Amarah Darren

Darren masih berada didekat jenazah Amanda. Matanya tak lepas memandangi wajah cantik tante kesayangannya itu disertai dengan linangan air mata. Berulang kali Darren memberikan kecupan sayang di kedua pipi dan di kening Amanda sang Bibi.

"Hiks... Tante. Kenapa tante juga ikut pergi? Apa tante sudah gak sayang lagi sama aku? Apa tante sudah bosan menjagaku dan menyayangiku? Hiks... Tante. Maafkan aku saat itu aku datang terlambat menolong Tante dan Mama. Jika saja saat itu aku datang tepat waktu. Mungkin saat ini Mama masih ada disini bersamaku. Dan Tante juga tidak akan pergi."

Darren menggenggam erat tangan Amanda. Sesekali Darren mengecupnya dengan penuh sayang.

"Tante! Aku berjanji pada Tante untuk mencari tahu siapa orang yang sudah menyerang Tante dan Mama saat malam itu. Jika aku sudah berhasil mendapatkannya. Aku bersumpah akan membalaskan kematian kalian berdua. Dan aku juga akan cari tahu latar belakang keluarganya. Dan jika aku berhasil mendapatkan latar belakang keluarganya dan berasal dari mana. Aku Darrendra Smith bersumpah akan menghabisi dia dan seluruh anggota keluarganya tanpa sisa."

Darren berbicara dengan tatapan mata yang memerah dan juga tatapan penuh kebencian dan dendam.

Orang-orang yang mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Darren seketika berubah menjadi takut dan tubuh mereka merinding. Terutama untuk anggota keluarga Austin. Mereka menatap Darren sedikit takut. Karena menurut mereka. Darren yang ada di hadapan mereka bukanlah Darren yang mereka kenal.

"Darren. Apa benar itu kau, sayang." Felix berucap di dalam hatinya. Namun, matanya menatap sendu Darren.

"Tante. Jika Tante bertemu dengan Mama di sana. Katakan padanya bahwa aku sangat menyayanginya. Sampaikan maafku pada Mama karena selama hidupnya aku belum bisa membahagiakannya. Tante... Hiks," isak Darren dalam menyampaikan kata-katanya.

Julian dan anggota keluarga Fernandez, Lory dan Saskia. Bahkan para pelayat yang mendengar untaian kerinduan dari Darren menjadi iba. Mereka semuanya menangis.

Huliya, ibu dari Julian melangkahkan kakinya untuk mendekati Darren. Dirinya sudah tidak tahan mendengar setiap ucapan yang terlontar dari mulut Darren.

"Sayang. Kamu harus bisa ikhlaskan kepergian tantemu. Dengan kau mengikhlaskan kepergiannya. Maka itu satu bukti bahwa kau sangat menyayanginya." Huliyah memeluk tubuh Darren. Dan tak lupa mengecup pucuk kepalanya.

Anggota keluarga Austin melihat bagaimana Huliyah menghibur Darren tampak cemburu. Sejujurnya di dalam hati kecil mereka. Mereka ingin sekali memeluk Darren, terutama Felix dan Victoria selaku Ayah dan Nenek nya Darren.

Namun, karena ego yang lebih besar saat ini dibandingkan rasa sayangnya kepada Darren. Pada akhirnya mereka mengurungkan niatnya.

"Ikhlaskan, oke!" Huliya kembali berucap sambil mengelus lembut kepala Darren.

"Baik, Nek! Aku sudah mengikhlaskan kepergian Tante Amanda karena aku sayang sama Tante Amanda." Darren menjawab sambil matanya menatap wajah Tantenya itu.

Darren kembali memberikan kecupan di pipi dan kening Amanda. Setelah itu, Darren menatap wajah tantenya.

"Selamat jalan Tante. Aku menyayangimu. Semoga tante ditempatkan di tempat yang terbaik di sana. Aku berjanji pada Tante akan menjaga Om Julian, Kak Andra Kak Adnan dan Kak Merryn. Bahkan keluarga besar dari suami Tante. Aku tidak akan membiarkan para samp*h diluar sana mengusik mereka."

Mendengar ucapan dan janji Darren di depan jenazah Amanda membuat Julian dan anggota keluarganya terharu dan juga bahagia. Dan mereka juga berjanji untuk menjaga dan melindungi Darren, walau nyawa taruhannya.

