chapter 6

Alfarezi pulang ke rumah hampir pukul enam sore. Kimora yang sedang ngobrol dengan kakek mertuanya mendengar suara pintu mobil yang di banting dengan cukup keras. "Pulang juga tuh anak," gumam kakeknya dengan nada marah. Bukannya dia berjanji akan membawa istrinya jalan-jalan sore ini. Tapi jam segini baru sampai rumah.

Melihat suaminya membuka pintu. Kimora buru-buru menyambut kepulangan Alfarezi. Setelah menyalami tangan Alfarezi. Kimora membawakan tas kerja Alfarezi. Kemudian bergegas ke dapur, membuatkan minuman untuk suaminya.

"Minum dulu kak!" Kimora memberikan secangkir teh hangat untuk suaminya.

"Makasih ya?" Alfarezi dalam suasana hati yang cukup baik. Makanya dia tidak ragu mengucapkan terima kasih kepada Kimora.

Alfarezi juga cukup senang dengan apa yang dilakukan Kimora. Setidaknya Kimora sangat paham apa yang harus dia lakukan sebagai seorang istri. Sayangnya, hati Alfarezi masih belum bisa menerima Kimora sebagai istrinya. Seandainya cinta itu sudah ada. Bukankah akan menjadi moment yang sangat indah dalam hidupnya.

Ketika dia capek pulang kerja. Ada seorang istri yang dia cintai melayaninya dengan penuh kasih sayang. Ah, bukankah itu sangat menyenangkan.

"Kamu darimana aja? Kamu udah janji akan ajak istri kamu jalan-jalan!" omel kakeknya.

Alfarezi menghela nafasnya. Dia tidak tahu kenapa kakeknya sekarang sangat cerewet sekali. Tidak seperti kakeknya yang dulu, yang dingin dan kaku.

"Dari kerja kek, darimana lagi?" jawab Alfarezi sedikit kesal.

"Mau kemana lagi?" seru kakeknya ketika Alfarezi berdiri.

"Mandi, katanya suruh nemenin Kimora jalan-jalan?" Alfarezi benar-benar kesal dengan sikap kakeknya akhir-akhir ini. Tanpa menunggu pertanyaan kakeknya lagi. Alfarezi berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

"Kimora anterin teh ini buat kak Alfa dulu ya kek?" pamit Kimora menyusul suaminya dengan membawa minuman yang belum sempat Alfarezi minum tadi. Karena keburu kesal dengan kakeknya.

Kimora masuk ke dalam kemudian meletakan minuman itu di meja depan tivi. Lalu membantu melepaskan jas serta dasi suaminya.

"Kalau kak Alfa capek kita nggak usah jalan-jalan aja nggak apa kak, kak Alfa istirahat aja! Aku bawain makan malam kesini ya!" ucap Kimora begitu sangat perhatian.

Sebelum Alfarezi menjawab. Kimora terlebih dulu berjalan keluar kamar. Dia tahu suaminya sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Dia tidak mau menambah beban untuk suaminya.

Sedangkan, Alfarezi tersenyum kecil begitu Kimora keluar dari kamar. Dia sangat senang, karena Kimora sangat pengertian. Tahu jika dia enggan pergi, maka Kimora tidak memaksanya untuk memenuhi keinginannya.

Lima belas menit kemudian Kimora sudah selesai menghangatkan makanan untuk suaminya. Dia pun kemudian bergegas menuju kamar. Ternyata Alfarezi belum selesai mandi. Kimora lalu menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya.

Kemudian, Kimora menunggu Alfarezi dengan duduk di tepi kasur. Senyumnya melebar, membayangkan seandainya mereka suami istri yang saling mencintai. Bukankah ini sangat romantis. Sayangnya, suaminya tidak pernah menginginkan dirinya.

"Aku udah siapin baju ganti untuk kak Alfa." ucap Kimora begitu Alfarezi keluar dari kamar mandi.

"Juga udah nyiapin makam malam buat kak Alfa." imbuhnya melihat ke arah meja dimana makanan itu berada.

Setelah berganti pakaian yang telah disiapkan Kimora. Alfarezi kemudian makan, makanan yang juga disiapkan oleh istrinya.

"Kamu nggak makan?" tanya Alfarezi.

"Udah tadi sama kakek," jawab Kimoa yang terlihat senang.

"Kamu beneran nggak apa-apa kita nggak jadi jalan-jalan?" Alfarezi sebenarnya kasihan juga kepada Kimora.

"Enggak, kan masih ada lain hari. Aku tahu kak Alfa capek karena seharian kerja, jadi kak Alfa istirahat aja. Aku bisa jalan-jalan sendiri kok." Alfarezi menatap istrinya dengan rasa bersalah. Seharian ini dia bukannya capek karena pekerjaan. Tapi, capek karena seharian menemani Ines belanja dan juga ke salon.

Alfa kemudian mengambil dompet dan memberi Kimora kartu debit. "Ini buat kamu, buat kamu belanja apa yang kamu suka!" ucapnya.

