Di rumah, Deddy memikirkan perkataan Alfarezi yang mengatakan jika dirinya ingin nikah siri dengan Ines. Deddy tahu apa tujuan Ines mendekati Alfarezi sebelumnya. Makanya dia tidak pernah merestui hubungan antara Ines dengan cucunya.
Tapi dia tidak memberitahu Alfarezi tentang Ines, karena dia ingin Alfarezi tahu sendiri seperti apa wanita yang dia cintai.
Dan, untuk menghalangi niat Ines ke cucunya. Deddy sengaja menjodohkan Kimora dengan Alfarezi. Supaya niat Ines sulit dijalankan.
Sepanjang hari Deddy berpikir untuk membuat Kimora dan Alfarezi saling jatuh cinta. Supaya Alfarezi bisa melupakan Ines. Atau paling nggak, cari cara untuk menunjukan sifat asli Ines. Dengan begitu, Alfarezi akan dengan sendirinya melupakan Ines tanpa paksaan.
Mata-mata yang dia utus untuk mengikuti Ines, memberikan petunjuk. Selama ini Ines memiliki pacar lain di belakang Alfarezi. Tapi, mata-mata itu tidak bisa melihat wajah lelaki itu dengan jelas, karena dia selalu memakai kudung hitam. Yang pasti dia sepertinya bukan orang sembarangan.
Deddy lalu teringat akan sosok Boy, pengawal bayangan Alfarezi. Dia yakin Boy tahu lebih jauh lagi mengenai siapa lelaki berkudung itu.
Deddy mengundang Boy ke rumah disaat Alfarezi sedang meeting.
Dengan menyilangkan kakinya, Boy duduk sembari melipat tangan di depan kakeknya Alfarezi. Dia memang telah lama mengikuti Alfarezi. Tapi dia belum pernah sama sekali berbicara serius dengan kakek Alfarezi. Maka terlihat dia sedikit canggung, meskipun dipermukaan nampak tenang.
"Boy, mata-mata kakek memberi petunjuk ini, kamu tahu siapa lelaki ini?" Deddy menunjukan foto yang didapat mata-matanya. Foto tersebut ada satu orang wanita yang jelas wajahnya adalah Ines. Dan yang satu lagi, seorang lelaki memakai pakaian serba hitam tapi wajahnya tidak terlihat, hanya terlihat dari samping. Di foto lainnya, terlihat wanita itu memeluk pinggang lelaki tersebut.
"Aku tidak tahu siapa lelaki itu, kayaknya orang yang sama yang ingin mencelakai Alfarezi dulu, tapi aku harap kakek juga melindungi Kimora!" ucap Boy.
"Apa mereka sudah akan bertindak?" tanya Deddy menghela nafas panjang.
"Mereka sedang siap-siap." jawab Boy.
"Boy, kamu tahu jelas siapa kekuatan dibalik mereka?" Boy menganggukan kepalanya.
"Dia orang yang kuat, tidak berperasaan, punya kekayaan yang tidak bisa terhitung jumlahnya. Dia sangat kuat," hanya itu yang bisa Boy katakan sebagai peringatan.
"Apa mereka juga berani menyentuh Kimora? Kakeknya Kimora kepala geng elang darah." (elang darah adalah geng paling terkenal, keganasannya tidak ada yang menandingi). Boy sedikit terkejut mengetahui jika kakek Kimora ternyata adalah ketua geng elang darah. Dia tahu geng elang darah itu.
"Yang mereka incar kakek sama Alfa, mereka akan lakuin apapun, lagipula mereka mempunyai dukungan kuat di belakang mereka." Deddy bertanya-tanya, siapa gerangan di balik kekuatan itu. Jika mereka berani mengusik elang darah. Berarti bisa dipastikan jika mereka sangatlah kuat.
Deddy mulai khawatir dengan keselamatan cucunya. Meskipun dia juga seorang ketua gengster. Tapi kelihatannya musuhnya tidak sesederhana itu.
"Boy, kamu kan udah berkali-kali selametin Alfa, kakek mohon kamu juga lindungi Kimora ya!" pinta kakek Alfarezi.
"Aku dibayar oleh Alfarezi, jadi aku hanya akan lindungi Alfarezi. Aku balik dulu kek, takutnya Alfarezi nyariin." Boy dengan cepat menghilang dari ruang tamu.
Tidak hanya mengkhawatirkan cucunya. Deddy juga mulai mengkhawatirkan cucu menantunya. Tujuannya menikah Alfarezi dengan Kimora salah satunya mendapat dukungan dari kakeknya Kimora. Tapi jika musuh berani menyentuh Kimora juga. Berarti tugasnya nambah lagi. Yaitu melindungi cucu menantunya.
Di halaman rumah, Boy tanpa sengaja bertemu dengan Kimora yang baru pulang dari sekolah. Kimora menyapa Boy yang akan masuk ke dalam mobil Alfarezi yang dia pakai tadi.
"Kak Boy??" sapa Kimora.
