Kabar Mengejutkan Untuk Darren

Di kediaman keluarga Fernandez terlihat ramai. Mereka tengah berkumpul di ruang tengah. Mereka berkumpul di ruang tengah sembari untuk menghibur Andra, Adnan dan Merryn karena ibu mereka sedang koma di rumah sakit Amerika.

Ketika mereka sedang mengobrol, tiba-tiba terdengar suara ponsel milik Huliya Fernandez yang tak lain adalah ibu kandung dari Julian Fernandez.

Mendengar suara ponselnya, Huliya mengambil ponselnya yang ada di sampingnya dan melihat nama 'Julian' putra sulungnya di layar ponselnya. Huliya pun langsung menjawabnya.

"Hallo, Julian!"

Mendengar Huliya menyebut nama Julian. Sontak mereka semua mengalihkan perhatiannya melihat kearah Huliya, termasuk Andra, Adnan dan Merryn.

Andra, Adnan dan Merryn. kini sudah diliputi perasaan takut. Takut akan kehilangan.

"Hiks... Amanda... Hiks."

"Amanda? Kenapa Amanda, sayang?"

Andra, Adnan dan Merryn sudah menangis ketika sang Nenek menyebut nama ibu mereka.

"Nek, kenapa dengan Mama? Papa bilang apa?" tanya Merryn.

Andra berdiri dari duduknya, lalu menghampiri neneknya. Detik kemudian, Andra mengambil ponsel neneknya itu. Huliya yang melihat cucunya yang mengambil ponselnya tidak marah sama sekali. Dirinya tahu bahwa cucunya saat ini benar-benar sedih juga takut. Begitu juga dengan anggota keluarga lainnya. Mereka memaklumi hal itu.

"Papa, ini aku. Katakan padaku. Kenapa Mama. Apa Mama sudah sadar? Apa Mama sudah bangun dari tidur panjangnya?"

Andra yang berada di seberang telepon tidak bisa membendung kesedihannya ketika mendengar rentetan pertanyaan dari putra sulungnya.

"Andra. Ma-mamamu," lirih Julian.

"Katakan, Pa! Aku tidak apa-apa. Katakan, kenapa Mama?"

"Mamamu sudah pergi. Mama pergi dengan senyuman di bibirnya. Selama ini Mama bertahan untuk kita. Mama bertahan agar bisa diberikan kesempatan untuk meminta izin kepada Papa."

"Maksud Papa, Mama..."

"Iya, sayang! Mama sempat sadar. Mama sadar hanya untuk meminta izin kepada Papa. Mamamu bilang kalau dia lelah dan ingin tidur. Mamamu meminta kepada Papa untuk tidak menyalahkan Darren. Mamamu bilang kalau Darren tidak salah. Justru Darren yang sudah menolong Mamamu dan Tante Clarissa. Dan Mamamu juga meminta Papa buat jagain Darren untuk gantiin Mamamu karena Tante Clarissa pernah meminta Mamamu untuk menjaga Darren jika Tante Clarissa pergi."

Mendengar penjelasan dari Ayahnya, Andra langsung mengerti. Sama seperti ayahnya, Andra juga menaruh kepercayaan besar terhadap Andra, adik sepupunya itu. Sejak kejadian dimana Ibu dan Tantenya diserang sehingga mengakibatkan tantenya meninggal dan ibunya koma, Andra tidak percaya akan ucapan dan penjelasan orang itu yang mengatakan bahwa Darren pelakunya. Begitu juga dengan kedua adiknya.

Sementara untuk Pamannya yang tak lain adalah Ayah kandung dari adiknya itu dan kelima saudara sepupunya justru lebih mempercayai perkataan orang lain dibandingkan percaya denga putra dan adik kandung sendiri.

Namun, semuanya sudah terlambat. Ibunya menitipkan adik sepupunya kepada ayahnya agar ayahnya menjaganya. Sementara yang dititipkan sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan dunia menyusul ibunya.

