chapter 19

"Harusnya kamu nggak terlalu kejam sama istri kamu!" Boy memperingati Alfarezi yang menurutnya sudah sangat keterlaluan kepada istrinya.

"Diem brengs*k!! Jangan nambahin pikiran!" omel Alfarezi yang sangat pusing saat itu.

"Boy, kalau kamu jadi aku, apa yang akan kamu lakukan?" Alfarezi menanyakan pendapat Boy, setelah sekian lama terdiam.

"Siapa yang akan kamu pilih?" imbuh Alfarezi.

Boy menatap Alfarezi yang terlihat sangat kusut. Bisa dipastikan dia berada dalam keadaan dilema besar.

"Tanya hati kamu!" jawab Boy singkat.

Alfarezi menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Dengan memijat keningnya, Alfarezi berpikir kembali tentang apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

Keinginan dalam hatinya ingin menikahi Ines. Tapi tetiba dia memikirkan tentang perasaan Kimora, yang telah mengorbankan semuanya. Dia tidak mau menyalahkan Kimora. Karena perjodohan itu diatur oleh kakek mereka.

Sama seperti dirinya. Kimora hanya mengikuti perintah kakeknya.

Satu hal yang membuat Alfarezi masih mempertimbangkan rumah tangganya. Karena hanya Kimora-lah yang mampu membangkitkan gairahnya sebagai seorang lelaki.

Bahkan Ines sekalipun tidak bisa membuatnya bergairah seperti kepada Kimora.

"Tapi, seorang lelaki lebih suka dengan wanita yang apa adanya, tidak banyak nuntut, dan baik." imbuh Boy. Entah siapa yang dimaksud oleh Boy. Yang pasti Alfarezi merasa jika semua itu ada dalam diri Kimora.

"Boy, kamu kan selalu tidak mau dilihat orang, tapi kenapa kamu mau menunjukan diri kamu di depan Kimora?" pertanyaan itu sejak awal yang ingin Alfarezi tanyakan.

Apa yang membuat Boy mau menunjukan dirinya kepada Kimora. Selain kakek dan teman-teman terdekat Alfarezi, itu pun teman lelaki, Boy tidak pernah mau muncul atau menunjukan dirinya.

Sebenarnya Boy juga tidak tahu, kenapa dia bersikap beda terhadap Kimora. Dia yang bahkan tidak mau mempedulikan Alfarezi dan Ines yang sedang bertengkar. Tapi, bisa peduli ketika Alfarezi bersikap kejam kepada Kimora. Mungkinkah..

"Dia kan istri kamu, aku tidak mau dia akan salah paham mengetahui kedekatan kita." jawab Boy cepat.

"Tapi dia ingin menceraikan aku." mengingat perkataan Kimora tentang perceraian, tidak tahu kenapa hati Alfarezi menjadi tidak enak.

"Kalau aku jadia dia. Aku juga akan minta cerai, kenapa harus mempertahankan lelaki pengecut." oloj Boy membuat Alfarezi semakin marah.

"Itu cara kamu membalas budi ke orang yang telah menyelamatkan kamu!!" perkataan Alfarezi menembus ke dalam telinga Boy. Dan itu menyakitkan. Tapi Alfarezi benar. Dia yang telah memberi hidup untuk Boy.

Menahan amarah karena perkataan Alfarezi. Boy tidak mau lagi menanggapi amarah Alfarezi. Dia memilih untuk memejamkan matanya dengan kaki disilang diatas meja ruang tunggu.

Menunggu perintah dari Alfarezi, untuk mengajaknya pulang. Karena hari juga sudah menjelang sore.

"Lusa ada pesta dansa, sebaiknya jangan ajak istri kamu, karena mungkin musuh sedang mengintai kamu!" Boy memperingati Alfarezi untuk menyembunyikan dulu istrinya. Takut jika musuh akan memanfaatkan istrinya untuk menyingkirkan Alfarezi dan kakeknya.

"Takut mereka akan mengancam aku menggunakan istriku?" Boy menganggukan kepalanya pelan.

"Jangan khawatir! Selama aku masih hidup, kamu tidak akan mati duluan.." tutur Boy masih dengan matanya yang tertutup.

