16

"Kakak disini, Ran." Ana menyingkirkan tubuh Alvino dan memeluk tubuh Rania yang masih ketakutan.

"Kak, Rania takut Kak," kata Rania lirih, suaranya terdengar begitu bergetar karena takut yang menyelimuti hatinya. Kenan yang berdiri di belakang mereka, melepas jaket yang di kenakannya dan hendak memakaikan jaket itu pada tubuh Rania. Ana melepaskan pelukan di tubuh Rania saat dia melihat Kenan yang sedang memakaikan jaket itu.

"Ayo kita pulang, Tuan Sandi pasti sudah khawatir dengan kalian. Karena tadi aku melihat pengawal bayangan kalian sudah menghubungi Tuan Sandi," jelas Kenan, dia menuntun tubuh Rania berdiri, Ana maupun Alvino ikut berdiri. Kenan merangkul tubuh Rania, sedangkan Ana hanya menatap mereka dengan perasaan getir.

"Kak Ana," panggil Rania menoleh karena dia melihat Ana hanya diam di tempatnya berdiri.

"Iya," sahut Ana pelan, dia berjalan cepat mensejajarkan langkah tubuhnya di samping kiri Rania. Mereka bertiga menuju mobil Kenan, setelah memastikan semua masuk, Kenan segera melajukan mobil itu kembali ke rumah Tuan Sandi.

"Al, kenapa kamu diam?" Suara Nathan mengagetkan Alvino yang sedari tadi diam menatap kepergian mereka.

"Nat, apa ayah kamu bisa menyelidiki tentang Rania?" tanya Alvino tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kenapa?" tanya balik Nathan seraya menautkan kedua alisnya.

"Kamu lihat lengan Rania penuh luka jahitan?" Nathan mengangguk pelan menanggapi pertanyaan Alvino.

"Aku tidak membayangkan bagaimana sakitnya Rania saat mendapat luka itu," lirih Nathan, bulu di tubuhnya berdiri saat membayangkan bekas luka di lengan Rania yang sempat dia lihat.

"Nat," panggil Alvino lirih. "Aku melihat tatapan gadis kecil itu di mata Rania," kata Alvino, dia menghembuskan napas berat, sedangkan Nathan membuka kedua matanya lebar.

"Apa kamu yakin, Al?" tanya Nathan tak percaya, dia benar-benar terkejut mendengar ucapan Alvino.

"Ya, aku tidak mungkin lupa tatapan mata yang selama sepuluh tahun ini selalu aku cari, Nat. Rania selalu menunduk saat bertemu denganku, bahkan dia selalu memakai kacamata, tetapi tadi aku menatap kedua mata Rania langsung dan aku benar-benar melihat tatapan mata gadis kecil itu di mata Rania," jelas Alvino. Ronal dan Davin yang baru datang terkejut mendengar ucapan Alvino.

"Daddy tidak salah dengar, Al?" tanya Davin memastikan. Alvino menatap ke arah Davin yang juga sedang menatapnya meminta penjelasan.

"Yes, Dad. Al tidak mungkin salah mengenali," sahut Alvino mantap.

"Biar Daddy suruh Uncle Jo menyelidiki Rania," kata Davin, hatinya merasa sedikit lega. Davin berharap semoga Rania benar-benar gadis yang mereka cari.

"Uncle Jo memang paling bisa di andalkan," puji Alvino, Davin menatap tajam ke arah putra sulungnya.

"Kenapa bukan Daddy yang di puji?!" protes Davin tak terima.

"Daddy memang pintar," puji Alvino membuat bibir Davin tersenyum. "Tapi Uncle Jo paling bisa di andalkan," sambung Alvino sambil berjalan meninggalkan Davin yang sudah memasang wajah marah, sedangkan Ronal dan Nathan hanya berusaha menahan tawa mereka.

"ALVINO! Rasanya Daddy ingin ...."

"Al akan bilang Mommy Aluna kalau Daddy mau mengirim Al ke kutub dan Daddy akan tidur di luar kamar selama satu minggu," sela Alvino sambil berbalik dan menatap mengejek pada Davin.

"Ya Tuhan, kenapa Engkau kirimkan anak seperti itu padaku," keluh Davin seraya mengusap wajahnya kasar. Ronal dan Nathan benar-benar tidak bisa menahan tawa mereka lagi. Tawa mereka berdua meledak, membuat Davin semakin kesal, sedangkan Alvino berjalan santai menuju ke motornya.

Alvino melajukan motornya menuju rumah Max, orang yang selama ini ikut membantunya mencari keberadaan gadis kecil itu. Motor Alvino berhenti di depan rumah bercat putih, motor Alvino terparkir dia berjalan mendekati pintu lalu mengetuk pintu itu.

ceklek

Pintu itu terbuka, wajah Max terlihat terkejut saat melihat Alvino.

"Tuan Muda," sapa Max sopan.

"Maaf aku menganggumu malam-malam Max," kata Alvino.

"Tidak apa-apa, Tuan Muda. Sebuah kehormatan bagi saya, Tuan Muda bersedia berkunjung ke gubuk saya," ucap Max sembari menundukkan kepalanya.

