Sahabat rempong

Di pagi harinya, ketika Anna masih di kamar hendak siap-siap ke kampus, Zidan sudah dulu datang. Ini masih jam tujuh pagi dan Anna ada kuliah pagi jam delapan. Itu artinya masih satu jam lagi tetapi Zidan sudah sampai di rumahnya Anna sepagi ini. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Mama Alin yang menyuruh.

Zidan sama sekali tidak mengetahui jam berapa Anna ngampus, pasalnya gadis itu juga kemarin tidak mau memberi tahu. Mama Yuli yang melihat ini pun tak tahan untuk tidak tersenyum, betapa pengertiannya Zidan sepagi ini sudah menyambangi rumahnya hanya demi mengantar calon istrinya.

"Dan ikut sarapan sekalian, ayo ke ruang makan. Anna-nya masih siap-siap."

"Iya Tante terima kasih, Zidan belum terlalu lapar."

Sungkan, karena merasa canggung. Tapi kenyataannya emang Zidan belum sarapan karena Mama Alin sudah mendesaknya untuk mandi pagi dan bergegas berangkat menjemput Anna.

Anna bahkan masih sangat santai di dalam kamarnya. Gadis itu baru keluar dari kamar jam setengah delapan di saat pintu kamarnya sudah berkali-kali digedor oleh ARTnya untuk memanggil Anna.

"Bentar kenapa Bik, udah persis kaya Mama aja nggak sabaran," gerutunya sambil menuju ruang makan.

Sementara di ruang makan sendiri sudah ada komplit Mama Papa nya, kak Hiko semalam pulang ke apartemen nya jadi sudah barang tentu nggak ikut sarapan di rumah. Tapi siapakah laki-laki yang duduk di sebelah Pak Haryo?

"Anna ayo cepetan, sudah di tungguin Zidan dari tadi pagi lho."

"Zidan? disini?" Posisi Zidan duduk membelakangi arah Anna berdiri jadi hanya terlihat punggungnya.

"Pagi sayang..." Zidan membalikkan tubuhnya 45 derajat masih sambil duduk. Menyapa dengan senyuman.

"Pagi... kok ada di sini?" Otak Anna mendadak loading.

Eh tunggu dulu, tadi dia bilang apa, sayang... kok terdengar menggelikan. Dasar Zidan mentang-mentang di depan Papah sama Mamah.

Anna mengambil duduk di sebelah mama Yuli bersebrangan dengan Zidan dan tepat segaris berhadapan dengan Zidan. Zidan menampilkan senyum terbaiknya tentunya untuk mengambil hati orang tua Anna.

"Aku berangkat dulu Mah, Pah." Pamitnya setelah sesi sarapan usai.

"Iya sayang hati-hati di jalan."

"Mari Om tante, Zidan duluan." Mereka masuk ke dalam mobil dengan Zidan membukakan pintu untuk Anna terlebih dulu. Baru dirinya masuk dengan sedikit tergesa.

Hening

Tak ada yang berniat membuka suara sampai mobil Zidan melaju berbaur dengan kendaraan yang lainnya. Hampir sepuluh menit perjalanan barulah Zidan membuka suara.

"Nanti pulang jam berapa?"

"Nggak usah di jemput," Anna melirik Zidan malas

"Ge er, siapa yang mau jemput, orang cuma nanya pulang jam berapa juga." Seloroh Zidan yang sama sekali tidak di tanggepin oleh Anna.

Dan sampai tiba di kampus mereka masih dalam mode diam. Sebenarnya Anna bingung menanggapi dengan sikap Zidan. Sebagai perempuan tentu merasa ingin di cintai dan di sayangi sesungguhnya bukan hanya akting atau semacam setingan.

Dengan sikap Zidan yang sok manis begini sudah barang tentu bisa membuat hatinya goyah dan bermain perasaan, Anna hanya takut melabuhkan hati kepada orang yang salah dan menaruh perasaan untuk Zidan jelas harus di hindari mengingat yang ia tahu Zidan sangat mencintai Naya.

Ia juga di landa galau setengah mati untuk menuju jenjang pernikahan yang sudah mulai di persiapkan oleh ke dua keluarga tersebut. Apa jadinya nanti kalau benar-benar menikah, mempunyai suami yang jelas-jelas tidak mencintai nya. Oh no!