"Sebenarnya siapa yang ingin menghancurkan aku?" Alfarezi masih penasaran siapa yang ingin mencelakainya. Kalau itu saingan bisnisnya, pasti dia akan mencuri kesempatan disaat perusahaannya sedang dalam masalah seperti sekarang. Tapi orang itu sepertinya sangat membenci Alfarezi dan kakeknya.

Tapi menurut Boy, dia bukan saingan bisnis Alfarezi.

"Kalau aku bilang itu Ines, apa kamu akan percaya?" Boy berkata dengan santai. Dia tahu, Alfarezi pasti akan segera emosi jika dia menjawab.

Alfarezi membulatkan matanya mendengar jawaban Boy. Mana mungkin wanita yang dia pacari selama lima tahun memiliki niat buruk terhadapnya. Alfarezi tidak bisa percaya dengan apa yang dikatakan Boy begitu saja.

Dia dan Ines saling mencintai. Tidak mungkin Ines memiliki niat untuk menghancurkannya. Bahkan Alfarezi berpikir, Boy berkata seperti itu, karena Boy tidak menyukai Ines.

"Jangan bicara sembarang!!" ucap Alfarezi membentak Boy. Dia tidak terima Boy menuduh Ines ingin menghancurkannya.

"Ines hanya alat yang digunakan untuk menghancurkan kamu." ucap Boy lagi tanpa mempedulikan amarah Alfarezi yang semakin memuncak.

Alfarezi melompat melewati meja kerjanya. Dengan cepat dia menarik kerah Boy. Alfarezi memukul pipi Boy dengan cukup keras.

Alfarezi semakin gelap mata. Dia terus berusaha memukul Boy. Tapi Boy bisa selalu menghindar. Tidak berniat untuk memukul balik. Untuk menghentikan keberingasan Alfarezi. Boy mengunci tangan Alfarezi.

"Berani kamu lakuin ini ke aku?" Alfarezi semakin marah karena gerakannya dikunci oleh Boy.

"Sudah sore, sebaiknya kita pulang!" Boy melepaskan kunciannya. Lalu secepat kilat meninggalkan ruangan tersebut.

Merasakan tangannya sakit. Alfarezi mengumpat sembari menggerakan tangannya yang sakit. "Brengs*k, sepertinya aku terlalu baik ke anj*ng itu." ucapnya siap-siap untuk pulang.

*Di tempat lain, tepatnya taman kota*

Shaka membawa Kimora ke taman kota, supaya Kimora bisa sedikit terhibur. Dia sama sekali tidak tega melihat wanita itu menangis.

Sudah hampir satu jam Kimora menangis. Sama sekali tidak berbicara hanya terus menangis. Sesekali mengelap ingus yang menetes bersamaan dengan air matanya.

Sementara Shaka terus memperhatikan Kimora, sembari menyiapkan tissue untuk Kimora mengusap ingusnya. Tidak merasa jijik, tapi Shaka justru tersenyum melihat Kimora seperti anak kecil.

"Ingus kamu kemana-mana." ucap Shaka sembari mengelap ingus Kimora yang ada dipipi Kimora.

Kimora semakin menangis tersedu. Pasalnya, dia baru pertama kalinya diperlakukan seperti itu.

"Kenapa malah makin nangis? Jadi nggak cantik lagi." Shaka mengusap air mata Kimora. Dari jarak cukup dekat, Shaka melihat mata polos Kimora.

Setelah cukup mata menangis, Kimora akhirnya menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya. "Aku mending cerai daripada harus berbagi pria yang sama dengan wanita lain." ucap Kimora dengan emosi.

"Kamu mulai jatuh cinta kepada Alfa?" tanya Shaka serius. Kimora tidak menjawab, tapi dengan cepat menganggukan kepalanya.

Shaka pun mulai merasa bimbang dalam hatinya. Antara tega atau tidak melanjutkan rencananya. Hatinya mulai tersentuh oleh kesedihan Kimora.

"Seandainya kak Alfa lembut seperti kak Shaka, mungkin aku akan merasa sangat bahagia." gumam Kimora membuat Shaka menatapnya dalam.