"Ren, kakak merindukanmu! Maafkan Kakak. Maafkan kakak yang tidak ada di sampingmu ketika keluargamu bersikap buruk kepadamu. Semoga kau bahagia di atas sana bersama ibumu dan Mama," batin Andra.

"Aku mengerti, Pa! Sekarang Papa dimana dan sedang apa? Kapan Papa akan membawa Mama pulang?"

"Papa di rumah sakit. Saat ini Papa sedang mengurus kepulangan Mama ke Jerman."

"Baiklah, Pa! Aku dan yang lainnya akan mengurus semuanya disini. Papa baik-baik saja disana."

"Baiklah, sayang!"

Setelah selesai berbicara dengan ayahnya, Andra mengembalikan ponsel itu kepada neneknya.

"Kak, kenapa dengan Mama?" tanya Merryn.

Andra tidak langsung menjawab pertanyaan dari adik bungsunya itu, justru Andra langsung memeluk kedua adiknya itu sekaligus.

"Kalian harus ikhlaskan Mama ya! Mama sudah pergi dengan damai. Mama pergi menyusul tante Clarissa."

Mendengar ucapan dari kakaknya seketika tangis Adnan dan Merry pecah. Begitu juga dengan anggota keluarga lainnya. Mereka menangis ketika mendengar ucapan dari Andra.

"Mama... Hiks," isak tangis Adnan dan Merryn.

"Ikhlaskan, Mama!" Andra mengeratkan pelukannya kepada kedua adiknya.

"Sebelum Mama pergi. Mama sudah mengatakan banyak hal kepada Papa. Salah satunya mengenai Darren, adik sepupu kita! Mama meminta kepada Papa untuk tidak menyalahkan Darren. Mama bilang kalau Darren tidak salah. Bahkan Mama menitipkan Darren kepada Papa."

Merryn melepaskan pelukan dari Andra, lalu menatap wajah tampan kakaknya itu.

"Tapi Darren sudah tidak ada. Darren sudah pergi meninggalkan kita." Merryn menangis. Dirinya sangat merindukan adik manisnya itu.

"Kak. Seandainya Darren masih hidup. Aku bersedia menjaganya karena aku sangat menyayanginya. Sekali pun Mama tidak mengatakan hal itu kepada Papa. Aku tidak akan pernah menyalahkan Darren. Aku bukan keluarga Austin yang lebih percaya orang lain dibandingkan keluarga sendiri. Aku Merryn Fernandez. Keluarga Fernandez lebih mengutamakan rasa kepercayaan dalam keluarga. Sebelum menuduh, keluarga Fernandez akan mencari bukti terlebih dahulu. Dan jika pun bersalah, keluarga Fernandez akan memberikan hukuman yang sangat bijak. Tidak seperti keluarga Austin yang memberikan penghinaan, makian, pukulan berakhir pengusiran."

"Kau benar, Merryn! Keluarga Fernandez keluarga terhormat. Keluarga Fernandez tidak akan melakukan hal keji seperti itu. Seandainya Darren masih hidup. Kakak juga bersedia menjaga dan melindunginya," Adnan menambahkan.

"Darren, kakak rindu kamu!" batin Adnan.

Baik Andra maupun anggota keluarga lainnya tersenyum bangga akan ucapan yang dilontarkan oleh Adnan dan Merryn. Mereka membenarkan apa yang telah diucapkan oleh keduanya bahwa mereka tidak akan melakukan hal serendah itu hanya sebuah video atau pun laporan dari orang-orang yang tidak mereka kenal.

"Kelak kalian akan merasakan beribu penyesalan akan sikap buruk kalian terhadap Darren," batin Adnan.

"Aku jamin kalian semua akan merasakan penyesalan yang sangat menyakitkan setelah kalian mengetahui fakta yang sebenarnya," batin Merryn.

"Aku ingin melihat kesakitan, penderitaan dan tangis penyesalan kalian ketika kalian semua mengetahui bahwa Darren tidak bersalah," batin Andra.

"Ya, sudah! Lebih baik sekarang kita siapkan semua keperluan untuk menyambut jenazah ibu kalian!" seru Jordy Fernandez selaku putra kedua dari keluarga Fernandez.

