Kimora tidak menolak ciuman Alfarezi. Dia menikmati ciuman yang mendominasi dari pria itu. Jantungnya berdetak dengan cepat. Juga, degupan jantung Alfarezi terdengar olehnya.
"Uhm..."
Lama, dan cukup lama membuat Kimora tidak bisa bernafas.
Sementara di depan ruangan Alfarezi, Ardila berusaha keras menahan Ines untuk masuk ke dalam ruangan Alfarezi. Tidak ingin melihat pertengkaran, karena ada Kimora di dalam ruangan Alfarezi.
Tapi, marahlah Ines karena dihalangi oleh Ardila di depan pintu ruangan Alfarezi. Biasanya Ardila tidak pernah bersikap seperti itu. Dia selalu sopan terhadap Ines.
"Pak Alfarezi sedang meeting bu," ucap Ardila.
"Kalau gitu aku akan nunggu dia di dalam!" ucap Ines.
"Jangan bu!!" Ardila menahan tangan Ines yang hampir membuka pintu ruangan Alfarezi.
"Kamu jujur ke aku! Alfarezi ada di dalam atau nggak?" tanya Ines menahan amarahnya, tapi dia curiga dengan sikap Ardila yang gugup dan tidak seperti biasa.
"Pak Alfa.. pak Alfa.. sedang.. meeting.." Ardila berkata dengan gugup.
Tanpa mau mendengar alasan Ardila lagi, Ines membuka pintu ruangan Alfarezi tanpa izin. Matanya pun membulat, melihat sepasang suami istri yang sedang bercumbu di dalam ruangan tersebut.
"Oh, jadi ini alasan kenapa dari kemarin kamu nggak bujuk aku?" tanya Ines membuat Alfarezi dan Kimora menjadi terkejut.
Seketika Alfarezi melepaskan ciumannya dan sedikit mendorong Kimora menjauh. Dengan cepat berpindah ke samping Ines yang sedang cemberut.
"Kamu kesini?" Alfarezi memegang tangan Ines, tapi Ines terus berusaha menepis tangan Alfarezi.
"Jangan marah!" Alfarezi membujuk Ines dan memeluknya.
"Gimana kalau kita shopping atau ke salon?" bujuk Alfarezi.
"Aku maunya kita nikah!" jawab Ines. Akhir-akhir ini Ines sering sekali menuntut Alfarezi untuk menikahinya.
"Nggak mau??" Ines bertanya dengan marah.
Alfarezi dihadapkan pada pilihan yang sulit. Dia tidak mungkin mendua karena itu bukanlah sifatnya. Tapi dia juga tidak mau kehilangan Ines. Apalagi Ines bersedia jika mereka hanya nikah siri.
"Gimana menurut kamu, kalau aku dan Ines nikah siri?" tanya Alfarezi ke Kimora yang diam dari tadi.
"Aku janji akan adil ke kalian." imbuhnya.
"Kalau kamu bisa bujuk kakek, kita bisa bercerai. Tapi kalau aku harus diduakan, aku tidak bersedia." jawab Kimora dengan tegas.
Lebih baik kehilangan daripada berbagi pria dengan wanita lain. Mungkin dia memang telah jatuh cinta kepada pria itu. Tapi dia tidak bersedia berbagi dengan wanita lain. Tidak perduli jika orang berkata dia egois. Karena, tidak ada seorang istri pun yang mau diduakan.
"Kamu sengajakan jadiin kakek sebagai alasan? Itu karena kamu tidak mau kan lepasin Alfarezi?" Ines marah kepada Kimora.
"Mana mungkin kamu rela lepasin lelaki gabteng dan kaya seperti Alfa, kalau bukan karena kakek yang jodohin, mana ada lelaki yang mau sama kamu," ucap Ines dengan nada mengejek.
"Dasar tak tahu malu.." imbuh Ines dengan tersenyum sinis.
"Aku tak tahu malu?" Kimora juga bertanya dengan tersenyum sinis.
"Kalau aku tidak tahu malu, terus kamu apa? Orang yang ganggu rumah tangga orang, tidak tahu diri??" tanya Kimora membuat Ines tersulut amarahnya. Ines melayangkan sebuah famparan ke Kimora. Tapi dengan sigap Kimora bisa menghindari tamparan tersebut.
"Brengs*k, kamu memang menikah dengan dia, tapi kamu tidak pernah miliki dia." ucap Ines kembali menghina Kimora.
"Oh ya? kamu lupa apa yang baru saja kamu lihat ketika masuk tadi? Bahkan semalam kita juga..." Kimora memprovokasi Ines.
Ines semakin marah mendemgar perkataan Kimora. Dia hampir lupa jika tadi dia melihat Alfarezi sedang berciuman dengan Kimora. Ines pun kemudian menoleh sembari melotot ke Alfarezi.
Selama lima tahun berpacaran, Ines dan Alfarezi hanya melakukan foreplay. Meskipun Ines tidak benar-benar mencintai Alfarezi. Tapi dia merasa kalah dari Kimora yang bisa mendapatkan malam pertama Alfarezi.
"Itu hanya kewajiban seorang suami." dalih Alfarezi yang tidak bisa menampung kemarahan Ines lagi.
