Anna baru saja keluar pintu gerbang dengan langkah gontai ketika tiba-tiba Zidan datang untuk menjemputnya. Sebenarnya Anna berniat memesan taksi tapi ternyata Zidan sudah sampai di depan kampus utama lebih dulu.
"Dan... lo jemput gue? kan udah di bilangin nggak usah jemput soalnya gue mau mampir ke suatu tempat. Lo pulang aja ya... nanti malah lo bosan kalau ngikutin gue."
"Emang mau kemana sih? biar gue antar nggak pa-pa?"
"Gue mau beli kado buat Aldo, keponakan gue ulang tahun."
"Ohw.... ya udah gue antar aja, simple kan?"
"Terserah," Anna mengedikan bahu pasrah.
"Ini pakai dulu helm nya, sorry gue bawa motor, nggak pa-pa kan pakai motor."
"Nggak pa-pa tapi jangan kenceng-kenceng bawa motornya. Udah lama nggak naik motor." Zidan membantu memasangkan helm di kepala Anna yang tengah kesulitan.
"Udah, ayo naik... pegangan yang bener gue mau melaju." Anna duduk di bagian penumpang seraya mengikis jarak, tangannya sempat ingin meraih kaos Zidan untuk berpegangan tapi urung dan hanya menggantung di udara. Rasanya terlalu canggung.
Zidan tahu Anna merasa kurang nyaman untuk memulainya lebih dulu, ia sengaja menancap gas dan reflek tubuh Anna terpental memantul dan Zrep....Anna secara spontan berpegangan di pinggangnya.
Zidan tersenyum sendiri melihat Anna yang mencengkram kaosnya dengan kuat. Tangannya terulur untuk merapatkan tangan Anna supaya melingkar sempurna di perutnya.
"Yang kuat pegangannya An, gue mau ngebut kayaknya mau hujan." Selorohnya sambil memposisikan jemari Anna agar menyatu saling bertautan seperti mengunci tubuh Zidan.
Anna bingung mulutnya terdiam namun hatinya deg degan tak karuan. Mungkin kalau tidak ada suara bising motor suara degup jantungnya bisa sudah kedengeran oleh Zidan.
"Mau kemana mall atau makan dulu?"
"Mall," jawab Anna cepat yang entah mengapa menjadi sedikit gugup.
Sesampainya di pelataran mall, Zidan memarkirkan motornya lalu berjalan mengikuti Anna. Anna langsung menuju ke lantai dua mall dan masuk ke Toys kingdom disini surganya mainan buat anak-anak dari berbagai umur.
Sesampainya di toko mainan Anna malah bingung mau beli apa?
"Dan, bisa tolong bantu cari nggak? gue bingung mau pilih yang apa?"
"Yang sepupu lo belum punya aja, pasti dia seneng."
"Apa ya, gue nggak nanya malah. Nggak tahu juga yang belum punya apaan?"
"Yang bisa buat belajar sambil main aja Ann, mainan edukasi gitu."
"Boleh deh, pinter juga lo ternyata."
Sepupu nya Anna cowok berumur 4 tahun jadi ia memilih sticker mosaik dan puzzle. Lalu menuju kasir hendak membayarnya tapi Zidan lebih dulu mengangsurkan kartu platinum miliknya.
"Biar gue aja yang bayar, itung-itung latihan beliin kado buat keponakan." Anna tersenyum tipis menanggapi ulah Zidan.
"Eh jangan...gue masih mampu bayar kalee... nggak usah pake acara traktir segala."
"Beneran nggak pa-pa An, gue kan juga belum kasih bonus ke elo sebab musabab nolongin gue. Iya nggak?" Ujar Zidan sambil menaik turunkan alisnya.
"Ya udah deh kalau maksa dengan senang hati."
"Udah kan? cari makan dulu ya gue laper." Ujarnya setelah sesaat membayar mainan anak yang telah di beli.
"Boleh," Mereka menuju food court di salah satu mall.
"Mau makan apa?"
"Aku richeese chicken sama lemon tea, level 3 aja ya." Zidan memesan menu yang sama dan dari sini juga mereka menjadi tahu bahwa ke duanya menyukai makanan yang pedesnya sedang.
"Ann besok gue balik ke Malang, ada ketemu sama dosen buat sidang skripsi."
"Oh..." Anna hanya ber oh panjang sambil manggut-manggut.
