Anna sedang mengamati pantulan dirinya di depan cermin.
"Cantik," gumam Anna dalam hati memuji diri sendiri yang sudah berbalut kebaya modern berwarna putih gading selaras dengan baju Zidan.
Setelah puas memandang dirinya kemudian duduk dengan tenang sambil menggumamkan doa agar acaranya di berikan kelancaran.
Sementara di ruangan yang berbeda Zidan baru saja mengucapkan ijab qobul dengan lancar dalam satu tarikan nafas.
SAH
Kata sakti itu menyeru di seisi ruangan yang sudah di dekor indah. Wajahnya sumringah menampilkan kelegaan. Kaya habis menenteng ber ton ton beban.
Anna masih ada di ruangannya. Gadis itu menjadi semakin gugup tatkala di beri tahu bahwa sekarang sudah sah menjadi istri dari seorang Zidan Nicholas.
"Cie cie bersemu merah kan." Seloroh Icha jahil. Adik ipar nya ini emang suka bercanda sampai tidak peduli keadaan.
Anna berjalan menyusul ke tempat ruangan dimana Zidan tengah menunggu di sana untuk di pertemukan dengan istrinya.
"Subhanallah... cantik banget istriku." Gumam Zidan dalam hati begitu wajah Anna tampak sudah semakin mendekat kearahnya.
Senyumnya lebar selebar tikar piknik. Beda banget sama Anna yang cuma tersenyum tipis, setipis amplop kawinan. Nggak papa deh walaupun beda yang penting tetep satu kamar eh satu hati dong.
Zidan menyambut Anna dengan mesem- mesem terus, membuat Anna menjadi salah tingkah sendiri. Begitu sudah benar-benar di depan mata Zidan langsung menyambutnya dengan hati yang berbunga-bunga.
Ceile berbunga-bunga kaya taman aja kuy mulai deh songong gue nampak.
"Ayo silahkan Dan di pakaikan cincinnya ke jari Anna." Mama Alin berseru sambil menyikut lengannya. Pasalnya Zidan menjadi mendadak loading lihat muka Anna dari dekat.
"Iya Ma siap." Zidan mengangguk terus meraih tangan Anna yang terasa dingin, mungkin kringetan karena grogi juga.
Huh gue baru megang tangan loh ini, udah deg dig dug apalagi megang yang lain apa nggak senam ritmik nih jantung.
Sekarang giliran Anna yang memakaikan cincin ke tangan Zidan walaupun dengan mode secepat kilat tapi tetep sakralnya dapat.
Zidan mengulurkan tangannya lalu kemudian Anna meraihnya, mencium punggung tangannya dengan takzim.
Belum sempat terlepas, masih gandengan nih gue. Langsung Zidan reflek menarik semakin dekat dan mencium kening Anna, lamaaaa buanget..... mungkin kalau di hitung detik sampai besok nggak kelar-kelar. Sampai Darren menginterupsi dari dekat.
"Ekhem.... lanjut nanti di kamar woy! masih panjang nih acara belum juga do'a dari pak Ustad masa cuma lihat adegan satu nyata." Seloroh pak Darren jengkel melihat tingkah adiknya yang nggak ada sadar-sadarnya.
Masya Allah gue lagi asyik nih jarang-jarang Anna nurut di giniin. Gue kemarin mau cium aja takut mencak-mencak, tunggu seminggu lagi katanya. Ya okelah walaupun duka sengsara menahan lama, dan sekarang baru ketemu gue ngerasa harus balas dendam bila perlu cium sampai pagi.
Setelah sesi pasang cincin dan khutbah nikah di lanjutkan doa-doa untuk kebaikan calon mempelai. "Sekarang kalian sudah sah menjadi pasangan yang halal pergauilah istrimu dengan makruf." Salah satu isinya khutbah nikah yang membuat Zidan jadi melirik Anna dengan tersenyum nakal.
Doa-doa kebaikan sudah di gumamkan, dilanjutkan pengambilan gambar. Pertama kedua pengantin, setelah banyak gaya dan pose lalu foto bersama keluarga, keluarga Anna dan Zidan, tak lupa sanak saudara dan para tamu undangan yang hadir di acara ini.
