Sepulang dari kuliah. Kimora dan Sashi jalan-jalan ke mall. Mereka sangat menikmati, dan bahagia sekali. Kimora juga membelikan Sashi beberapa baju. Dan itu membuat Sashi merasa sangat bahagia.
Tapi Sashi bukanlah orang yang suka memanfaatkan kebaikan orang. Dia menolak pemberian Kimora.
"Nggak Ra, nggak usah beliin aku ini itu! Punya teman kamu aja aku udah sangat bahagia, jangan lakuin itu ya!" pinta Sashi.
Sementara untuk menghargai Sashi. Kimora tidak memaksa Sashi untuk menerima pemberiannya. Kemudian Kimora menawarkan untuk mentraktir Sashi makan.
Dan, kali ini Sashi tidak menolaknya. Dia bisa membalas traktiran Kimora lain waktu. Itu yang dia pikirkan.
Kedua gadis tambun tersebut menuju kedai mie yang sedang viral karena level kepedasannya. Tapi Kimora tidak bisa makan makanan yang terlalu pedas. Akhirnya Kimora memesan mie dengan level paling sedikit tingkat kepedasannya.
Sebenarnya Kimora bisa tidak memilih tempat itu. Tapi karena itu permintaan Sashi, Kimora hanya bisa nurut. Supaya Sashi bisa bahagia.
Sambil menunggu pesanan. Kimora dan Sashi kembali saling mengobrol. "Ra, kamu pernah nggak dibully?" tiba-tiba Sashi menanyakan sesuatu yang membuat Kimora mengerutkan keningnya.
"Pasti nggak pernah ya, kamu kan anak orang kaya." imbuh Sashi terdengar menyedihkan.
"Siapa bilang nggak pernah? Sering malah. Tapi aku selalu anggap semua itu hanyalah candaan," jawab Kimora cepat.
"Kenapa ya, kita terlahir dengan kelebihan lemak gini, sedang mereka bisa memiliki bentuk badan yang indah." Kimora menatap Sashi yamg terlihat menyedihkan.
"Cantik itu bukan dilijat dari penampilan,"
"Tapi kan para lelaki pasti lebih memilih wanita yang good looking, dibandingkan kita yang kayak gini."
"Iya emang benar, tapi banyak lelaki yang punya istri berbadan gemuk seperti kita." sanggah Kimora dengan cepat.
"Memang pertama kali yang mereka lihat adalah yang good looking, tapi untuk menjadi seorang istri tidak cukup hanya good looking saja, tapi juga good attitude." ucap Kimora tidak ingin Sashi terus-terusan terbelenggu dalam kata minder.
"Kita diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi jangan lagi insecure ya!" Kimora meraih tangan Sashi. Dengan tersenyum Sashi menganggukan kepalanya.
Mungkin selama ini, pemikiran liar itu yang sering kali hinggap di benak Sashi. Itu sebabnya mungkin dia merasa insecure dengan badannya yang tambun. Belum lagi hinaan dan olokan yang dia terima setiap harinya.
"Hai, cewek imut.." sapa Shaka yang ada di tempat itu juga. Entah kebetulan atau tidak. Tapi setiap kali Kimora berada dimana, Shaka juga ada ditempat itu.
Tapi sepertinya kali ini, mereka sudah janjian duluan. Karena kebetulan saat itu jam makan siang.
"Kak Shaka ihh, gitu manggilnya, bikin aku seneng." ucap Kimora membuat Shaka tertawa. Bersama Kimora, entah kenapa Shaka lebih suka tertawa.
"Ini temen kamu?" tanya Shaka menunjuk Sashi yang duduk semeja dengan Kimora.
"He'eh, kenalin ini Sashi.. Sas, ini kak Shaka, teman pertama aku yang merangkap jadi kakak aku." ucap Kimora memperkenalkan Shaka dengan Sashi.
Sashi menatap Shaka dengan senang. Dia mengagumi ketampanan Shaka. Bulu mata yang lentik, bibir yang tipis dan merah muda, lesung pipitnya, serta hidungnya yang mancung. Sashi benar-benar terpana melihat ketampanan Shaka.
"Woi, malah ngelamun.." Kimora mengagetkan Sashi.
"Kenapa? Kakak aku ganteng ya?" ucap Kimora. Sedangkan Sashi hanya tersenyum sembari menundukan kepalanya. Dia salah tingkah setiap kali menatap Shaka.
Memang bener, Shaka memang sangatlah tampan. Mungkin lebih tampan dari Alfarezi. Apalagi saat Shaka tersenyum, unch, lesung pipinya menggoda.
Sayang, Kimora sudah memiliki suami. Kalau belum, mungkin dia juga akan kepincut oleh kegantengan Shaka. Apalagi Shaka baik banget ke dia.
