05

Davin dan Aluna yang sudah sampai di kantor polisi, bergegas masuk ke dalam kantor. Sesampainya di dalam kantor, mereka melihat Alvino sedang duduk di interogasi oleh dua orang polisi.

"Tuan Davin," sapa dua orang polisi itu, mereka berdiri dan menyalami Davin.

"Mommy," panggil Alvino lirih. Aluna memeluk erat anak sulungnya, dia benar-benar khawatir dengan Alvino.

"Bagaimana bisa kamu di tangkap polisi?" tanya Aluna lembut. Alvino tidak menjawab, kepala Alvino menunduk karena sedari tadi Davin menatap tajam padanya.

"Maaf Tuan, Nyonya. Putra Anda mengebut di jalanan, apalagi dia belum memiliki SIM jadi terpaksa kami tahan," sahut salah satu polisi itu.

"Biarkan saja dia tinggal di sini pak!" Aluna dan Alvino langsung menatap ke arah Davin.

"Dad," panggil Alvino memelas. Namun, wajah Davin tetap saja terlihat marah.

"Salah kamu sendiri menentang perintah orang tua. Maaf pak, saya sudah tidak memberikan izin pada anak saya untuk mengendarai motor, tetapi dia sangat bandel. Jadi, saya mengizinkan kalian untuk menahan anak saya selama mungkin supaya dia jera!" titah Davin tegas. Mata Alvino berkaca-kaca, dia sangat takut dengan perintah Davin yang tidak pernah main-main, sedangkan kedua polisi itu menatap tak percaya ke arah Davin.

"Kamu kok tega, Mas." Aluna berusaha meredam emosi Davin.

"Biarkan saja, anak kamu itu sudah keterlaluan!" pekik Davin marah. Aluna menjadi kesal dengan Davin yang tak pernah bisa mengontrol emosinya.

"Kamu pikir dia juga bukan anak kamu, Mas? Ingat! kita mencetak Al itu berdua," ucap Aluna tanpa sadar. Tangan Davin membekap mulut Aluna yang sudah bicara sembarangan.

"Sayang, mulutmu bar-bar sekali." Aluna berusaha melepaskan bekapan tangan Davin dari mulutnya. Kedua polisi itu terlihat berusaha menahan tawa mereka.

"Mom, Dad. Kalau memang kalian ingin Al di tahan di sini, maka Al akan menerima. Pak, silahkan kalau kalian akan menahan saya, karena daddy saya sudah mengizinkan maka saya terima dengan ikhlas." Alvino menyodorkan lengannya untuk di borgol oleh polisi itu. Davin dan Aluna terkejut melihat tingkah berani Alvino.

"Yang benar saja kamu, Al! Daddy tidak ikhlas kamu di penjara. Enak saja! Seorang keturunan Alexander tidak boleh sekalipun masuk ke dalam penjara!" bentak Davin dengan angkuh.

"Bukankah Daddy sendiri yang menyuruh Pak Polisi untuk menahan Al di sini? Al hanya menuruti perintah Daddy, kenapa Daddy jadi plin plan sekali." Davin mengusap wajahnya kasar.

"Astaga! Kenapa kamu selalu menguji kesabaran Daddy, Al!" geram Davin. Akhirnya, Davin menyelesaikan masalah itu dengan membayar denda yang harus di bayar. Mereka pun kembali ke Mansion, sedangkan motor Alvino di bawa oleh salah satu pengawal Davin yang sudah di hubungi oleh Asisten Jo sebelumnya.

"Tuan Muda, di mana Jonathan?" tanya Asisten Jo saat mobil itu melaju menuju Mansion Alexander.

"Aku sudah mengantarnya pulang Uncle. Al mohon jangan marahi Nathan karena aku yang mengajaknya," pinta Alvino memelas. Asisten Jo menghela napas panjang.

"Tuan Muda, Anda dan Jonathan kelak akan menjadi calon pemimpin di perusahaan Alexander maupun Saputra jadi saya mohon, sedikit lah serius dalam belajar. Saat kalian besar nanti, kejayaan kedua perusahaan itu berada di tangan kalian berdua," nasihat Asisten Jo, Alvino hanya mengangguk paham.

"Al, kamu itu anak Daddy atau anak uncle sih? Kenapa ketika sama Daddy, kamu selalu membangkang, tetapi kalau sama Uncle, kamu langsung menurut begitu saja," protes Davin tak terima.

"Aku lahir dari siapa, Dad?" tanya Alvino santai.

"Mommy lah, dari siapa lagi?" Davin balik bertanya dengan emosi.

"Terus yang hamilin mommy itu Daddy atau Uncle?" Alvino menaik-turunkan alisnya menggoda Davin.

"Tentu saja Daddy! Jangan sembarangan bicara kamu!" bentak Davin kesal.

"Ya berarti aku anak Daddy bukan Uncle Jo. Begitu saja Daddy tidak paham," ledek Alvino membuat Davin dengan geram menjewer telinga Alvino.

"Sakit, Dad! Kalau telingaku putus bagaimana? Keturunan Alexander tidak punya telinga? Memalukan!" teriak Alvino lantang menirukan gaya bicara Davin. Aluna dan Asisten Jo tertawa melihat tingkah Alvino, sedangkan Davin menjambak rambutnya sendiri karena terlalu gemas dengan Alvino.

"Oh Astaga, Al! Rasanya ingin ...."

"Jangan kirim Al ke Kutub Utara, Dad. Al takut pilek," canda Alvino membuat Aluna dan Asisten Jo semakin tertawa lebar.

"Daddy capek ladenin kamu," ucap Davin kesal. Dia benar-benar bingung bagaimana menghadapi Alvino, karena Alvino selalu bisa membuat dia kalah telak. Akhirnya, suasana di mobil kembali hening karena Davin tidak lagi mengeluarkan suaranya.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Asisten Jo masuk ke dalam rumahnya, dia menampilkan wajah datar saat melihat Jonathan sedang duduk di sofa di ruang TV.

"Kamu tahu apa kesalahanmu?" tanya Asisten Jo tanpa basa basi.

"Iya Ayah, Nathan mengaku salah, maafkan Nathan, Yah," jawab Nathan penuh sesal. Asisten Jo menghela napas panjang.

"Ayah tahu kamu hanya menuruti si Tuan Muda bandel itu." Nathan menahan tawa mendengar Asisten Jo memanggil Alvino 'Tuan Muda bandel'.

"Jangan tertawa, Nat! Karena kamu juga tidak akan lepas dari hukuman." Wajah Nathan langsung terlihat lesu.

"Yah, jangan hukum Nathan untuk membaca buku bisnis lagi, Nathan pusing, Yah." Nathan berusaha menawar hukuman dengan ayahnya.

"Tidak, Ayah tidak akan menghukum kamu membaca buku bisnis, karena Ayah tahu, kami pasti akan tertidur," ucap Asisten Jo membuat Nathan bernapas lega. "Ayah akan daftarkan kamu les privat tentang bisnis," sambung Asisten Jo, kedua mata Nathan terlihat membola.

"Yang benar saja, Yah. Nathan tidak mau!" tolak Nathan mentah-mentah.

"Mas, kamu sudah pulang?" Mila yang baru saja datang, mendudukkan tubuhnya di samping Asisten Jo.

"Sudah, Cacha sama Rayhan mana?" tanya Asisten Jo sambil celingukan mencari kedua anaknya.

"Cacha lagi tidur, dari siang menangis terus menerus, karena temannya ada yang pindah sekolah ke luar negeri, kalau Rayhan lagi belajar di kamar," jawab Mila, dia menatap wajah Nathan yang terlihat kesal.

"Kamu kenapa, Nat?" tanya Mila bingung.

"Tanya saja sama ayah!" ketus Nathan. Dia bangkit berdiri, lalu berjalan menuju ke kamar, membuat Mila menjadi bingung.

"Kenapa sih, Mas?" selidik Mila, dia yakin Nathan pasti baru saja mendapatkan hukuman.

"Tidak papa, besok akan ada guru privat tentang bisnis yang akan mulai mengajar di sini,"

"Guru privat tentang bisnis? Untuk siapa? Nathan?"

"Untuk siapa lagi? Aku mau istirahat dulu. Hari ini aku merasa lelah sekali." Asisten Jo hendak beranjak bangun, tetapi Mila menahan langkah Asistem Jo.

"Mas, jangan terlalu keras kepada Nathan. Dia baru kelas satu SMP, Mas." Mila tidak setuju dengan hukuman Asisten Jo untuk Nathan. Namun, Asisten Jo tetap tidak peduli. Dia menepis tangan Mila, lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya. Mila menyusul suaminya ke kamar, sesampainya di kamar dia melihat Asisten Jo sedang duduk termenung di pinggir kasur. Mila langsung duduk di samping Asisten Jo.

"Kenapa, Mas? Masalah gadis yang menolong Alvino lagi?" tebak Mila. Asisten Jo menghela napas panjang, lalu mengangguk pelan.

"Aku bingung bagaimana mencarinya, karena semua identitasnya benar-benar di tutup rapat. Aku sudah melakukan berbagai cara, tetapi aku tetap tidak bisa menembus identitas mereka." Mila mengusap punggung suaminya.

"Sudahlah Mas, jangan terlalu di pikirkan. Aku yakin, suatu saat kita pasti akan menemukannya,"

"Huh! Aku butuh vitamin sekarang," ucap Asisten Jo dengan senyum licik.

"Vitamin apa, Mas?" tanya Mila belum paham.

"Tentu saja vitamin dari istriku tercinta," ucap Asisten Jo sambil menindih tubuh Mila.

"Ya ampun, Mas! ingat umur," cibir Mila.

"Umur boleh tua tapi semangat tetap muda," bisik Asisten Jo lirih dan pergumulan panas mereka akhirnya terjadi.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

mngkn kawan caca yg pindah tu yg ketabrak sm alvino...ia aku baru ingat...anak yg di tabrak tu bapaknya berpenharuh juga

2023-11-13

0

guntur 1609

guntur 1609

davin gak tahu itubhanya acting alvino. secara sifatbalvino menurun dari luna

2023-11-13

0

guntur 1609

guntur 1609

kkwkwkwkk marah jadibgak bisa..gara2 tingkah konyol davin dan aluna

2023-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!