Setelah puas melihat dan berbicara dengan Tante kesayangannya. Darren berdiri dari posisi duduknya dan menghampiri Julian dan anggota keluarga Fernandez.

"Darren." Merryn langsung memeluk tubuh adik sepupunya dan menangis di sana. "Kakak merindukanmu."

"Aku juga merindukan Kak Merryn," jawab Darren.

Setelah puas memeluk Darren. Merryn pun melepaskan pelukannya. Merryn menatap wajah tampan adiknya itu.

"Kakak sedih saat mendengar kabar tentang kematianmu dari tangan kanannya Papa. Papa selama ini diam-diam menyuruh tangan kanannya untuk mencari keberadaanmu. Dan tangan kanannya Papa mengatakan bahwa kau meninggal dalam kecelakaan ketika setelah kau diusir oleh keluarga brengs*k itu." Merryn berbicara dengan lantangnya.

"Darren, mereka siapa?" tanya Jessika ketika matanya melihat kearah Saskia dan Lory.

Darren melihat kearah Saskia dan Lory. Begitu juga anggota keluarga Fernandez dan keluarga Austin.

Darren melirik kearah Julian. Julian yang mengerti pun mendekat kearah Darren. Kemudian Darren membisikkan di telinga Julian siapa Saskia dan Lory.

"Om Julian. Kak Saskia adalah kakakku. Satu ibu denganku. Dan untuk Kak Lory, dia kakak sepupuku. Keponakannya Mama."

Mendengar ucapan dari Darren. Julian mengangguk paham. "Om mengerti."

"Om, Tante, Nek, Kak. Kenalkan ini Kak Saskia dan Kak Lory. Mereka kakak perempuanku."

Mereka semua saling bersalaman dengan Saskia dan Lory. Tapi tidak dengan keluarga Austin.

Ketika suasana yang awalnya baik-baik saja dan juga damai. Tiba-tiba rusak akibat ulah dari dua anggota keluarga Austin. Siapa lagi kalau bukan Raka Austin dan Satya Austin.

Keduanya kembali menyerang Darren dengan menghina Darren. Mereka masih marah dan sangat membenci Darren atas kematian Clarissa, ibu mereka.

PROK!

PROK!

"Wah, wah! Drama yang luar biasa saudara Darren." Satya berucap dengan suara keras sehingga terdengar oleh semua orang yang ada di kediaman Julian Fernandez.

Sementara anggota keluarga Fernandez, Saskia, Lory dan Merryn menatap tajam Satya dan Raka.

"Apa ini rencana barumu, Darren? Setelah kau membunuh Mama dan menyebabkan Tante Amanda meninggal. Apa kau memiliki rencana baru untuk melenyapkan kami satu persatu, hah?!" tanya Raka dengan suara kerasnya.

Darren masih berusaha untuk tidak terpancing akan perkataan dari kedua mantan kakaknya itu. Bagaimana pun Darren harus menghormati Om nya, Julian. Serta keluarga Fernandez.

"Tentang kabar kematianmu. Apa itu juga rencanamu, hum? Apa kau ingin menarik perhatian keluarga Austin dan keluarga Fernandez? Kau benar-benar menjijikkan Darren." Satya berucap dengan menatap tajam wajah Darren.

"Raka, Satya. Hentikan! Jangan buat keributan disini. Ingat! Jenazah tantemu belum dimakamkan," tegur Rafael.

"Tapi kami tidak suka ada pembunuh disini, Om!" Satya sengaja menyebut kata pembunuh dengan suara keras.

"Jika kau dan keluargamu tidak suka ada Darren disini. Kenapa bukan kalian saja yang pergi dari sini. Ini rumahku. Dan hanya aku dan anggota keluargaku yang menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh berada di rumah ini. Bukan kau maupun keluarga Austin!" bentak Andra.

"Tapi tante Amanda adalah tante kami," jawab Satya.

"Tapi dia adalah ibu kami," jawab Adnan dengan nada bicara yang keras.

"Dan kami yang lebih berhak dari pada kalian,"ucap Merryn.

"Cih! Setelah apa yang dilakukan anak pembunuh ini kepada ibu kalian. Kalian masih saja mau menerimanya. Dasar menjijikkan."