Setelah itu, mereka semua pun bersiap-siap untuk pulang ke rumah milik Julian.

***

Darren saat ini sudah berada di Perusahaan miliknya. Perusahaan yang dibangun sendiri olehnya sejak duduk di bangku kelas 1 SMP hingga sekarang. Perusahaan tersebut diberi nama DRN CORP. Perusahaannya kini sudah sangat berkembang dan terkenal di 30 negara besar di dunia.

Tidak banyak yang tahu siapa nama pemilik dari Perusahaan DRN CORP tersebut. Selama ini Darren selalu merahasiakan identitas aslinya. Darren memberikan kepercayaan Perusahaannya kepada empat orang tangan kanannya untuk menjalankan Perusahaan tersebut. Sementara Darren bekerja di belakang layar.

Empat tangan kanannya menjabat sebagai Direktur, Wakil Direktur, Jenderal Manager, Sekretaris dan Asisten pribadi. Sementara Darren sendiri sebagai Presiden Direkturnya sekaligus pemilik Perusahaan.

Darren saat ini sedang berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja. Semua berkas-berkas itu harus segera ditandatangani olehnya.

Ketika Darren tengah fokus melihat dan membaca isi dari masing-masing berkas tersebut, seketika terukir senyuman di sudut bibirnya saat mengetahui pemilik dari dua berkas tersebut.

"Eem. Berani juga kalian mengirimkan berkas kerja sama ke Perusahaanku. Kalian pikir aku sudi menjalin hubungan kerja sama dengan manusia sampah seperti kalian. Aku bersumpah akan membuat kalian hancur."

Darren menghubungi asistennya untuk menyuruhnya datang ke ruangannya. Dan tak butuh waktu lama. terdengar ketukan pintu dari luar.

Darren yang mendengar suara ketukan pintu langsung bersuara.

"Masuk!"

Setelah itu, terdengar suara pintu yang dibuka. Dan masuklah seorang pemuda yang tak lain adalah asistennya.

"Ada apa, Bos?"

"Kembalikan dua berkas ini kepada Haykal. Katakan padanya untuk mengembalikan kedua berkas ini kepada pemiliknya. Aku sebagai pemilik Perusahaan tidak sudi menjalin hubungan dengan dua Perusahaan itu."

Darren berbicara dengan wajah dingin dan datar. Jangan lupa tersirat kilatan amarah dalam matanya.

"Baik, Bos!"

Asisten tersebut mengambil dua berkas yang ditunjuk oleh Darren. Setelah itu, Asisten itu keluar meninggalkan ruang kerja Darren.

Setelah kepergian Asistennya, Darren kembali fokus dengan pekerjaannya. Namun, beberapa menit kemudian, Darren dikejutkan dengan suara ponsel miliknya.

Darren melihat kearah ponselnya yang tergeletak di sampingnya. Di layar ponsel miliknya itu tertera nama 'Vicky' tangan kanannya. Darren mengambil ponselnya dan kemudian menjawab panggilan tersebut.

"Hallo, Vicky! Ada apa?"

"Hallo, Bos! Aku ada kabar duka untukmu, Bos!"

Mendengar perkataan Vicky yang mengatakan ada kabar duka untuknya, sontak membuat tubuh Darren menegang. Bayangan-bayangan dimana ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya berputar-putar di kepalanya.

"Ka-katakan. Kabar duka apa? Siapa yang meninggal?"

"Nyonya Amanda meninggal, Bos! Sekarang ini jenazah Nyonya Amanda dalam perjalanan menuju Hamburg, Jerman."

Seketika air mata Darren meluncur begitu saja membasahi wajah tampannya. Darren menangis. Ini yang kedua kalinya Darren harus kehilangan. Kehilangan dua wanita dalam hidupnya.

"Jenazah Nyonya Amanda akan dibawa pulang ke rumah Tuan Julian, Bos!"

"Baiklah."

