"Yank, besok aku nikah." dengan hati-hati Alfarezi memberitahu Ines tentang pernikahannya besok.
"Kamu ajak aku nikah?" Ines merasa senang dengan perkataan Alfarezi. Sebenarnya itu adalah salah paham.
"Aku akan nikahin Kimora." baru setelah Alfarezi menyebut nama calon istrinya. Ines menjadi sangat terkejut. Ines membulat matanya merasa tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Kamu nikah sama wanita gendut itu?" tanya Ines dengan marah.
"Kakek udah atur semua. Aku nggak bisa nolak."
Ines merasa kecewa dengan keputusan Alfarezi. Mereka sudah pacaran selama lima tahun. Tapi, Alfarezi justru menikah dengan wanita lain. Tentu saja Ines marah karenanya.
Ines beranjak dari tempat duduknya, kemudian meninggalkan Alfarezi.
"Yank!!" seru Alfarezi mencoba menahan tangan Ines. Tapi, Ines menghempaskan tangan Alfarezi.
Sembari menangis Ines keluar dari restoran itu. Alfarezi pun langsung menyusulnya. "Tunggu yank!" seru Alfarezi sembari mengejar Ines.
Akan tetapi, begitu dia hampir sampai di pintu. Tiba-tiba Alfarezi teringat dengan Kimora yang masih berbincang dengan Shaka.
Alfarezi menghentakan kakinya. Kemudian berbalik dan menarik Kimora keluar dari restoran tersebut. Kimora yang kaget hanya bisa menurut saja. Tapi sebelum dia pergi, dia sempat berpamitan dengan Shaka.
"Nanti kita lanjut di wa saja!" ucap Shaka dengan tersenyum.
Alfarezi buru-buru berlari sambil terus menarik tangan Kimora. Melihat kepanikan Alfarezi. Kimora tahu ada yang tidak beres dengan Alfarezi. Apalagi saat dia tidak melihat Ines.
Dengan menggunakan lift Alfarezi dan Kimora turun ke parkiran. Ternyata, Ines masih terlihat diarea parkiran. Mungkin dia sengaja menunggu Alfarezi turun. Karena, kalau dia duluan dia harus pulang dengan taksi. Dan dia paling anti naik taksi.
"Yank.." Alfarezi melepaskan tangan Kimora begitu melihat Ines masih ada di area parkir.
"Hah.. Hah.. Hah..." terdengar nafas yang tersenggal-senggal dari Kimora. Kimora merasa sangat capek karena Alfarezi terus mengajaknya berlari. Dengan memegangi dadanya, Kimora mencoba mengatur pernafasannya.
Sementara di depan mobilnya, Alfarezi mencoba membujuk Ines agar tidak marah kepadanya. Dia juga menjelaskan jika pernikahan itu sudah diatur oleh kakeknya dua bulan yang lalu.
"Jangan marah donk!" bujuk Alfarezi ketika Ines hanya diam saja saat dia menjelaskan semuanya.
"Meskipun aku nikah sama dia, tapi cinta aku tetap buat kamu, aku janji, meskipun aku sama dia suami istri, tapi itu hanya diatas kertas. Cinta aku cuma buat kamu." Alfarezi membujuk Ines.
Mungkin karena itu juga Alfarezi mau menuruti permintaan kakeknya. Dia akan melakukan apa yang kakeknya mau yaitu menikahi Kimora. Tapi, dia tidak akan pernah memberikan cintanya untuk perempuan bertubuh gemuk itu.
Kamu bisa memiliki tubuhku. Tapi tidak dengan hatiku.
"Janji?" Ines mengangkat jari kelingkingnya.
"Iya sayank, janji." Alfarezi tersenyum senang karena Ines sudah tidak lagi marah kepadanya. Dia mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Ines. Kemudian Alfarezi mencium kening Ines dengan lembut.
Kimora menutup matanya ketika melihat Alfarezi mencium kening Ines. Menghela nafas untuk menahan amarahnya.
Alfarezi mengantar Ines pulang karena hari sudah semakin larut. Setelah Ines turun dari mobilnya. Alfarezi menyuruh Kimora duduk kembali ke depan. Dan, Kimora nurut-nurut aja apa kata Alfarezi.
Di sepanjang perjalanan pulang. Alfarezi sedikit kesal melihat Kimora yang sibuk dengan hape-nya. Bahkan sesekali terlihat Kimora tersenyum sendiri.
"Kamu kenal sama lelaki tadi?" tanya Alfarezi memecah keheningan.
"Siapa? Kak Shaka?" Alfarezi hanya menganggukan kepalanya.
"Baru kenal tadi, orangnya baik, lucu, juga sangat sopan. Dia orang pertama yang bilang aku lucu, padahal baru pertama ketemu dia udah baik banget sama aku, katanya dia mau ajak aku keliling kota supaya aku bisa lebih mengenal kota ini...." cerocos Kimora memuji-muji Shaka. Lelaki yang baru saja dia kenal di restoran tadi.
"Jangan berhubungan lagi sama dia!" Alfarezi tidak tahan mendengar Kimora terus saja memuji Shaka.
"Kenapa? Dia temen pertama aku di kota ini, dia baik." Kimora tidak terima dengan perintah Alfarezi.