"Yang menjijikkan itu kalian. Bukan kami. Kalian adalah keluarga kandungnya. Kalian Ayah, Kakak, Om, Tante dan Nenek dari Darren. Tapi kalian malah bersikap buruk terhadap Darren. Kalian lebih percaya dengan omongan orang lain dari pada percaya dengan omongan adik, anak, keponakan dan cucu kalian sendiri. Sementara kami yang hanya orang luar memilih percaya dengan Darren!" bentak Andra.

Raka berlahan menghampiri Darren. Raka benar-benar jijik dan muak melihat wajah Darren.

"Hei, Darren. Pelet apa yang sudah kau gunakan, hah?! Kenapa mereka begitu peduli padamu yang jelas-jelas seorang pembunuh. Kenapa bukan kau saja yang mati? Kenapa harus Mama dan Tante Amanda? Kau itu tidak tahu diri dan anak pembawa sial!" Raka menatap sinis Amanda.

Darren yang masih dibatas kesabaran memilih menjauh dari Raka. Dirinya tidak peduli dengan semua ocehan yang keluar dari mulut Raka dan Satya.

Ketika Darren ingin melangkah, Raka berniat ingin memukul Darren dari belakang. Melihat Raka yang ingin menyakiti Darren. Saskia pun berteriak.

"Darren, awas!"

Dengan gerakan cepat, Darren membalikkan badannya dan tangannya langsung tepat mendarat di leher Raka. Mereka yang melihat kejadian itu terkejut, terutama keluarga Austin.

Darren mencekik leher Raka dengan kuat. Dapat dilihat olehnya Raka yang kesulitan bernafas. Darren menatap Raka dengan penuh amarah.

"Aku sudah cukup sabar selama ini mendengar semua makian dan hinaan darimu, tuan Raka! Apa begini cara keluarga Austin mendidikmu, hum? Apa mereka tidak mengajarkan bagaimana cara berbicara yang baik dan juga sopan kepada orang lain?" tanya Darren dengan tatapan matanya yang penuh amarah dan kebencian.

Darren menguatkan cekikannya di leher Raka sehingga membuat Raka benar-benar kesulitan bernafas. Terlihat jelas wajah Raka yang sudah memerah.

"Le-pas," lirih Raka sembari memegang kuat tangan Darren.

"Apa? Aku tidak dengar." Darren tidak mempedulikan rasa sakit yang dirasakan oleh Raka. Saat ini yang ada di pikirannya adalah keinginan untuk membunuh Raka.

"Darren. Lepaskan Raka. Dia kakakmu!" teriak Felix.

Mendengar teriakan dari Felix. Darren langsung mengalihkan perhatiannya melihat kearah Felix, mantan ayahnya itu.

"Anda barusan bicara apa, tuan? Bisa anda ulangi sekali lagi?" Darren menatap tajam Felix.

Sementara Felix merasakan sesak di hatinya ketika mendengar putra bungsunya menyebut dirinya tuan, bukan menyebut dirinya Papa.

"Darren, Papa mohon. Lepaskan Raka. Bagaimana pun Raka adalah Kakakmu. Papa mohon, sayang." Felix benar-benar memohon kepada Darren agar Darren mau melepaskan tangannya dari leher Raka.

Seketika Darren tertawa keras ketika mendengar perkataan Felix. Bagi Darren apa yang dikatakan oleh Felix itu sangat lucu.

Sementara mereka semua yang mendengar suara tawa Darren seketika merinding dan juga takut, tapi tidak dengan Saskia dan Lory.

"Hei, tuan! Apa anda sadar dengan apa yang anda ucapkan barusan? Apa anda sedang tidak bermimpi kan? Sejak kapan aku menjadi putramu, hah! Dan sejak kapan anda menjadi ayahku? Sadarlah tuan. Anda hanya memilik lima orang anak. Tiga laki-laki dan dua perempuan. Sejak kapan anda memiliki anak lagi, hah?!"

"Dan satu lagi. Anda itu benar-benar menjijikkan. Ketika putra anda menghina saya. Anda diam saja. Bahkan putra anda ingin menyerang saya. Dan untungnya kakak perempuan saya berteriak memberitahu saya. Giliran saya menyakiti putra anda. Seenaknya anda mengatakan bahwa bajingan ini kakak saya. Wah! Kalian semua benar-benar keluarga menjijikkan. Kalian semua tak layak disebut sebagai manusia!" bentak Darren.

