Hari ini Zidan berangkat ke Malang. Dia juga akan sekalian memberikan undangan kepada teman-temannya dalam acara syukuran pernikahan nya yang akan di gelar satu minggu lagi. Masalahnya pria itu masih sedikit galau berpisah dengan Anna, ia terus merengek dengan istrinya agar ikut dengannya.
"Anna... ikut ya?" Zidane memberengut
"Please Dan... nggak lucu aku ikut ke sana, yang ada tuh ya aku nganggur mending juga kuliah biar kita sama-sama cepet lulus."
"Oke deh, tapi janji ngasih kabar 24 jam." Final Zidan pada akhirnya.
"Ngampus jam berapa? nanti berangkatnya sekalian bareng aku antar."
"Jam setengah sepuluh." Jawabnya santai
"Yah... siang, aku telat dong." Ucap Zidan kecewa
"Emang pesawat kamu jam berapa?"
"Setengah sepuluh," jawabnya lesu.
"Ya udah lah santai aja kali nanti aku yang antar deh sampai bandara."
Yes beberapa hari tanpa Zidan, rasanya.... be bas. Hehehe
"Kamu ngapain senyam senyum nggak jelas."
"Hah, apa?"
"Kayaknya seneng banget aku berangkat ke luar kota."
Ya jelas dong... gue bisa tidur nyenyak tanpa khawatir, bisa jalan sama temen dan nggak harus ribet pulang cepet karena suaminya ini suka banget ngintilin mulu kemanapun aku pergi.
"Biasa aja," jawabnya di buat sedatar mungkin.
"Jangan macem-macem aku punya banyak cctv."
"Ck, ngeselin. Orang ngampus doang juga, posesif."
"Ya udah sana berangkat katanya mau mampir ke rumah mama dulu, nanti telat." Ujar Anna mengingatkan
"Ada yang ketinggalan," Zidan nunjuk-nunjuk pipinya.
Anna mengeryit gadis itu merasa bingung dengan tingkah Zidan yang sok romantis bak pasangan harmonis.
"Ayo An... di kerja waktu nih, satu menit...aja."
"Apaan sih, geli tauk," jawab Anna malu-malu
"Ann, please..." Anna sedang menimbang-nimbang atas permintaan suaminya, namun tidak di nyana Zidan langsung menarik tengkuknya dan mencium Anna penuh dengan perasaan.
Cup
Mummppphhh
Anna gelagapan menerima serangan fajar yang tak terbantahkan. Suaminya itu tingkat kemesuman nya meningkatkan drastis semenjak di nyatakan sah. Sah?
Ah, ngomong-ngomong masalah sah, ini bukan berarti harus jadi istri yang sesungguhnya lho ya, Anna masih ragu dengan perasaan Zidan yang bisa berubah dalam waktu singkat. Anna pikir pria itu akan sama, mana bisa menahan diri jika berdekatan dengan perempuan dalam satu kamar. Ia berfikir Zidan menginginkan dirinya karena hanya sebuah tuntutan hak dan kewajiban saja.
teks nya di terusin woi readersnya nungguin noh. Itu loh ya yang lagi.... okeh kembali ke topik.
Zidan bukan hanya mengecup namun mengulum, mel***t dan mengeksplor di setiap sudut bibir mungil Anna yang ranum. Ia bahkan tidak peduli sekalipun ketinggalan pesawat asal bisa menikmati sesuatu yang membuat mood nya benar-benar enak sepanjang hari, ia pasti siap. Hehehe
Zidan baru melepaskan pagutannya setelah Anna sudah terengah.
Zidan terkekeh-kekeh sendiri melihat wajah Anna bagai kepiting rebus. Pria itu mengulum senyum penuh dengan kemenangan. Sebelum Zidan keluar dari kamar ia sempat mengacak rambutnya Anna dengan gemas.
"Aku berangkat ya, awas jangan kangen...!" selorohnya sambil mendaratkan satu kecupan lagi di pipi.
Astaghfirullah.... jantung gue
Anna geli sendiri mengingat kejadian yang baru di alami beberapa menit yang lalu. Rasanya bahkan masih tertinggal di bibirnya dan tanpa sadar ia pun senyum-senyum sendiri nggak jelas.
Ah Anna...giliran bayangin aja senyum-senyum. Begitu mau di ajakin 'iya iya' nangis kejer.
"Pagi Ma, Pa, bang Hiko," sapa Zidan di ruang makan lalu ia mengambil duduk di sebelah Hiko.
"Pagi Dan, Anna mana kok nggak keluar kamar?"
