REVENGE

REVENGE

Kerinduan Darren

Di kediaman keluarga Austin terlihat anggota keluarga sedang berkumpul di ruang tengah. Mereka semua tampak sedih.

"Kenapa jadi begini? Clarissa telah pergi untuk selamanya. Amanda koma di rumah sakit Amerika. Dan.. sekarang disusul oleh putra bungsuku.. hiks." Felix terisak.

Felix beserta anggota keluarganya baru mendapatkan informasi dari salah satu tangan kanannya Julian.

Semenjak kejadian Darren yang diusir oleh Felix dan kelima kakak-kakaknya. Julian diam-diam memerintah salah satu tangan kanannya untuk mencari tahu keberadaan Darren.

Setelah satu tahun lamanya. Akhirnya tangan kanannya Julian berhasil menemukan informasi mengenai Darren. Dalam informasi itu, tangan kanannya Julian mengatakan bahwa Darrendra Austin telah meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Tangan kanannya Julian juga mengatakan kecelakaan itu terjadi ketika setelah Darren diusir oleh keluarga Austin.

"Papa. Sudahlah. Kenapa Papa menangisi anak pembunuh itu? Dia yang sudah membunuh Mama dan dia juga yang sudah membuat tante Amanda koma," ucap Raka dengan kejam.

"Raka. Jaga ucapanmu. Bagaimana pun orang yang kau sebut pembunuh itu adalah adikmu!" bentak Julian, suami dari Amanda.

"Aku tidak sudi memiliki adik pembunuh seperti dia," sahut Raka.

"Apa yang dikatakan Kak Raka benar, Pa, Om! Untuk apa Papa menangisi anak pembunuh itu. Dan untuk apa Om membelanya. Anggap saja ini adalah hukuman untuknya karena telah membunuh Mama dan membuat tante Amanda koma. Nyawa dibayar nyawa. Impaskan!" Satya berucap dengan penuh kebencian.

Julian berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Satya. Dan detik kemudian...

PLAAKK!

Julian memberikan tamparan keras di wajah Satya, sehingga membuat sudut bibir Satya berdarah.

"Kau dan Kakakmu benar-benar menjijikkan. Bisa-bisanya kalian bicara seperti itu tentang adik kalian. Bagaimana bisa kalian lebih percaya dengan ucapan orang-orang itu yang mengatakan bahwa adik kalian yang telah membunuh ibu kalian dan membuat istri Om koma. Kemana otak kalian, hah?! Darren itu adik kalian. Kalian sudah lama tinggal bersama. Bahkan kalian yang menjaga, merawat dan mendidik Darren selama ini. Jadi, bagaimana bisa kalian tidak mempercayai adik kalian sendiri!" bentak Julian.

"Kalian itu benar-benar tidak memiliki hati. Penjahat saja yang melakukan kejahatan jika meninggal orang-orang masih menatap iba. Justru ini adik kalian sendiri. Dan belum tentu juga adik kalian bersalah. Tapi kalian sama sekali tidak memiliki rasa empati sedikit pun ketika mendengar kematian adik kalian!"

"Kalian menyebut Darren pembunuh. Lalu bagaimana dengan kalian, hah?! Kalian semua itu tidak jauh beda dengan Darren. Jika kalian semua menuduh Darren yang telah membunuh Clarissa dan juga penyebab komanya Amanda. Berart kalian juga seorang pembunuh. Kalianlah yang sudah membunuh Darren!" teriak Julian sembari menunjuk semua anggota keluarga yang duduk di sofa.

"Jika kalian tidak menuduh Darren. Jika kalian tidak menyudutkan Darren. Jika kalian percaya dengan Darren. Jika kalian mau mendengarkan penjelasan dari Darren. Jika kalian tidak memaki Darren. Dan jika kalian tidak mengusirnya Darren dari rumah ini. Maka sampai detik ini Darren masih hidup. Jadi kalian juga seorang pembunuh. Bahkan kesalahan kalian lebih besar dari pada Darren. Perlakuan buruk kalian terhadap Darren sudah terekam berkat kamera pengintai yang terpasang di setiap sudut rumah ini. Sementara kalian. Kalian tidak memiliki bukti apapun ketika Clarissa dan Amanda diserang. Kalian hanya mendengar dari laporan dari orang-orang yang tidak jelas. Kalau aku mau. Aku bisa saja memperlihatkan rekaman itu ke pihak yang berwajib."

