Di kampus, ada seorang murid yang selalu duduk di pojokan. Dia memiliki tubuh yang sama seperti Kimora. Hanya saja penampilannya sedikit agak culun. Dengan kacamata besarnya dan juga rambut kepang dua.
Saat itu wanita itu sedang berjalan di kantin. Tapi ada segerombol wanita yang dengan sengaja mengganggunya. Salah satu dari mereka mengulurkan kakinya ketika wanita culun itu lewat.
Gedubrakkkk..
Nampan yang berisi semangkok bakso dan minuman tersebut tumpah. Dan mengenai pakaiannya.
Eh, bukannya pada menolong wanita tadi. Semua yang ada di kantin malah tertawa. Sepertinya hal semacam itu sudah terbiasa terjadi dilingkup kampus tersebut. Pembullyan, perundungan kepada mereka yang dianggap lemah.
Seketika Kimora berdiri dan membantu wanita tersebut. Bukan sok peduli, tapi setidaknya Kimora masih memiliki hati nurani.
"Ka...kamu siapa?" gadis itu bertanya dengan lirih, bersamaan dengan air mata yang netes dipipi.
"Aku Kimora, biar aku bantu!" Kimora memapah wanita itu dan mengajaknya duduk di mejanya.
Kimora juga membantu wanita itu membersihkan bajunya dengan memberinya sapu tangan. Tanpa mempedulikan bisik-bisik tetangga orang-orang yang ada di kantin tersebut.
"Kenapa kamu nggak balas diginiin?" tanya Kimora yang menyimpan amarahnya.
Wanita itu menundukan kepalanya. Dia sepertinya tidak berani berkata. Tapi dari sudut pandang Kimora, terlihat jelas jika wanita itu sebenarnya emosi. Tapi tak tahu kenapa wanita itu hanya diam saja. Mungkinkah takut, atau terbiasa.
"Kamu sering diginiin?" tanya Kimora lagi. Dan, wanita tersebut hanya menganggukan kepalanya.
"Kamu nggak punya temen?" wanita itu menggelengkan kepalanya.
"Kalau gitu, mau nggak kamu berteman dengan aku?" Kimora menawarkan dirinya menjadi teman wanita itu.
Ternyata, wanita itu sangat antusias menyambut permintaan Kimora. Seperti dia sudah bosan sendirian. Bosan menyimpan semua ini sendirian. Kalau dia punya teman, setidak dia punya seseorang yang akan menguatkannya.
"Aku Kimora," Kimora memperkenalkan dirinya.
"Aku Sashi, makasih ya kamu mau berteman sama aku. Ini pertama kalinya, semenjak masuk kuliah, ada orang yang mau berteman dengan aku." ucap Sashi sedih.
"Kenapa?"
"Mereka tidak mau berteman dengan cewek gendut kayak aku." Kimora menghela nafasnya. Mungkin itu sebabnya, Kimora juga belum mendapat teman selama beberapa hari menjadi mahasiswa di universitas tersebut.
Kehidupan di kota memang tidak semudah yang dibayangkan. Kebanyakan dari mereka berteman dengan circle yang sama. Entah dari segi materi, atau dari segi penampilan atau good looking. Mereka akan bersaing untuk menjadi sang penguasa.
Sementara wanita bertubuh tambun seperti Kimora dan Sashi, tidak masuk dalam daftar mereka. Dan biasanya mereka akan menyiptakan circle mereka sendiri.
"Kamu anak baru?" tanya Sashi yang baru melihat Kimora.
"Iya, belum ada seminggu masuk sini." Kimora dan Sashi sudah akrab meskipun baru pertama kali bertemu.
Dan ternyata mereka juga satu jurusan di kelas yang sama pula.
Melihat Sashi yang akrab dengan Kimora. Membuat Angel merasa memiliki mainan baru. Apalagi Kimora juga sama seperti Sashi. Yaitu memiliki badan gemuk.
Angelica, atau lebih dikenal Angel. Memiliki bentuk badan yang ideal. Dia juga cantik dengan kulit sawo matang. Itu sebabnya dia menjadi sombong, dan suka membully mereka yang memiliki bentuk tubuh yang gemuk atau terlalu kurus. Dia merasa seolah dirinya paling sempurna.
Angel juga memiliki empat sahabat yang semuanya juga seksi dan langsing. Mereka juga sama seperti Angel. Suka mengolok mereka yang memiliki kekurangan di segi postur atau penampilan.
Kelima wanita tersebut merupakan anak dari keluarga kaya. Salah satu dari mereka adalah anak dari direktur perusahaan besar di kota itu.
