Waktu berlalu dengan cepat, Dina memanfaatkan waktu yang ada bersama kedua sahabatnya untuk bersenang-senang. Melupakan dirinya sebagai seorang istri Diyan, Seperti sekarang ini, Pergi ke Mall berbelanja, Layaknya seorang Wanita lajang. Membeli baju, Atau gaun yang cocok menurutnya, Dan tentunya, Dia masih menggunakan kartu kredit dan ATM yang di berikan orang tuanya.
Walau pun Diyan telah memberikan kartunya pada Dina. Dina tetap juga tidak memakainya kartu ATM pemberian Diyan, Karena Dina berpikir, Agar Diyan tidak mengetahui apa yang dia lakukan selama hampir seminggu ini. Namun, Tanpa Dina sadari, Bila ada seorang Pria yang di utus Diyan untuk terus mengawasi setiap pergerakannya. Kemana pun Dina pergi atau sedang berbuat apa? Diyan Pasti akan mengetahuinya, Seperti saat ini, Dina berada di Mall berbelanja bersama kedua sahabatnya.
" Setelah ini, Kita akan pergi kemana lagi? Aku sudah puas banget ni! Belanja banyak dan rasanya gue capek deh " Gita terkekeh dengan perkataannya sendiri. Dina memutar bola mata malas melihat tingkah sahabatnya yang sejak pertama kali masuk mall, Gita yang lebih Heboh dan Sekarang, Katanya Capek, Tapi masih ingin pergi lagi? Yang benar saja.
" Kita makan dulu deh, Setelah itu, Bantuin gue " Kata Dina, Dan melangkah terlebih dulu Meninggalkan kedua sahabat yang terbengong mendengar perkataannya, Dengan membawa banyak parper bag di kedua tangannya.
Gita dan Mila saling pandang, Merasa bingung mendengar perkataan Dina. Bantuin? Bantuin Apa?. Itulah yang ada di pikiran Gita dan Mila. Ketika sadar, Dina telah jauh dari mereka berdua, Dengan cepat Gita dan Mila mengikuti langkah Dina, Sampai akhirnya mereka masuk ke dalam tempat makan yang berada di Mall. Dina duduk di kursi yang satu mejanya terdiri empat kursi. Gita dan Mila duduk berdampingan di hadapan Dina dengan berbatas meja.
" Bantuin apa Din? Kok Lo baru bilangnya sekarang? " Tanya Mila, dan Gita hanya diam menatap Dina, Menantikan jawaban dari Dina.
" Besok akhir pekan, Dan gue butuh bantuan Lo untuk memindahkan barang-barang gue ke kamar Diyan. Karena akhir pekan ini, Orang tua dan Nenek, kakek gue pulang dari London. Seperti yang Lo tahu, Gue dan Diyan harus tinggal sekamar. Gue dan Diyan harus Bersandiwara! Bila ada yang tinggal di rumah selain kami berdua " Dina menghela nafas kasar, Setelah menjelaskan pada kedua sahabatnya.
Mendengar penjelasan Dina, Gita dan Mila menghelakan nafas panjang. sebagai sahabat, Gita dan Mila mengerti apa yang saat ini tengah Dina pikirkan? Tidak lain dan tidak bukan, Kemungkinan, Dina dan Diyan melakukan sandiwara di depan keluarga. Sandiwara yang seakan Dina dan Diyan sudah menerima pernikahan ini. dengan tinggal satu kamar dalam satu atap rumah bersama keluarga, layaknya mereka berdua berprilaku sebagai Suami-istri pada umumnya.
" Lo yang sabar ya, Din? Kita-kita sebagai sahabat Lo... selalu ada di dekat Lo, Di saat Lo butuh kita. Kita pasti akan ada buat Lo " Gita mencoba menghibur Dina yang terlihat tidak lagi bersemangat seperti beberapa hari belakangan ini. Selama hampir seminggu ini, Dina terlihat Happy dan bersemangat di saat bersama kedua Sahabatnya. Tapi, Sekarang, Dina terlihat sedih lagi, Hanya karena Hari yang tidak Dina inginkan akan Tiba, Bersandiwara.
" Makasih Ya, Sahabat gue. Kalian berdua selalu mengertiin, Gue. Terima kasih Banget! Gue bersyukur Banget, Ada kalian berdua jadi sahabat terbaik Gue! " Dina mengaguk dan tersenyum, Berusaha terlihat kuat dan sabar di hadapan kedua sahabatnya. Gita dan Mila membalas senyumannya, Walau pun tidak senyuman manis, Setidaknya dapat membuat hati Gita dan Mila merasa sedikit lega melihat senyuman Dina.