Julian berbicara dengan suara yang keras sembari menatap jijik anggota keluarga dari istrinya.

Mendengar penuturan dari Julian. Baik Felix, Rafael dan yang lain terkejut. Mereka tidak menyangka jika Julian bisa semarah ini. Bahkan mereka terkejut ketika Julian mengatakan ada kamera terpasang di setiap sudut rumah.

"Sudahlah, Pa. Untuk apa Papa membuang-buang energi untuk manusia menjijikkan seperti mereka. Percuma saja Papa bicara panjang lebar karena mereka tidak akan mau mendengarnya. Hati mereka semua sudah mati." Andra berbicara lembut kepada ayahnya.

"Lebih baik kita pergi dari rumah ini, Pa. Aku sudah tidak sudi untuk tingga satu rumah dengan manusia sampah seperti mereka. Kita pulang saja ke rumah kita. Di sana hidup kita akan lebih nyaman dari pada disini!" seru Adnan.

"Aku setuju apa yang dikatakan Kak Adnan. Lebih baik kita tinggal di rumah kita sendiri. Dan kita putuskan hubungan kita dengan mereka. Aku sudah tidak sudi memiliki saudara seperti mereka. Lagian nanti pukul lima sore Papa akan ke Amerika kan untuk mengunjungi Mama. Lebih baik Papa bersiap-siap." Merrin berbicara sambil menatap jijik Raka dan adik-adiknya. Begitu juga anggota keluarganya yang lainnya.

"Iya, Pa. Merrin benar. Lebih baik kita pulang ke rumah kita. Dan tinggal di sana selamanya. Jika Mama sudah sembuh nanti. Kita akan bawa Mama pulang ke rumah kita." Andra berbicara dengan menatap wajah ayahnya.

Lagi-lagi Felix, Rafael dan yang lainnya terkejut mendengar ucapan demi ucapan yang dilontarkan oleh Andra, Adnan dan Morrin. Kecuali satu orang yaitu Andara. Dirinya justru senang.

"Baiklah. Kalian persiapkan semua barang-barang kalian. Kita akan pergi dari rumah neraka ini dan memutuskan hubungan dengan mereka semua. Papa sudah tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan mereka. Papa akan membawa Mama kalian keluar dari rumah ini apapun yang terjadi."

"Hm,"

Setelah itu, Julian dan ketiga anak-anak langsung menuju kamar masing-masing untuk mengemasi barang-barang mereka. Mereka sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan

keluarga Austin.

***

Di kota Washington, Amerika terdapat sebuah rumah mewah dan juga besar. Di rumah itu terlihat seorang pemuda tampan tengah duduk di sofa ruang tengah. Pemuda itu adalah Darrendra Smith.

Darren saat ini tengah sibuk berkutat dengan beberapa berkas di atas meja. Sebelum Darren menandatangani berkas-berkas itu. Darren harus terlebih dahulu mengeceknya.

Ketika Darren tengah fokus dengan pekerjaannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan panggilan masuk.

DRRTT!

DRRTT!

Mendengar ponselnya berdering. Darren langsung mengambilnya, lalu terlihat nama 'Kak Saskia' di layar ponselnya. Tanpa menunggu lagi Darren langsung menjawabnya.

"Hallo, Kak."

"Hallo, tampan. Kamu sedang apa?"

"Ini aku sedang memeriksa beberapa berkas-berkas sebelum aku

menandatanganinya. Kenapa, Kak?"

"Begini. Opa hanya ingin memastikan apa kau jadi pulang ke Australia?"

"Jadi, Kak. Lusa aku berangkatnya. Aku sudah menyiapkan semuanya disini."

"Baiklah kalau begitu. Kakak dan yang lainnya akan mempersiapkan semuanya untuk menyambut kepulanganmu."

"Kak."

"Iya. Ada apa, Ren?"

"Boleh tidak aku tinggal di rumah milik Mama yang ada di Clarence Street, Sydney . Aku mau di sana, Kak."

"Tentu. Tanpa kamu memintanya. Kami memang berniat menyuruhmu untuk tinggal di sana. Rumah itu milik kamu. Hadiah ulang tahun dari Mama."

Mendengar penuturan dari kakaknya, Darren menangis. Dan tangisannya itu terdengar oleh sang Kakak.

"Hei, kamu kenapa? Sudah jangan nangis, oke. Kamu tidak sendirian. Ada Kakak dan kakak-kakak kamu yang lainnya, ada Opa, Om dan Tante."

"Terima kasih, Kak."

"Iya, sayang. Ya, sudah. Jangan nangis lagi. Jika kamu nangis nanti Mama juga ikut nangis juga di sana."

"Iya. Ini aku sudah tidak nangis lagi kok."

"Good Boy. Ingat! Jangan terlalu lelah bekerja. Jaga kesehatanmu. Kakak gak mau kamu jatuh sakit. Kakak gak mau kalau kamu sampai masuk rumah sakit lagi."

"Baik, Kak."

"Oke. Kakak tutup, ya!"

TUTT!

TUTT!

Setelah berbicara dengan kakak perempuannya di telepon. Darren merasakan kebahagiaan di hatinya. Kakaknya itu selalu bisa mengembalikan senyuman di bibirnya.

"Ma."

...Berikan Dukungannya...

Wahai Para Pembaca.

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Semangat Thor! Salam dari Somebody Does Love ❤️

2023-06-09

0

Febri Atifebri

Febri Atifebri

Hei saudara Raka dan Saudara Satya. Tu mulut tolong disterilkan.

2021-06-23

0

Febri Atifebri

Febri Atifebri

Me jijikan sekali keluarga Austin.

2021-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kerinduan Darren
2 Kebahagiaan Keluarga Smith
3 Darren Dan Lory
4 Kepergian Amanda
5 Kabar Mengejutkan Untuk Darren
6 Kedatangan Darren
7 Amarah Darren
8 Kekecewaan Dan Kemarahan Andra, Adnan dan Merryn
9 Flashback
10 Kesedihan Keluarga Smith
11 Mulai Menyadari
12 Sebuah Kebenaran
13 Mencurigai
14 Kilasan Kejadian
15 Kilasan Kejadian 2
16 Penyesalan
17 Kemarahan Darren
18 Kebencian Darren
19 Tindakan Tiba-tiba Ataya Dan Darren
20 Senyuman Licik Darren
21 Bertemu Mantan Ayah
22 Menunggu Waktu Penyerangan
23 Kesedihan Dan Penyesalan Kiran
24 Merencanakan Penyerangan
25 Diego Divo Virera GAME OVER
26 Kebersamaan Darren Dan Ataya
27 Rencana Licik Darren
28 Keromantisan Darren Dan Ataya
29 Kesedihan Dan Penyesalan Raka dan Kelima Adiknya
30 Kemarahan Tuan Jecolyn
31 Keterkejutan Darren
32 Keinginan Darren
33 Melawan Aron Dan Tangan Kanannya
34 Tewasnya Aron
35 Bercerita Tentang Masa Lalu Darren
36 Kedatangan Ataya Ke Perusahaan Darren
37 Ketakutan Keluarga Austin
38 Kemarahan Darren Terhadap Veronika
39 Niat Buruk Veronika
40 Kunjungan Julian Sekaligus Meminta Bantuan
41 Rencana Yang Dijalankan
42 Perdebatan Darren Dengan Para Orang Tua Dari Musuh-musuhnya
43 Berkorban
44 Perasaan Lega
45 Penyerangan Kediaman Parvez
46 Kesedihan Yang Mendalam
47 Selamat Jalan Ataya
48 Emosi Darren Yang Meluap
49 Kedatangan Maminya Ataya Ke Kampus
50 Merencanakan Semuanya Dengan Rapi
51 Berjuang Untuk Meminta Maaf
52 Kedatangan Keluarga Austin
53 Rasa Sakit Darren
54 Memulai Permainan
55 Permainan Pertama Dimulai
56 Panggilan Pertama Darren Kepada Felix
57 Makan Malam Bersama
58 Menyusun Rencana
59 Pertemuan Terakhir Dengan Sang Nenek
60 Meninggalnya Victoria
61 Kekecewaan Saskia, Nuria, Marco dan Afnan
62 Perkataan Mengandung Arti
63 Merencanakan Penyerangan
64 Tatapan Kerinduan
65 Memulai Penyerangan
66 Penyerangan Markas Al Capone
67 Penyerangan Keluarga Roberto
68 Satu Fakta Terungkap
69 Terbongkar
70 Mengakhiri Sandiwara
71 Ketakutan Veronika Dan Keluarga Besarnya
72 Tak Sengaja Mendengar
73 Menyelesaikan Balas Dendam
74 Kemarahan Dendra Terhadap Kiran
75 Permintaan Maaf Kiran
76 Permintaan Maaf Kiran 2
77 Merencanakan Pembalasan
78 Menceritakan Kondisi Darren
79 Kabar Dari Sang Tangan Kanan
80 Janji Velly Dan Nasya
81 Gangguan Dari Kelompok Almoz
82 Kekalahan Sakti Dan Kelompok Almoz
83 Pembicaraan Ayah Dan Anak
84 Memulai Penyerangan
85 Penyerangan Beruntun
86 Menyiapkan Sebuah Berkas
87 Kedatangan Marissa Dan Arnold
88 Kekalahan Mutlak
89 Kemenangan Darren
90 Jatuh Pingsan
91 Rasa Syukur Felix Dan Kelima Anak-anaknya
92 Perang Mulut
93 Kekesalan Darren Dan Arinda
94 Presdir Baru Perusahaan AYJ
95 Kehangatan Keluarga Smith
96 Kembali Menjalin Kerja Sama
97 Menyelesaikan Balas Dendam 2
98 Keluarnya Andara Dari Penjara
99 Kembali Menghadapi Lawan
100 Ketakutan Saskia Terhadap Darren
101 Tewasnya Andara
102 Kemenangan
103 Kasih Sayang Dan Kepedulian
104 Terlambat Bangun
105 Kebersamaan
106 Siapa Dia?
107 Ibu Itu Mirip Mama
108 Memutuskan Menggali Kuburan Clarissa
109 Pemilik Asli Perusahaan AYJ
110 Kedatangan Clarissa
111 Tiga Tamu Tak Diundang
112 Keterkejutan Faza, Briyan Dan Kevin
113 Isak Tangis Darren
114 Kekesalan Briyan, Faza, Dan Kevin
