chapter 16

Keesokan paginya, Alfarezi bangun lebih dulu dari Kimora. Melihat Kimora tertidur tanpa memakai pakaian. Alfarezi sadar, kalau semalam mereka melakukannya.

Alfarezi tidak tahu kenapa dia memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan itu semalam. Padahal, bersama Ines dia juga sering kali foreplay. Tapi sama sekali tidak punya keinginan untuk melakukannya dengan Ines.

Dia bahkan sempat berpikir, apakah dia impoten. Karena seperti apapun Ines menggodanya. Sama sekali Alfarezi tidak bisa membangkitkan keinginannya. Mereka hanya akan bercumbu, tanpa melakukan lebih jauh lagi.

"Pada akhirnya dia yang bisa buat aku bergairah." gumam Alfarezi sembari tersenyum dan menatap Kimora yang masih terlelap.

Semalam dia memang mabuk. Tapi kesadarannya masih 50 persen. Tentunya dia tahu apa yang telah dia lakukan semalam bersama istrinya. Alfarezi juga tahu apa yang telah Kimora lakukan.

Senyumannya kembali mengembang ketika teringat semalam Kimora merawatnya, menyeka kakinya dengan air hangat, juga membantunya melepas pakaian karena takut di marahi kakeknya.

Alfarezi menyentuh kepala Kimora dengan lembut. "Maafin aku ya karena udah maksa kamu!" gumamnya seorang diri.

Alfarezi tidak mau menyesali apa yang telah terjadi. Dia menganggap semua itu memang kebutuhan dan juga nafkah batiniah. Wajarkan sebagai suami istri yang sah melakukan hal tersebut.

Akan tetapi, ketika teringat Ines. Dia kembali murung. Mengambil ponsel dan menghubungi Ines. Tapi tetap saja Ines tidak mau menerima teleponnya.

Karena tidak mau terus stress. Alfarezi pun beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi. Lebih baik membasuh diri supaya pikirannya kembali fresh.

Sedangkan Kimora membuka matanya ketika Alfarezi sudah selesai mandi. Dia melihat dirinya yang tanpa busana pun menjadi malu karena dilihat Alfarezi.

"Merem!!" pintanya kepada Alfarezi.

"Aku udah lihat semua semalam." jawab Alfarezi santai sambil menyisir rambutnya.

Mendengar perkataan Alfarezi, wajah Kimora berubah memerah. Dia melempar bantal ke arah Alfarezi. "Mes*m.." serunya.

"Ck.. Mes*m gimana? Itu kewajiban," Alfarezi masih berkata dengan santai.

Kimora tidak lagi mau berdebat dengan Alfarezi. Dia buru-buru berlari ke kamar mandi dengan menutupi tubuhnya menggunakan selimut.

Alfarezi yang melihat tingkah konyol istrinya hanya tersenyum geli. Bahkan semalam mereka menikmatinya. Bisa-bisanya saat bangun dia merasa malu.

"Dasar anak kecil." gumam Alfarezi tersenyum kecil.

*Di ruang makan*

Alfarezi turun lebih dulu daripada Kimora. Kakeknya sudah ada di meja makan menunggu cucu dan cucu menantunya turun untuk sarapan.

"Fa, bukankah kamu sama Kimora sebaiknya bulan madu?" ucap kakeknya.

"Alfa masih sibuk kek," jawab Alfarezi malu-malu teringat kejadian semalam.

"Kakek sudah pengen punya buyut." ungkap Deddy. Dia sudah ingin sekali menimang buyut. Supaya dia tidak merasa kesepian ketika Alfarezi bekerja dan Kimora ke kampus.

"Ya.... ya nanti aja kek, nanti kalau udah waktunya punya pasti juga punya." memikirkan keinginan kakeknya, Alfarezi menjadi ikut berpikir seandainya dia memiliki anak pasti akan membahagiakan.

Alfarezi pernah membayangkan betapa sempurnanya hidup ketika memiliki anak-anak yang lucu. Ketika dia pulang kerja, anak-anaknya akan meringkuk minta gendong, seketika lelahnya pun sirna.

Lagi-lagi dia teringat Ines. Karena angan-angan itu adalah harapannya hidup bersama dengan Ines.