"Ambil! Nanti setiap bulannya aku akan transfer langsung uang bulanan ke kartu ini.." Tidak ada salahnya kan memberi istri sendiri uang bulanan untuk kebutuhannya. Toh, itu memang sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang suami.

"Nggak usah kak, aku bisa minta ke kakek aku kok kalau aku mau belanja, atau bayar uang sekolah." Kimora menolak kartu yang diberikan oleh Alfarezi.

"Kamu sudah menjadi istri aku, semua kebutuhan kamu aku yang tanggung, termasuk uang sekolah kamu! Denger nggak!" Alfarezi marah karena Kimora menolak kartu pemberiaannya.

"Ambil! Jangan sampai aku mengulangi ketiga kalinya!" Kimora akhirnya menerima kartu itu juga. Nggak apa-apalah, toh itu juga uang suami sendiri.

"Kalau kamu jenuh, kamu besok boleh jalan-jalan sendiri, tapi inget hati-hati, kalau ada apa hubungi aku!" ucap Alfarezi sambil makan.

"Tapi kan aku nggak pumya nomer kak Alfa," sungguh amat konyol. Seorang istri tidak memiliki nomer telepon suaminya.

Alfarezi mengambil ponsel yang Kimora yang ada di meja depannya. Kemudian menyimpan nomer teleponnya sendiri. Meskipun dia tidak menyukai Kimora. Tapi keselamatan Kimora adalah tanggung jawabnya sebagai suami sah-nya.

"Pakai aja salah satu mobil yang ada di garasi!" ucap Alfarezi lagi. Kimora hanya tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya saja.

Selesai makan, Kimora membereskan sisa makanan Alfarezi. Kemudian membawa piring kotor itu ke dapur. Sementara Alfarezi tidak berpindah dari tempat duduknya. Dia menyalakan televisi yang ada di depannya.

Ketika Kimora kembali ke kamar. Dia melihat Alfarezi masih menonton tivi.

"Sini Ra temenin aku nonton tivi!" pinta Alfarezi saat melihat Kimora sudah kembali ke kamar.

Kimora pun hanya nurut apa kata suaminya. Dia duduk di sebelah Alfarezi yang hanya diam saja dan fokus menonton tivi. Sementara dirinya selalu curi-curi pandang ke arah lelaki dingin itu.

Bibirnya yang tipis terlihat sangat merona. Hidungnya yang mancung, terlihat sangat panjang dari samping. Bulu matanya panjang menjuntai seperti perempuan.

Betapa Tuhan begitu sangat baik kepada pria itu. Dia memiliki wajah yang sangat tampan, harta yang melimpah. Tapi sayangnya, dia tidak merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

"Iya sayank, aku udah makan kok, kamu udah makan belum?" suara mesra Alfarezi di telepon membuyarkan lamuan Kimora.

"Aku lagi nonton tivi," Kimora tahu telepon itu pasti dari Ines. Siapa lagi yang bisa bikin Alfarezi berbicara dengan lembut seperti itu.

"..."

"Iya sama-sama, aku juga seneng bisa temenin kamu seharian ini." Kimora akhirnya tersadar jika suaminya bukan lelah karena pekerjaan. Tapi karena seharian menemani kekasihnya jalan-jalan.

Hati Kimora merasakan sakit yang tak bisa terkatakan. Dia harus kembali menepuk-nepuk wajahnya supaya kembali tersadar. Jika lelaki yang menjadi suaminya itu hanyalah suami diatas kertas.

Dengan hati yang sakit, Kimora beranjak dari tempat duduknya. Dia tidak kuat mendengar suaminya bermesraan dengan wanita lain, walau itu hanya melalui telepon.

Tidak mau semakin sedih. Kimora keluar dari kamar, memilih untuk menyendiri di tepi kolam renang. Karena kakek mertuanya sepertinya sudah tidur. Tidak kelihatan soalnya.

Sejenak melamun kemudian memilih untuk main game. Hal itu sangat efektif mengurangi kesedihannya. Ditambah chatting dengan Shaka yang membuat selalu bahagia. Dia seperti menemukan teman yang satu frekuensi dengan dirinya.

Tak butuh waktu lama. Kimora sudah bisa melupakan kesedihan hatinya. Dan dia bisa kembali tersenyum bahkan tertawa-tawa kecil.

Terpopuler

Comments

Eida Nuban

Eida Nuban

prinsip kita sama kimora,aku kalau lgi sedh mmilih untuk menyibukan diri,dan akhirnya aku lupa deh sedihnya.dan aku juga ngk bisa menyimpan kesedihan,jdi org terdekatku mrk ngk petnh tau kalau aku pernah sedih atau pata hati.