"Kok jam segini kak Alfa udah pulang?" Kimora berpikir jika Alfarezi sudah pulang dari kerja. Karena Boy adalah pengawal Alfarezi, jadi dalam pikiran Kimora, Alfarezi sudah pulang.
"Alfarezi masih meeting, tadi ada yang ketinggalan, jadi aku disuruh ambil." jawab Boy tidak mengatakan yang sebenarnya.
"Oh, gitu." Kimora menganggukan-anggukan kepalanya.
"Mau ikut ke kantor?" tanya Boy. Sebelum meeting, Boy melihat Alfarezi yang sedang dalam suasana hati buruk. Dia bermaksud mengajak Kimora supaya bisa menghibur Alfarezi. Meskipun mereka sering sekali bertengkar atau berdebat. Tapi Boy baru melihat tawa Alfarezi yang begitu loss saat bersama Kimora.
"Mau sih, tapi ntar dia ngamuk-ngamuk lagi, kalau aku ikut ke kantor."
"Kamu kan istrinya, nggak apa-apa, sekali-kali datang ke kantornya." bujuk Boy lagi.
Kimora berpikir sejenak, setelah itu dia menganggukan kepalanya. Benar apa kata Boy. Sekali-kali nggak apa-apa kan dia datang ke kantor suami sendiri.
Kimora kemudian masuk ke dalam mobil bersama dengan Boy. Di dalam mobil Kimora tudak bisa diem sama sekali. Dia terus bertanya kepada Boy. Sementara Boy yang biasanya dingin, mau juga menjawab pertanyaan Kimora.
"Kak Boy sebenarnya baik tahu, tapi kenapa selalu misterius?" tanya Kimora.
"Misterius??" Kimora menganggukan kepalanya.
"Aku pertama lihat kakak takut, tapi setelah kenal kakak, jadi nggak takut lagi, kak Boy baik." ucap Kimora dengan tersenyum.
"Terima kasih ya kak, karena udah selalu lindungi suami aku." tutur Kimora yang membuat Boy seketika menoleh menatap wajah polos Kimora.
Boy melihat ketulusan mata Kimora. Dan itu pertama kalinya dia menatap seorang wanita dari jarak yang cukup dekat.
"Kamu cucunya kakek Rama?" tanya Boy masih penasaran.
"Kak Boy tahu kakek?"
"Siapa yang tidak kenal kakek kamu?" jawaban Kimora tersebut sudah bisa meyakinkan Boy jika Kimora beneran cucu dari ketua geng ternama. Dan akhirnya dia tahu dengan jelas, alasan kakeknya Alfarezi menjodohkan mereka.
Awalnya dia juga sudah menebak. Tapi belum begitu yakin. Karena dia belum tahu siapa Kimora. Tapi sekarang dia yakin akan tujuan dan maksud kakeknya Alfarezi.
Tapi antara senang dan tidak, Boy mengetahui semua itu.*
Boy membawa Kimora langsung ke dalam ruangan Alfarezi. Menyuruh Kimora untuk menunggu Alfarezi yang masih belum selesai meeting.
"Kamu nunggu disini aja dulu, aku suruh Ardila bikinin kamu minum." ucap Boy lalu keluar dari ruangan Alfarezi.
Boy selalu berpenampilan misterius dengan selalu memakai kudung. Tidak membiarkan orang lain melihatnya. Kecuali orang-orang terdekat Alfarezi.
Kimora berkeliling ruangan suaminya yang lumayan besar. Di dalam kantor itu juga ada sebuah ruangan yang mirip dengan kamar, ada kamar mandinya juga di dalamnya. Kimora yakin itu adalah ruangan khusus Alfarezi untuk melepas lelah.
Dari kantor Alfarezi, bisa terlihat jelas bangungan-bangunan yang menjulang tinggi di sekitar. Juga terlihat jalan raya yang ada di depan perusahaan Alfarezi. Kimora membayangkan pemandangan ditempat itu oada waktu malam. Pasti sangat indah sekali.
"Kamu kesini sama siapa?" tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya.
"Sama kak Boy." jawab Kimora santai.
Melihat penampilan Kimora membuat Alfarezi terpaku. Dengan memakai dress pendek selutut warna gelap, kulit putih Kimora terlihat indah. Alfarezi jadi teringat kejadian semalam. Maka majulah dia mendekati istrinya yang berdiri di depan jendela kaca.
Alfarezi tidak tahu perasaan apa itu. Yang jelas dia ingin sekali memeluk wanita yang ada di depannya saat ini. Mencium pipinya dengan lembut.
Sementara Kimora juga terbuai dengan kecupan lembut suaminya. Dari jarak dekat, dia bisa mendengar detak jantung Alfarezi yang berirama cepat.
Alfarezi mendekatkan bibirnya ke bibir Kimora. Perasaannya sangat aneh. Dia seolah tidak mau melepaskan wanita itu. Terus dengan lembut mengecup bibir Kimora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Endang Bageury
jantuh cinta yang halal
2021-11-27
1
Siti Fatimah Fatimah
hedeeeh.....dah tau rasanya ketagihan kan lo
2021-11-18
2
Yuni Nita
❤️❤️❤️
2021-11-16
0