Cerahnya pagi di langit biru menyapa hari baru, Berkembangnya rumah tangga Dina dan Diyan yang kini tidur dengan satu selimut dalam satu kamar bersama. Setelah apa yang terjadi tadi malam? Terlihat Diyan memeluk erat Dina, di jadikan guling olehnya, Seakan takut, Dina akan pergi meninggalkannya. Dina sedikit menggeliat, Merasakan sesak di dadanya, Karena kesulitan bernafas dan Merasakan berat di kakinya, Seakan beban berat menimpa tubuh mungilnya.
Dina membuka sedikit demi sedikit kelopak matanya, Dan di hadapkan dengan warna kain yang tidak asing menurutnya yang merupakan baju yang Diyan kenankan. Dengan mata yang masih mengantuk, Dina mengakat wajahnya dan betapa terkejutnya dirinya, Melihat wajah bantal seorang Pria dengan jarak yang begitu dekat dengannya.
Seketika, Mata Dina terbelalak lebar, dan langsung memberontak dari dekapan hangat yang telah membuatnya tidur dengan nyaman dari malam hingga pagi tiba. Namun, Diyan tidak melepaskannya, Diyan tersenyum merasakan Dina ingin melepaskan diri dari dekapannya.
" Tidak semudah itu, Istriku " Bisik Diyan lembut menyapa kulit putih pipi kiri Dina.
" Lepas, Mas Diyan! " Hardik Dina dingin.
" Kenapa? Kamu, Bilang... Aku Suami, Mu dan sekarang... kenapa ingin lepas dari pelukan, Suamimu ini, em? " Diyan berlagak sedih.
" Aku, Enggak suka di peluk! " Tukas Dina yang masih terus memberontak dari dekapan Suaminya.
" Suka Cium dong " goda Diyan terkekeh kecil.
Mata Dina melotot, Rasanya ingin marah. Tapi, tidak bisa, Melepaskan dirinya saja, Dina merasa sangat sulit dan bagaimana mau marah? dengan perlakuan Diyan yang memeluknya erat, Bahkan untuk bernafas saja, Dina sedikit sulit.
" Enggak Suka! " Teriak Dina, Menggelegar di dalam kamar.
" Hahahaha " Diyan tertawa senang mendengar teriakkan istrinya.
" Mas Diyan! Jangan gila, Kam-- " Perkataan Dina tertelan oleh perlakuan Diyan yang menyumbat bibirnya dengan benda kenyal dan hangat, Wajah Diyan tepat menimpa wajahnya.
" Bagaimana? Sukakan? " Tanya Diyan menunjukkan wajah polosnya, dengan binar mata senang pada apa yang dia lakukan pada Dina? Kecupan manis di bibir, di pagi hari, dengan sinar mentari matahari pagi menyapa bumi. Diyan berada di atas tubuh Dina, mengukung sang istri dengan mengandalkan kedua tangannya, Agar tidak terlalu menindih tubuh Dina.
" Kok Diam? Mau tambahin lagi, Kayak kemarin malam ya, istriku? " Tanya Diyan lagi, Melihat Dina hanya diam mematung di bawah tubuhnya.
" Nikmatilah, Istriku " Bisik Diyan di daun telinga Dina. Tubuh Dina meremang tidak karuan, mendengar suara bisikan Diyan di Indra pendengarannya.
Diyan mengecup kening, kedua pipi, hidung dan bibir Dina dengan lembut, memperlakukan sang istri dengan hangat dan istimewa. Kemudian, Turun, Mencium kulit putih jenjang, leher sang Istri. Tanpa sadar, Dina mulai menikmati sentuhan lembutnya dan hangatnya bibir sang suami di tubuhnya. Kedua tangannya yang tadinya terdiam kaku, Terangkat menyentuh rambut hitam dan meremas juga menekan kepala Sang Suami yang semakin turun memanjakan tubuhnya, Dina terlena dengan perlakuan, kenikmatan dari bibir Suaminya.
Dina bergeliat, Bagaikan cacing kepanasan, Bagaikan ada sengatan listrik di sekujur tubuhnya. Sampai, Dina tidak menyadari, Diyan ternyata berhasil membuka Baju atasan Dina. Dina yang memakai piyama tidur, Membuat Diyan tidak kesulitan membuka kancing baju piyama tidur istrinya.
