Di kediaman Fernandez terlihat Julian dan ketiga anak-anaknya yaitu Andra, Adnan dan Merryn sedang berada di ruang kerja Julian. Mereka saat ini duduk di sofa yang ada di ruang kerja.
Mereka saat ini sedang melihat isi dari FLASHDISK yang diberikan oleh Dokter yang menangani Amanda.
Setelah beberapa menit mereka mengotak-atik keyboard dan mengklik menu yang mereka inginkan. Akhirnya isi FLASHDISK itu berhasil dibuka.
Mereka membaca dan melihat secara seksama isi dari FLASHDISK tersebut. Mereka tidak menginginkan ada yang terlewatkan.
Di dalam FLASHDISK itu tertulis ada dua wanita yang saling bekerja sama untuk mengusasi seluruh kekayaan keluarga Austin. Dua wanita itu berinisial AR dan MR. Dan juga sebuah VIDEO yang memperlihatkan adegan demi adegan dimana mobil yang ditumpangi oleh Clarissa dan Amanda dikejar oleh beberapa mobil di belakang. Bahkan orang-orang yang ada di dalam mobil itu menembaki mobil yang ditumpangi oleh Clarissa dan Amanda.
Mobil yang ditumpangi oleh Clarissa dan Amanda ada kamera pengintai. Kamera itu dipasang oleh Darren. Tujuan Darren melakukan hal itu untuk melindungi ibu dan tantenya dari jarak jauh. Darren memasang kamera-kamera itu khusus mobil milik ibunya saja karena Darren memiliki firasat bahwa ibunya dalam bahaya. Banyak yang mengincar ibunya dan ingin menghancurkan ibunya itu. Ada beberapa Perusahaan yang tidak menyukai kesuksesan ibunya.
Jika saja orang-orang itu tahu bahwa ibunya itu berasal dari keluarga Smith. Maka orang-orang itu akan berpikir seribu kali untuk mengusik ibunya.
Darren bekerja sama dengan sopir pribadi ibunya. Darren memberikan FLASHDISK kosong kepada sopir pribadi ibunya dan meminta sopir itu merekam semua. Mulai dari ibunya berada di Perusahaan, di luar Perusahaan, bertemu dengan seseorang. Semua yang berhubungan dengan ibunya, Darren meminta sopir itu untuk terus mengawasi dan merekam semuanya.
Bukan itu saja, di dalam video itu juga terlihat Darren dan beberapa kelompoknya datang untuk menolong Clarissa dan Amanda. Terlihat dari wajahnya yang begitu panik, khawatir, takut dan juga marah. Darren dan kelompoknya terus berusaha mencari keberadaan Clarissa dan Amanda sehingga terdengar letusan senjata api dari arah gudang. Darren dan kelompoknya langsung berlari menuju gudang.
Setibanya di gudang, Darren melihat tubuh Clarissa sudah tidak sadarkan diri. Sementara tubuh Amanda dalam keadaan terikat di kursi dengan beberapa luka di seluruh tubuhnya.
"Brengsek!" Andra benar-benar marah ketika melihat tante dan ibunya disakiti.
"Aku yakin pasti sopirnya tante Clarissa yang memasukkan Flashdisk itu ke dalam saku bajunya Mama. Dan Mama tidak mengetahuinya." Merryn berbicara dengan tatapan matanya masih fokus ke layar laptop.
"Kau benar, Merryn! Alasan kenapa sopir pribadi tante Clarissa memasukkan flashdisk itu ke saku bajunya Mama dan bukan ke saku bajunya tante Clarissa karena Mama yang masih sadar saat itu. Sementara tante Clarissa sudah tidak sadarkan diri setelah menembakkan itu." Adnan berucap.
"Dan kemungkinan tante Clarissa terkena tembakan itu," sela Andra.
"Hm." Adnan dan Merryn mengangguk. Sementara Julian masih menatap dan menyaksikan video tersebut.
Video berakhir sampai Darren dan kelompoknya berhasil membawa Clarissa dan Amanda ke rumah sakit.
"Pa. Kita harus perlihatkan video ini kepada keluarga brengsek itu," ucap Merryn marah.
"Ya, Pa! Biar mereka tahu bahwa tuduhan mereka salah terhadap Darren." Adnan ikut menyetujui usul adiknya.
"Baiklah. Kita akan memperlihatkan video ini. Hanya video saja. Untuk yang lain tidak usah. Takutnya nanti akan ada korban lagi. Kita tidak tahu siapa kedua wanita yang berinisial AR dan SR itu." Julian berbicara sambil menatap wajah ketiga anak-anaknya.
"Hm." Andra, Adnan dan Merryn mengangguk.
"Oh, iya! Apa perlu kita perlihatkan semua bukti ini kepada Darren? Bagaimana pun Darren berhak tahu." Andra menatap wajah ayahnya meminta persetujuan.
"Iya. Kita akan memperlihatkan bukti-bukti ini kepada Darren," jawab Julian.