2022-12-11

0

Siti Solikah

Siti Solikah

aku suka Shaka,akhirnya sama Shaka aja deh

2022-05-04

0

Yuni Nita

Yuni Nita

tulus bgt hati Kimora❤️❤️ langsung menghempaskan pikiran negatif dari dirinya

2021-11-16

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 3
5 chapter 4
6 chapter 5
7 chapter 6
8 chapter 7
9 chapter 8
10 chapter 9
11 chapter 10
12 chapter 11
13 chapter 12
14 chapter 13
15 chapter 14
16 chapter 15
17 chapter 16
18 chapter 17
19 chapter 18
20 chapter 19
21 chapter 20
22 chapter 21
23 chapter 22
24 chapter 23
25 chapter 24
26 chapter 25
27 chapter 26
28 chapter 27
29 chapter 28
30 chapter 29
31 chapter 30
32 chapter 31
33 chapter 32
34 chapter 33
35 chapter 34
36 chapter 35
37 chapter 36
38 chapter 37
39 chapter 38
40 chapter 38
41 chapter 39
42 chapter 40
43 chapter 41
44 chapter 42
45 chapter 43
46 chapter 44
47 chapter 45
48 chapter 46
49 chapter 47
50 chapter 48
51 chapter 49
52 chapter 50
53 chapter 51
54 52
55 chapter 53
56 chapter 54
57 chapter 55
58 chapter 56
59 chapter 57
60 chapter 58
61 chapter 59
62 chapter 60
63 chapter 61
64 chapter 61
65 chapter 62
66 chapter 63
67 chapter 64
68 chapter 65
69 chapter 66
70 chapter 67
71 chapter 67
72 chapter 67
73 chapter 67
74 chapter 68
75 chapter 69
76 chapter 70
77 chapter 71
78 chapter 72
79 chapter 73
80 chapter 74
81 chapter 75
82 chapter 76
83 chapter 77
84 chapter 78
85 chapter 79
86 chapter 80
87 chapter 81
88 chapter 82
89 chapter 83
90 chapter 84
91 chapter 85
92 chapter 86
93 chapter 87
94 chapter 88
95 chapter 89
96 chapter 90
97 chapter 91
98 chapter 92
99 chapter 93
100 chapter 94
101 chapter 95
102 chapter 96
103 chapter 97
104 chapter 98
105 chapter 99
106 chapter 100
107 chapter 101
108 chapter 102
109 chapter 103
110 chapter 104
111 chapter 105
112 chapter 106
113 chapter 107
114 chapter 108
115 chapter 109
116 chapter 110
117 chapter 111
118 chapter 112
119 chapter 113
120 chapter 114
121 chapter 115
122 chapter 116
123 chapter 117
124 chapter 118
125 chapter 119
126 chapter 120
127 chapter 121
128 chapter 122
129 chapter 123
130 chapter 124
131 chapter 125
132 Pengumuman
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 3
5
chapter 4
6
chapter 5
7
chapter 6
8
chapter 7
9
chapter 8
10
chapter 9
11
chapter 10
12
chapter 11
13
chapter 12
14
chapter 13
15
chapter 14
16
chapter 15
17
chapter 16
18
chapter 17
19
chapter 18
20
chapter 19
21
chapter 20
22
chapter 21
23
chapter 22
24
chapter 23
25
chapter 24
26
chapter 25
27
chapter 26
28
chapter 27
29
chapter 28
30
chapter 29
31
chapter 30
32
chapter 31
33
chapter 32
34
chapter 33
35
chapter 34
36
chapter 35
37
chapter 36
38
chapter 37
39
chapter 38
40
chapter 38
41
chapter 39
42
chapter 40
43
chapter 41
44
chapter 42
45
chapter 43
46
chapter 44
47
chapter 45
48
chapter 46
49
chapter 47
50
chapter 48
51
chapter 49
52
chapter 50
53
chapter 51
54
52
55
chapter 53
56
chapter 54
57
chapter 55
58
chapter 56
59
chapter 57
60
chapter 58
61
chapter 59
62
chapter 60
63
chapter 61
64
chapter 61
65
chapter 62
66
chapter 63
67
chapter 64
68
chapter 65
69
chapter 66
70
chapter 67
71
chapter 67
72
chapter 67
73
chapter 67
74
chapter 68
75
chapter 69
76
chapter 70
77
chapter 71
78
chapter 72
79
chapter 73
80
chapter 74
81
chapter 75
82
chapter 76
83
chapter 77
84
chapter 78
85
chapter 79
86
chapter 80
87
chapter 81
88
chapter 82
89
chapter 83
90
chapter 84
91
chapter 85
92
chapter 86
93
chapter 87
94
chapter 88
95
chapter 89
96
chapter 90
97
chapter 91
98
chapter 92
99
chapter 93
100
chapter 94
101
chapter 95
102
chapter 96
103
chapter 97
104
chapter 98
105
chapter 99
106
chapter 100
107
chapter 101
108
chapter 102
109
chapter 103
110
chapter 104
111
chapter 105
112
chapter 106
113
chapter 107
114
chapter 108
115
chapter 109
116
chapter 110
117
chapter 111
118
chapter 112
119
chapter 113
120
chapter 114
121
chapter 115
122
chapter 116
123
chapter 117
124
chapter 118
125
chapter 119
126
chapter 120
127
chapter 121
128
chapter 122
129
chapter 123
130
chapter 124
131
chapter 125
132
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!