"Nggak bisa jalan jangan-jangan mah karena ulah Zidan." Tuduh Hiko melirik sinis, pasalnya ia menyangka mereka baru saja melewati malam panjang.
Zidan hanya tersenyum kikuk, sementara Papa dan Mama Yuli saling melirik.
"Enak aja nggak bisa jalan, jangankan jalan lari juga bisa keles." Saut Anna sebal sambil berjalan ke arah meja makan.
"Ann, lo..." Hiko memandang Anna dan Zidan secara bergantian.
"Apa?" Anna mendelik kesal, kakaknya itu benar-benar nggak ada akhlaq masa bahas yang kaya beginian di depan Mama dan Papa, memalukan sekali.
"Sudah-sudah jangan ribut di meja makan, ayo cepet sarapan."
Mereka makan dalam diam, sebelum beranjak dari ruang makan Zidan lebih dulu berpamitan dan menitipkan Anna karena beberapa hari ke depan akan berangkat ke Malang.
"Berapa hari Dan, kalian minggu depan ada resepsi pernikahan lho. Undangannya sudah di sebar." Saut Mama khawatir
"Mungkin tiga sampai lima hari Ma, iya Zidan pasti pulang sebelum hari itu tiba Ma jangan khawatir."
"Anna nggak ikut?" Tawar Papa menyarankan
"Maunya Zidan sih ikut Pa, tapi kuliahnya sayang nggak libur jadi kasihan kan... masak bolos." Ucap Zidan sok bijak
Oh ya ampun... bahkan baru sejam yang lalu ngrengek-ngrengek minta di temenin giliran sekarang sok pengertian.
"Iya kan sayang..." Zidan tersenyum, tangannya terulur membelai rambut Anna yang tergerai.
"Iya mah, Anna kan harus kuliah lagi banyak tugas juga."
"Ya udah pinter-pinter kalian membawa diri aja." Ujar Mama Yuli
"LDR berat bro..." Bang Hiko emang paling bisa dan paling rese kalau jadi kompor bleduk
"Kalau nggak kuat Anna mau nyusul katanya Bang." Seloroh Zidan yang membuat ia meringis kesakitan.
"Aww.... sakit sayang... kok nyubit sih, jangan gemes dong ada banyak orang nih."
Oh ya ampun.... dosa apa hambamu ini ya Rabb...dikasih suami macam gini.
Anna tersenyum kepaksa sedangkan Zidan cengengesan. Sementara Mama dan Papa cukup menggeleng dengan senyuman.
"Berangkat dulu Ma, Pa, Bang," Pamit Zidan lalu salim dengan kedua orang tua Anna.
"Ayo sayang antar aku ke depan," Selorohnya sambil mengerling
Anna pun bangkit dari kursi dan mengantar Zidan sampai depan rumah. Sebelum berangkat ia akan pulang ke rumah Mama Alin terlebih dahulu baru kemudian berangkat ke bandara.
"Berangkat dulu ya, jangan kangen." Selorohnya, tanganya terulur mengusap pipinya lalu beralih meraih tangan Anna. Anna menyambutnya dan mencium punggung tangan Zidan dengan takzim.
"Hati-hati Dan, kabari aku kalau udah sampai."
"Cie.... perhatian," Seloroh Zidan menggoda. Ia meninggalkan jejak di kening Anna sekilas lalu benar-benar berangkat.
Ih ini mulut jujur banget, kok jadi melow sih, perasaan bukanya seharusnya senang. I'm free yuhuuu
"Assalamu'alaikum...."
"Waalaikum salah..."
Zidan masuk ke dalam mobilnya dengan langkah berat, gini amat ya ternyata tinggal terpisah dengan seseorang yang kita sayang tuh rasanya sesuatu banget. Setiap detik setiap menit jam terasa lama. Waktu seakan melambat sebab dunianya sibuk menahan rasa rindu.
Zidan merasa bersyukur karena ia telah selesai skripsi dan hanya menunggu wisuda saja. Ia bahkan tidak bisa membayangkan seandainya masih kuliah seperti sudah bisa di pastikan ia akan berat karena harus lebih lama berpisah dari Anna.
Ah, inikah yang dinamakan jatuh cinta setelah menikah. Ternyata jatuh cinta dengan istri sendiri itu seindah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
top markotop story'lanjut thor seruuuu
2023-04-27
0
Nuris Wahyuni
semangat Zidan mg pacaran setelah nikah lebih sip👍👍
2023-02-24
0
Nur fadillah
Betuul...
2023-02-09
0