Setelah itu, Darren langsung mematikan teleponnya. Dan tangisan Darren pun seketika pecah.

"Tante Amanda... Hiks. Kenapa Tante pergi? Mama sudah pergi meninggalkanku. Kenapa sekarang Tante ikut-ikutan pergi juga. Hiks... apa Tante tidak menyayangiku lagi? Apa Tante marah kepadaku karena aku terlambat menolong Tante dan Mama saat itu?"

Darren menghubungi Kakak perempuanya yaitu Saskia. Darren menceritakan kepada kakak perempuannya bahwa tantenya Amanda telah meninggal. Darren juga meminta kakak perempuannya itu untuk menemaninya datang melayat ke kediaman Julian Fernandez, om kesayangannya.

Episodes
1 Kerinduan Darren
2 Kebahagiaan Keluarga Smith
3 Darren Dan Lory
4 Kepergian Amanda
5 Kabar Mengejutkan Untuk Darren
6 Kedatangan Darren
7 Amarah Darren
8 Kekecewaan Dan Kemarahan Andra, Adnan dan Merryn
9 Flashback
10 Kesedihan Keluarga Smith
11 Mulai Menyadari
12 Sebuah Kebenaran
13 Mencurigai
14 Kilasan Kejadian
15 Kilasan Kejadian 2
16 Penyesalan
17 Kemarahan Darren
18 Kebencian Darren
19 Tindakan Tiba-tiba Ataya Dan Darren
20 Senyuman Licik Darren
21 Bertemu Mantan Ayah
22 Menunggu Waktu Penyerangan
23 Kesedihan Dan Penyesalan Kiran
24 Merencanakan Penyerangan
25 Diego Divo Virera GAME OVER
26 Kebersamaan Darren Dan Ataya
27 Rencana Licik Darren
28 Keromantisan Darren Dan Ataya
29 Kesedihan Dan Penyesalan Raka dan Kelima Adiknya
30 Kemarahan Tuan Jecolyn
31 Keterkejutan Darren
32 Keinginan Darren
33 Melawan Aron Dan Tangan Kanannya
34 Tewasnya Aron
35 Bercerita Tentang Masa Lalu Darren
36 Kedatangan Ataya Ke Perusahaan Darren
37 Ketakutan Keluarga Austin
38 Kemarahan Darren Terhadap Veronika
39 Niat Buruk Veronika
40 Kunjungan Julian Sekaligus Meminta Bantuan
41 Rencana Yang Dijalankan
42 Perdebatan Darren Dengan Para Orang Tua Dari Musuh-musuhnya
43 Berkorban
44 Perasaan Lega
45 Penyerangan Kediaman Parvez
46 Kesedihan Yang Mendalam
47 Selamat Jalan Ataya
48 Emosi Darren Yang Meluap
49 Kedatangan Maminya Ataya Ke Kampus
50 Merencanakan Semuanya Dengan Rapi
51 Berjuang Untuk Meminta Maaf
52 Kedatangan Keluarga Austin
53 Rasa Sakit Darren
54 Memulai Permainan
55 Permainan Pertama Dimulai
56 Panggilan Pertama Darren Kepada Felix
57 Makan Malam Bersama
58 Menyusun Rencana
59 Pertemuan Terakhir Dengan Sang Nenek
60 Meninggalnya Victoria
61 Kekecewaan Saskia, Nuria, Marco dan Afnan
62 Perkataan Mengandung Arti
63 Merencanakan Penyerangan
64 Tatapan Kerinduan
65 Memulai Penyerangan
66 Penyerangan Markas Al Capone
67 Penyerangan Keluarga Roberto
68 Satu Fakta Terungkap
69 Terbongkar
70 Mengakhiri Sandiwara
71 Ketakutan Veronika Dan Keluarga Besarnya
72 Tak Sengaja Mendengar
73 Menyelesaikan Balas Dendam
74 Kemarahan Dendra Terhadap Kiran
75 Permintaan Maaf Kiran
76 Permintaan Maaf Kiran 2