"Kek, kalau Alfa poligami gimana?" tanya Alfarezi tiba-tiba yang membuat kakeknya menyemburkan minuman yang sedang dia minum.

Brakk..

Deddy marah dan menggebrak meja makan. "Kalau kamu berani, kamu akan kakek coret dari dari garis keturunan kakek.." ucapnya dengan marah.

"Kamu masih belum bisa lepasin wanita itu?" seru kakeknya kembali menggebtak meja di depannya.

"Apa kurangnya Kimora? Dia cantik, baik, keluarganya juga jelas." imbuh Deddy masih dengan emosi tingkat dewa.

"Tapi Alfa tidak mencintai Kimora, yang Alfa cinta Ines. Lagipula aku sama Ines hanya akan nikah siri." ucap Alfarezi dengan tegas.

Bersamaan dengan itu, Kimora yang turun untuk sarapan mendengar perkataan Alfarezi. Jadi semalam???

Kimora tersenyum pahit, dia berusaha tetap tenang di hadapan kakek dan Alfarezi. Terus meyakinkan dirinya sendiri, jika apa yang terjadi semalam hanyalah kewajiban sepasang suami istri saja.

"Pagi kakek..." sapa Kimora berusaha biasa saja meskipun hatinya sedikit sakit.

Tidak masalah jika Alfarezi tidak mencintainya. Tapi yang membuatnya sakit, karena Alfarezi berpikiran ingin poligami. Sebagai seorang istri itu sangat melukai perasaannya.

"Kimora??" Deddy seketika menjadi gugup. Takut jika Kimora mendengar semuanya. Tapi melihat senyuman Kimora yang cerah, Deddy bisa bernafas lega. Dia yakin Kimora tidak mendengar perkataan Alfarezi tentang poligami.

"Pagi cucu kakek yang imut dan cantik." sapa balik Deddy.

"Pagi suami.." sapa Kimora juga ke Alfarezi.

Alfarezi menoleh, tidak biasanya Kimora menyebutnya suami. Alfarezi berpikiran jika Kimora telah mendengar perkataannya sebelumnya mengenai poligami dan nikah siri dengan Ines.

Setelah selesai sarapan. Alfarezi mengantar Kimora ke sekolah. Di dalam mobil mereka seperti perang dingin. Kimora yang tadi masih bisa bersikap imut. Di dalam mobil hanya diam tanpa sepatah katapun.

Melihat kedinginan wanita yang ada disebelahnya membuat Alfarezi tidak nyaman. Dia terbiasa dengan keberisikan Kimora. Tapi tiba-tiba jadi dingin, membuat Alfarezi canggung.

"Kenapa diem aja? Masih terngiang-ngiang kejadian semalam? Belum bisa lupa?" tanya Alfarezi sambil tersenyum kecil. Dia tidak kuat menghadapi kedinginan wanita yang biasa ceria itu.

"Sesuatu yang terpaksa dilakukan kenapa hatus diingat?" ucap Kimora masih sangat dingin. Sementara Alfarezi membulatkan matanya. Itu sama saja dengan mengatakan jika semalam Kimora terpaksa melakukannya.

Mengingat itu, membuat Alfarezi menjadi kesal. "Jadi kamu semalam terpaksa?" Alfarezi mencengkeram lengan baju Kimora.

"Bukan terpaksa, tapi karena memang itu adalah kewajiban aku sebagai istri. Bukan karena aku mau." mendengar perkataan provokatif Kimora membuat Alfarezi tidak bisa menahan amarahnya.

Tanpa peringatan, Alfarezi mencium bibir Kimora. Tentu saja apa yang dilakukan Alfarezi tersebut mengagetkan Kimora. Bukan hanya Kimora, tapi juga Ivan dan Boy yang ada dalam satu mobil itu juga.

Dengan sekuat tenaga Kimora mendorong Alfarezi yang masih menciumnya. Ciuman yang mendominasi tersebut membuat Kimora kesulitan bernafas.

"Ehem.." Boy ingin mengingatkan Alfarezi jika bukan hanya mereka berdua yang ada di dalam mobil. Tapi juga ada dirinya dan Ivan yang ada di mobil tersebut.