" Ya sudah, Kalau begitu... Ayo kita pesan makanan atau minuman gitu, Gue juga Uda laparrr banget ni " Kata Mila, dan bersamaan dengan itu, datang seorang pelayan Wanita memberikan dua buku menu pada mereka bertiga.
" Mau pesan apa Nona? " Tanya pelayan Wanita itu dengan tersenyum sopan pada Dina, Gita dan Mila.
Dina, Gita dan Mila pun memesan jenis makanan dan juga minuman yang mereka bertiga inginkan. Pelayan Wanita itu pun mencatat pesanan Ketiga pelanggan Wanita. Dengan tersenyum senang, Pelayan Wanita mengaguk sopan. Setelah, Selesai mencatat pesanan Dina, Gita dan Mila.
" Mohon di tunggu ya, Nona? " Ucap pelayan Wanita dengan sopan, Di tanggapi dengan senyuman Dina, Gita dan Mila. Kemudian, pelayan Wanita itu berlalu pergi meninggalkan meja Dina bersama kedua sahabatnya.
Sampai, Beberapa menit kemudian, Ketiga pesanan yang Dina, Gita dan Mila pesan datang, Dengan di bawa pelayan Wanita yang sebelumnya, dengan menggunakan sebuah Troli makanan yang terbuat dari besi. Pelayan Wanita itu pun, Menyusun rapi makanan dan minuman di atas meja Dina bersama kedua sahabatnya. Setelahnya, Pelayan Wanita itu berlalu pergi, dan membiarkan Dina bersama kedua sahabatnya, Menikmati makanan juga minuman dingin.
" Saat ini Nona Dina bersama kedua sahabatnya sedang makan bersama Tuan, Tempatnya masih di dalam Mall " Beritahu seorang Pria yang menggunakan jeket jeans, Dengan tangan kanannya memegang sebuah ponsel yang di dekatkan di daun telinganya.
" Awasi terus, Jangan sampai lengah! " Perintah seorang pria di seberang telpon dengan suaranya yang terdengar tegas. Tidak lain adalah Diyan, Saat ini, Dia tengah berada di dalam mobil.
" Baiklah Tuan " Pria itu menjawab patuh, Pria yang tidak lain adalah seorang Pria yang di utus Diyan untuk mengawasi setiap pergerakan Dina. Pria itu, duduk di kursi pada barisan meja yang berada di pojokan, Tempat yang tidak terlalu jauh dari keberadaan Dina dan Kedua sahabatnya berada. Dengan hanya memegang buku menu yang beberapa menit lalu di berikan pelayan Wanita padanya. Bahkan, Di atas mejanya cuma ada Segelas cappucino yang masih panas, Seakan baru di sedukkan untuknya. Pria itu mengawasi Dina dengan sepasang mata tajamnya.
Diyan mematikan ponselnya, dan kemudian menyimpan ponselnya kedalam saku celananya. Bola mata hitam Diyan, Menatap kedepan, Sudut bibir tipisnya perlahan tertarik membentuk sebuah senyuman yang bila ada melihat wajah tampannya tengah tersenyum, Mungkin akan membuat Wanita mana pun bertekuk lutut di hadapannya. Diyan sangat luar biasa tampan ketika tersenyum.
" Kali ini... Aku menerima Mu, Menjadi Istri Ku, Dina. Aku akan melakukan apa pun sebagai Suami mu, Aku Tidak Bersandiwara! " Kata Diyan menatap kedepannya yang di sana ada sebuah Foto berukuran sedang dalam pegangannya di antara jari telunjuk dan ibu jarinya. Foto Dina yang tersenyum bahagia terlihat sangat cantik.
Diyan, Saat ini, Telah berada di ibu Kota, Dia sengaja tidak mengabari Dina. Karena Diyan, Punya kejutan dan permainan yang dapat membuat Dina menjadi miliknya. Selama hampir seminggu ini, Selain ada tugas pekerjaan, Diyan juga terus memikirkan dirinya dan Dina dalam ikatan pernikahan.
Dirinya dan Dina tidak memiliki hubungan darah. Mengingat apa yang Dina katakan pada malam itu, pada Minggu lalu. Membuat hati Diyan bergetar, dan terasa semakin sakit. Bukan cuma air mata yang jatuh, Diyan tahu, Bila perlakuannya selama ini telah ' sangat menyakiti ' hati Dina. Diyan memutuskan, Menerima pernikahan ini dan menerima Dina sebagai istrinya yang Sah. Diyan juga akan mencoba mencintai Dina sebagai lawan jenis, Sebagai Wanita yang membutuhkan cinta dari Pria. Sebagai Istri yang sangat mendambakan kasih sayang dan Cinta dari suaminya.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
mampir
2021-12-14
1