Mendengar lenguhan, dan desakan Dina, Membuat, Diyan semakin bersemangat menyentuh dengan menciptakan tanda merah di kulit putih susu istrinya dengan menggunakan bibirnya. Walau di bawa tubuhnya, di balik celana kainnya tengah mengeras dan memberontak di dalam sana, Mencari jalan untuk menebus jalannya mencari liang kegelapan yang pastinya penuh nikmat.
Namun, Diyan memiliki menahannya. Karena, Diyan hanya ingin merayu Dina, Agar Dina melupakan kesalahannya dan Mau memaafkan dirinya dengan yang terjadi kemarin. Dina, terlihat tersiksa, dengan perlakuan Diyan yang naik turun di lehernya dan di kedua bola kembarnya. Dengan segera, Dina menarik wajah Diyan ke wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya. Mencium bibir atas dan bawa Diyan dengan liar, Hingga kemudian, Dina menghentikannya dan menatap netral mata Diyan dengan matanya yang sudah menunjukkan, bila dirinya menginginkan lebih dari ini.
" Iya, Kamu Suamiku, Lakukan! " perintah Dina.
Diyan terdiam, membalas netral mata Dina yang sudah terjebak oleh gairah yang diciptakannya. ingin rasanya, Diyan tetap melanjutkan, Tapi tidak tahu, karena apa?. Diyan menarik wajahnya, dan duduk di pinggir ranjang, menghentikan kegiatan itu, begitu saja. Dina terkejut dan kesal melihat Diyan seperti itu dan tidak melanjutkan dengannya.
" Mas Diyan, Kamu harus bertanggung jawab! " Dina memeluk tubuh Diyan dari belakang, Menggigit kecil cuping telinga Diyan.
" Padamkan api yang kamu ciptakan dalam diriKu " Bisik Dina tepat di telinga Diyan.
Dina mengecup tengkuk Diyan, dan kemudian berpindah, duduk di Pakuan Diyan. Diyan hanya diam, memejamkan matanya dan masih berusaha menahan gejolak dalam dirinya yang semakin membesar. Dina merasakan di bawanya ada yang memberontak ingin keluar dari persembunyiannya. Dina tetap melanjut keinginannya yang sudah tersulut, Tidak memperdulikan Diyan yang memejamkan matanya dengan wajah yang memerah, menahan dirinya.
" Suamiku, Lakukanlah. Aku menginginkan sentuhan, Mu. Sangat " Bisik Dina yang berusaha menggoda sang Suami yang seakan enggan atau takut melakukan 'itu' dengan dirinya.
" Tapi, Kak... Kita-- " Untuk pertama kalinya, Diyan memanggil ' Kak ' Pada Dina. Panggilan yang hilang selama enam tahun lebih, Lamanya.
" Terserah, Kamu mau panggil, Aku apa Suamiku? Aku, Tidak perduli! Aku ingin sentuhan, Mu " Dina menyela perkataan Diyan. gerakannya yang menggoda, Mendorong pelan tubuh Diyan sampai berbaring dan mengecup bibir Diyan, Sehingga kedua bola kembarnya tengah bergoyang di atas wajah Diyan.
" Lakukan Apa yang Kamu inginkan, Suamiku " Ucap Dina sembari mendekatkan bola kembarnya di wajah Diyan.
" Jangan menyesal, Kak Dina " Terdengar suara Diyan yang serak basah, Terdengar seksi di indra pendengaran Dina.
" Tidak akan " bisik Dina. Diyan membalas liar ciuman istrinya.
tangannya Dina bergetar, kedua tangannya melemah, terasa sulit menahan berat tubuhnya untuk tetap merangkak di atas tubuh Diyan. Karena perlakuan bibir Diyan yang memainkan kedua bola kembarnya secara bergantian.
" Berbaringlah, IstriKu " Diyan sesuka hati mengubah panggil untuk Dina.
Dina mengaguk lemah, Dan kemudian, Menuruti perkataan Diyan. Dina berbaring terlentang, tepat di tengah ranjang, Meletakkan kedua tangannya di antara tubuhnya dan menatap penuh gairah Suaminya yang tengah melepaskan baju dan juga celananya.
