang konyol. Kenapa dia mau menikahi pria yang sama sekali tidak mencintainya. Tapi Kimora sudah terlanjur jauh. Mungkin, dia sudah jatuh cinta kepada pria itu.

"Betapa konyolnya hidup kamu. Siapa suruh kamu datang awal waktu Tuhan membagikan daging, jadi kelebihan daging kan kamu." Kimora bergumam sendiri di dalam hatinya.

Saat makan malam di restoran pun. Alfarezi meminta Kimora untuk duduk di meja sendiri. Alfarezi tidak mengizinkan Kimora duduk satu meja dengannya dan Ines.

"Jangan berani-berani lapor ke kakek soal ini!" bisik Alfarezi kepada Kimora.

Hanya bisa menurut apa kata Alfarezi. Kimora memilih meja dekat dengan jendela. Karena dari tempat itu, kota terlihat sangat indah. Restoran itu berada di lantai 3.

Sesekali Kimora melirik Alfarezi yang sedang bersendau gurau dengan Ines. Tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang tidak enak di dalam hatinya.

Cemburu.

Daripada terus merasakan tidak enak di dalam hatinya. Kimora memilih untuk mengambil ponselnya dan mulai main game. Setidaknya rasa itu bisa tersamarkan dengan keseruannya main game favoritnya.

"Hai, sendirian aja?" tiba-tiba datang seorang pria berpakaian casual tapi keren mendatangi Kimora.

"Aku perhatiin dari tadi kok nggak ada teman? Boleh aku temenin?" lamjut pria itu. Tapi, belum sempat Kimora menjawab pertanyaan pria tersebut. Pria itu sudah main duduk saja di seberang Kimora.

"Kenalin aku Shaka!" pria itu mengulurkan tangannya.

"Aku...aku Kimora.." Kimora menjabat tangan pria tersebut.

"Kamu pendatang baru di restoran ini? Aku baru lihat kamu." Shaka adalah pelanggan utama restoran tersebut. Hampir setiap hari dia selalu datang ke restoran itu. Jadi dia setidak hafal siapa aja yang datang ke restoran tersebut. Dan dia baru pertama kali melihat Kimora.

"Iya." Kimora menganggukan kepalanya dengan canggung. Itu pertama kalinya ada seorang pria asing yang mengajaknya berkenalan.

"Aku juga perhatiin dari tadi kamu lihatin mereka terus, kamu kenal mereka?" Shaka menunjuk Alfarezi dan Ines yang asyik ngobrol.

Kimora yang bingung mau menjawab apa. Hanya menganggukan kepalanya saja. Kemudian kembali melanjutkan permainan di ponselnya.

"Main apa sih?" tanya Shaka ketika melihat Kimora sangat fokus ke ponsel dibanding ke dirinya.

"Main game petualang," jawab Kimora masih saja fokus dengan ponselnya.

Shaka terus memperhatikan Kimora yang tidak mengindahkannya. Senyuman mengembang di wajah tampannya. "Lucu banget sih kamu, apalagi pipi kamu ini, gemes banget.." Shaka tiba-tiba menarik pipi Kimora yang temben.

Tentu saja apa yang di lakukan oleh Shaka tersebut membuat Kimora kaget. Wajahnya pun memerah karena canggung.

"Kenapa wajah kamu merah gitu?" tanya Shaka dengan tertawa.

Kimora semakin canggung karenanya. Dia dengan cepat menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Karena kulitnya yang putih. Jadi Shaka bisa melihat jelas wajah Kimora yang memerah.

"Kenapa sih?" Shaka geli sendiri melihat tingkah Kimora.

"Aku malu tahu kak, baru pertama kali ada cowok yang bilang aku lucu.." ucap Kimora tanpa membuka tangannya sama sekali.

"Jadi aku yang pertama?" Kimora dengan cepat menganggukan kepalanya.

"Lain kali jangan bilang aku lucu lagi, tapi langsung bilang aja kalau aku cantik.." ucap Kimora sembari membuka kedua tangannya sedikit. Dia juga tersenyum dengan sangat imut.

Shaka semakin tertawa mendengar dan melihat betapa konyolnya Kimora. Ya, Kimora memang memiliki kepercayaan diri diatas rata-rata.

"Boleh minta nomer nggak?"

"Maaf kak, aku bukan dukun, jadi jangan minta nomer ke aku, datang aja ke pohon angker, biasanya orang kalau minta nomer kesitu." Lagi-lagi Shaka terbahak mendengar jawaban konyol Kimora.

"Nomer hape kamu maksudnya, bukan nomer togel. Ada-ada aja." ucap Shaka masih belum bisa berhenti tertawa.

Shaka dan Kimora akhirnya saling bertukar nomer telepon.

Tanpa mereka sadari. Dari meja sebelah. Alfarezi menatap tidak suka melihat Kimora begitu akrab dengan lelaki lain. Fokus Alfarezi pun mulai terpecah.

"Kenapa? Kamu cemburu?" tanya Ines dengan cemberut.

"Nggaklah, apaan sih yank." Alfarezi mencubit pipi Ines.

Alfarezi tidak tahu kenapa dia merasa tidak suka melihat Kimora tertawa lepas bersama lelaki lain. Apa mungkin karena mereka yang akan segera menikah. Entahlah.