Seketika Alfarezi melepaskan ciumannya. Kemudian marah kepada Boy yang mengganggunya. "Kalau sakit berobat!" ucapnya menepuk pundak Boy dengan cukup keras.

Sementara Kimora hanya terdiam sembati menundukan kepalanya. Dia merasa malu kepada Boy dan Ivan. Karena secara langsung mereka melihatnya berciuman dengan Alfarezi. Meskipun dia dipaksa, tapi tetap saja dia merasa malu.

"Van, berhenti di depan!" pinta Kimora.

"Kenapa? Kamu malu jika teman-teman kamu tahu, kamu aku anter?" tanya Alfarezi tidak puas dengan apa yang dilakukan Kimora.

"Iya. Gimana kalau mereka bertanya siapa kamu? Apa aku harus jawab kamu suami aku atau sepupu aku?" sebenarnya itu adalah sindiran untuk Alfarezi. Di satu sisi dia tidak mau mengakui Kimora sebagai isyrinya di depan orang, kecuali orang terdekat. Di sisi lain, dia tidak suka Kimora mengakuinya sebagai sepupu. Sangat membingungkan.

"Faktanya aku memang suami kamu, kenapa harus malu?" Kimora membulatkan mata mendengar perkataan Alfarezi. Mungkinkah dia telah berubah pikiran. Pada akhirnya mau mengakui hubungan mereka di depan umum.

"Apa sebenarnya kamu yang malu mengakui aku sebagai suami kamu?" tanya Alfarezi.

"Iya," jawab Kimora cepat.

"Terus lelaki seperti apa yang kamu sukai? Apa aku nggak cukup tampan?" tanya Alfarezi lagi.

Kimora memutar bola matanya mendengar kenarsisan Alfarezi. Kemudian dia berpikir sejenak. "Nggak perlu ganteng, yang terpenting dia baik, tulus, apa adanya, dan bisa menghargai orang lain." saat itu pikiran Kimora tertuju kepada seniornya di kampung halamannya.

"Apa itu Shaka?" tanya Alfarezi dengan nada cemburu.

"Bukan, dia kak Alex,"

"Alex siapa?" Alfarezi menarik lengan baju Kimora lagi. Dengan wajah marah dia menatap Kimora.

"Kamu berani mikirin lelaki lain di depab suami kamu!" bentak Alfarezi.

"Sakit kak,"

"Jawab dulu, siapa Alex?"

"Dia.. ah, senior aku di sekolah lama." Kimora menjawab dengan menahan sakit di tangannya.

Tidak tahu dengan temtramen Alfarezi. Kenapa tiba-tiba bisa marah. Kemudian baik lagi, marah lagi. Emosional Alfarezi tidak bisa ditebak. Emosionalnya mudah sekali berubah-ubah.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LAAA, HBIS DIPERAWANIN KOQ GK SAKIT DIBAGIAN INTI, MLH BSA BRLARI K DALM KMR MANDI

