Diyan kini bersiap untuk pulang ke rumah dan seperti biasa , dia selalu pulang larut malam , tanpa memikirkan perasaan wanita yang berstatus istrinya menunggu ke pulangannya di rumah .
" saatnya pulang ... sungguh hari ini sangat melelahkan " ujar Diyan . Diyan berprofesi sebagai Dokter Spesialis Jantung
Diyan langsung merapikan perlengkapannya dengan memasukkan kedalam tas kerjanya , karena dirinya ingin pulang ke rumah . setelah selesai merapikan perlengkapannya , dia kemudian melangkahkan kakinya menuju lantai dasar dengan menggunakan lift rumah sakit .
kini Diyan telah berada di dalam mobil dan langsung menyalakan mobil untuk membelah jalan kota yang begitu gelap yang dirinya , yang hanya di temani oleh beberapa kendaraan lainnya serta gemerlap bintang dengan sinar rembulan malam .
Tring Tring
Suara ponselnya berbunyi , menandakan telpon masuk . membuat Diyan terpaksa menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang begitu sangat sunyi dan hanya di terangi lampu jalan yang begitu teduh . dia kemudian menerima telpon , tanpa melihat ID yang menelpon dirinya .
" halo " jawab Diyan setelah mengakat panggilan masuk dan meletakkan di daun telinganya
" assalamualaikum mas "
" wa'alaikumsalam Dina , ada apa ? " Diyan menyahuti dengan perasaan malas , saat tau yang menelpon adalah Istrinya
" Mas kapan pulang ... ? ini sudah sangat malam Mas ? " Tanya Dina di seberang telpon . terdengar suaranya yang begitu cemas
" lagi di jalan , bentar lagi aku sampai " ketus Diyan yang begitu enggan untuk berbicara pada istrinya
" syukurlah , aku tunggu ke pulangan mu mas " balas Dina menyahuti dengan perasaan lega yang terdengar jelas dari suaranya
Tut !
Sambungan telepon pun terputus sepihak oleh Diyan , kemudian dia kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah di tengah dingin dan kesunyian malam . selang beberapa menit , akhirnya mobil Diyan berhenti tepat di depan rumahnya dan Diyan langsung turun dari mobilnya ketika mematikan mesin mobilnya . kemudian melangkah mendekati pintu bernuansa gold dan putih di depannya .
Belum sempat Diyan memegang gagang pintu , pintu telah terbuka dan memperlihatkan seorang wanita cantik dengan memakai baju tidur berwarna ungu dengan rambut yang di ikat seperti ekor kuda . siapa lagi jika bukan Dina ? istrinya .
" assalamualaikum " ucap Diyan lesu melangkahkan memasuki pintu
" wa'alaikumsalam mas . mas mandi saja dulu , aku sudah sediakan air hangat untuk mas " ujar Dina sambil mengambil tas kerja Diyan yang berayun-ayun dan kini sudah berpindah ke tangannya .
Diyan hanya mengangguk , kemudian dia melangkah memasuki kamar dan langsung menuju kamar mandi . Dina menghembuskan nafas melihat sikap Diyan yang cuek dan dingin kepadanya .
" ini sudah 3 Minggu ... tapi dia masih saja bersikap begitu . aku harus berbuat apa lagi , aku sudah melakukan kewajiban sebagai seorang istri . tapi ... ah sudahlah " ujar Dina sambil menutup pintu rumahmya dan kemudian melangkah menuju kamar Diyan yang berada di lantai atas
3 Minggu telah berlalu setelah hari pernikahan mereka . sifat Diyan tidak juah berubah , dan Dina tetap masih melakukan tugasnya sebagai seorang istri dalam mengurus rumah tangganya . Namun , mereka berdua tidak pernah sekali pun melakukan nafkah batin . tidak ada yang meminta atau pun menginginkan hal itu , karena Dina yang begitu polos dan belum mengerti tentang hak itu . sedangkan Diyan tetap pada pendiriannya , yang masih berjaga jarak dengan istrinya .
Endra dan Zaskia juga belum pulang , mereka berdua hanya memberikan kabar lewat ponsel , benda canggih tersebut . tapi , mereka belum tahu apa yang sudah terjadi selama 3 Minggu ini dan Diyan maupun Dina masih merahasiakan hubungan mereka yang tidak seperti suami istri pada umumnya . setiap Endra dan Zaskia bertanya , Dina maupun Diyan hanya memberikan kebohongan saja , agar tidak mengusik orang tua mereka yang sedang menjaga kakek yang sedang sakit-sakitan di luar negeri .
Ketika Dina membuka pintu dan masuk kamar suaminya , Dia hampir saja melihat tubuh suaminya yang bidang yang kini sedang memakai baju . membuat Dina sempat mematung di pintu melihat perut six pack Diyan yang walau pun hanya sekilas .
" hampir saja " Kata Dina dalam hatinya . menggerutu kecerobohannya yang langsung masuk , tanpa mengetuk pintu suaminya .
Walau yang di lakukan Dina , yang sebenarnya bagi orang lain itu tidak masalah . karena mereka suami istri yang sudah teringat sebuah ijab Kabul yang di sebut pernikahan . Tapi , bagi Dina , itu hal yang sangat bodoh dan dia sangat ceroboh . karena pernikahan yang dia dan Diyan lakukan adalah karena keterpaksaan .
Diyan yang baru menyadari kehadiran wanita di dalam kamar yang sama Dengannya , tidak merasakan atau melakukan apa pun . dia hanya tetap bersikap biasa aja dan cuek dengan keberadaan Dina . seakan Dina hanya sebuah patung atau angin lalu . sedangkan Dina merasa sangat malu dengan pipi yang memanas dengan bersemu merah .
" ngapain kau di situ ? " tanya Diyan santai dengan wajah datarnya
" a.ku ...eh maksudnya , makan malam untuk mas sudah siap " ujar Dina gugup
Yang Dina katakan benar adanya , jika dia sudah menyiapkan makan malam untuk suaminya sejak tadi . Diyan melangkahkan kakinya keluar kamar begitu saja , tanpa mengatakan apa pun kepada istrinya . Diyan pergi menuju meja makan yang berdekatan dengan dapur dan tentunya di ikuti Dina di belakangnya menuruni tangga terlebih dulu , hingga sampailah di meja makan , lantai satu rumah mereka .
" mas ingin makan yang mana ? " tanya Dina pada Diyan yang sudah duduk di kursi dengan berhadapan pada meja persegi , meja makan
" terserah kamu saja " jawab Diyan datar , tanpa menatap Dina .
Dina pun menghidangkan makanan pada Diyan , setelah itu dia duduk di hadapan Diyan dengan berbatas meja makan di antaranya dengan Diyan . Diyan merasa heran melihat Dina , karena hanya dirinya saja yang makan . sedangkan Dina di hadapannya ini hanya diam menatap dirinya .
" Dina... kau tak makan ? " tanya Diyan
" Uda makan ko mas , maaf ya mas . tadi aku tak menunggu mas makan , karena aku sudah sangat lapar " jawab Dina beralasan yang pada Diyan . Diyan kembali diam dan kemudian melanjutkan makannya .
" mas ... aku mau minta izin untuk pergi dengan teman ku besok . apakah boleh ? " Dina ragu - ragu untuk menyampaikan keinginannya pada suaminya
" terserah " ketus Diyan sesudah meneguk minumnya dalam gelas putih dan kembali melanjutkan makannya
" mas gak nanya kemana ? " tanya Dina dengan tatapan mata yang mengharapkan sesuatu dari suaminya .
" terserah kamu mau kemana , tapi ingat ! jangan membuat sesuatu yang mempermalukan keluarga Prabowo " Ancamkan Diyan . kemudian dia berdiri dan pergi meninggalkan makannya yang masih tersisa sedikit lagi di dalam piring , di atas meja makan .
Diyan pergi menuju kamarnya , dan lagi tanpa mengatakan " selamat malam " atau sebuah perhatian kecil pada Dina . padahal Dina sangat menginginkan perhatian Diyan , yang walau pun kecil , tapi membuatnya sedikit merasa di perhatikan oleh Suaminya .
Dina yang mendengar hal itu , hanya bisa menghembuskan nafas kasar dengan sikap dingin suaminya dan memang tidak sepatutnya dia mengharapkan sikap perhatian dari suaminya , itu hanya menjadi angan-angannya saja .
Kemudian Dina berdiri dari duduknya dan membereskan meja makan . Setelah selesai dia langsung menuju kamarnya . Dina sangat jarang keluar rumah , karena terkadang dia merasa sukang untuk meminta izin pada suaminya . Tapi , tak di pungkiri , jika dia sebenarnya ... bisa saja pergi dari rumah tanpa meminta izin dari suaminya . Namun , sebagai seorang istri Diyan Endra Prabowo , dia harus melakukannya yang semata-mata hanya karena statusnya saja .
" kapan ... kapan Diyan ku akan kembali seperti dulu ? aku sangat menginginkan Diyan ku . Diyan ... adik ku yang selalu manja pada ku dan Diyan ... yang selalu mengerti apa mau ku dan memahami diri ku ... " lirik Dina sedih .
Dina menatap langit kamarnya sambil membayangkan kenangannya bersama Diyan yang begitu indah dengan adanya canda dan tawa . sampai akhirnya matanya terpejam dan memasuki alam mimpinya . seakan kenangan indahnya bersama Diyan adalah obat tidur , obat penenang hati dan pikirannya .
Jika waktu bisa berputar ... Dina sangat menginginkan kenangan masa lalunya . masa di mana dia bisa tertawa canda bersama Diyan , masa di mana Diyan selalu ada untuknya dan mendukungnya . Tapi , kini ... Dina hanya bisa berharap , bila Diyan akan kembali seperti dulu untuknya dan dia hanya terus berusaha menjalaninya dengan kesabaran serta kelembutan hatinya , agar Diyan dapat berubah karna dirinya .
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
menarik sekali
2021-12-26
1