115 Informasi Mengenai Anak Perempuan Fazio
116 Kemenangan Darren Dan Kekesalan Briyan
117 Menceritakan Kejadian Di Kampus
118 Rasa Bersalah Arinda
119 Kejahilan Darren
120 Membahas Darren, Arinda Dan Ataya
121 Permintaan Maaf Arinda
122 Terungkap Status Arinda
123 Kebahagiaan Clarissa Dan Felix
124 Keusilan Darren
125 Keterkejutan Keluarga Parvez
126 Kejahilan Para Kakak Sepupu
127 Kesalahpahaman
128 Darren Dan Afnan
129 Kerinduan Keluarga Parvez
130 Gadis Tak Tahu Malu
131 Pertemuan Keluarga Parvez Dan Arinda
132 Kesedihan Clarissa
133 Kejahilan Felix Dan Kelima Anak-anaknya
134 Kabar Mengejutkan
135 Ucapan Dan Pelukan Sang Ayah
136 Dalang
137 Merencanakan Pembalasan
138 Pembalasan Erland, Ronald Dan Steven
139 Kekhawatiran Darren
140 Kabar Dari Maminya Ataya
141 Berbagi Cerita
142 Mendapatkan Petunjuk
143 Air Mata Arinda
144 Berhasil Menyelamatkan Arinda
145 Mencari Pengganti Ataya
146 Bonus
147 Masih Menutup Diri
148 Penolakan Dari Briyan, Faza Dan Kevin
149 Penolakan Darren Akan Prisa
150 Kemarahan Rivo
151 Kabar Mengejutkan Dari Zidan
152 Amarah Dan Dendam Faza
153 Keberhasilan Faza Menghibur Ayahnya
154 Keberhasilan Para Tangan Kanan
155 Membahas Rencana Balas Dendam
156 Telepon Dari Faza
157 Tangisan Kebahagiaan Harley
158 Rencana Pertama Berjalan Sempurna
159 Telepon Dari Arinda
160 Bab 160
161 Pembalasan Faza
162 Kehancuran Keluarga Bader
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bertanya Tentang Prisa
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bukti Pengkhianatan
171 Bab 171
172 Telepon Dari Rektor
173 Bab 173
174 Keterkejutan Ardiansyah
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Kerinduan Darren
2
Kebahagiaan Keluarga Smith
3
Darren Dan Lory
4
Kepergian Amanda
5
Kabar Mengejutkan Untuk Darren
6
Kedatangan Darren
7
Amarah Darren
8
Kekecewaan Dan Kemarahan Andra, Adnan dan Merryn
9
Flashback
10
Kesedihan Keluarga Smith
11
Mulai Menyadari
12
Sebuah Kebenaran
13
Mencurigai
14
Kilasan Kejadian
15
Kilasan Kejadian 2
16
Penyesalan
17
Kemarahan Darren
18
Kebencian Darren
19
Tindakan Tiba-tiba Ataya Dan Darren
20
Senyuman Licik Darren
21
Bertemu Mantan Ayah
22
Menunggu Waktu Penyerangan
23
Kesedihan Dan Penyesalan Kiran
24
Merencanakan Penyerangan
25
Diego Divo Virera GAME OVER
26
Kebersamaan Darren Dan Ataya
27
Rencana Licik Darren
28
Keromantisan Darren Dan Ataya
29
Kesedihan Dan Penyesalan Raka dan Kelima Adiknya
30
Kemarahan Tuan Jecolyn
31
Keterkejutan Darren
32
Keinginan Darren
33
Melawan Aron Dan Tangan Kanannya
34
Tewasnya Aron
35
Bercerita Tentang Masa Lalu Darren
36
Kedatangan Ataya Ke Perusahaan Darren
37
Ketakutan Keluarga Austin
38
Kemarahan Darren Terhadap Veronika
39
Niat Buruk Veronika
40
Kunjungan Julian Sekaligus Meminta Bantuan
41
Rencana Yang Dijalankan
42
Perdebatan Darren Dengan Para Orang Tua Dari Musuh-musuhnya
43
Berkorban
44
Perasaan Lega
45
Penyerangan Kediaman Parvez
46
Kesedihan Yang Mendalam
47
Selamat Jalan Ataya
48
Emosi Darren Yang Meluap
49
Kedatangan Maminya Ataya Ke Kampus
50
Merencanakan Semuanya Dengan Rapi
51
Berjuang Untuk Meminta Maaf
52
Kedatangan Keluarga Austin
53
Rasa Sakit Darren
54
Memulai Permainan
55
Permainan Pertama Dimulai
56
Panggilan Pertama Darren Kepada Felix
57
Makan Malam Bersama
58