Mendengar perkataan dari Darren, runtuh sudah kesedihan Felix. Tanpa diminta air mata Felix jatuh membasahi wajah tampannya. Hatinya hancur disaat putra bungsunya tidak mengakuinya sebagai ayahnya. Ditambah lagi ketika mendengar perkataan dari putra bungsunya disaat putra pertamanya menyerangnya.

Lory melihat kearah Saskia. Saskia yang ditatap oleh Lory pun mengerti. Berlahan Saskia mendekati Darren.

"Darren. Kakak mohon, lepaskan. Bukankah kita kesini untuk melihat tante Amanda. Jangan buat tante Amanda sedih dengan melihatmu seperti ini. Kasihan tante Amanda. Begitu juga dengan Mama di atas sana. Kakak mohon. Lepaskan, ya! Kita harus segera makamkan jenazah tante Amanda. Tidak baik jika dibiarkan terlalu lama."

Saskia berbicara dengan adiknya dengan begitu lembut. Dirinya tidak ingin adiknya kelepasan, apalagi dilihat banyak orang.

"Tapi bajingan ini sudah menghinaku, Kak! Bajingan ini menyebutku seorang pembunuh. Bahkan bajingan ini menuduhku telah memberikan berita palsu tentang kematianku." Darren menangis.

"Iya, Kakak tahu." Saskia mengusap lembut punggung adiknya.

"Aku bukan pembunuh, kak! Aku tidak membunuh Mama dan Tante Amanda," ucap Darren.

"Iya. Kakak percaya sama kamu. Kamu adalah putra kesayangannya Mama. Dan kamu sangat menyayangi Mama. Jadi kamu tidak mungkin menyakiti Mama atau pun membunuh Mama."

"Sekarang lepaskan, ya! Kakak mohon." Saskia memegang tangan adiknya berharap adiknya itu mau melepaskan cekikannya.

Baik Saskia, Lory, keluarga Fernandez bahkan keluarga Austin akhirnya bisa bernafas lega karena Darren mau melepaskan cekikannya. Setelah itu, Saskia langsung memeluk tubuh adiknya untuk sekedar menenangkan adiknya.