77 Merencanakan Pembalasan
78 Menceritakan Kondisi Darren
79 Kabar Dari Sang Tangan Kanan
80 Janji Velly Dan Nasya
81 Gangguan Dari Kelompok Almoz
82 Kekalahan Sakti Dan Kelompok Almoz
83 Pembicaraan Ayah Dan Anak
84 Memulai Penyerangan
85 Penyerangan Beruntun
86 Menyiapkan Sebuah Berkas
87 Kedatangan Marissa Dan Arnold
88 Kekalahan Mutlak
89 Kemenangan Darren
90 Jatuh Pingsan
91 Rasa Syukur Felix Dan Kelima Anak-anaknya
92 Perang Mulut
93 Kekesalan Darren Dan Arinda
94 Presdir Baru Perusahaan AYJ
95 Kehangatan Keluarga Smith
96 Kembali Menjalin Kerja Sama
97 Menyelesaikan Balas Dendam 2
98 Keluarnya Andara Dari Penjara
99 Kembali Menghadapi Lawan
100 Ketakutan Saskia Terhadap Darren
101 Tewasnya Andara
102 Kemenangan
103 Kasih Sayang Dan Kepedulian
104 Terlambat Bangun
105 Kebersamaan
106 Siapa Dia?
107 Ibu Itu Mirip Mama
108 Memutuskan Menggali Kuburan Clarissa
109 Pemilik Asli Perusahaan AYJ
110 Kedatangan Clarissa
111 Tiga Tamu Tak Diundang
112 Keterkejutan Faza, Briyan Dan Kevin
113 Isak Tangis Darren
114 Kekesalan Briyan, Faza, Dan Kevin
115 Informasi Mengenai Anak Perempuan Fazio
116 Kemenangan Darren Dan Kekesalan Briyan
117 Menceritakan Kejadian Di Kampus
118 Rasa Bersalah Arinda
119 Kejahilan Darren
120 Membahas Darren, Arinda Dan Ataya
121 Permintaan Maaf Arinda
122 Terungkap Status Arinda
123 Kebahagiaan Clarissa Dan Felix
124 Keusilan Darren
125 Keterkejutan Keluarga Parvez
126 Kejahilan Para Kakak Sepupu
127 Kesalahpahaman
128 Darren Dan Afnan
129 Kerinduan Keluarga Parvez
130 Gadis Tak Tahu Malu
131 Pertemuan Keluarga Parvez Dan Arinda
132 Kesedihan Clarissa
133 Kejahilan Felix Dan Kelima Anak-anaknya
134 Kabar Mengejutkan
135 Ucapan Dan Pelukan Sang Ayah
136 Dalang
137 Merencanakan Pembalasan
138 Pembalasan Erland, Ronald Dan Steven
139 Kekhawatiran Darren
140 Kabar Dari Maminya Ataya
141 Berbagi Cerita
142 Mendapatkan Petunjuk
143 Air Mata Arinda
144 Berhasil Menyelamatkan Arinda
145 Mencari Pengganti Ataya
146 Bonus
147 Masih Menutup Diri
148 Penolakan Dari Briyan, Faza Dan Kevin
149 Penolakan Darren Akan Prisa
150 Kemarahan Rivo
151 Kabar Mengejutkan Dari Zidan
152 Amarah Dan Dendam Faza
153 Keberhasilan Faza Menghibur Ayahnya
154 Keberhasilan Para Tangan Kanan
155 Membahas Rencana Balas Dendam
156 Telepon Dari Faza
157 Tangisan Kebahagiaan Harley
158 Rencana Pertama Berjalan Sempurna
159 Telepon Dari Arinda
160 Bab 160
161 Pembalasan Faza
162 Kehancuran Keluarga Bader
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bertanya Tentang Prisa
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bukti Pengkhianatan
171 Bab 171
172 Telepon Dari Rektor
173 Bab 173
174 Keterkejutan Ardiansyah
175 Menyelesaikan Hukuman
176 Keributan
177 Keterkejutan Andro Dan Amel