Meskipun mereka cantik dan kaya. Tapi mereka memiliki sifat sombong dan suka merendahkan orang lain.
"Cie yang punya udah punya temen." sindir Angel mendekat ke meja Sashi dan Kimora.
"Mereka cocok juga, sama-sama memiliki kelebihan. Kelebihan lemak maksudnya." ucap Fina salah satu dari mereka.
Angel dan yang lainnya pun tertawa mendengar olokan Fina ke Sashi dan Kimora. Mereka seakan sangat puas telah mengejek Kimora dan Sashi.
Sashi dan Kimora berusaha untuk tidak menggubris Angel and the geng. Mereka lebih memilih beranjak dari tempatnya dan meninggalkan mereka yang masih saja meneriakan ejekan ke mereka berdua.
Seolah mereka tidak peduli mengenai perasaan Sashi dan Kimora yang telah mereka hina. Sebenarnya saat itu, Kimora ingin sekali membalas hinaan mereka. Tapi Sashi melarangnya, dengan alasan tidak mau semakin menambah masalah.
"Kenapa sih kamu takut banget sama mereka?" Kimora merasa sangat kesal.
"Aku nggak mau buat masalah, karena aku takut beasiswa aku akan dicabut kalau aku buat masalah di kampus." jawab Sashi kembali membuat Kimora merasa kasihan kepada teman barunya tersebut.
"Ya udah jangan sedih lagi! Gimana kalau nanti siang kita main ke mall?" ajak Kimora berusaha menyenangkan hati Sashi.
"Boleh," Sashi juga sangat antusias. Pasalnya selama ini dia ingin main ke mall, tapi tidak pernah ada yang menemaninya. Ditambah lagi, setiap pulang kuliah dia harus bekerja paruh waktu.
Sekali-kali libur kerja dan cuci mata boleh kan.
Sashi tinggal di asrama sekolah. Dia dibesarkan di sebuah panti asuhan. Untuk membiayai hidupnya, dia bekerja paruh waktu di sebuah kafe sebagai pemain piano, dan juga pelayan di sebuah kedai minuman. Untuk biaya kuliah, dia mendapat beasiswa.
****
Di kantor, Alfarezi merasa pusing karena Ines kembali ngambek. Alfarezi menolak diajak liburan ke Jepang. Begitulah Ines, saat dia mau, maka harus dituruti. Apalagi selama ini Alfarezi terus memanjakannya.
Kali ini sebenarnya dia bukannya mau menolak. Tapi karena saat ini memang perusahaannya sedang ada masalah. Alfarezi tidak bisa sembarangan menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak terlalu penting.
"Sudah saatnya kamu fokus kepada istri sah kamu!" ucap Boy sembari menyandarkan tubuhnya di kursi dan memejamkan matanya.
"Kalau kamu masih cerewet mending kamu pergi dari sini, anj*ng!!" Alfarezi berseru kepada Boy.
"Aku cuma peringatin aja!" Boy masih santai menghadapi amarah Alfarezi. Dia sudah lama mengenal Alfarezi dan tahu temtramen Alfarezi. Tapi Boy tidak pernah takut karena itu.
Seumpama mereka bertarung, Alfarezi bukanlah tandingan Boy.
"Boy, menurut kamu, kenapa kakek jodohin aku sama Kimora?" tanya Alfarezi ingin mendengar pendapat Boy.
"Kakek kamu ingin melindungi kamu." jawab Boy.
"Melindungi dari siapa? Terus apa hubungannya dengan Kimora? Emang siapa dia?" Alfarezi penasaran dengan apa yang katakan Boy.
"Cepat atau lambat, kamu akan tahu maksud dan tujuan kakek kamu." Boy tidak mau memberitahu Alfarezi secara langsung. Dia sangat suka bermain teka teki.
"Brengs*k, kenapa kamu senang sekali bermain tebak-tebakan?" Alfarezi tentu tidak puas dengan jawaban Boy yang ambigu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Cahaya Warna
tau gitu, bodoh jgn dipiara, cari tau dooong...mikiiiiiir.....
2022-09-09
1
Ir Bella Ana
cuek aja kali .... biarpun dibully dan GK ada teman
2021-11-30
0
🌈 𝙎𝙩𝙚𝙥𝙝 𝙈𝙘𝙆𝙚𝙣𝙣𝙖
untung gw kagak pernah di bully meskipun gw bongsor kek buntelan wkwkwk, bagi yg dibully kalian semangat dan jangan mau ditindas harus LAWANNN!!!!
2021-11-29
0