Tapi Alfarezi menyangkalnya di depan Ines. Dia meyakinkan dirinya sendiri jika dia mencintai Ines.

Terpopuler

Comments

Siti Solikah

Siti Solikah

bagus,ada Shaka ,sama Shaka aja kimora

2022-05-04

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 3
5 chapter 4
6 chapter 5
7 chapter 6
8 chapter 7
9 chapter 8
10 chapter 9
11 chapter 10
12 chapter 11
13 chapter 12
14 chapter 13
15 chapter 14
16 chapter 15
17 chapter 16
18 chapter 17
19 chapter 18
20 chapter 19
21 chapter 20
22 chapter 21
23 chapter 22
24 chapter 23
25 chapter 24
26 chapter 25
27 chapter 26
28 chapter 27
29 chapter 28
30 chapter 29
31 chapter 30
32 chapter 31
33 chapter 32
34 chapter 33
35 chapter 34
36 chapter 35
37 chapter 36
38 chapter 37
39 chapter 38
40 chapter 38
41 chapter 39
42 chapter 40
43 chapter 41
44 chapter 42
45 chapter 43
46 chapter 44
47 chapter 45
48 chapter 46
49 chapter 47
50 chapter 48
51 chapter 49
52 chapter 50
53 chapter 51
54 52
55 chapter 53
56 chapter 54
57 chapter 55
58 chapter 56
59 chapter 57
60 chapter 58
61 chapter 59
62 chapter 60
63 chapter 61
64 chapter 61
65 chapter 62
66 chapter 63
67 chapter 64
68 chapter 65
69 chapter 66
70 chapter 67
71 chapter 67
72 chapter 67
73 chapter 67
74 chapter 68
75 chapter 69
76 chapter 70
77 chapter 71
78 chapter 72
79 chapter 73
80 chapter 74
81 chapter 75
82 chapter 76
83 chapter 77
84 chapter 78
85 chapter 79
86 chapter 80
87 chapter 81
88 chapter 82
89 chapter 83
90 chapter 84
91 chapter 85
92 chapter 86
93 chapter 87
94 chapter 88
95 chapter 89
96 chapter 90
97 chapter 91
98 chapter 92
99 chapter 93
100 chapter 94
101 chapter 95
102 chapter 96
103 chapter 97
104 chapter 98
105 chapter 99
106 chapter 100
107 chapter 101
108 chapter 102
109 chapter 103
110 chapter 104
111 chapter 105
112 chapter 106
113 chapter 107
114 chapter 108
115 chapter 109
116 chapter 110
117 chapter 111
118 chapter 112
119 chapter 113
120 chapter 114
121 chapter 115
122 chapter 116
123 chapter 117
124 chapter 118
125 chapter 119
126 chapter 120
127 chapter 121
128 chapter 122
129 chapter 123
130 chapter 124
131 chapter 125
132 Pengumuman
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 3
5
chapter 4
6
chapter 5
7
chapter 6
8
chapter 7
9
chapter 8
10
chapter 9
11
chapter 10
12
chapter 11
13
chapter 12
14
chapter 13
15
chapter 14
16
chapter 15
17
chapter 16
18
chapter 17
19
chapter 18
20
chapter 19
21
chapter 20
22
chapter 21
23
chapter 22
24
chapter 23
25
chapter 24
26
chapter 25
27
chapter 26
28
chapter 27
29
chapter 28
30
chapter 29
31
chapter 30
32
chapter 31
33
chapter 32
34
chapter 33
35
chapter 34
36
chapter 35
37
chapter 36
38
chapter 37
39
chapter 38
40
chapter 38
41
chapter 39
42
chapter 40
43
chapter 41
44
chapter 42
45
chapter 43
46
chapter 44
47
chapter 45
48
chapter 46
49
chapter 47
50
chapter 48
51
chapter 49
52
chapter 50
53
chapter 51
54
52
55
chapter 53
56
chapter 54
57
chapter 55
58
chapter 56
59
chapter 57
60
chapter 58
61
chapter 59
62
chapter 60
63
chapter 61
64
chapter 61
65
chapter 62
66
chapter 63
67
chapter 64
68
chapter 65
69
chapter 66
70
chapter 67
71
chapter 67
72
chapter 67
73
chapter 67
74
chapter 68
75
chapter 69
76
chapter 70
77
chapter 71
78
chapter 72
79
chapter 73
80
chapter 74
81
chapter 75
82
chapter 76
83
chapter 77
84
chapter 78
85
chapter 79
86
chapter 80
87
chapter 81
88
chapter 82
89
chapter 83
90
chapter 84
91
chapter 85
92
chapter 86
93
chapter 87
94
chapter 88
95
chapter 89
96
chapter 90
97
chapter 91
98
chapter 92
99
chapter 93
100
chapter 94
101
chapter 95
102
chapter 96
103
chapter 97
104
chapter 98
105
chapter 99
106
chapter 100
107
chapter 101
108
chapter 102
109
chapter 103
110
chapter 104
111
chapter 105
112
chapter 106
113
chapter 107
114
chapter 108
115
chapter 109
116
chapter 110
117
chapter 111
118
chapter 112
119
chapter 113
120
chapter 114
121
chapter 115
122
chapter 116
123
chapter 117
124
chapter 118
125
chapter 119
126
chapter 120
127
chapter 121
128
chapter 122
129
chapter 123
130
chapter 124
131
chapter 125
132
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!