178 Kekecewaan Tamara
179 Telepon Dari Maxi
180 Ucapan Dan Sumpah Arinda
181 Bab 181
182 Membahas Masalah Ibu Dan Kakak Perempuan Bella
183 Bab 183
184 Kemarahan Nando Terhadap Salma
185 Kiriman Video Dari Maxi
186 Permintaan Tamara Kepada Darren
187 Bab 187
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Kerinduan Darren
2
Kebahagiaan Keluarga Smith
3
Darren Dan Lory
4
Kepergian Amanda
5
Kabar Mengejutkan Untuk Darren
6
Kedatangan Darren
7
Amarah Darren
8
Kekecewaan Dan Kemarahan Andra, Adnan dan Merryn
9
Flashback
10
Kesedihan Keluarga Smith
11
Mulai Menyadari
12
Sebuah Kebenaran
13
Mencurigai
14
Kilasan Kejadian
15
Kilasan Kejadian 2
16
Penyesalan
17
Kemarahan Darren
18
Kebencian Darren
19
Tindakan Tiba-tiba Ataya Dan Darren
20
Senyuman Licik Darren
21
Bertemu Mantan Ayah
22
Menunggu Waktu Penyerangan
23
Kesedihan Dan Penyesalan Kiran
24
Merencanakan Penyerangan
25
Diego Divo Virera GAME OVER
26
Kebersamaan Darren Dan Ataya
27
Rencana Licik Darren
28
Keromantisan Darren Dan Ataya
29
Kesedihan Dan Penyesalan Raka dan Kelima Adiknya
30
Kemarahan Tuan Jecolyn
31
Keterkejutan Darren
32
Keinginan Darren
33
Melawan Aron Dan Tangan Kanannya
34
Tewasnya Aron
35
Bercerita Tentang Masa Lalu Darren
36
Kedatangan Ataya Ke Perusahaan Darren
37
Ketakutan Keluarga Austin
38
Kemarahan Darren Terhadap Veronika
39
Niat Buruk Veronika
40
Kunjungan Julian Sekaligus Meminta Bantuan
41
Rencana Yang Dijalankan
42
Perdebatan Darren Dengan Para Orang Tua Dari Musuh-musuhnya
43
Berkorban
44
Perasaan Lega
45
Penyerangan Kediaman Parvez
46
Kesedihan Yang Mendalam
47
Selamat Jalan Ataya
48
Emosi Darren Yang Meluap
49
Kedatangan Maminya Ataya Ke Kampus
50
Merencanakan Semuanya Dengan Rapi
51
Berjuang Untuk Meminta Maaf
52
Kedatangan Keluarga Austin
53
Rasa Sakit Darren
54
Memulai Permainan
55
Permainan Pertama Dimulai
56
Panggilan Pertama Darren Kepada Felix
57
Makan Malam Bersama
58
Menyusun Rencana
59
Pertemuan Terakhir Dengan Sang Nenek
60
Meninggalnya Victoria
61
Kekecewaan Saskia, Nuria, Marco dan Afnan
62
Perkataan Mengandung Arti
63
Merencanakan Penyerangan
64
Tatapan Kerinduan
65
Memulai Penyerangan
66
Penyerangan Markas Al Capone
67
Penyerangan Keluarga Roberto
68
Satu Fakta Terungkap
69
Terbongkar
70
Mengakhiri Sandiwara
71
Ketakutan Veronika Dan Keluarga Besarnya
72
Tak Sengaja Mendengar
73
Menyelesaikan Balas Dendam
74
Kemarahan Dendra Terhadap Kiran
75
Permintaan Maaf Kiran
76
Permintaan Maaf Kiran 2
77
Merencanakan Pembalasan
78
Menceritakan Kondisi Darren
79
Kabar Dari Sang Tangan Kanan
80
Janji Velly Dan Nasya
81
Gangguan Dari Kelompok Almoz
82
Kekalahan Sakti Dan Kelompok Almoz
83
Pembicaraan Ayah Dan Anak
84
Memulai Penyerangan
85
Penyerangan Beruntun
86
Menyiapkan Sebuah Berkas
87
Kedatangan Marissa Dan Arnold
