Keesokan paginya, setelah Alfarezi berangkat ke kantor. Padahal hari Sabtu biasanya Alfarezi libur. Tapi, katanya dia masih banyak pekerjaan. Tapi Kimora yakin jika suaminya pasti akan pergi bersama Ines.
Karena tidak mau terus-terusan bersedih. Akhirnya Kimora juga keluar untuk jalan-jalan. Hari ini kakek mertuanya juga sedang ada urusan di luar kota. Jadi dia tidak mau kesepian sendiri. Dia ingin keluar jalan-jalan.
Honda Jazz merah melaju dengan kecepatan rendah. Seorang perempuan muda, cantik, tapi gendut berada di balik kemudi. Dengan kacamata hitamnya menambah kemodisan wanita itu.
Menyusuri jalan di setiap sudut kota selama hampir dua jam. Akhirnya Kimora memarkirkan mobilnya ke sebuah pusat perbelanjaan. Sempat merasa wow melihat begitu megahnya tempat tersebut.
Di kampung halamannya, pusat perbelanjaan paling tinggi hanya lima lantai. Maka dari itu dia tercengan melihat pusat perbelanjaan dengan lebih dari dua puluh lantai tersebut.
Selain untuk tempat belanja. Bangunan itu juga terdapat apartemen dari lantai empat sampai atas sendiri. Dan juga restaurant di lantai tiga.
Kimora ingin membeli beberapa sayuran. Dia ingin memasak untuk suaminya setiap hari. Memasak adalah salah satu hobinya.
Saat dia sedang memilih-milih bahan makanan dan sayuran. Tanpa sengaja dia menabrak seseorang. Dan ternyata seseorang itu adalah Shaka.
"Maaf,, maaf,,"
"Kak Shaka?" ucapnya terkejut melihat Shaka ada di tempat yang sama.
"Beli apa? Serius amat?" tanya Shaka dengan tersenyum begitu manis.
"Beli sayuran, kak Shaka beli apa?" tanya balik Kimora sembari masih memilih-milih sayuran.
Shaka mengangkat keranjang belanjaannya. Di dalam keranjang tersebut ada beberapa sayuran juga buah-buahan.
"Mau cari cabe keriting kok kayaknya nggak ada ya?" gumam Shaka merasa ada yang kurang dengan belanjaannya.
"Mungkin cabenya udah direbonding jadi nggak keriting lagi." sahut Kimora yang membuat Shaka terbahak.
"Bisa masak?" tanya Kimora dengan tersenyum meledek.
"Bisa dong, mau coba?" Shaka menawarkan masakannya ke Kimora.
"Boleh, tapi kapan-kapan aja." jawab Kimora menjulurkan lidahnya.
Shaka kemudian menemani Kimora memilih-milih sayuran. Setelah itu mereka berdua makan siang bersama.
Sambil menunggu makanan datang. Shaka dan Kimora berbincang seru, membahas tentang resep masakan.
"Kamu kenal Alfa?" tanya Shaka tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan.
"Kak Shaka kenal sama kak Alfa?" Shaka menganggukan kepalanya. Kimora terkejut dengan kebetulan itu.
"Kak Alfa... Eh, kak Alfa... kakak sepupu aku, iya, kakak sepupu aku." Kimora sebenarnya tidak ingin membohongi Shaka mengenai hubungannya dengan Alfarezi. Tapi jika dia jujur, apakah Alfarezi mau mengakuinya di depan umum. Sementara Alfarezi pernah bilang jika pernikahannya hanyalah diatas kertas.
"Oh sepupu," Shaka mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kamu disini tinggal di rumah Alfa?" Kimora menganggukan kepalanya.
"Kapan-kapan boleh kan aku main ke rumah?"
"Boleh sih kak, tapi,,"
"Boleh nggak?" desak Shaka dengan senyuman seribu watt-nya.
"Iya boleh." Kimora mengizinkan Shaka main ke rumah Alfarezi. Masalah kakeknya Alfarezi, nanti Kimora yang akan memberinya pengertian. Kimora yakin kakek mertuanya akan percaya kepadanya.
Saat itu, kebetulan juga Alfarezi dan Ines makan di tempat itu. Tempat juga adalah tempat favorit pasangan tersebut. Alfarezi membulatkan matanya melihat Kimora yang sedang makan bersama Shaka di tempat itu juga.
"Eh, itu kan istri kamu, kita kesana yuk!" Ines menarik tangan Alfarezi menuju meja Kimora dan Shaka.
Entah kenapa Ines tertarik memamerkan kemesraannya dengan Alfarezi di depan Kimora. Seru kali ya, mesra-mesraan di depan istri sah, batin Ines merasa tertantang.
"Hallo, boleh nggak kita gabung? Udah nggak ada tempat lagi." ucap Ines dengan gaya angkuhnya.
Kimora dan Shaka seketika menoleh ke arah sumber suara. Mata Kimora membulatkan ketika melihat Alfarezi ada di tempat yang sama. Sempat saling berpandangan, tapi Alfarezi membuang pandangannya karena ditarik Ines supaya duduk.
"Nanti biarin aku yang bayar bill-nya." nada suara yang sombong adalah cirikhas lelaki itu.