"Ya, sudah. Kalian bersiap-siaplah. Kita ke Perusahaan dulu. Papa butuh bantuan kalian untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan di Perusahaan," ujar Julian.
"Pa, maaf! Kayaknya aku gak bisa bantu Papa di Perusahaan. Aku harus ke Pabrik untuk mengecek beberapa barang yang akan dikirim." Merryn menatap wajah ayahnya merasa tak enak.
"Tak apa, sayang! Ada kakak-kakakmu," jawab Julian sembari tersenyum hangat kepada putrinya.
"Benaran, Pa? Papa gak marah?" tanya Merryn.
"Iya, sayang! Papa gak apa-apa." Julian mengusap pipi putrinya.
"Iya, Merryn! Kamu pergi aja ke Pabrik. Biar Kakak dan Kak Andra yang bantu Papa di Perusahaan," ucap Adnan.
"Terima kasih ya, Kak! Bantuin Papa ya, Kak! Jangan biarkan Papa bekerja terlalu lelah." Merryn memeluk kedua kakaknya itu secara bergantian.
"Siap, tuan putri!"
"Papa juga. Jangan terlalu lelah dalam bekerja. Aku tidak mau Papa jatuh sakit." Merryn memeluk ayahnya.
"Siap, sayang!"
Setelah acara peluk-pelukan dengan ayah dan kedua kakak-kakanya. Merryn pun pamit pergi ke Pabrik miliknya. Pabrik pembuatan Tas dan jam tangan bermerek.
***
Di kediaman keluarga Austin terlihat semua anggota keluarga tengah berkumpul di ruang tengah. Mereka semua tampak sedih, terutama Raka dan keempat adiknya.
Raka, Satya, Velly dan Nasya tengah mengingat perkataan Darren ketika di Pemakaman Amanda.
FLASHBACK ON
SREETT!
Darren kembali menarik kuat rambut Velly sehingga membuat Velly kembali berteriak kesakitan.
"Rasa sakit di kepalamu ini tak seberapa dibandingkan rasa sakit di hatiku akan ucapanmu dan ucapan dari para sampah di keluargamu." Darren berucap dengan wajah datar dan dingin serta tatapan matanya yang tersirat kebencian.
Setelah itu, Darren mendorong kuat tubuh Velly hingga tersungkur di tanah.
BRUUKK!
"Velly." Vito menghampiri Velly dan menolongnya, lalu membawanya menjauh dari Darren.
"Sudah cukup aku merahasiakan hal ini. Sepertinya aku harus memberitahu kalian hal yang tidak pernah kalian ketahui, terutama untuk saudara Raka dan adik-adiknya."
Darren menatap tajam satu persatu anggota keluarga Austin. Dirinya benar-benar sudah sangat membenci keluarga itu. Tidak ada rasa sayang di dalam hatinya untuk keluarga tersebut, walau dirinya adalah salah satu bagian dari mereka.
Sementara anggota keluarga Austin. Bahkan Raka beserta adik-adiknya menatap bingung Darren.
"Sekarang dengarkan aku baik-baik agar kalian semua berhenti menyebutku sebagai pembunuh. Dan setelah itu, berhentilah mencari masalah denganku!" bentak Darren.
"Aku bukan adik kandung kalian. Dan kalian bukanlah kakak-kakak kandungku. Kita hanya satu Ayah, tapi beda ibu. Ibu kandungku bukanlah ibu kandung kalian. Dia hanya berstatus ibu tiri kalian. Ibuku yang selama ini telah merawat dan menjaga kalian ketika kalian masih kecil-kecil dulu. Sementara ibu kandung kalian pergi meninggalkan kalian dengan laki-laki lain. Dia meninggalkan Ayah kalian demi laki-laki yang lebih kaya dari pada Ayah kalian. Ibu kandung kalian itu tidak peduli dengan Ayah kalian dan juga kalian anak-anaknya!"
Darren berbicara dengan nada ketus dan tatapan mata yang tajam kearah keluarga Austin.
Sementara Raka dan keempat adiknya terkejut mendengar perkataan dari Darren.
FLASHBACK OFF
Velly melihat kearah ayahnya. Dirinya ingin tahu semua kebenarannya langsung dari ayahnya.
"Papa. Katakan padaku. Apa benar yang dikatakan Darren saat di Pemakaman tante Amanda bahwa kami bukan saudara kandung? Apa benar kami bukan satu ibu dengan Darren? Apa benar Mama yang selama ini merawat dan menjaga kami bukan Mama kandung kami? Apa benar Mama kandung kami pergi meninggalkan kami ketika kami masih kecil?" tanya Velly dengan air matanya jatuh membasahi wajah cantiknya.
"Katakan pada kami, Pa! Jangan ada yang disembunyikan dari kami," ucap Raka.
"Katakan semua yang tidak kami ketahui, Pa!" Vito menatap wajah ayahnya sendu.
"Papa... Hiks. Kami mohon." Nasya menangis.
"Sayang." Andara mengelus lembut punggung Sana. Sementara Dara mengelus punggung Velly.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments