Bu Alin langsung memeluk Anna, melihat gadis itu menangis Bu Alin sungguh tidak tega dan merasa sangat bersalah telah gagal mendidik putranya.
"Maafkan kami nak, maaf kan Zidan, jangan khawatir Zidan pasti bertanggung jawab."
Bukan menikah yang Anna mau, Anna menangis karena kedua orang tuanya belum pernah semarah ini. Dia juga memikirkan nasibnya kelak, menikah di usia muda dan masih kuliah, apalagi dengan orang yang tidak mencintai nya dan parahnya lagi, pria itu cinta mati dengan sahabatnya sendiri.
"Tante, tolong tante percaya sama Anna, Anna tidak pernah melakukan hal buruk itu, ini salah paham tante."
"Anna tenang ya... tante ngerti, tapi memang sebaiknya hubungan kalian segera di halalkan kalau sudah saling cocok, dari pada nanti menambah dosa." Anna pasrah, benar kata Zidan seberapa besar usaha kita untuk menjelaskan tidak berarti karena mereka telah berasumsi lain.
Setelah menemukan kesepakatan bersama antara ke dua keluarga, Pak dahlan dan keluarganya pamit undur diri. Pernikahan mereka akan di laksanakan akhir bulan ini. Itu artinya hanya kurang dari satu bulan. My God, sial sial sial.
Zidan memang masih kuliah, ia tengah mengerjakan skripsi. Begitupun dengan Anna sibuk dengan kegiatan nya di akhir semester. Zidan sudah terbiasa dengan bisnisnya, ia mengerjakan berbagai project pekerjaan cabang milik orang tuanya sambil kuliah.
Untuk urusan ekonomi Zidan sama sekali tidak kekurangan walaupun harus menikah di usia muda, ia hanya khawatir tentang perasaannya. Khawatir tidak bisa membahagiakan Anna jika nanti menjadi istrinya.
Namun ini adalah pilihan yang harus di ambil, keluarga Anna jelas sudah memandang dirinya perusak anaknya, apalagi kalau sampai ia menolak untuk bertanggung jawab, Zidan yakin orang tua Anna tidak akan tinggal diam.
Anna memukul-mukul boneka teddy bear segede manusia dewasa di kamarnya. Ia melampiaskan kekesalannya seakan -akan itu Zidan. Di pukul, di tinju sampai Anna merasa lelah. Sejenak kemudian terdiam dan mengacak rambutnya frustasi.
Akhhh....
"Sial sial sial.... bugh bugh bugh...!!"
***
"Pah, aku tidak setuju Anna menikah dalam waktu dekat ini. Anna masih kuliah, setidaknya biarkan Anna menyelesaikan kuliahnya dulu." Protes Hiko mencoba pembelaan untuk Anna.
"Ini mendesak Ko, Papa dan Mama punya alasan lain yang kamu tidak mengerti. Lagian bukankah mereka katanya pacaran dan juga Zidan dari keluarga baik-baik yang terhormat, jadi Papa rasa ini adalah waktu yang tepat untuk Anna menikah."
Anna menghela nafas panjang mendengar percakapan mereka, kak Hiko satu-satunya orang yang di gadang-gadang bisa menyelamatkan nya tak bisa membujuk Pak Haryo dan Mama Yuliana.
Sementara Zidan begitu sampai rumah di marahi habis-habisan sama kedua orang tuanya. Mama Alin menjewer Zidan yang langsung nyelonong masuk begitu sampai rumah.
"Nakal banget ya anak Mama.... payah, mesumnya nggak ketulungan sampai bikin malu orang tua."
"Adududu..... ampun mah ampun sakit." Protes Zidan menahan jeweran
"Biarin ini hukuman buat anak-anak cowok yang berani-beraninya main ke kamar cewe. Untung cuma di pukul nggak di bunuh sama orang tua Anna."
"Ya nggak mungkin di bunuh lah ma... nanti yang mau tanggung jawab siapa?" Seloroh Zidan yang masih sempat-sempatnya becanda.
"Bener-bener nih anak, minta di pukul Mama sama Papah juga."
"Sumpah Ma, Zidan nggak nglakuin itu Zidan nggak mungkin nglakuin itu karena antara Zidan dan Anna tidak saling cinta."
"Blugh...." Mama Alin memukul pundaknya keras sekali membuat si pemilik nya meringis kesakitan.