"Kamu bisa lakuin itu ke dia, tapi tidak bisa lakuin ke aku? Kamu cinta nggak sama aku?" Ines semakin marah.
"Cinta, aku cinta sama kamu." Alfarezi memeluk Ines tapi Ines terus mendorongnya.
"Bohong! Kamu aja tidak mau lakuin itu ke kamu, kamu juga tidak mau nikahin aku! Kamu nggak pernah cinta sama aku..." seru Ines marah.
"Ck, kalian kan belum menikah, bener jika kak Alfa tidak mau lakuin itu ke kamu. Harusnya kamu bersyukur, karena kak Alfa masih menghargai kesucian kamu." Kimora tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan Ines. Bukannya bersyukur dia tidak dirusak. Tapi Ines malah merasa kecewa dan marah ke Alfarezi.
"Diem!!! Kamu tidak mengerti!!" Ines masih membara.
Yang membuat Ines kecewa. Karena, setiap dia dan Alfarezi melakukan foreplay. Alfarezi seperti tidak memiliki dorongan hati untuk melakukan lebih lanjut. Ines bahkan berpikir jika Alfarezi impoten.
Tapi siapa sangka, jika wanita gendut itu mampu membangkitkan gairah Alfarezi. Ada apa ini. Apa karena dia kurang menarik.
Lalu Ines berlari keluar dari ruangan Alfarezi. Sebelumnya dia sempat bilang ke Alfarezi. Jika Alfarezi tidak mau menikahinya, dia tidak akan pernah mau bertemu dengan Alfarezi lagi.
Melihat Ines yang mengancam Alfarezi, membuat Kimora memutar bola matanya. Apa tidak ada laki-laki lain, pikirnya.
Akan tetapi, ketika melihat Alfarezi yang berusaha mengejar Ines. Hatinya tiba-tiba merasakan sakit. Suaminya, meninggalkan dia, dan lebih memilih mengejar wanita lain. Belum lagi sebelumnya, Alfarezi sempat memintanya supaya mau dipoligami.
Kimora tersenyum mengingat nasibnya yang begitu menyedihkan. Dia pergi dari perusahaan suaminya dengan wajah suram.
Di halaman depan perusahaan dia bertemu dengan Alfarezi yang seperti marah karena tidak berhasil mengejar Ines. Alfarezi memintanya untuk mempertimbangkan pertanyaannya tadi, mengenai poligami.
"Aku tetap pada keputusan aku.." jawab Kimora dengan tegas.
"Kalau kamu bisa bujuk kakek, aku akan langsung ceraiin kamu." alasan kenapa Kimora tidak mau dipoligami, karena dia diberitahu oleh kakeknya Alfarezi, jika Ines memiliki niat yang buruk terhadap Alfarezi.
"Kamu tahu itu nggak akan mungkin.." seru Alfarezi dengan geram.
"Bukan urusan aku." jawab Kimora kemudian meninggalkan Alfarezi dengan kemarahannya.
Di dalam hati Kimora, sebenarnya dia merasakan sakit yang tak bisa dijelaskan. Setelah dia memberikan semuanya ke Alfarezi. Dengan kejamnya Alfarezi memintanya untuk menerima wanita lain sebagai madunya.
Apa dikiranya aku tidak punya hati kali. Bisa-bisanya dia minta aku untuk terima wanita lain sebagai madu aku.
Kimora tersenyum kecil. Tapi senyuman itu seperti mengisyaratkan hatinya yang sakit. Dia tersenyum, tapi wajahnya terlihat sedih.
Barulah saat sudah jauh dari perusahaan Alfarezi. Kimora baru bisa meneteskan air matanya. Tanganya mencengkeram dadanya yang terasa sakit. Lututnya bahkan mulai kendor, sampai akhirnya dia terjatuh.
Tidak mau menyesali apa yang telah terjadi semalam. Tapi hatinya terasa sakit ketika teringat kejadian tadi barusan. Tidak mau menyalahkan siapapun, entah itu kakeknya, atau kakek mertuanya. Hanya saja pada akhirnya, dia sendiri yang telah jatuh cinta kepada pria itu.
"Jangan nangis, nanti nggak cantik lagi.." ucap seseorang yang berjongkok di samping Kimora sembari memberikan sapu tangan untuk Kimora.
Seketika Kimora menoleh dan melihat sosok Shaka dengan senyuman hangatnya. "Kak Shaka," gumam Kimora.
Shaka tersenyum sambil membantu Kimora berdiri. Kimora kemudian memeluk Shaka sembari menangis.
Jantung Shaka berdenyut ketika Kimora memeluknya dengan menangis. Apa sebenarnya yang membuat wanita yang begitu sangat ceria ini bisa menangis seperti ini.
Tanpa berkata dan bertanya. Shaka membalas pelukan Kimora. Mungkin saat ini yang Kimora butuhkan hanyalah pelukan.
Kimora pun semakin tersedu dalam pelukan Shaka. Tidak peduli dengan tatapan orang lain yang berlalu lalang di sekitaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SHAKA MMG SLLU IKUTI KIMORA SPRTI HANTU.
2023-05-02
1
nyonya_norman
awas jatuh cinta ke kimora lho shaka..
2022-02-19
0
nyonya_norman
😭😭😭
2022-02-19
0