Brak

Beberapa buku yang dibawa Anna berserakan ketika tengah berjalan di Koridor kampus, Anna tidak sengaja menabrak seseorang karena berjalan dengan sejuta pikiran di otaknya, alhasil ngelamun alias nggak fokus.

"Ann... kamu nggak pa-pa?" Dimas tampak sedang membantu mengumpulkan buku dan kertas yang berjatuhan.

Zrep...

Tak sengaja tangan mereka mengambil buku yang sama dan terjadilah adegan slow motion dengan gaya saling pandang dan tangan saling bersentuhan.

"Cie... kayaknya bakalan ada yang CLBK nih, cuit... cuit.." Anna dan Dimas kompak secepat kilat menarik tangannya yang masih menempel.

"Sorry..." Ujarnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sekilas mereka sama-sama salah tingkah.

"Ini kertasnya An... lain kali hati-hati jalannya, biar nggak nabrak cowok ganteng." Seloroh Dimas sambil lalu.

Masih sama narsisnya, masih sama keren dan gantengnya. Sayangnya perasaan Dimas yang sudah tidak sama. Sudah berpindah ke hati Hanna. Sakit sungguh sakit.

"Yassalam... orangnya sudah pergi masih di lihatin aja. Bener-bener kurang aqua nih, jadi gini nggak fokus babar blas di tambah liatin mantan sampai segitunya."

"Woi...." Vivi menabok pundaknya.

"Apaan sih Vi... sakit tauk..."

"Makannya jangan ngelamun terus entar kesambet setan. Hayuk ah... gas ken." Anna berjalan menuju kelas sedangkan Vivi hendak melangkah berlawanan arah.

"Eits... mau kemana?" Sejurus kemudian Vivi menarik tangan Anna.

"Ya ke kelas lah... emang kemana lagi."

"Tuh kan.. tuh kan... bener.... lemot n kacau. Kosong beb....."

"Hah! maksudnya pagi ini kosong? kok nggak ngabarin."

"Tauk ah, orang gue aja baru tahu tadi pas udah nyampai."

"Hallo... hallo... gaess..." Naya datang langsung menyapa.

"Widih... bumil kita yang istrinya pak Dosen juga nampaknya tidak tahu kalau pagi ini kosong."

"Beneran?" Anna mengedikan bahu sedangkan Vivi mengangguk mantap.

"Yes...!! cabut gengs... hayuk...."

"Kemana?" Vivi menahan tangannya

"Kantin lah... kemana lagi."

"Tunggu dulu..." Anna menarik tangannya.

"Apa lagi duo rempong?"

"Bumil itu jalannya nggak boleh serampangan apalagi lari-larian nggak jelas, lihat noh suami lo mendelik lihatin kamu..." Arah pandang Naya mengikuti arah pandang Anna dan benar saja Darren sedang mengawasinya.

"Iya yah... suka lupa akohnya kalau lagi berbadan dua." Naya tersenyum ke arah Darren yang sedang berdiri memperhatikan dirinya dari radius 10 meter.

Mereka bertiga melesat ke kantin. Dan terjadilah kerempongan berikutnya sesaat memesan makanan. Naya bakso pedes sedang nggak pakai micin tanpa pangsit. Anna masih setia dengan siomay tanpa pare dan Vivi nasi goreng pedes gila.

"Gue mau nikah...." Celetuk Anna tiba-tiba yang membuat Vivi seketika tersedak nasi goreng sampai nangis-nangis.

"Minum dulu minum!" Naya langsung sigap menyumbangkan es teh miliknya. Sedangkan Anna bergerak mengusap-usap punggungnya. Setelah semua aman terkendali

"Seriusly?" Naya dan Vivi kompak bertanya yang hanya dijawab anggukan dan senyum oleh Anna.

"Kok nggak ada angin nggak ada petir main nikah aja, atau jangan-jangan....?"

"Lo MBA ya...?" Tuduh Vivi tanpa tedeng aling-aling dengan suara yang keras sekilas membuat pusat perhatian di kantin.

"Husssttss.... mulut lo, kejem amat. Enak aja gue di kira MBA, masih ting-ting nih gue."

"La terus kenapa buru-buru nikah, bukannya lo tuh manusia anti penganut asas nikah muda ya? Target lo kalau nggak salah 25 tahun ini baru mau 21 belum genap."