Menyusun Rencana
59
Pertemuan Terakhir Dengan Sang Nenek
60
Meninggalnya Victoria
61
Kekecewaan Saskia, Nuria, Marco dan Afnan
62
Perkataan Mengandung Arti
63
Merencanakan Penyerangan
64
Tatapan Kerinduan
65
Memulai Penyerangan
66
Penyerangan Markas Al Capone
67
Penyerangan Keluarga Roberto
68
Satu Fakta Terungkap
69
Terbongkar
70
Mengakhiri Sandiwara
71
Ketakutan Veronika Dan Keluarga Besarnya
72
Tak Sengaja Mendengar
73
Menyelesaikan Balas Dendam
74
Kemarahan Dendra Terhadap Kiran
75
Permintaan Maaf Kiran
76
Permintaan Maaf Kiran 2
77
Merencanakan Pembalasan
78
Menceritakan Kondisi Darren
79
Kabar Dari Sang Tangan Kanan
80
Janji Velly Dan Nasya
81
Gangguan Dari Kelompok Almoz
82
Kekalahan Sakti Dan Kelompok Almoz
83
Pembicaraan Ayah Dan Anak
84
Memulai Penyerangan
85
Penyerangan Beruntun
86
Menyiapkan Sebuah Berkas
87
Kedatangan Marissa Dan Arnold
88
Kekalahan Mutlak
89
Kemenangan Darren
90
Jatuh Pingsan
91
Rasa Syukur Felix Dan Kelima Anak-anaknya
92
Perang Mulut
93
Kekesalan Darren Dan Arinda
94
Presdir Baru Perusahaan AYJ
95
Kehangatan Keluarga Smith
96
Kembali Menjalin Kerja Sama
97
Menyelesaikan Balas Dendam 2
98
Keluarnya Andara Dari Penjara
99
Kembali Menghadapi Lawan
100
Ketakutan Saskia Terhadap Darren
101
Tewasnya Andara
102
Kemenangan
103
Kasih Sayang Dan Kepedulian
104
Terlambat Bangun
105
Kebersamaan
106
Siapa Dia?
107
Ibu Itu Mirip Mama
108
Memutuskan Menggali Kuburan Clarissa
109
Pemilik Asli Perusahaan AYJ
110
Kedatangan Clarissa
111
Tiga Tamu Tak Diundang
112
Keterkejutan Faza, Briyan Dan Kevin
113
Isak Tangis Darren
114
Kekesalan Briyan, Faza, Dan Kevin
115
Informasi Mengenai Anak Perempuan Fazio
116
Kemenangan Darren Dan Kekesalan Briyan
117
Menceritakan Kejadian Di Kampus
118
Rasa Bersalah Arinda
119
Kejahilan Darren
120
Membahas Darren, Arinda Dan Ataya
121
Permintaan Maaf Arinda
122
Terungkap Status Arinda
123
Kebahagiaan Clarissa Dan Felix
124
Keusilan Darren
125
Keterkejutan Keluarga Parvez
126
Kejahilan Para Kakak Sepupu
127
Kesalahpahaman
128
Darren Dan Afnan
129
Kerinduan Keluarga Parvez
130
Gadis Tak Tahu Malu
131
Pertemuan Keluarga Parvez Dan Arinda
132
Kesedihan Clarissa
133
Kejahilan Felix Dan Kelima Anak-anaknya
134
Kabar Mengejutkan
135
Ucapan Dan Pelukan Sang Ayah
136
Dalang
137
Merencanakan Pembalasan
138
Pembalasan Erland, Ronald Dan Steven
139
Kekhawatiran Darren
140
Kabar Dari Maminya Ataya
141
Berbagi Cerita
142
Mendapatkan Petunjuk
143
Air Mata Arinda
144
Berhasil Menyelamatkan Arinda
145
Mencari Pengganti Ataya
146
Bonus
147
Masih Menutup Diri
148
Penolakan Dari Briyan, Faza Dan Kevin
149
Penolakan Darren Akan Prisa
150
Kemarahan Rivo
151
Kabar Mengejutkan Dari Zidan
152
Amarah Dan Dendam Faza
153
Keberhasilan Faza Menghibur Ayahnya
154
Keberhasilan Para Tangan Kanan
155
Membahas Rencana Balas Dendam
156
Telepon Dari Faza
157
Tangisan Kebahagiaan Harley
158
Rencana Pertama Berjalan Sempurna
159
Telepon Dari Arinda
160
Bab 160
161
Pembalasan Faza
162
Kehancuran Keluarga Bader
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bertanya Tentang Prisa
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bukti Pengkhianatan
171
Bab 171
172
Telepon Dari Rektor
173
Bab 173
174
Keterkejutan Ardiansyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!