"Kamu berlebihan Max. Aku mau bertanya tentang informasi yang kamu dapatkan Max," kata Alvino.

"Mari masuk dulu, Tuan." Max mempersilahkan Alvino masuk ke dalam rumahnya. Alvino menurut, dia masuk lalu duduk di sofa ruang tamu itu, sedangkan Max masuk ke dapur untuk membuatkan minum untuk Alvino. Lima menit kemudian, Max keluar dengan membawa dua cangkir kopi hitam di tangannya.

"Aku jadi merepotkanmu, Max," kata Alvino, dia meraih satu cangkir kopi dari tangan Max.

"Tidak Tuan, saya justru senang karena saya jadi memiliki teman ngopi dan mengobrol Tuan," sahut Max sopan, mereka berdua menyeruput perlahan secangkir kopi yang masih mengepulkan asap panas itu.

"Bagaimana informasinya, Max?" tanya Alvino tak sabar.

"Saya berusaha menembus informasi tentang Nona Rania tetapi tidak bisa. Kata Anda, Tuan Kenan pernah bersama mereka di luar negeri, waktu saya bertanya kepada Tuan Kenan, dia mengatakan kalau dia bertemu dengan mereka saat Nona Rania baru saja sembuh. Nona Rania memiliki bekas luka jahit di tangan dan kaki, setahu Tuan Kenan luka jahit itu ada karena Nona Rania pernah menjadi korban penculikan," jelas Max, Alvino terkejut mendengar penuturan Max.

"Apa Rania pernah menjadi korban penculikan?" tanya Alvino tak percaya.

"Tidak! ternyata itu hanya alasan Tuan Sandi saja. Karena saya mencari informasi ke Rumah Sakit tempat Nona Rania di rawat, bahkan saya langsung menemui dokter yang menangani Nona Rania selama dirawat di sana,"

"Apa yang dokter itu katakan?" tanya Alvino penasaran.

"Jawabannya sama dengan jawaban yang di berikan dengan Tuan Kenan, tetapi saya mengancam akan membunuh istri dokter itu jika tidak mengatakan yang sebenarnya, akhirnya dokter itu mengatakan kalau Nona Rania sewaktu datang ke rumah sakit, baru saja menjadi korban tabrak lari dan mengalami luka robek parah di tangan dan kakinya. Bahkan, Nona Rania hampir saja kehilangan nyawanya," terang Max. Alvino langsung menyandarkan tubuhnya di sofa. Dia benar-benar terkejut mendengar kenyataan yang Max katakan.

"Jadi Rania benar-benar gadis kecil yang menolongku," gumam Alvino, dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "Kenapa Tuan Sandi menutupi semuanya?" tanya Alvino heran.

"Kalau untuk pertanyaan itu, Anda bisa bertanya langsung kepada Tuan Sandi. Satu hal lagi, Tuan." Alvino menatap ke arah Max.

"Kurang dari dua bulan lagi, Tuan Kenan akan melamar putri Tuan Sandi. Akan tetapi, tidak ada yang tahu siapa yang akan di lamar Tuan Kenan di antara kedua gadis kembar itu. Menurut saya, Tuan Kenan akan melamar Nona Rania karena selama ini Tuan Kenan sangat dekat dengan Nona Rania daripada dengan Nona Riana." Alvino terdiam, memang benar Kenan akan melamar putri Tuan Sandi, tetapi Alvino dan Nathan tidak pernah tahu, siapa yang akan di lamar oleh Kenan.

"Aku tahu Max, jika Kenan mau melamar Rania. Aku turut bahagia, karena Rania bisa mendapatkan lelaki yang baik. Aku hanya akan berterima kasih pada Rania karena dia sudah menolongku dulu, bahkan dia sampai rela mempertaruhkan nyawa. Terima kasih banyak Max, akhirnya pencarianku selesai," kata Alvino lega, tetapi Max bisa melihat kekecewaan di wajah Alvino.

"Sama-sama Tuan. Kalau saja kita tidak tahu Tuan Kenan dekat dengan Nona Rania selama di luar negeri, entah sampai kapan kita bisa menemukan keberadaan gadis itu, Tuan,"

"Kamu benar Max." Alvino memejamkan matanya. Bayangan Rania yang selalu menunduk di depannya kembali menggoda pikirannya. Apa selama ini kamu tahu aku adalah orang yang dulu kamu tolong? Sampai kamu tidak pernah menatapku. Alvino bertanya dalam hatinya karena dia selama ini heran kepada Rania yang seperti menghindar darinya.

Terpopuler

Comments

Santi Haryanti

Santi Haryanti

dugaan mu benar sekali Al

2021-11-05

0

Siti Homsatun

Siti Homsatun

jd penasaran ..siapa ya kira" yg mau di lamar Kenan,,...

2021-09-27

1

Muliahati Ziliwu

Muliahati Ziliwu

Alvino jadi org ga peka jelas aja ga ngaku apalg lht keadaan dirinya yg penuh dgn luka bekas jahitan jiwa mindernya pasti keluar duluan tapi moga aja kenan melamar ana agar Alviano berjodoh dgn Rania....tp sampai kpn keluarga rania terbuka ttg luka jahitan rania ya.....

2021-07-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!