"Dulu iya sekarang enggak lagi, beda tahun beda pikiran dan beda versi." Sambung nya asal

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Alurnya Darren dan Naya belum aku kepoin 🤭

2024-12-02

0

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2023-06-18

1

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

mantap thor lanjut

2023-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergok
2 Sia-Sia Belaka
3 Hadiah Dari Camer
4 Perasaan Aneh
5 Sahabat rempong
6 First kiss
7 Merasa Bersalah
8 Calon Mahmud
9 Tumbang
10 Cemburu
11 Di pingit
12 Surat Rahasia
13 SAH
14 Malam Pertama
15 Tragedi Malam Pertama
16 Maunya Bareng Kamu
17 Hak
18 Ciuman Perpisahan
19 Merasa Di Abaikan
20 Gelisah
21 Resepsi
22 Mengukir Rasa
23 Siaga ON TOP
24 Ngambek
25 Darren junior
26 Sedikit Perhatian
27 Belajar Memahami Hati
28 Mengambil Hatinya
29 Rumah Baru
30 Geger Pagi
31 Galau
32 Tanpa Mu Ada Yang Hilang
33 Wisuda
34 Menggali Perasaan
35 Danby dan Answee
36 Curhat Rempong
37 Kamu Milikku
38 PMS Meresahkan
39 Cemburu Jilid 2
40 Kepo
41 Strategi
42 Misi Pertama
43 Ciuman Sesat
44 Sweet pagi
45 Answee... Where Are You
46 Hampir Saja
47 Perhatian Keluarga
48 Clear
49 Honeymoon
50 Honeymoon 2
51 Mencintaimu
52 Romantic Moment
53 Desiran Ombak dan Cinta
54 Buah Tangan
55 Miscommunication
56 Cranky
57 Diam-diam Rindu
58 Hampa
59 Sebel Tapi Sayang
60 Belajar Bersama
61 Temu Kangen
62 Pura-pura Bahagia
63 Jujur Lebih Baik
64 Perang Dingin
65 Mengolah Rasa
66 Sidang
67 Our Night
68 Anna vs Nayla
69 Cemburu Bikin Gemes
70 Dinner
71 Pregnant
72 Balada Cilok
73 Kembalinya Sahabat yang Hilang
74 Bersamamu Aku Bahagia
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Kepergok
2
Sia-Sia Belaka
3
Hadiah Dari Camer
4
Perasaan Aneh
5
Sahabat rempong
6
First kiss
7
Merasa Bersalah
8
Calon Mahmud
9
Tumbang
10
Cemburu
11
Di pingit
12
Surat Rahasia
13
SAH
14
Malam Pertama
15
Tragedi Malam Pertama
16
Maunya Bareng Kamu
17
Hak
18
Ciuman Perpisahan
19
Merasa Di Abaikan
20
Gelisah
21
Resepsi
22
Mengukir Rasa
23
Siaga ON TOP
24
Ngambek
25
Darren junior
26
Sedikit Perhatian
27
Belajar Memahami Hati
28
Mengambil Hatinya
29
Rumah Baru
30
Geger Pagi
31
Galau
32
Tanpa Mu Ada Yang Hilang
33
Wisuda
34
Menggali Perasaan
35
Danby dan Answee
36
Curhat Rempong
37
Kamu Milikku
38
PMS Meresahkan
39
Cemburu Jilid 2
40
Kepo
41
Strategi
42
Misi Pertama
43
Ciuman Sesat
44
Sweet pagi
45
Answee... Where Are You
46
Hampir Saja
47
Perhatian Keluarga
48
Clear
49
Honeymoon
50
Honeymoon 2
51
Mencintaimu
52
Romantic Moment
53
Desiran Ombak dan Cinta
54
Buah Tangan
55
Miscommunication
56
Cranky
57
Diam-diam Rindu
58
Hampa
59
Sebel Tapi Sayang
60
Belajar Bersama
61
Temu Kangen
62
Pura-pura Bahagia
63
Jujur Lebih Baik
64
Perang Dingin
65
Mengolah Rasa
66
Sidang
67
Our Night
68
Anna vs Nayla
69
Cemburu Bikin Gemes
70
Dinner
71
Pregnant
72
Balada Cilok
73
Kembalinya Sahabat yang Hilang
74
Bersamamu Aku Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!