"Jangan bilang, kak Alfa cemburu?"
"Jangan ngaco!"
"Terus kenapa aku nggak boleh berhubungan dengan kak Shaka?" mendengar pertanyaan Kimora, Alfarezi mulai kicep. Dia tidak bisa menjawab, karena dia sendiri juga bingung kenapa dia merasa tidak suka melihat Kimora dekat dengan Shaka.
Mungkin karena Shaka adalah musuh bebuyutannya dari jaman masih SMA. Makanya Alfarezi tidak suka melihat kedekatan Shaka dengan orang-orang terdekatnya. Apalagi wanita itu akan menjadi istrinya.
"Terserah kamu aja!" Kimora mengerutkan keningnya melihat Alfarezi yang justru malah semakin marah. Kimora hanya tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya.
****
5 September tepatnya hari Kamis pukul 10.00 wib. Alfarezi dan Kimora resmi menjadi sepasang suami istri setelah Alfarezi dengan lancar mengucapkan ijab qobul.
Dengan mata yang berkaca-kaca, Kimora menatap buku nikah yang baru saja dia tanda tangani. Masih belum menyangka jika dia sekarang berstatus sebagai seorang istri.
Akan tetapi,apa yang membuatnya sedih. Karena, dia menikah dengan lelaki yang tidak mencintainya. Meskipun begitu, Kimora akan berusaha menjadi seorang istri yang baik untuk suaminya.
Ketika dia menerima perjodohnya. Dia sudah memikirkan resiko apa yang akan dia tanggung ke depannya. Dan, Kimora akan berusaha untuk menerima semua. Dan, akan berusaha membuat suaminya mencintai dia.
"Kamu sudah dewasa nak, papa dan mama kamu pasti tersenyum bahagia melihat kamu menikah sekarang.." ucap kakek Kimora sembari memeluk Kimora.
"Doain Kimora ya kak, supaya Kimora bisa menjadi seorang istri yang baik buat suami Kimora." Kimora tak kalah sedih. Karena setelah ini dia akan meninggalkan kakeknya dan hidup bersama suaminya.
"Pasti, kakek pasti doain kamu."
Kimora juga meminta doa restu kepada kakeknya Alfarezi.
Setelah itu mereka mengadakan acara kecil-kecilan di kediaman Alfarezi yang juga tempat tinggal kakeknya. Pernikahan itu hanya dihadiri kakek Alfarezi dan kakek Kimora, beserta beberapa pengawal yang salah satunya menjadi saksi di pernikahan Kimora tadi.
Malam harinya..
Kimora sadar diri akan posisinya. Dia mengambil selimut dan hendak tidur di sofa. Kimora sudah menata tempat sedemikian rupa supaya nyaman untuknya berbaring.
Alfarezi yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat itu. Kemudian mengerutkan keningnya. "Kamu nggak mau tidur seranjang sama aku?" tanya Alfarezi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk yang dia kalungkan di leher.
"Kita udah suami istri lho. Sah lho." Alfarezi menekankan kata 'sah' supaya Kimora sadar dia sekarang adalah seorang istri.
"Bukannya gitu, kan dari kemarin aku tidur sini."
"Kemarin kamu belum sah jadi istri aku, tapi sekarang udah nikah, pindah kesini!!" seru Alfarezi sambil menepuk kasur yang dia duduki saat ini.
Kimora dengan cepat memindahkan bantal, guling, dan juga selimutnya ke kasur. Jujur, sebenarnya Kimora sangat berdebar. Malam itu adalah malam pertama mereka sebagai sepasang suami istri.
Kimora pernah membaca komik atau novel. Kalau malam pertama seorang pengantin itu akan sangat melelahkan.
Mengingat semua itu jantung Kimora berdebar dengan sangat cepat. Wajahnya memerah seperti tomat.
"Kenapa kamu tersipu?" tanya Alfarezi membuyarkan lamunan Kimora.
"Jangan pernah punya pikiran yang aneh-aneh. Meskipun kita suami istri, tapi itu hanya diatas kertas, cinta aku cuma untuk Ines." ucap Alfarezi dengan sangat tega.
Di malam pertama pernikahannya. Dia dengan sangat kejam mengatakan hal yang menyakitkan buat Kimora, istrinya yang sah.
Juga, tidak mengindahkan Kimora sama sekali. Dia berbaring lalu mengambil selimut dan memunggungi Kimora. Tanpa mengerti perasaan Kimora sama sekali.
Alfarezi juga malah mengambil hape dan menelepon Ines. Dengan kata-kata romantis dia mengobrol dengan Ines melalui panggilan suara. Tanpa memperhatikan sedikitpun istrinya yang menatapnya tajam di belakang punggungnya.
Tidak mau lagi ambil pusing dengan apa yang dilakukan oleh suaminya. Kimora memilih untuk merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Mungkin dia bisa merasakan kebahagiaan sepasang seorang istri di dalam alam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
SEPTi
lama lama nanti kamu kurus Kimora makan ati tiap hari😁
2022-12-12
0
SEPTi
Kimora polos banget ya 😁🤭
2022-12-11
0
SEPTi
maksudnya dia (Kimora) bisa miliki tubuhku (Alfa) tapi tidak dengan hatiku????
2022-12-11
0