"Laper nggak? Mau main ke apartemenku? Biar aku masakin kamu." tanya Shaka. Dengan cepat Kimora mengangguk-anggukan kepalanya.

Biarin aja pulang malam. Siapa suruh membuat Kimora kesal.

Shaka membawa Kimora ke apartemennya. Tempat itu adalah tempat privasi Shaka. Ketika dia jenuh dan bosan, dia akan pulang ke tempat itu. Tidak ada yang tahu mengenai tempat itu, kecuali Ines.

Shaka mempersilahkan Kimora masuk. Dia meminta Kimora menunggu sambil nonton tivi. Sementara dirinya turun ke dapur untuk memasak.

Sebenarnya tempat tersebut cukup kecil untuk ukuran pengusaha seperti Shaka. Hanya saja, tempat itu tertata dengan rapi. Membuat Kimora merasa sangat nyaman. Dia senang dengan tempat yang bersih.

Sedang fokus nonton drama Korea, tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan malas dia menerima panggilan tersebut, setelah nama yang tertera di ponsel tersebut.

"Hmm,"

"Kamu dimana? Kenapa belum pulang?" suara Alfarezi dari seberang telepon dengan marah.

"Di rumah temen." jawab Kimora masih dengan jutek.

"Temen yang mana? Shareloc sekarang aku jemput!"

"Tidak perlu! Aku bukan anak kecil. Nanti aku pulang sendiri!"

"Udah mateng Ra, yuk kita makan!" Shaka memanggil Kimora karena dia sudah selesai masak.

Mendengar suara lelaki di seberang telepon, Alfarezi menjadi marah. Dia bisa menebak jika suara itu adalah Shaka.

"Kamu di rumah Shaka?" tanya Alfarezi menahan emosi.

"Pulang sekarang atau aku seret kamu! berani-beraninya kamu pergi ke rumah cowok lain." ucap Alfarezi marah.

"Makan dulu, setelah itu baru pulang, nggak perlu nunggu aku, nanti aku yang bilang sendiri ke kakek." Kimora mematikan panggilan itu tanpa menunggu jawaban dari Alfarezi.

"Alfa?" tebak Shaka.

"Iya." Kimora menganggukan kepalanya.

"Ya udah buruan makan! Biar dia nggak kelamaan nunggu, nanti dia semakin marah." ucap Shaka dengan lembut.

"Makasih ya kak?" Kimora menatap Shaka. Kenapa dia harus jatuh cinta kepada lelaki tak perasaan. Kenapa tidak dengan Shaka yang lembut dan pastimya menghargai dirinya.

Cinta memang tidak bisa ditebak atau diatur.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BETUL, SHAKA LH DIBELAKANG INES, DN KMUNGKINAN ADA ORG LAIN YG MMBACK UP SHAKA.. BSA JDI MUSUH KAKEK DEDDY, MKANYA DRI SMP SHAKA SDH BUAT MASALAH DGN ALFA..

2023-05-02

1

Diah Zainal

Diah Zainal

knp Alfa g santuy dikit gtu,,,,sm Boy
emang sih udh nyelamatin jiwa Boy tp g pantas jg orang berkelas ky gtu

