Hari telah menjadi sore dengan langit biru cerah dan matahari yang sudah berpindah dari peraduannya. Dua mobil dengan warna yang berbeda, Berhenti tepat di depan rumah kediaman Prabowo. Dina keluar dari mobilnya dan begitu juga dengan kedua Sahabatnya yang keluar dari mobil merah. Dina dengan mudah melihat mobil yang tidak asing berada di depan rumahnya.
" Apa mungkin Diyan sudah pulang? Enggak! Semoga saja, Tidak! " Ucap Dina dalam hati, menyakinkan hatinya, Suaminya itu pasti belum Pulang. Tapi, Debaran jantungnya, Berkata lain, Seakan mengatakan, Suaminya berada di rumah menanti dirinya.
Suatu hal yang tidak Dina inginkan dan tidak percayai, Ternyata benar adanya. Ketika membuka pintu rumah yang ternyata tidak di kunci, Ada sang Suami berdiri di sana dengan memakai kaos oblong hitam dan celana training berwarna merah maroon membalut tubuhnya. Diyan seakan mengetahui kepulangan sang Istri. Ketiga Wanita itu di sambut dengan tatapan dingin Pria yang terlihat sangat tampan dan Gagah dengan pakaian yang membalut tubuhnya.
Diyan berdiri di depan tiga Wanita yang salah satunya adalah istrinya, Dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Tubuh ketiga Wanita itu, Kaku membeku, Berdiri diam dan terasa sulit untuk bergerak. Bahkan, bernafas saja terlihat sulit Wanita-wanita itu lakukan, karena tatapan mata Diyan yang sangat dingin dan tajam, Bagaikan sebilah kristal Es yang membekukan tubuh mereka bertiga dan Bahkan, Sinar matahari tidak dapat mencairkan dinginnya Es yang seakan membekukan tubuh ketiga Wanita itu.
" Dari mana saja Kamu? " Diyan melontarkan pertanyaan pada Dina. Suara datarnya menyadarkan Dina dari rasa keterkejutan yang membuatnya menjadi patung.
" Aku... Aku... Gita... Maksudnya, Aku menginap di apartemen Gita selama Kamu enggak ada " Dina terasa sulit menjawab pertanyaan Sang Suami, Dina merasa takut.
" Tanpa Kamu bilang, Aku juga sudah tahu. Tapi, Bagus! Kamu berkata jujur, Karena Jika Kamu berbohong! Aku akan mengurung Mu! " Tukas Diyan dalam hatinya. Dengan kepalanya yang mengaguk di depan Dina. Terlihat Dina menghela nafas lega, Merasa Diyan percaya dengan jawabannya.
" Kalian berdua, Buat Apa kesini? " Diyan melangkah mendekati Sang istri, dan bertanya pada dua Wanita yang hanya berdiam diri sejak tadi di samping Dina.
Gita dan Mila terperanjat kaget, mendengar suara Diyan yang terkesan biasa saja, Datar, Tanpa maksud apa pun. Tapi, Seakan menghancurkan Es yang membuat tubuh mereka berdua membeku seperti patung. Gita dan Mila, berganti menyiku lengan yang terasa kaku. Merasa takut, Menjawab pertanyaan Diyan yang merupakan Suami Sahabat mereka. Dina hanya diam, tidak tahu mau melakukan apa? Dina merasa sangat takut, Karena Diyan ada di dekatnya.
" Mau... Mau... Bantu Dina " Pada akhirnya, Gita yang menjawabnya dengan kikuk.
" Membantu Apa, Dina? " Diyan kembali menatap wajah sang istri yang terlihat pucat pasi, Dan berkeringat yang berada di dahinya.
" Apa Aku semenakutkan itu? Emang Aku monster Apa!? " Tanya Diyan dalam hatinya dengan perasaan kesal.
Melihat wajah Diyan yang tadinya biasa saja, Dan sekarang terlihat kesal terkesan ingin marah. Gita dan Mila rasanya ingin sekali melarikan diri dari tempat mereka berdua berdiri. Namun, Mengingat Dina, Sahabat mereka yang takut di apa-apain Diyan, Membuat mereka berdua tetap berdiri dengan menahan rasa takut yang menyelimuti hati mereka.
" Membantu Ku untuk mengemas barang-- " Dengan susah payah Dina menguatkan hatinya, agar tidak takut. Tapi, Belum selesai Dina mengatakan semuanya, Diyan menyelanya.
" Mengemas barang, Mu? Kamu mau kemana lagi, Ah! " Bentak Diyan marah.
Diyan yang kesal melihat ketakutan di wajah Dina, Kini marah, Menduga Dina ingin pergi darinya. Berpikir, Dina tidak senang melihat kepulangannya, Diyan sangat marah. Namun, Diyan tidak tahu, dengan yang di lakukannya itu, Akan semakin membuat Dina takut dan semakin menjauh dari dirinya dan Mungkin, Diyan akan sangat sulit mendapatkan hati Dina.
" Gita, Mila. Kalian pulanglah, Aku bisa melakukannya sendiri dan Kalian tidak perlu mengawatirkan Aku. Aku jamin, Aku tidak akan kenapa-napa " Kata Dina pada kedua sahabatnya, dan Mengabaikan Suaminya yang tengah menatapnya dengan amarah.
" Tapi, Din... " Dina menggelengkan kepalanya dengan memberikan senyuman, mengisyaratkan kepada kedua Sahabatnya. Jika, Dirinya pasti akan selalu baik-baik saja.
Gita dan Mila menunduk kepala, memejamkan mata sebentar dalam dua detik, dan kembali membukanya dengan Menghela nafas kasar. menatap wajah Dina yang masih memberikan senyuman pada mereka berdua. Kedua sahabat Dina pun mengaguk kepala, Menuruti perkataan Dina. Gita dan Mila pun pergi dengan mobil, Hingga mobil itu melaju dan tidak terlihat lagi dari penglihatannya.
Tanpa memperdulikan kemarahan sang Suami, Dina berjalan dengan cepat memasuki kamarnya. Tapi, sayangnya, Diyan dengan cepat mengejar Sang Istri dan menahan pintu dengan kedua tangannya, sehingga pintu kamar tidak dapat di tutup dengan mudahnya.
" Kamu belum menjawab pertanyaan, Ku, Dina!? Katakan cepat! Kamu mau kemana lagi, Ah!? " Hardik Diyan tajam, mampu mengunus hati Dina yang sempat sembuh, Kembali terluka lagi dan lagi.
" Jangan membentak, Ku! " Dina berteriak dengan keras di depan wajah Diyan, Sehingga hembusan nafasnya mengenai wajah Diyan dan menyadarkan Diyan dari amarahnya yang perlahan hilang tidak tahu kemana. Tangan kekarnya tertarik dan tidak lagi menekan atau pun menahan pintu.
" Maaf " Ucap Diyan pelan, Dan Dina masih dapat mendengarnya.
" Enggak semudah itu, Diyan Endra Prabowo! " Tukas Dina dengan mata yang memerah, Menahan buliran kristal bening yang siap jatuh dari kelopak matanya. Sebelum jatuh, Dina langsung menutup pintu dan menguncinya.
Tubuh Dina bersandar di pintu, perlahan luruh kebawah, Hingga terduduk di lantai kamarnya. Dengan buliran kristal bening yang telah mencair, bercucuran membawahi wajah cantiknya, dengan kaki yang di tekuk. Dina memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya, Menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya, dan menggigit kuat lututnya, Agar tidak ada yang mendengar suara tangisnya, dirinya terlihat menyedihkan dan tersakiti. Diyan terduduk di lantai, Menatap pintu yang tertutup rapat, Pintu yang mungkin tidak akan pernah terbuka untuknya dan tidak akan mungkin mengharapkan kehadirannya untuk masuk kedalamnya.
" Maafkan Aku... Aku salah. Tidak seharusnya Aku membentak Mu, Seharusnya Aku memeluk mu. Tapi... Aku... Bodoh! Bodoh! Bodoh! Diri mu sangat Bodoh Diyan " Diyan menampar wajahnya sendiri dengan keras, menyadarkan dan menghukum dirinya dengan kesalahan yang di lakukan Kembali terulang. Wajah Diyan memerah, oleh tamparan tangannya sendiri.
Diyan terlihat putus asa, duduk di lantai dengan menatap pintu kamar Dina. Berharap pintu itu terbuka untuknya dan berharap senyuman yang selalu menenangkan hatinya. Namun, Itu hanya menjadi sebuah khayalan Diyan, Pintu itu tetap tertutup dan tidak ada senyuman Dina yang selalu menenangkan hatinya.
Tidak terasa waktu berlalu cepat, Diyan berdiri dari duduknya, Tempatnya berdiam sendirian. Berjalan keluar dari rumah, dan menutup pintu dengan rapat. Tubuhnya berdiri tegap di depan rumah, menikmati dinginnya angin malam yang berembus, menusuk kulit dan tulangnya. Tapi, tidak membuat Diyan menghindari itu, Dia tetap berdiri di sana, Seakan baginya belum cukup menghukum dirinya sendiri. Menatap keatas angkasa luas, melihat Langit gelap, dihiasi rembulan sabit bersinar dengan adanya kabut yang menyelimuti bulan itu, Hingga sang Rembulan tidak terlalu terang dan Gemerlap bintang sedikit, Cahayanya terlihat redup.
" Bahkan, Semesta... Sedih melihat diri, Mu terluka karena Ku, Dina. Maaf... Aku terlalu bodoh menjadi Suami, Mu. Aku merasa tidak pantas menjadi Suami yang selalu menyakiti, Mu. Padahal... Aku sudah memutuskan untuk membuat, Mu bahagia dengan pernikahan Kita dan Aku tidak tahu... Masih adakah kesempatan untuk Ku mendapatkan hati, Mu, Dina " Diyan menundukkan kepalanya, Berdiri dengan kedua kakinya, Menahan tubuhnya yang gemetaran dan ingin jatuh akibat dinginnya suasana malam.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
atrn km tny dl apa alasannya dina jgn asl membentak
2022-02-12
0
🎎 Lestari Handayani
hadir. semangat
2021-12-14
0
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
hadir
2021-12-14
1