Episodes
1 Kerinduan Darren
2 Kebahagiaan Keluarga Smith
3 Darren Dan Lory
4 Kepergian Amanda
5 Kabar Mengejutkan Untuk Darren
6 Kedatangan Darren
7 Amarah Darren
8 Kekecewaan Dan Kemarahan Andra, Adnan dan Merryn
9 Flashback
10 Kesedihan Keluarga Smith
11 Mulai Menyadari
12 Sebuah Kebenaran
13 Mencurigai
14 Kilasan Kejadian
15 Kilasan Kejadian 2
16 Penyesalan
17 Kemarahan Darren
18 Kebencian Darren
19 Tindakan Tiba-tiba Ataya Dan Darren
20 Senyuman Licik Darren
21 Bertemu Mantan Ayah
22 Menunggu Waktu Penyerangan
23 Kesedihan Dan Penyesalan Kiran
24 Merencanakan Penyerangan
25 Diego Divo Virera GAME OVER
26 Kebersamaan Darren Dan Ataya
27 Rencana Licik Darren
28 Keromantisan Darren Dan Ataya
29 Kesedihan Dan Penyesalan Raka dan Kelima Adiknya
30 Kemarahan Tuan Jecolyn
31 Keterkejutan Darren
32 Keinginan Darren
33 Melawan Aron Dan Tangan Kanannya
34 Tewasnya Aron
35 Bercerita Tentang Masa Lalu Darren
36 Kedatangan Ataya Ke Perusahaan Darren
37 Ketakutan Keluarga Austin
38 Kemarahan Darren Terhadap Veronika
39 Niat Buruk Veronika
40 Kunjungan Julian Sekaligus Meminta Bantuan
41 Rencana Yang Dijalankan
42 Perdebatan Darren Dengan Para Orang Tua Dari Musuh-musuhnya
43 Berkorban
44 Perasaan Lega
45 Penyerangan Kediaman Parvez
46 Kesedihan Yang Mendalam
47 Selamat Jalan Ataya
48 Emosi Darren Yang Meluap
49 Kedatangan Maminya Ataya Ke Kampus
50 Merencanakan Semuanya Dengan Rapi
51 Berjuang Untuk Meminta Maaf
52 Kedatangan Keluarga Austin
53 Rasa Sakit Darren
54 Memulai Permainan
55 Permainan Pertama Dimulai
56 Panggilan Pertama Darren Kepada Felix
57 Makan Malam Bersama
58 Menyusun Rencana
59 Pertemuan Terakhir Dengan Sang Nenek
60 Meninggalnya Victoria
61 Kekecewaan Saskia, Nuria, Marco dan Afnan
62 Perkataan Mengandung Arti
63 Merencanakan Penyerangan
64 Tatapan Kerinduan
65 Memulai Penyerangan
66 Penyerangan Markas Al Capone
67 Penyerangan Keluarga Roberto
68 Satu Fakta Terungkap
69 Terbongkar
70 Mengakhiri Sandiwara
71 Ketakutan Veronika Dan Keluarga Besarnya
72 Tak Sengaja Mendengar
73 Menyelesaikan Balas Dendam
74 Kemarahan Dendra Terhadap Kiran
75 Permintaan Maaf Kiran
76 Permintaan Maaf Kiran 2
77 Merencanakan Pembalasan
78 Menceritakan Kondisi Darren
79 Kabar Dari Sang Tangan Kanan
80 Janji Velly Dan Nasya
81 Gangguan Dari Kelompok Almoz
82 Kekalahan Sakti Dan Kelompok Almoz
83 Pembicaraan Ayah Dan Anak
84 Memulai Penyerangan
85 Penyerangan Beruntun
86 Menyiapkan Sebuah Berkas
87 Kedatangan Marissa Dan Arnold
88 Kekalahan Mutlak
89 Kemenangan Darren
90 Jatuh Pingsan
91 Rasa Syukur Felix Dan Kelima Anak-anaknya
92 Perang Mulut
93 Kekesalan Darren Dan Arinda
94 Presdir Baru Perusahaan AYJ
95 Kehangatan Keluarga Smith
96 Kembali Menjalin Kerja Sama
97 Menyelesaikan Balas Dendam 2
98 Keluarnya Andara Dari Penjara
99 Kembali Menghadapi Lawan
100 Ketakutan Saskia Terhadap Darren
101 Tewasnya Andara
102 Kemenangan
103 Kasih Sayang Dan Kepedulian
104 Terlambat Bangun
105 Kebersamaan
106 Siapa Dia?
107 Ibu Itu Mirip Mama
108 Memutuskan Menggali Kuburan Clarissa
109 Pemilik Asli Perusahaan AYJ
110 Kedatangan Clarissa
111 Tiga Tamu Tak Diundang
112 Keterkejutan Faza, Briyan Dan Kevin
113 Isak Tangis Darren
114 Kekesalan Briyan, Faza, Dan Kevin
115 Informasi Mengenai Anak Perempuan Fazio
116 Kemenangan Darren Dan Kekesalan Briyan
117 Menceritakan Kejadian Di Kampus
118 Rasa Bersalah Arinda
119 Kejahilan Darren
120 Membahas Darren, Arinda Dan Ataya
