Demi untuk mencari informasi, akhirnya Ines sudah tidak lagi ngambek ke Alfarezi. Sore itu, Ines dan Alfarezi pergi makan dan berbelanja.
"Yank, kenapa kakek kamu jodohin sama cewek gendut itu?" tanya Ines dengan nada kesal supaya Alfarezi tidak curiga.
"Aku juga nggak tahu," Alfarezi beneran tidak tahu maksud dan tujuan kakeknya. Tapi, dia masih terngiang-ngiang perkataan Boy.
"Gimana kalau kita nikah siri?" ucap Ines membuat Alfarezi kaget bukan main. Dia sama sekali tidak pernah punya pikiran seperti itu.
"Kenapa diam aja? Kamu nggak mau?" tanya Ines marah.
"Bukannya aku nggak mau, tapi aku sama sekali tidak punya pikiran seperti itu."
"Terus mau kamu gimana?" Ines semakin marah.
"Udahlah, kita putus aja!" Ines pergi meninggalkan Alfarezi dengan marah.
Setelah membayar, Alfarezi pun berlari mengejar Ines. Tapi, dia tidak bisa menemukan dimana Ines berada. Alfarezi kehilangan jejak Ines.
Dengan marah, Alfarezi menghentakan kakinya. Kemudian kembali ke mobilnya. Matanya sembari mencari-cari. Siapa tahu menemukan Ines. Tapi tetap saja, nihil.
Lagi-lagi dia melampiaskan amarahnya dengan memukul stir kemudinya.
Dulu, dia memiliki rencana untuk hidup bersama dengan Ines. Memiliki beberapa anak, dan menua bersama. Tapi, semua itu hanyalah angan-angan sekarang. Dia harus menikah dengan wanita yang sama sekali tidak dia cintai.
Mengingat betapa hidupnya sangat menyedihkan, Alfarezi kemudian pergi ke House Club. Salah satu Bar ternama di kota besar itu. Dan kebetulan pemilik Bar itu adalah Andhika, sahabatnya sendiri.
Alfarezi sering ke tempat itu ketika dia sedang pusing dengan masalah hidupnya. Sekedar minum untuk melupakan masalah itu.
"Kebetulan sekali kamu kesini, aku baru aja mau telepon kamu," ucap Aldo yang sudah berada ditempat itu. Dan memegang botol minuman.
Tampaknya, dia merencanakan sesuatu untuk menyatakan cinta kepada seseorang. Karena ditempat itu terdapat banyak bunga dan hiasan dari balon berbentuk love.
Benar saja, Andhika memberitahu Alfarezi tentang rencana Aldo menyatakan cinta kepada seorang wanita. Akan tetapi, wanita tersebut ternyata sudah memiliki tunangan.
Aldo pun kecewa berat. Jadi dia melampiaskan amarahnya dengan mabuk-mabukan.
"Sampai segitunya banget sih?" gumam Alfarezi.
"Tahu tuh, gangguin aku tidur aja." gerutu Refano sembari menguap. Dia belum tidur dari semalam karena ada pasein yang harus segera di operasi. Baru mau memejamkan matanya, Aldo sudah menelepon. Aldo berkata urgent, makanya Refano tanpa pikir panjang langsung bergegas. Tapi tahunya, malah hal yang lebay yang dia temui.
"Aku sebenarnya juga lagi pusing banget. Ines ngajakin nikah siri, kalau aku nggak mau, dia mutusin aku." Alfarezi menenggak alkohol di depannya.
"Ingat, kamu udah punya istri. Lagipula kakek kamu akan ngamuk jika kamu sakiti istri kamu." Refano memperingati Alfarezi supaya tidak melakukan hal yang akan membuatnya rugi. Meskipun dia sudah kenal lama dengan Ines. Tapi Refano tidak menyukai sikap Ines yang seolah hanya ingin morotin harta Alfarezi.
Dia sangat senang ketika mendengar Alfarezi menikah dengan orang lain. Apalagi setelah bertemu dengan Kimora. Dia bisa meyakini jika Kimora adalah orang baik. Dia pilihan yang tepat untuk Alfarezi.
"Kamu sama kayak Boy."
"Jangan samain aku sama dia!" ucap Refano emosi.
Tidak tahu ada dendam apa antara dirinya dan Boy. Yang jelas selama beberapa tahun terakhir, Refano selalu bentrok dengan Boy.
"Jangan pada ribut! Ayo kita minum sampai pagi!" Aldo kembali menuang minuman ke gelasnya. Dan itu botol ketujuh yang telah dia habiskan.
"Bener, ayo kita minum sampai puas.." Alfarezi yang pusing dan stres, ikut-ikutan kelakuan Aldo yang tidak masuk akal.
Pukul 11 malam, Kimora di kagetkan oleh panggilan telepon dari ponsel Alfarezi. Dari seberang telepon, Andhika memberitahu jika Alfarezi mabuk berat. Andhika meminta Kimora untuk menjemput Alfarezi di tempatnya.
Kimora yang memang sedang menunggu Alfarezi, kemudian langsung bergegas menuju House Club. Sepanjang perjalanan Kimora terus-terusan gelisah. Beruntung, kakek mertuanya sudah tidur malam ini. Kalau nggak, Kimora tidak tahu akan semarah apa kakek mertuanya kepada suaminya.
"Kakak ipar, jangan bawa Alfa pulang! Kita masih ingin minum sampai pagi!" mohon Aldo tidak membiarkan Alfarezi dibawa oleh Kimora.