Begitu makanan datang, Shaka membulatkan matanya melihat makanan yang dipesan Kimora. Dia kemudian memperingati Kimora supaya tidak makan makanan itu. Shaka teringat kejadian beberapa waktu lalu. Saat Kimora tidak tahan makan makanan pedas.
"Ini level 1 kok kak, nggak begitu pedas." ucap Kimora mencoba memasukan makanan ke dalam mulutnya.
Pertama Kimora masih biasa saja. Tapi, pada suapan ketiga dia sudah tidak tahan. Wajahnya memerah dan bibirnya terasa panas. Meskipun level terendah, tapi tetap saja Kimora tidak bisa memakannya.
"Nah, dibilangin juga apa. Disini tuh viral karena tingkat kepedasannya. Nggak bisa makan pedas, sok-sok an pesen!" cerocos Shaka mengomeli Kimora yang ngeyel. Shaka meminta pelayan untuk membawakan minuman panas.
"Bukan Kimora kok kak yang ajak kesini, tapi aku yang maksa dia makan disini, aku nggak tahu kalau Kimora nggak bisa makan makanan pedas." ucap Sashi merasa bersalah karena dia yang ingin nyobain mie viral itu, membuat Kimora jadi seperti ini.
Shaka cuma melirik dan tersenyum serta menganggukan kepalanya saja. Dia tidak ingin menyalahkan siapapun. Bahkan dia juga bingung, kenapa bisa sangat perhatian kepada Kimora. Dan juga takut Kimora akan kenapa-napa.
"Kamu pesan yang lain! Ini biar aku yang habiskan." Shaka menghabiskan sisa makanan Kimora.
Sashi membulatkan matanya. Dia yakin jika hubungan Shaka dan Kimora bukan hanya sebatas teman, atau adik kakak-an. Pasti lebih dari itu.
Melihat Shaka yang begitu panik saat Kimora kepedasan. Mau menghabiskan sisa makanan Kimora. Tidak mungkin jika mereka hanya berteman, pikir Sashi.
Selesai makan, Kimora mengantar Sashi kembali ke kampus. Sashi tinggal di asrama kampus. Sementara Shaka kembali ke kantor.
****
Di kantor Shaka.
Ines datang dan marah kepada Shaka yang semakin dekat dengan Kimora. Selama ini Ines dan Shaka bekerja sama untuk menghancurkan Alfarezi.
Ines sebenarnya adalah anak angkat ayahnya Shaka. Mereka tumbuh bersama, dan Ines memiliki perasaan yang dalam kepada Shaka. Ines tidak pernah mencintai Alfarezi. Dia hanya menuruti permintaan Shaka untuk menggoda Alfarezi. Dan menghancurkannya di kemudian hari.
"Urus urusan kamu sendiri!" ucap Shaka dengan dingin.
"Kak, aku lakuin semua ini demi kamu, bisa nggak sedikit saja hargai perasaan aku!" Ines marah dan berseru kepada Shaka yang selalu bersikap dingin.
"Lakukan tugas kamu dengan baik! Kamu saja belum bisa membuat Alfarezi nikahin kamu."
"Aku pasti bisa buat dia nikahin aku, dan berikan semua hartanya ke aku. Tapi please kak! Hargai perasaan aku!" Ines memeluk Shaka yang masih duduk dengan tenang di meja kerjanya.
Shaka hanya diam. Dia tidak berniat memeluk balik Ines. Juga tidak menolak pelukan Ines.
Setelah cukup lama menangis dalam pelukan Shaka. Shaka meminta Ines untuk segera kembali ke kantornya. Dengan alasan masih banyak pekerjaan yang harus Shaka kerjakan.
"Cari tahu, kenapa Alfarezi dijodohin sama Kimora!" perintah Shaka.
"Oke sayank.." Ines mencium pipi Shaka dengan lembut. Sementara Shaka tidak menolak ciuman tersebut.
Sama seperti Alfarezi, Shaka juga penasaran kenapa Alfarezi dijodohin dengan Kimora. Dan Shaka juga berpikir, jika Kimora bukanlah wanita sembarangan. Shaka meyakin ada kekuatan besar yang melindungi Kimora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
FIX, UCAPN BOY TK SALAH, SHAKA & INES PNJAHATNYA DISINI, SAYANGNYA ALFA TRLALU GOBLOK & KERAS KPALA, & KIMORA YG TRLALU LUGU..
2023-05-02
1
Sulaiman Efendy
RUPANYA INES DN SHAKA KRJASAMA BUAT HNCURKN RMH TANGGA ALFA,, DN SHAKA KYKNYA SHAKA MMG INGIN REBUT KIMORA SPRTI SAAT SMP DLU.
2023-05-02
0
Arin
hemm kirain Shaka bnran baik...ech"ternyta
2023-02-03
0