121 Permintaan Maaf Arinda
122 Terungkap Status Arinda
123 Kebahagiaan Clarissa Dan Felix
124 Keusilan Darren
125 Keterkejutan Keluarga Parvez
126 Kejahilan Para Kakak Sepupu
127 Kesalahpahaman
128 Darren Dan Afnan
129 Kerinduan Keluarga Parvez
130 Gadis Tak Tahu Malu
131 Pertemuan Keluarga Parvez Dan Arinda
132 Kesedihan Clarissa
133 Kejahilan Felix Dan Kelima Anak-anaknya
134 Kabar Mengejutkan
135 Ucapan Dan Pelukan Sang Ayah
136 Dalang
137 Merencanakan Pembalasan
138 Pembalasan Erland, Ronald Dan Steven
139 Kekhawatiran Darren
140 Kabar Dari Maminya Ataya
141 Berbagi Cerita
142 Mendapatkan Petunjuk
143 Air Mata Arinda
144 Berhasil Menyelamatkan Arinda
145 Mencari Pengganti Ataya
146 Bonus
147 Masih Menutup Diri
148 Penolakan Dari Briyan, Faza Dan Kevin
149 Penolakan Darren Akan Prisa
150 Kemarahan Rivo
151 Kabar Mengejutkan Dari Zidan
152 Amarah Dan Dendam Faza
153 Keberhasilan Faza Menghibur Ayahnya
154 Keberhasilan Para Tangan Kanan
155 Membahas Rencana Balas Dendam
156 Telepon Dari Faza
157 Tangisan Kebahagiaan Harley
158 Rencana Pertama Berjalan Sempurna
159 Telepon Dari Arinda
160 Bab 160
161 Pembalasan Faza
162 Kehancuran Keluarga Bader
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bertanya Tentang Prisa
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bukti Pengkhianatan
171 Bab 171
172 Telepon Dari Rektor
173 Bab 173
174 Keterkejutan Ardiansyah
175 Menyelesaikan Hukuman
176 Keributan
177 Keterkejutan Andro Dan Amel
178 Kekecewaan Tamara
179 Telepon Dari Maxi
180 Ucapan Dan Sumpah Arinda
181 Bab 181
182 Membahas Masalah Ibu Dan Kakak Perempuan Bella
183 Bab 183
184 Kemarahan Nando Terhadap Salma
185 Kiriman Video Dari Maxi
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Kerinduan Darren
2
Kebahagiaan Keluarga Smith
3
Darren Dan Lory
4
Kepergian Amanda
5
Kabar Mengejutkan Untuk Darren
6
Kedatangan Darren
7
Amarah Darren
8
Kekecewaan Dan Kemarahan Andra, Adnan dan Merryn
9
Flashback
10
Kesedihan Keluarga Smith
11
Mulai Menyadari
12
Sebuah Kebenaran
13
Mencurigai
14
Kilasan Kejadian
15
Kilasan Kejadian 2
16
Penyesalan
17
Kemarahan Darren
18
Kebencian Darren
19
Tindakan Tiba-tiba Ataya Dan Darren
20
Senyuman Licik Darren
21
Bertemu Mantan Ayah
22
Menunggu Waktu Penyerangan
23
Kesedihan Dan Penyesalan Kiran
24
Merencanakan Penyerangan
25
Diego Divo Virera GAME OVER
26
Kebersamaan Darren Dan Ataya
27
Rencana Licik Darren
28
Keromantisan Darren Dan Ataya
29
Kesedihan Dan Penyesalan Raka dan Kelima Adiknya
30
Kemarahan Tuan Jecolyn
31
Keterkejutan Darren
32
Keinginan Darren
33
Melawan Aron Dan Tangan Kanannya
34
Tewasnya Aron
35
Bercerita Tentang Masa Lalu Darren
36
Kedatangan Ataya Ke Perusahaan Darren
37
Ketakutan Keluarga Austin
38
Kemarahan Darren Terhadap Veronika
39
Niat Buruk Veronika
40
Kunjungan Julian Sekaligus Meminta Bantuan
41
Rencana Yang Dijalankan
42
Perdebatan Darren Dengan Para Orang Tua Dari Musuh-musuhnya
43
Berkorban
44
Perasaan Lega
45
Penyerangan Kediaman Parvez
46
Kesedihan Yang Mendalam
47
Selamat Jalan Ataya
48
Emosi Darren Yang Meluap
49
Kedatangan Maminya Ataya Ke Kampus
50
Merencanakan Semuanya Dengan Rapi
51
Berjuang Untuk Meminta Maaf
52
Kedatangan Keluarga Austin
53
Rasa Sakit Darren
54
Memulai Permainan
55
Permainan Pertama Dimulai
56
Panggilan Pertama Darren Kepada Felix
57
Makan Malam Bersama
58
Menyusun Rencana
59
Pertemuan Terakhir Dengan Sang Nenek
60
Meninggalnya Victoria
61
Kekecewaan Saskia, Nuria, Marco dan Afnan
62
Perkataan Mengandung Arti
63
Merencanakan Penyerangan
64
Tatapan Kerinduan
65
Memulai Penyerangan
66
Penyerangan Markas Al Capone
67
Penyerangan Keluarga Roberto
68
Satu Fakta Terungkap
69
Terbongkar
70
Mengakhiri Sandiwara
71
Ketakutan Veronika Dan Keluarga Besarnya
72
Tak Sengaja Mendengar
73
Menyelesaikan Balas Dendam
74
Kemarahan Dendra Terhadap Kiran
75
Permintaan Maaf Kiran
76
Permintaan Maaf Kiran 2
77
Merencanakan Pembalasan
78
Menceritakan Kondisi Darren
79
Kabar Dari Sang Tangan Kanan
80
Janji Velly Dan Nasya
81
Gangguan Dari Kelompok Almoz
82
Kekalahan Sakti Dan Kelompok Almoz
83
Pembicaraan Ayah Dan Anak
84
Memulai Penyerangan
85
Penyerangan Beruntun
86
Menyiapkan Sebuah Berkas
87
Kedatangan Marissa Dan Arnold
88
Kekalahan Mutlak
89
Kemenangan Darren
90
Jatuh Pingsan
91
Rasa Syukur Felix Dan Kelima Anak-anaknya
92
Perang Mulut
93
Kekesalan Darren Dan Arinda
94
Presdir Baru Perusahaan AYJ
95
Kehangatan Keluarga Smith
96
Kembali Menjalin Kerja Sama
97
Menyelesaikan Balas Dendam 2
98
Keluarnya Andara Dari Penjara
99
Kembali Menghadapi Lawan
100
Ketakutan Saskia Terhadap Darren
101
Tewasnya Andara
102
Kemenangan
103
Kasih Sayang Dan Kepedulian
104
Terlambat Bangun
105
Kebersamaan
106
Siapa Dia?
107
Ibu Itu Mirip Mama
108
Memutuskan Menggali Kuburan Clarissa
109
Pemilik Asli Perusahaan AYJ
110
Kedatangan Clarissa
111
Tiga Tamu Tak Diundang
112
Keterkejutan Faza, Briyan Dan Kevin
113
Isak Tangis Darren
114
Kekesalan Briyan, Faza, Dan Kevin
115
Informasi Mengenai Anak Perempuan Fazio
116
Kemenangan Darren Dan Kekesalan Briyan
117
Menceritakan Kejadian Di Kampus
118
Rasa Bersalah Arinda
119
Kejahilan Darren
120
Membahas Darren, Arinda Dan Ataya
121
Permintaan Maaf Arinda
122
Terungkap Status Arinda
123
Kebahagiaan Clarissa Dan Felix
124
Keusilan Darren
125
Keterkejutan Keluarga Parvez
126
Kejahilan Para Kakak Sepupu
127
Kesalahpahaman
128
Darren Dan Afnan
129
Kerinduan Keluarga Parvez
130
Gadis Tak Tahu Malu
131
Pertemuan Keluarga Parvez Dan Arinda
132
Kesedihan Clarissa
133
Kejahilan Felix Dan Kelima Anak-anaknya
134
Kabar Mengejutkan
135
Ucapan Dan Pelukan Sang Ayah
136
Dalang
137
Merencanakan Pembalasan
138
Pembalasan Erland, Ronald Dan Steven
139
Kekhawatiran Darren
140
Kabar Dari Maminya Ataya
141
Berbagi Cerita
142
Mendapatkan Petunjuk
143
Air Mata Arinda
144
Berhasil Menyelamatkan Arinda
145
Mencari Pengganti Ataya
146
Bonus
147
Masih Menutup Diri
148
Penolakan Dari Briyan, Faza Dan Kevin
149
Penolakan Darren Akan Prisa
150
Kemarahan Rivo
151
Kabar Mengejutkan Dari Zidan
152
Amarah Dan Dendam Faza
153
Keberhasilan Faza Menghibur Ayahnya
154
Keberhasilan Para Tangan Kanan
155
Membahas Rencana Balas Dendam
156
Telepon Dari Faza
157
Tangisan Kebahagiaan Harley
158
Rencana Pertama Berjalan Sempurna
159
Telepon Dari Arinda
160
Bab 160
161
Pembalasan Faza
162
Kehancuran Keluarga Bader
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bertanya Tentang Prisa
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bukti Pengkhianatan
171
Bab 171
172
Telepon Dari Rektor
173
Bab 173
174
Keterkejutan Ardiansyah
175
Menyelesaikan Hukuman
176
Keributan
177
Keterkejutan Andro Dan Amel
178
Kekecewaan Tamara
179
Telepon Dari Maxi
180
Ucapan Dan Sumpah Arinda
181
Bab 181
182
Membahas Masalah Ibu Dan Kakak Perempuan Bella
183
Bab 183
184
Kemarahan Nando Terhadap Salma
185
Kiriman Video Dari Maxi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!