"Kok gitu doang sih ekspresi nya. Lo nggak takut gue nggak balik lagi dan kabur."
"Hah, emang gue mesti gimana? pacar bukan istri belum. Masa gue harus nangis-nangis."
"Sumpah lo tuh cewek paling nggak peka yang gue kenal."
"Terus gue mesti gimana Dan...?" Zidan mengeryit bingung, ia juga suka aneh dengan perasaannya saat ini terkadang dekat suka marahan kalau jauh pengen nyamperin.
"Gue bakalan sibuk banget, jadi nggak bisa sering-sering pulang."
"Ya terus?"
"Ya emang lo nggak kangen?"
"Auk ah, pertanyaan lo aneh. Udah ayo pulang." Zidan diam saja tapi melihat ekspresi Anna yang biasa-biasa saja berhasil membuat ia kesal. Anna jadi merasa bersalah karena Zidan terlihat cemberut.
"Mau mampir lagi apa langsung pulang."
"Pulang," Jawab Anna datar.
Zidan mulai melajukan motornya membelah jalan raya. Namun tiba-tiba hujan melanda tanpa permisi membuat ia harus menepikan motornya sejenak untuk mengambil jas hujan.
"Yah... malah nggak bawa jas hujan." Keluh Zidan begitu membuka jok dan tidak menemukan jas hujan di bagasi motornya. Setengah badan mereka sudah basah dan Anna terlihat kedinginan.
Di sebelah mereka berdiri ada dua orang pemuda yang juga sama tengah berteduh. Tapi lama-lama laki-laki itu memperhatikan Anna dengan lekat seperti tatapan memuja. Bahkan lancang matanya memindai tubuh Anna dari atas sampai kaki. Zidan yang mengetahui hal itu pun geram dan langsung menatap tajam pria itu.
Tapi pemuda berkaos putih itu malah mendekat dan...
"Anna...?" Merasa namanya di panggil Anna yang tadinya tengah menunduk reflek mendongak.
"Yugo...? Hai, apa kabar?" Yugo adalah teman SMA Anna.
"Baik, lama banget nggak ketemu. Makin cantik aja." Zidan menatap tak suka pada pria itu.
Setelah bertanya kabar satu sama lain mereka asyik mengobrol mengenang masa-masa SMA.
Merasa di abaikan Zidan berdehem. "Ekhem....!!"
"Eh Go, kenalin... ini Zidan dan ini Yugo."
"Yugo..."
"Zidan calon suaminya Anna." Anna nyengir kuda sejurus kemudian mencubit pinggang Zidan.
"Apaan sih yank... jangan colak-colek ah geli..." Anna mendelik
"Calon suami kamu?" Yugo menatap sinis dan ragu karena mereka terkesan jaga jarak.
"Dingin ya yank? sini deketan merapat." Hehehe... Anna benar-benar kesal setengah mati, Zidan cari kesempatan dalam kesempitan.
"Ini Ann pakai jaket aku aja kalau dingin." Yugo melepas jaketnya dan langsung menyampirkan ke pundak Anna.
"I-iya makasih Go," Anna merasa canggung sejak dulu emang Yugo selalu perhatian. Mereka sempet ada rasa namun karena ketatnya pergaulan Anna yang tidak memperbolehkan Anna pacaran menjadi cinta itu kandas sebelum berlabuh.
"Makasih bro... tapi Anna nggak butuh jaketnya elo. Cukup pelukan hangat dari gue." Zidane mengambil jaket yugo yang tersampir di pundak Anna dan mengembalikan pada yang punya.
Merasa tersinggung dengan sikap Zidan, Yugo langsung memberi tantangan.
"Gue nggak yakin kalau elo itu cowoknya Anna, gue tahu banget Anna nggak di bolehin pacaran dari SMA."
"Maksud lo apaan ya?" Terdengar nada tak bersahabat dari Zidan
"Buktikan...!!" Tantang Yugo
Anna menggeleng pelan, matanya membulat sempurna sesaat Zidan menyatukan dirinya.
Cup mmmppphhh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
mantuuul thor lanjut
2023-04-27
0
Sri Widjiastuti
yugo2 blm tahu zidan bonek😁😁😂
2023-03-04
0
Masfaah Emah
wah lama-lama Zidan cinta nih ma Anna
2022-12-23
1