88
Kekalahan Mutlak
89
Kemenangan Darren
90
Jatuh Pingsan
91
Rasa Syukur Felix Dan Kelima Anak-anaknya
92
Perang Mulut
93
Kekesalan Darren Dan Arinda
94
Presdir Baru Perusahaan AYJ
95
Kehangatan Keluarga Smith
96
Kembali Menjalin Kerja Sama
97
Menyelesaikan Balas Dendam 2
98
Keluarnya Andara Dari Penjara
99
Kembali Menghadapi Lawan
100
Ketakutan Saskia Terhadap Darren
101
Tewasnya Andara
102
Kemenangan
103
Kasih Sayang Dan Kepedulian
104
Terlambat Bangun
105
Kebersamaan
106
Siapa Dia?
107
Ibu Itu Mirip Mama
108
Memutuskan Menggali Kuburan Clarissa
109
Pemilik Asli Perusahaan AYJ
110
Kedatangan Clarissa
111
Tiga Tamu Tak Diundang
112
Keterkejutan Faza, Briyan Dan Kevin
113
Isak Tangis Darren
114
Kekesalan Briyan, Faza, Dan Kevin
115
Informasi Mengenai Anak Perempuan Fazio
116
Kemenangan Darren Dan Kekesalan Briyan
117
Menceritakan Kejadian Di Kampus
118
Rasa Bersalah Arinda
119
Kejahilan Darren
120
Membahas Darren, Arinda Dan Ataya
121
Permintaan Maaf Arinda
122
Terungkap Status Arinda
123
Kebahagiaan Clarissa Dan Felix
124
Keusilan Darren
125
Keterkejutan Keluarga Parvez
126
Kejahilan Para Kakak Sepupu
127
Kesalahpahaman
128
Darren Dan Afnan
129
Kerinduan Keluarga Parvez
130
Gadis Tak Tahu Malu
131
Pertemuan Keluarga Parvez Dan Arinda
132
Kesedihan Clarissa
133
Kejahilan Felix Dan Kelima Anak-anaknya
134
Kabar Mengejutkan
135
Ucapan Dan Pelukan Sang Ayah
136
Dalang
137
Merencanakan Pembalasan
138
Pembalasan Erland, Ronald Dan Steven
139
Kekhawatiran Darren
140
Kabar Dari Maminya Ataya
141
Berbagi Cerita
142
Mendapatkan Petunjuk
143
Air Mata Arinda
144
Berhasil Menyelamatkan Arinda
145
Mencari Pengganti Ataya
146
Bonus
147
Masih Menutup Diri
148
Penolakan Dari Briyan, Faza Dan Kevin
149
Penolakan Darren Akan Prisa
150
Kemarahan Rivo
151
Kabar Mengejutkan Dari Zidan
152
Amarah Dan Dendam Faza
153
Keberhasilan Faza Menghibur Ayahnya
154
Keberhasilan Para Tangan Kanan
155
Membahas Rencana Balas Dendam
156
Telepon Dari Faza
157
Tangisan Kebahagiaan Harley
158
Rencana Pertama Berjalan Sempurna
159
Telepon Dari Arinda
160
Bab 160
161
Pembalasan Faza
162
Kehancuran Keluarga Bader
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bertanya Tentang Prisa
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bukti Pengkhianatan
171
Bab 171
172
Telepon Dari Rektor
173
Bab 173
174
Keterkejutan Ardiansyah
175
Menyelesaikan Hukuman
176
Keributan
177
Keterkejutan Andro Dan Amel
178
Kekecewaan Tamara
179
Telepon Dari Maxi
180
Ucapan Dan Sumpah Arinda
181
Bab 181
182
Membahas Masalah Ibu Dan Kakak Perempuan Bella
183
Bab 183
184
Kemarahan Nando Terhadap Salma
185
Kiriman Video Dari Maxi
186
Permintaan Tamara Kepada Darren
187
Bab 187

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!