"Makasih, tapi aku bisa bayar sendiri," Shaka sudah terbiasa mendengar kesombongan lelaki itu.
"Juga masih mampu bayarin sepupu kamu, karena aku yang ajak dia kesini." imbuh Shaka.
Alfarezi sempat membulatkan matanya mendengar perkataan Shaka. Dia fokus dengan kata sepupu. Jadi, wanita itu tidak mengakui pernikahannya, dan hanya menganggapnya sepupu.
Entah kenapa, dia ingin marah karena hal itu. Alfarezi melirik tajam ke arah Kimora yang menundukan kepalanya. Sepertinya sadar jika Alfarezi marah kepadanya.
"Yank aku makan steak tenderlion." ucap Ines dengan manja kepada Alfarezi.
"Iya pesan aja yang kamu mau!" Alfarezi mencubit pipi Ines yang bersikap sangat agresif.
Kimora seketika menoleh dan melihat suaminya bermesraan dengan Ines. Bahkan saat pesanan Ines datang. Ines dengan sengaja menyuapi Alfarezi dengan lembut.
Meskipun kesal. Tapi Kimora masih bisa menahan dirinya. Masih bisa menahan amarahnya.
"Kamu mau cobain makan aku nggak?" Shaka menyodorkan makanannya ke mulut Kimora.
Kimora dengan ragu-ragu membuka mulutnya. Sembari melihat ke arah Alfarezi yang mempelototinya.
"Enak kan?"
"Pedes banget kak," Kimora tidak tahan makan makanan pedas. Dia mengkibas-kibaskan tangannya ke mulutnya.
Kimora mengambil gelas minumannya, dengan sekali tenggak Kimora meminumnya. Tapi rasa pedas masih terasa di mulutnya.
"Maaf, aku nggak tahu kalau kamu tidak bisa makan makanan pedas." Shaka menjadi panik, kemudian dia memberikan gelasnya untuk Kimora. Tanpa pikir panjang Kimora menenggak minuman Shaka juga.
Alfarezi dan Ines membulatkan matanya melihat Shaka begitu perhatian kepada Kimora. "Kamu minum dari gelas dia, itu artinya kalian ciuman secara tidak langsung," Ines seperti menyiram bensin ke dalam api.
"Nih minum punya aku!" Alfarezi memberikan minumannya ke Kimora. Dia tidak tega melihat Kimora yang memerah bibirnya karena kepedasan.
"Lain kali jangan kasih dia makanan pedas lagi!" Alfarezi menegur Shaka yang merasa bersalah di sebelah Kimora.
"Ya."
"Aku nggak apa-apa kok kak, cuman emang nggak kuat makan pedas banget." ucap Kimora membuat Shaka merasa lega.
Alfarezi sampai tidak memperhatikan Ines yang sedang cemberut di sampingnya. Dia terlalu fokus ke Kimora dan Shaka.
"Aku anter pulang ya!"
"Nggak perlu, dia bareng sama aku!" Alfarezi sepertinya tidak rela Kimora pulang bersama Shaka.
"Yank!!!" seru Ines jengkel. Dia dicuekin oleh Alfarezi yang lebih sibuk mempedulikan Kimora.
"Kamu anter dia, jangan sampai dia kenapa-napa!" Alfarezi berpesan kepada Shaka. Karena pada akhirnya dia tertahan oleh Ines yang cemberut.
Begitu Shaka dan Kimora pergi. Ines kembali ngambek dan cuekin Alfarezi. Awalnya dia ingin membuat Kimora cemburu, tapi siapa sangka malah dia yang cemburu.
"Kamu mulai jatuh cinta sama istri kamu?" pertanyaan Ines menyadarkan Alfarezi dari rasa simpatinya terhadap Kimora.
"Kamu terlihat khawatir banget." imbuh Ines memasang wajah cemberut.
"Dia kan istri aku, kalau kenapa-napa sama dia, nanti aku yang dimarahin kakek." Alfarezi menemukan jawaban yang tepat untuk meredakan kecurigaan Ines.
"Oh, istri ya, terus aku apa? Simpanan?" tanya Ines sambil tersenyum sinis. Mungkin saat itu dia menertawakan dirinya sendiri karena selama ini hanya menjaga jodoh orang.
Alfarezi mengerti apa yang dirasakan Ines saat ini. Alfarezi pun mulai melunak dan kembali membujuk Ines. Alfarezi meraih tangan Ines dan menciumnya. "Jangan bilang gitu! Kamu tetaplah wanita yang aku cintai.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BAGUS INES, KLO ALFA BSA MESRA2AN DIDEPAN LOO SAMA INES, LO JUGA BSA MESRA2AN SAMA SHAKA, BIAR NYAHOK TU ALFA YG GK BSA HARGAI PRASAAN LOO
2023-05-02
1
Siti Solikah
cerita begini sih cuma ada di novel
2022-05-04
0
🌈 𝙎𝙩𝙚𝙥𝙝 𝙈𝙘𝙆𝙚𝙣𝙣𝙖
mau dia yg lo cinta tetep aj statusny simpanan ogeb, kan lu dah nikah jdi otomatis dia simpanan
2022-03-28
0