Isi Hatinya

Dina adalah seorang Wanita dewasa yang sudah berumur Dua puluh enam tahun, Tentunya, Dina sangat tahu apa yang telah terjadi kemarin malam dan juga pagi ini. Walau Dina sudah akan pasrah, Bila dirinya akan menjadi milik Diyan seutuhnya. Pria yang merupakan adik dan saudara baginya, Walau tidak sedarah dan telah menjadi Suaminya. Namun, Dina masih sedikit merasa belum siap merelakan mahkotanya yang telah di jaga selama Dua puluh enam tahun ini, Direnggut oleh Diyan. Pria yang tumbuh bersama dengannya dan MUNGKIN hidup bersama selamanya. Dina masih merasa tidak yakin dengan keputusan yang diambilnya.

" Maukah, Istriku mengulangnya... " Bisik Diyan di daun telinga Dina, Sehingga terasa menggelitik pendengaran Dina, membuat tubuhnya meremang dan panas dingin, Ketika merasakan, Tubuh besar Diyan begitu sangat dekat dengannya.

" Diyan... Berikan Aku waktu " Pada akhirnya, Satu kalimat terucap dengan nada pelan yang keluar dari bibir Dina yang sejak tadi tertutup rapat, Dina menolak halus ajakan Suaminya.

Diyan tidak terkejut, Ketika mendengar Dina memanggilnya tidak dengan sebutan ' MAS ' dan Diyan tidak marah, Dia mengerti, Maksud istrinya yang menolak dirinya, Karena mungkin, Bagi Dina ini terlalu cepat, Pikir Diyan.

" Tapi, Jangan melarang Ku untuk menyentuh, Mencium, Memeluk Mu dan Aku tidak akan melakukan lebih dari yang Sebutkan itu, Tanpa ada persetujuan dari, Mu, Istriku " Terang Diyan lembut, sembari jari jemarinya menyikap rambut Dina ke atas. Wajahnya semakin mendekati tengkuk leher jenjang Dina, Dan bibirnya mengecup kulit putih itu dengan penuh perasaan dan kelembutannya. Seketika, nafas Dina tercegat, menahan suara aneh dari mulut yang di tutup rapat Olehnya.

" Istriku, Tidak keberatan? " Diyan mengakat kepalanya, dan menatap dalam manik mata indah Dina yang terbuka mendengar suaranya.

" Tidak, Mas Diyan. Terima-- " Ucapan Ketenangan hati Dina tertelan, Ketika Diyan menyumbat bibirnya dengan bibir yang saling mengunci satu sama lain.

Dina berusaha mengimbangi permainan bibir Diyan yang begitu buas menjamah bibirnya, Membuat Dina sedikit kesulitan mengimbangi permainan bibir Diyan. Diyan terlihat sangat bersemangat dan semakin bergairah, Merasakan usapan lembut tangan Dina di punggungnya yang mulai menunjukkan kenakalannya, meraba dan tusukan kuku jari lentik Dina di kulitnya yang tidak berbalut sehelai benang pun.

" Diyan... Jangan membuat tanda... merah lagi... " Desak dan lenguhan Dina menghentikan bibir Diyan yang sedang berkelana, di leher jenjang kulit putih itu.

" Terlambat Istriku... " Diyan menyeringai nakal.

" Istriku, Harus siap mendapatkan hadiah " Kata Diyan sembari bangun dari tubuh mungil istrinya, menghentikan permainan bibirnya.

Dina terdiam, merasa tubuhnya tiba saja terasa kaku, Ketika tidak lagi merasakan bibir Suaminya menjamah kulitnya. Dan melihat Diyan tengah memakai pakaian atasannya, Sehingga dada bidang dan perut six pack yang berkulit putih menggodanya itu, hilang dari pandangannya tertutup oleh kaos hitam.

" Istriku, Bangunlah, Tunggu malam tiba, Suamimu akan memanjakan, Mu lagi. Sekarang, Kita harus menghadiri pengadilan " Mendengar perkataan Suaminya, Dina langsung bangun dengan cepat dan merasa sangat malu, dan juga sedikit merasa bingung.

" Menghadiri pengadilan? Maksud Mas Diyan apa? " Dina bertanya bingung, menatap tidak mengerti wajah tampan Suaminya yang begitu sangat mempesona ketika tersenyum. Senyuman yang telah lama tidak di lihatnya, Kini begitu bahagia melihatnya lagi, Setelah enam tahun lamanya.