"Nidurin tapi bilang nggak cinta apa namannya kalau bukan breng..sek, apa kamu tidak kasihan sama Anna matanya sampai bengkak gitu nangisnya. Pah kayaknya pernikahan mereka harus di percepat deh Pah sebelum anak ini pulang ke tempat singgah nya, Mama takut Zidan kabur nih pah. Dan keluarga kita bakalan malu.
"Siapa yang mau kabur sih Pah, Zidan bukan pengecut Zidan pasti tanggung jawab cuma Mama sama Papa harus tahu yang sebenarnya terjadi. Zidan ini anak yang baik."
"Iya kamu anak baik, makannya Papa tahu kamu tidak akan kabur mengecewakan kami."
"Ahkkhhh..... terserah deh, Zidan mau ke kamar."
Brakkk
Zidan menutup pintu kamar sangat keras, seharusnya malam ini adalah malam terakhir bertemu dengan Anna sebelum kembali ke kota Malang untuk merampungkan tugas akhir kuliahnya, dia sedang sedikit sibuk karena harus beberapa kali menemui Dosen pembimbing untuk mengajukan skripsi nya.
Konsentrasi nya buyar sudah, antara wajah Anna yang tengah menangis sesenggukan dan wajah Naya yang tersenyum bahagia.
Ahhh.....
Zidan menggeleng-gelengkan kepalannya. Dia sadar betul kenapa Anna berusaha menjelaskan mati-matian, itu karena yang pertama memang tidak terjadi apapun di antara kita, dan yang kedua kami hanya pacar setingan yang di malam na'as itu telah kami akhiri dan seharusnya kami sudah bisa bernafas lega.
Tapi apa? kebodohan nya memasuki kamar sang gadis membuat semua orang salah paham.
Anna pasti marah banget nih sama aku
Zidan langsung menyambar poselnya yang baru beberapa detik yang lalu iya lempar ke atas kasur.
Nada dering tersambung tetapi tidak di angkat sama sekali. Zidan tidak menyerah dan sampai deringan yang ke sembilan baru terdengar suara serak khas bangun tidur.
"Apa sih Dan... hidupnya gangguin orang mulu, berisik tahu nggak? gue mau istirahat jangan ganggu dan jangan pernah hubungi gue lagi. Pokoknya besok gue nggak mau tahu lo musti jelasin ke orang tua gue sampai mereka percaya dan membatalkan rencana pernikahan kita." Tut... telfon di tutup secara sepihak tanpa memberi kesempatan Zidan berbicara sepatan katapun.
"Hah! sial... kok malah di matiin sih. Kita perlu ngobrol kali buat cari solusi bersama bukannya nyerahin semuanya ke gue." Gerutu Zidan kesal.
Huhf...
Zidane menghelai nafas panjang, sambil terus memandangi ponselnya. Zidane masih tak percaya dengan kelakuan Anna yang seakan-akan menempatkan kekesalannya hanya pada dirinya. Ya tapi kalau di pikir-pikir emang salah Zidan sih, coba Zidan nggak masuk nggak bakalan kejadian hal kaya gini.
Sementara Anna dengan mata merah yang sedikit sembab tidak memungkinkan hari ini untuk masuk kuliah. Ia memutuskan untuk izin hari ini dan tak usah menunggu lama telfon langsung tersambung ke ponsel Vivi setelah beberapa kali mencoba menghubungi Naya tidak diangkat.
Jam pertama makul nya Pak Darren jadi Anna pikir menghubungi Naya adalah pilihan yang tepat bisa langsung di sampaikan ke Pak Darren. Pikirnya.
"Njirrr...... pagi-pagi random, gangguin orang tidur aja." Kesal Vivi di sebrang sana.
"Tolongin gue, titip absen kalau bisa, kalau nggak tolong kasih tahu Dosen nanti yang ngajar gue hari ini izin."
"Bolos, mau pergi kemana?"
"Udah nurut aja tinggal izinin, Gue mau lanjut tidur."
"Be de bah lo Ann nggak ada akhlak nyuruh-nyuruh gue, elo nya tidur santuy."
"Please.... kali ini aja, gue lagi pusing dan banyak pikiran percuma masuk nggak bakalan sampai ke otak juga buang-buang energi dan tenaga."
"Oke deh serah...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
gia nasgia
Next
2024-12-02
0
Nikes Angsi
ya
2023-06-06
0
Imam Sutoto Suro
good luck thor lanjut
2023-04-27
0