" Sangat besar " Ucap Dina, Tanpa sadar Menggigit bibir bawahnya.
" Mungkin akan sakit, Istriku. Tapi, setelahnya, Akan sangat nikmat " Diyan membuka kain yang membalut bagian bawah Dina.
Kini, Keduanya, Sama-sama tidak tertutupi Sehelai kain pun. Dina dan Diyan sama-sama bisa menatap lekuk tubuh polos masing-masing. Dina terlihat tersiksa, Bagaikan cacing kepanasan yang mengharapkan sesuatu yang lebih dari ini. Tubuh keduanya sudah sama-sama panas dalam gairah yang semakin membesar dan membara. Debaran jantung yang berdebar kencang dan deru nafas hangat yang panjang membutuhkan sesuatu yang lebih.
Dina tidak mengatakan apa pun, Selain lenguhan, Desakan dan Desisnya yang panjang dengan meremas sprei ranjang, sebagai tanggapan dirinya yang sangat menikmati dan menyukai perlakuan sang Suami.
" Ternyata, Istriku sudah sangat basah " Diyan terkekeh kecil. Sedangkan, Dina, tersipu malu sudah sejak tadi, Dia hanya diam memalingkan wajahnya, Tidak menanggapi perkataan sang Suami.
Ketika Diyan ingin melanjutkannya dengan tubuhnya sudah merangkak naik di atas tubuh polos sang istri. Tiba-tiba saja terdengar suara yang cukup keras, Suara yang tidak asing memanggil nama mereka berdua.
" Kak Dina! Kak Diyan! Adik kesayangan Kalian Uda pulang! " Terdengar suara seorang Wanita yang cukup keras dari luar kamar mereka.
Dina dan Diyan terdiam, Saling menatap wajah satu sama lain. Sangat terkejut dengan kehadiran adik mereka yang sudah pulang, Tanpa memberikan kabar terlebih dulu. Bahkan, Karena mendengar suara itu, Gairah yang menggelora dalam panasnya hawa tubuh mereka, Hilang seketika. Diyan segera turun dari ranjang, memunguti semua pakaian yang tergelak berserakan di lantai kamarnya.
" Mas Diyan, Baju Aku siniin " Pinta Dina yang tengah membalut tubuhnya dengan selimut, terdengar manja di pendengaran Diyan.
" O eh! I...Ya, Ni ambil " Diyan melempar langsung pakaian Dina, Tanpa berani menatap istrinya yang hanya berbalut selimut tengah duduk bersandar di atas ranjang, dan kemudian berlari pergi, memasuki kamar mandi. Dina tersenyum tipis melihat Diyan yang panik seperti itu.
" Untungnya, kemarin malam Aku tidak lupa mengunci pintu kamar, Mas Diyan " Ucap Dina merasakan sedikit kelegaan di hatinya.
" Tapi... Hampir saja, Aku dan Mas Diyan... " Dina menggelengkan kepalanya, Pipinya bersemu Semerah kepiting rebus dengan setengah wajahnya yang bersembunyi di balik selimut.
Dina memakai bajunya, Hanya saja, Dina tidak memakai kain segitiganya, Karena sudah basah, Akibat yang di lakukan Diyan terhadapnya tadi. Segera Dina merapikan ranjang tidur itu, mengganti seprei dengan yang baru dan di tengah dirinya merapikan ranjang, Dina tersenyum-senyum sendiri.
" Rasanya... Manis dan Nikmat. Entah Aku harus merasa senang atau kecewa dengan kehadiran, Adik Ku itu atau tidak? " Ucap Dina, bertanya pada dirinya sendiri dengan perasaannya pada apa yang barusan terjadi? Kehadiran Si Adik, menjadi pengganggu diantara diri dengan Diyan yang sedang terjebak Gairah. Tapi, terhenti di tengah jalan, Karena suara Si Adik yang menggelar, memanggil nama mereka berdua.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sulati Cus
kok sama ak jg g suka klu pas tidur di peluk rasanya engap😂
2022-06-29
1
Tacha istri Seokjin
(✪㉨✪)
2022-02-26
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
dsr penggangu
2022-02-12
0