Karena acara ini sifatnya tertutup hanya mengundang kerabat dekat jadi fotonya usai dengan cepat, acara meriahnya akan dilaksanakan di hotel bintang lima lusa dua minggu lagi sesuai jadwal yang sudah di tetapkan.
Anna benar-benar seperti mimpi, berada di dekat Zidan dalam radius lima senti membuat hatinya berdisko tak karuan.
Mepet-mepet mulu ih... duduknya. Kan gue malu tuh dilihatin orang seantero planet bumi.
Belum lagi harus tersenyum dengan senyum yang paling manis. Ngalahin gula deh pokoknya. Buat menyambut tamu yang hadir memberi selamat. Kaki yang pegel karena memakai high heels membuat acara berdiri Anna menjadi tidak nyaman.
"Duduk dulu Ann, nggak pa-pa kalau capek." Anna hanya melirik sambil mengangguk.
Tuh kan irit banget bicaranya. Padahal udah jadi suaminya loh aku.
"Mau minum," tawar Zidan begitu melihat Anna yang seperti kehausan.
Pantang menyerah gue mah orangnya. Peka kan gue.
"Bentar ya tunggu sini, aku ambilin aqua dulu." Anna mengangguk
Zidan menenteng satu gelas air mineral dalam kemasan. Lalu menyodorkan pada Anna yang nampak sudah menanti.
"Nih Ann minum dulu." Perhatian kan aku, nanem cinta biar tumbuh kasih sayang besok bisa di panen masa depan.
"Makasih," gumam Anna pelan, lalu meminumnya dengan sedotan. Masih sisa separuhnya langsung di sambar Zidan dengan sedotan yang sama. Anna mendelik lalu mengeryit.
"Bekas aku Dan, kenapa nggak ambil yang baru aja." Ujar Anna sambil menatap Zidan aneh.
"Bekas kamu lebih nikmat," jawab Zidan santai.
Acara salam-salaman berakhir tepat setelah adzan dzuhur berkumandang. Semua yang hadir dan yang punya acara istirahat sejenak untuk isoma.
"Mau makan dulu apa sholat dulu," Ujar Zidan pada Anna.
"Ngikut kamu aja," Zidan tersenyum melihat Anna yang sudah duduk di tepi ranjang.
"Ya udah sholat dulu ya kalau gitu terus makan."
"Iya," Anna mengangguk
Zidan melirik istrinya yang sedang kerepotan melepas riasanya.
"Biar aku bantu," Zidan mendekat mulai membantu melepas aksesoris khas pernikahan di rambut istrinya.
"Udah," jawab Zidan sambil mengulum senyum melihat pantulan Anna di depan cermin.
Anna langsung berdiri dengan wajah memanas, meninggalkan Zidan yang masih senyum-senyum nggak jelas. Lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju nya agar bebas.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka lebar, menyembul gadis cantik dari dalam dengan muka basah.
Anna melirik Zidan sekilas yang sudah siap dengan setelan sarung dan kopyah lalu menyodorkan mukena ke hadapan Anna.
Anna menerima mukena dari uluran tangan Zidan dan memakainya lalu mereka sholat berjamaah bersama untuk yang pertama kalinya setelah di nobatkan menjadi pasangan halal.
Empat rokaat dengan khusuk telah usai diakhiri dengan salam. Anna mencium tangan Zidan dengan takzim di lanjutkan Zidan mencium kening istrinya penuh perasaan. Adem banget rasanya.
Tok tok tok!!
Suara ketukan pintu mengurai keduanya.
"Masuk aja," seru Anna dari dalam, dan di bukalah pintu dari luar.
"Di suruh ke bawah, makan siang dulu." Hiko mengucapkan dengan kikuk
"Iya kak, tumben ketuk pintu dulu biasanya langsung masuk." Ujar Anna datar.
"Takut ganggu, kan ada suamimu." Anna melirik Zidan di balas dengan senyuman.
"Cepet di tungguin Mama," Hiko menyeru sekali lagi.
Njir gue malah di anggurin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
buseeet mantap dah thor lanjutkan
2023-04-27
1
ReD
Ngenes benerr
2023-03-21
1
Nur fadillah
sabar...sabar....
2023-02-09
1