2023-05-02

1

Arin

Arin

dasar suami egois...😡

2023-02-03

0

Azlin Mj

Azlin Mj

Alfa,labil

2022-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 3
5 chapter 4
6 chapter 5
7 chapter 6
8 chapter 7
9 chapter 8
10 chapter 9
11 chapter 10
12 chapter 11
13 chapter 12
14 chapter 13
15 chapter 14
16 chapter 15
17 chapter 16
18 chapter 17
19 chapter 18
20 chapter 19
21 chapter 20
22 chapter 21
23 chapter 22
24 chapter 23
25 chapter 24
26 chapter 25
27 chapter 26
28 chapter 27
29 chapter 28
30 chapter 29
31 chapter 30
32 chapter 31
33 chapter 32
34 chapter 33
35 chapter 34
36 chapter 35
37 chapter 36
38 chapter 37
39 chapter 38
40 chapter 38
41 chapter 39
42 chapter 40
43 chapter 41
44 chapter 42
45 chapter 43
46 chapter 44
47 chapter 45
48 chapter 46
49 chapter 47
50 chapter 48
51 chapter 49
52 chapter 50
53 chapter 51
54 52
55 chapter 53
56 chapter 54
57 chapter 55
58 chapter 56
59 chapter 57
60 chapter 58
61 chapter 59
62 chapter 60
63 chapter 61
64 chapter 61
65 chapter 62
66 chapter 63
67 chapter 64
68 chapter 65
69 chapter 66
70 chapter 67
71 chapter 67
72 chapter 67
73 chapter 67
74 chapter 68
75 chapter 69
76 chapter 70
77 chapter 71
78 chapter 72
79 chapter 73
80 chapter 74
81 chapter 75
82 chapter 76
83 chapter 77
84 chapter 78
85 chapter 79
86 chapter 80
87 chapter 81
88 chapter 82
89 chapter 83
90 chapter 84
91 chapter 85
92 chapter 86
93 chapter 87
94 chapter 88
95 chapter 89
96 chapter 90
97 chapter 91
98 chapter 92
99 chapter 93
100 chapter 94
101 chapter 95
102 chapter 96
103 chapter 97
104 chapter 98
105 chapter 99
106 chapter 100
107 chapter 101
108 chapter 102
109 chapter 103
110 chapter 104
111 chapter 105
112 chapter 106
113 chapter 107
114 chapter 108
115 chapter 109
116 chapter 110
117 chapter 111
118 chapter 112
119 chapter 113
120 chapter 114
121 chapter 115
122 chapter 116
123 chapter 117
124 chapter 118
125 chapter 119
126 chapter 120
127 chapter 121
128 chapter 122
129 chapter 123
130 chapter 124
131 chapter 125
132 Pengumuman
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 3
5
chapter 4
6
chapter 5
7
chapter 6
8
chapter 7
9
chapter 8
10
chapter 9
11
chapter 10
12
chapter 11
13
chapter 12
14
chapter 13
15
chapter 14
16
chapter 15
17
chapter 16
18
chapter 17
19
chapter 18
20
chapter 19
21
chapter 20
22
chapter 21
23
chapter 22
24
chapter 23
25
chapter 24
26
chapter 25
27
chapter 26
28
chapter 27
29
chapter 28
30
chapter 29
31
chapter 30
32
chapter 31
33
chapter 32
34
chapter 33
35
chapter 34
36
chapter 35
37
chapter 36
38
chapter 37
39
chapter 38
40
chapter 38
41
chapter 39
42
chapter 40
43
chapter 41
44
chapter 42
45
chapter 43
46
chapter 44
47
chapter 45
48
chapter 46
49
chapter 47
50
chapter 48
51
chapter 49
52
chapter 50
53
chapter 51
54
52
55
chapter 53
56
chapter 54
57
chapter 55
58
chapter 56
59
chapter 57
60
chapter 58
61
chapter 59
62
chapter 60
63
chapter 61
64
chapter 61
65
chapter 62
66
chapter 63
67
chapter 64
68
chapter 65
69
chapter 66
70
chapter 67
71
chapter 67
72
chapter 67
73
chapter 67
74
chapter 68
75
chapter 69
76
chapter 70
77
chapter 71
78
chapter 72
79
chapter 73
80
chapter 74
81
chapter 75
82
chapter 76
83
chapter 77
84
chapter 78
85
chapter 79
86
chapter 80
87
chapter 81
88
chapter 82
89
chapter 83
90
chapter 84
91
chapter 85
92
chapter 86
93
chapter 87
94
chapter 88
95
chapter 89
96
chapter 90
97
chapter 91
98
chapter 92
99
chapter 93
100
chapter 94
101
chapter 95
102
chapter 96
103
chapter 97
104
chapter 98
105
chapter 99
106
chapter 100
107
chapter 101
108
chapter 102
109
chapter 103
110
chapter 104
111
chapter 105
112
chapter 106
113
chapter 107
114
chapter 108
115
chapter 109
116
chapter 110
117
chapter 111
118
chapter 112
119
chapter 113
120
chapter 114
121
chapter 115
122
chapter 116
123
chapter 117
124
chapter 118
125
chapter 119
126
chapter 120
127
chapter 121
128
chapter 122
129
chapter 123
130
chapter 124
131
chapter 125
132
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!