" Kamu akan tahu, Istriku. di saat Aku dan Kamu keluar dari persembunyian " Perkataan Diyan, Semakin membuat Dina penasaran yang tinggi.

" Ya sudah, Kalau Mas Diyan tidak mau mengatakannya " Ketus Dina kesal, Memalingkan wajahnya dan melangkah berlebih dulu ke arah pintu. Tapi, langkahnya terhenti, Merasakan tangan besar Suaminya, mencegah dan menarik tangannya, Hingga tubuhnya menubruk tubuh Diyan yang berdiri tegak di dekatnya.

" Biasakan mencium, Suamimu. Sebelum keluar kamar, Istriku "

Kepala Dina yang bersandar di dada bidang, Mendongak ke atas menatap wajah tampan Suaminya. terkejut dan malu menjadi satu, mendengar perkataan Diyan yang begitu jelas menggelitik Indra pendengarannya. Membuat jantung yang sudah kembali biasa saja, Mendebarkan lagi dengan kencang, Hingga Dina dengan mudah mendengar suara debaran jantungnya dan jantung Diyan.

" Bukankah, Sudah Kita lakukan? " Tanya Dina, dengan tapak tangannya menyentuh dada bidang Suaminya, Merasa debaran jantung Diyan yang seakan berada dalam genggamannya.

" Itu Tadi, dan Seka-- " Suara Diyan tertelan, Akibat inisiatif bibir Istrinya yang menjamah bibirnya.

" Sudah puas, Suamiku " Dina berucap lembut sambil tersenyum nakal, melihat mata Diyan yang terkejut karena inisiatifnya yang tiba-tiba.

Detik kemudian, Sudut bibir Diyan tertarik membentuk senyuman cerah. Kedua tangannya melingkar, di pinggang Istrinya dan menarik tubuh mungil istrinya dalam pelukannya. Dina tersenyum, dengan senang hati membalas pelukan Adik yang telah menjadi Suami yang mau menerima kehadirannya menjadi seorang istri.

" Maafkan Aku, Tidak seharusnya Aku membentak, Mu, Kak Dina " Mendengar permintaan maaf itu, Dina menarik dirinya. Tapi, Diyan seakan tidak ingin melepaskan pelukan yang penuh kehangatan.

Perasaan yang penuh kebahagiaan yang Dina dan Diyan tengah rasakan, Mulai luntur. Ketika, Dina merasakan sesuatu dari pelukan Suaminya ada perasaan yang berubah dari Suaminya, Sehingga membuat tubuhnya terdiam mematung dalam pelukan kehangatan Suaminya. Diyan ingin mengikuti kata hatinya, Ingin mengungkapkan perasaan yang tersimpan rapat yang ada di dalam hatinya terhadap istrinya.

" Tetaplah bersama, Ku... Kamu tahu... Kenapa Aku menolak dan tidak menerima pernikahan Kita? " Dina terkejut, dan Dirinya memilih untuk diam saja.

" Apakah... Hari ini, Diyan Akan mengatakan semua isi hatinya? Dan Mungkinkah... Aku akan menemukan jawaban yang membuat Diyan merubah Sikapnya terhadap, Ku? " Dalam hati Dina dengan perasaan di hatinya, resah dan gelisah.

" Istriku, Kamu pasti bertanya-tanya, Kenapa sikap Ku berubah terhadap, Mu dulu hingga kemarin? " Diyan menghela nafas berat, Memcoba menguatkan hatinya, Agar mampu mengatakan isi hatinya.

" Diyan, Apa Kamu bisa membaca isi hatiku? " Ingin rasanya, Dina menanyakannya pada Diyan. Tapi, hanya mampu terucap di dalam hatinya, Karena tidak ingin membuat Diyan mengurungkan niatnya untuk mengatakan semua isi hatinya.

" Dulu, Ketika tahu, Kamu memiliki seorang Pria, selain Aku dan Papa. Tidak tahu... Kenapa? hati, Ku sangat sakit, Melihat Mu bermesraan dengan Pria lain. Sampai suatu ketika, Aku menyadari, Perasaan Ku pada, Mu. Perasaan, Ku bukan, Hanya sebatas Adik pada seorang kakak. Tapi, Lebih dari yang Kamu pikirkan... " Dina tentunya terkejut mendengarnya, Namun Dina menahan dirinya untuk tidak mengatakan apa pun dulu, Hanya diam mendengarkannya.