"Kakak dokter, tolong bantuin bawa kak Alfa ke mobil!" pinta Kimora kepada Refano. Karena yang masih sadar saat itu hanyalah Refano.
Refano nurut aja apa kata Kimora. Dia membantu memapah Alfarezi ke mobil. Alfarezi sudah mabuk berat saat itu. Tapi masih meronta ingin dilepasin.
"Kalau masih ribut lagi, aku buang kamu ke sungai!" omel Kimora tidak tahu lagi bagaimana menghadapi suaminya.
Mendengar ancaman Kimora, membuat Refano tersenyum geli. Baru pertama kali, dia melihat Alfarezi diancam oleh orang luar. Maksudnya oleh orang yang tidak dianggap sama sekali.
"Mobil Alfa biar disini aja dulu, aman kok." ucap Refano ketika mereka sampai di mobil Kimora.
"Makasih kakak dokter.." ucap Kimora dengan imut.
Di dalam mobil. Alfarezi terus memanggil-manggil nama Ines. Dan tentu saja itu membuat Kimora sedikit jengkel.
Ternyata karena Ines. Alfarezi jadi seperti ini. Tapi lucunya, dia yang harus menjemput Alfarezi karena khawatir.
Awalnya, Kimora mencari Ivan. Tapi karena sudah larut, dia tidak mau menggangu tidur Ivan. Ingin menghubungi Boy, tapi dia tidak memiliki nomer telepon Boy.
Akhirnya karena dia khawatir, dia sendiri yang pergi menjemput Alfarezi.
"Maafin aku sayank, aku bukannya nggak mau nikah siri," gumam Alfarezi saat tidak sadar.
Kimora pun menjadi tahu, apa yang membuat Alfarezi mabuk-mabukan seperti ini. Ternyata dia sedang dilema karena sepertinya Ines memaksanya untuk menikahinya.
Pikiran liar Kimora menjadi-jadi. Dia berpikiran jika mungkin Ines sudah hamil duluan. Makanya Ines ingin Alfarezi menikahinya. Walaupun hanya nikah siri.
Hati Kimora menjadi sakit karena itu semua. Jika seandainya benar, Ines hamil. Kimora akan minta cerai dari Alfarezi. Karena dia tidak mau membuat bayi yang tak berdosa kehilangan ayahnya.
Kimora memapah Alfarezi ke kamar. Dia juga membuka sepatu Alfarezi, menyeka kaki Alfarezi dengan air hangat. Kimora juga mengganti baju Alfarezi yang bau alkohol.
Alfarezi antara sadar dan tidak. Dia merasakan ada seseorang yang sedang membuka pakaiannya. Dia kemudian menangkap tangan yang berusaha melepas bajunya.
"Kamu mau apa?" tanya Alfarezi menarik Kimora. Kimora hampir jatuh, beruntung dia dengan sigap menahan tubuhnya. Jika tidak, mungkin Alfarezi akan kesakitan karena tertimpa badannya.
"Baju kamu bau alkohol, kalau kakek tahu, kamu pasti akan kena omel." jawab Kimora.
Karena wajah Kimora yang sangat dekat membuat jantung Alfarezi berdetak dengan cepat. Ini pertama kalinya dia merasakan hal yang aneh. Seperti dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu kepada wanita itu.
"Kamu belum layani aku sebagai suami kamu." ucap Alfarezi meniup telinga Kimora.
"Kak Alfa sedang mabuk, mending kak Alfa lepasin aku, aku bikin teh hangat biar enakan." ucap Kimora dengan gugup.
"Aku ingin makan kamu," keinginan itu semakin kuat dan tidak terkendali.
"Kak Alfa sedang tidak sadar, jangan sampai kak Alfa menyesal nanti ketika kak Alfa sadar, apa yang kak Alfa lakuin." Kimora menarik tubuhnya menjauh. Tapi Alfarezi semakin menekannya.
"Aku sadar, aku hanya sedikit mabuk." ucap Alfarezi.
"Kalau kak Alfa sadar, coba jawab aku siapa?"
"Kamu istri gendut aku, kamu Kimora Haruka cewek gendut yang punya kepercayaan diri diatas rata-rata," jawab Alfarezi yang membuat Kimora menjadi terharu.
Kemudian dengan segenap hati, jiwa dan perasaan. Kimora melayani Alfarezi seperti layaknya suami istri. Malam ini malam sangatlah panjang.
Hal itu pertama kalinya bagi Kimora. Dan dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menyesal telah memberikannya kepada suaminya.
Sementara, bagi Alfarezi juga sama. Itu pertama kalinya Alfarezi sangat bernapsu melakukan hal itu. Sebelumnya, dia hanya foreplay saja dengan Ines. Setelah dia tidak memiliki napsu untuk melakukan itu ke Ines.
Mungkin karena Kimora adalah istrinya yang sah dimata hukum dan agama. Anggap saja sebagai nafkah batiniah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GAULI ISTRI DLM KEADAAN MABUK, TNPA BACA DOA SENGGAMA, TU SYAITAN IKUT SETUBUHI KIMORA..
2023-05-02
1
Sulaiman Efendy
DASAR LAKI2 BODOH, PSTI ALFA GK TAU KLO INES SENGAJA DIUMPNKN SHAKA KE DIA
2023-05-02
0
Arin
wlah MP kok dngn keadaan mabok,nanti bngun tdur gmn tuh
2023-02-03
0