2022-12-06

0

Yuni Nita

Yuni Nita

iy Kimora.. begitulah cinta

2021-11-16

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 3
5 chapter 4
6 chapter 5
7 chapter 6
8 chapter 7
9 chapter 8
10 chapter 9
11 chapter 10
12 chapter 11
13 chapter 12
14 chapter 13
15 chapter 14
16 chapter 15
17 chapter 16
18 chapter 17
19 chapter 18
20 chapter 19
21 chapter 20
22 chapter 21
23 chapter 22
24 chapter 23
25 chapter 24
26 chapter 25
27 chapter 26
28 chapter 27
29 chapter 28
30 chapter 29
31 chapter 30
32 chapter 31
33 chapter 32
34 chapter 33
35 chapter 34
36 chapter 35
37 chapter 36
38 chapter 37
39 chapter 38
40 chapter 38
41 chapter 39
42 chapter 40
43 chapter 41
44 chapter 42
45 chapter 43
46 chapter 44
47 chapter 45
48 chapter 46
49 chapter 47
50 chapter 48
51 chapter 49
52 chapter 50
53 chapter 51
54 52
55 chapter 53
56 chapter 54
57 chapter 55
58 chapter 56
59 chapter 57
60 chapter 58
61 chapter 59
62 chapter 60
63 chapter 61
64 chapter 61
65 chapter 62
66 chapter 63
67 chapter 64
68 chapter 65
69 chapter 66
70 chapter 67
71 chapter 67
72 chapter 67
73 chapter 67
74 chapter 68
75 chapter 69
76 chapter 70
77 chapter 71
78 chapter 72
79 chapter 73
80 chapter 74
81 chapter 75
82 chapter 76
83 chapter 77
84 chapter 78
85 chapter 79
86 chapter 80
87 chapter 81
88 chapter 82
89 chapter 83
90 chapter 84
91 chapter 85
92 chapter 86
93 chapter 87
94 chapter 88
95 chapter 89
96 chapter 90
97 chapter 91
98 chapter 92
99 chapter 93
100 chapter 94
101 chapter 95
102 chapter 96
103 chapter 97
104 chapter 98
105 chapter 99
106 chapter 100
107 chapter 101
108 chapter 102
109 chapter 103
110 chapter 104
111 chapter 105
112 chapter 106
113 chapter 107
114 chapter 108
115 chapter 109
116 chapter 110
117 chapter 111
118 chapter 112
119 chapter 113
120 chapter 114
121 chapter 115
122 chapter 116
123 chapter 117
124 chapter 118
125 chapter 119
126 chapter 120
127 chapter 121
128 chapter 122
129 chapter 123
130 chapter 124
131 chapter 125
132 Pengumuman
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 3
5
chapter 4
6
chapter 5
7
chapter 6
8
chapter 7
9
chapter 8
10
chapter 9
11
chapter 10
12
chapter 11
13
chapter 12
14
chapter 13
15
chapter 14
16
chapter 15
17
chapter 16
18
chapter 17
19
chapter 18
20
chapter 19
21
chapter 20
22
chapter 21
23
chapter 22
24
chapter 23
25
chapter 24
26
chapter 25
27
chapter 26
28
chapter 27
29
chapter 28
30
chapter 29
31
chapter 30
32
chapter 31
33
chapter 32
34
chapter 33
35
chapter 34
36
chapter 35
37
chapter 36
38
chapter 37
39
chapter 38
40
chapter 38
41
chapter 39
42
chapter 40
43
chapter 41
44
chapter 42
45
chapter 43
46
chapter 44
47
chapter 45
48
chapter 46
49
chapter 47
50
chapter 48
51
chapter 49
52
chapter 50
53
chapter 51
54
52
55
chapter 53
56
chapter 54
57
chapter 55
58
chapter 56
59
chapter 57
60
chapter 58
61
chapter 59
62
chapter 60
63
chapter 61
64
chapter 61
65
chapter 62
66
chapter 63
67
chapter 64
68
chapter 65
69
chapter 66
70
chapter 67
71
chapter 67
72
chapter 67
73
chapter 67
74
chapter 68
75
chapter 69
76
chapter 70
77
chapter 71
78
chapter 72
79
chapter 73
80
chapter 74
81
chapter 75
82
chapter 76
83
chapter 77
84
chapter 78
85
chapter 79
86
chapter 80
87
chapter 81
88
chapter 82
89
chapter 83
90
chapter 84
91
chapter 85
92
chapter 86
93
chapter 87
94
chapter 88
95
chapter 89
96
chapter 90
97
chapter 91
98
chapter 92
99
chapter 93
100
chapter 94
101
chapter 95
102
chapter 96
103
chapter 97
104
chapter 98
105
chapter 99
106
chapter 100
107
chapter 101
108
chapter 102
109
chapter 103
110
chapter 104
111
chapter 105
112
chapter 106
113
chapter 107
114
chapter 108
115
chapter 109
116
chapter 110
117
chapter 111
118
chapter 112
119
chapter 113
120
chapter 114
121
chapter 115
122
chapter 116
123
chapter 117
124
chapter 118
125
chapter 119
126
chapter 120
127
chapter 121
128
chapter 122
129
chapter 123
130
chapter 124
131
chapter 125
132
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!