" Karena, rasa sakit hati dan Cemburu, Aku membentak, Mu pada hari sebelum, Aku pergi untuk kuliah di Bandung. Maaf... Aku tahu, Hati mu sakit dan lebih sakit lagi hatiKu. Melihat, Mu menangis karena itu dan Maaf... Aku terlalu egois, Aku tidak ingin membagi, Mu dengan pria lain. Karena, Hati Ku memilih, Mu dan Tubuh Ku hanya menginginkan, Mu. Aku Mencintai Mu, Dina " Dina semakin merasa terkejut mendengarnya, Hingga kakinya terasa lemas dan tubuhnya ingin jatuh. Tapi, Tangan kekar Diyan yang memeluk erat dirinya, tidak membuat tubuh mungilnya jatuh sama sekali.

" Dan pada hari itu... Hari itu Papa dan Mama datang Pada, Ku. Mengatakan, Bila Kamu bukan Kakak kandung, Ku. Kemudian Papa dan Mama meminta, Ku untuk menikah dengan, Mu. Padahal, Aku tahu, Kamu mencintai Pria lain, Dan Padahal Aku Berusaha menghilangkan perasaan, Ku pada Mu " Diyan menghela nafas berat, hingga kepalanya menunduk hanya sebentar, dan kembali lagi menatap wajah Istrinya.

" Hari itu... Perasaan Ku bercampur aduk, Senang, Bahagia, kecewa, Sedih dan terkejut mendengar semua perkataan Mama dan Papa. Tapi, Aku menolak menikah dengan, Mu. Karena Aku tahu... Kamu mencintai Pria lain dan Karena Aku menolak menikah dengan Mu, Papa mengancam, Ku! Aku tetap menolak! Karena... " Diyan menjeda perkataannya, melonggarkan pelukannya.

Tangannya yang melingkar di pinggang ramping Dina, berpindah, ke atas, menangkup wajah Cantik Dina. Menatap dalam bola mata indah yang juga menatapnya, Dengan penuh banyak pertanyaan dan Perasaan yang penuh keterkejutan di dalamnya. Tercipta senyuman kegetiran di wajah tampan Diyan.

" Aku ingin Kamu bahagia! Tapi, Kenapa Kamu menerima menikah dengan, Ku? Aku tahu... Kamu mencintai Pria lain... Aku melampiaskan Amarah, Ku pada, Mu... Maaf... Maaf... Maaf " Wajah Diyan perlahan menunduk sedih, Mengucapkan maaf terus menerus dan terlihat Putus Asa.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Om Rudi

Om Rudi

Perjalanan Alma Mencari Ibu hadir

asal tidak sedarah dan sepersusuan

2022-01-01

0

✨Happy_wolf◖⚆ᴥ⚆◗🐺❤️

✨Happy_wolf◖⚆ᴥ⚆◗🐺❤️

next..

2021-12-25

1

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

Semangat thor

2021-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menjalani Pernikahan
3 Hari Pagi Baru
4 Beda Kamar
5 Panggilan Mas
6 3 Minggu
7 Bertemu Teman
8 Lupa Waktu
9 Merasa Bersalah
10 Hujan Petir
11 Perpisahan
12 Waktu saat itu
13 Perasaan
14 Bersandiwara!
15 Kembali Terulang
16 Ciuman manis
17 Lakukan!
18 Tidak Bilang?
19 Isi Hatinya
20 Selalu Bersama, Mu
21 Pengadilan Di rumah!
22 Hadiah
23 Satu kamar
24 Bulan madu
25 PARIS : Satu kamar
26 PARIS : Selalu dan Selamanya
27 PARIS : Tanpa ada kehangatan
28 PARIS : Pertemuan tidak terduga
29 PARIS : Dina, Istrinya Diyan
30 PARIS : Manis yang memabukkan
31 PARIS : Memanjakan, Mu
32 PARIS : Aku, Menggoda Suamiku
33 PARIS : Menikmati waktu
34 PARIS : Sampai jumpa
35 Toilet pesawat
36 Siaran Video
37 Mimpi buruk
38 Tamu bulanan
39 Kenapa begitu sulit
40 Persahabatan
41 Wanita tua
42 Menjijikkan
43 Perlakuan, Zaskia
44 Dua tahun lalu
45 BANDUNG : Rumah kita dulu
46 BANDUNG : Firna, Hanya teman
47 BANDUNG : Belakang hari ini
48 BANDUNG : Rumah panggung
49 BANDUNG : Malam yang indah
50 BANDUNG : Kejadian kemarin malam
51 BANDUNG : Di mana Ularnya
52 BANDUNG : Teman, Kamu, Mas
53 BANDUNG : Malam itu
54 BANDUNG : Kenangan, Kita
55 BANDUNG : Menikmati Sunset
56 BANDUNG : Saya! Riana Antariska
57 BANDUNG : Pertemuan tidak terduga
58 Di kota Bandung
59 Grup D Prabowo
60 Menangani Perusahaan
61 Wanita, Menjadi CEO
62 Sangat Merindukan
63 Mall
64 Tuan Andika
65 Jangan-jangan...
66 Tidak semua, Wanita
67 Ada Dimana?
68 Perlakuan
69 Kehamilan, Firna
70 Mimpi buruk, Zaskia
71 Dua puluh tahun yang lalu
72 Berharap akan baik-baik saja
73 Tengah Malam
74 Bahagia
75 Dokter Jessica
76 Masalah Perusahan
77 Firasat Diyan
78 Pertemuan dengan, Kevin
79 Kevin Merelakan, Dina
80 Kecelakaan pun Terjadi
81 Alam bawa sadar, Dina
82 Keputus asaan, Diyan
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Prolog
2
Menjalani Pernikahan
3
Hari Pagi Baru
4
Beda Kamar
5
Panggilan Mas
6
3 Minggu
7
Bertemu Teman
8
Lupa Waktu
9
Merasa Bersalah
10
Hujan Petir
11
Perpisahan
12
Waktu saat itu
13
Perasaan
14
Bersandiwara!
15
Kembali Terulang
16
Ciuman manis
17
Lakukan!
18
Tidak Bilang?
19
Isi Hatinya
20
Selalu Bersama, Mu
21
Pengadilan Di rumah!
22
Hadiah
23
Satu kamar
24
Bulan madu
25
PARIS : Satu kamar
26
PARIS : Selalu dan Selamanya
27
PARIS : Tanpa ada kehangatan
28
PARIS : Pertemuan tidak terduga
29
PARIS : Dina, Istrinya Diyan
30
PARIS : Manis yang memabukkan
31
PARIS : Memanjakan, Mu
32
PARIS : Aku, Menggoda Suamiku
33
PARIS : Menikmati waktu
34
PARIS : Sampai jumpa
35
Toilet pesawat
36
Siaran Video
37
Mimpi buruk
38
Tamu bulanan
39
Kenapa begitu sulit
40
Persahabatan
41
Wanita tua
42
Menjijikkan
43
Perlakuan, Zaskia
44
Dua tahun lalu
45
BANDUNG : Rumah kita dulu
46
BANDUNG : Firna, Hanya teman
47
BANDUNG : Belakang hari ini
48
BANDUNG : Rumah panggung
49
BANDUNG : Malam yang indah
50
BANDUNG : Kejadian kemarin malam
51
BANDUNG : Di mana Ularnya
52
BANDUNG : Teman, Kamu, Mas
53
BANDUNG : Malam itu
54
BANDUNG : Kenangan, Kita
55
BANDUNG : Menikmati Sunset
56
BANDUNG : Saya! Riana Antariska
57
BANDUNG : Pertemuan tidak terduga
58
Di kota Bandung
59
Grup D Prabowo
60
Menangani Perusahaan
61
Wanita, Menjadi CEO
62
Sangat Merindukan
63
Mall
64
Tuan Andika
65
Jangan-jangan...
66
Tidak semua, Wanita
67
Ada Dimana?
68
Perlakuan
69
Kehamilan, Firna
70
Mimpi buruk, Zaskia
71
Dua puluh tahun yang lalu
72
Berharap akan baik-baik saja
73
Tengah Malam
74
Bahagia
75
Dokter Jessica
76
Masalah Perusahan
77
Firasat Diyan
78
Pertemuan dengan, Kevin
79
Kevin Merelakan, Dina
80
Kecelakaan pun Terjadi
81
Alam bawa sadar, Dina
82
Keputus asaan, Diyan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!