06

Sepuluh tahun kemudian.

Alvino kini sudah hampir berusia 25 tahun, banyak hal yang sudah terjadi di keluarga Alexander. Termasuk, meninggalnya Tuan Doni dan Nyonya Anita yang membuat Alexander Group berkabung. Queen-putri sulung Marvel, kini mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang dokter, tetapi Queen lebih memilih menjadi dokter spesialis kandungan. Hari ini, Alvino akan di lantik menjadi CEO di Perusahaan Alexander Group untuk menggantikan posisi Davin yang sudah memilih untuk pensiun, sedangkan kedua adiknya-Nadira dan Febian, masih berstatus Mahasiswa bersama Cacha yang tidak lain adalah adik dari Jonathan. Sementara itu, Jonathan pun sebentar lagi akan menjadi CEO di perusahaan Saputra Group. Sebuah perusahaan yang di berikan oleh Almarhum Tuan Doni kepada Tuan Andri dan Asisten Jo karena pengabdian mereka kepada Keluarga Alexander. Perusahaan itu sengaja di serahkan kepada Jonathan karena Asisten Jo tidak bersedia mengelolanya dan lebih memilih setia menjadi seorang asisten untuk Tuan Davino Alexander. Lagipula, Asisten Jo juga sebentar lagi akan ikut pensiun, karena ingin menikmati masa tua nya bersama sang istri.

"Kamu sudah siap, Al?" tanya Davin saat Alvino sedang berjalan menuruni tangga.

"Sudah, Dad," jawab Alvino malas.

"Kenapa kamu terlihat sangat lesu? Seharusnya kamu bahagia, karena sebentar lagi kamu akan menjadi seorang pemimpin perusahaan," kata Davin sedikit mengejek. Davin tahu, Alvino sebenarnya masih enggan untuk menggantikan dirinya yang sudah memutuskan untuk pensiun dini.

"Jangan pura-pura tidak tahu, Dad," cebik Alvino kesal. Aluna menggelengkan kepalanya.

"Oh iya, kapan Jonathan akan resmi menjadi pemimpin Saputra Group?" tanya Davin di sela-sela sarapan mereka.

"Dua minggu lagi, Dad. Daddy memilih pensiun dini, Daddy yakin tidak akan rindu dengan Uncle Jo?" tanya Alvino menggoda.

"Untuk apa Daddy rindu dengan uncle kesayanganmu yang menyebalkan itu!" sanggah Davin sambil mengunyah kasar makanannya.

Begitu mereka selesai makan, mereka bertiga segera berangkat ke kantor untuk melakukan serah terima jabatan. Saat sedang dalam perjalanan, ponsel Alvino terdengar berdering. Alvino mengambil ponsel di saku jas nya dan melihat nama Jonathan tertera di layar ponselnya.

"Ada apa, Nat?" tanya Alvino begitu panggilan terhubung.

"Kamu sudah di kantor? Aku sepertinya akan terlambat karena sedang mengantar Cacha menjemput temannya yang baru pulang dari luar negeri." Alvino menghembuskan napas kasar mendengar jawaban Nathan.

"Yang benar saja kamu, Nat! Dasar sahabat laknat!" umpat Alvino kesal. Terdengar kekehan dari seberang telepon yang membuat Alvino semakin kesal.

"Semoga acaranya lancar, Al. Oh iya, teman Cacha yang baru pulang dari luar negeri ini, katanya jago nyanyi. Bolehkah dia *men*yumbang suara di acara kamu?"

"Terserah kamu saja!" ketus Alvino. Dia mematikan panggilan itu secara sepihak.

"Menyebalkan sekali dia! Bagaimana bisa dia terlambat di acara pentingku!" gerutu Alvino sambil mencengkeram setir kemudi.

Hampir sepuluh menit perjalanan, mobil Alvino masuk ke pelataran Perusahaan Alexander Group, sedangkan mobil kedua orang tuanya telah sampai terlebih dahulu. Alvino yang baru saja turun dari mobil langsung menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? di usianya yang belum genap dua puluh lima tahun, dia sudah menjadi seorang Chief Executive Officer atau CEO di Perusahaan Alexander Group. Banyak gadis-gadis yang menambahkan nama Alvino Putra Alexander sebagai salah satu pria idaman mereka. Namun, sepertinya Alvino tidak peduli sama sekali kepada para gadis yang berusaha mencari perhatiannya, karena di hati Alvino sudah ada seorang gadis yang berhasil mencuri hatinya. Walaupun Alvino sendiri tidak tahu, siapa gadis itu dan di mana dia berada, tetapi tatapan mata gadis itu, masih melekat kuat di dalam ingatan Alvino meskipun sudah sepuluh tahun berlalu.

"Selamat Tuan Alvino, kini perusahaan ini telah menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya. Semoga Perusahaan Alexander semakin sukses di tangan generasi muda seperti Anda." Alvino hanya menanggapi ucapan-ucapan selamat dari rekan bisnisnya dengan senyuman. Nathan baru saja masuk ke tempat acara itu, sesaat setelah Alvino resmi di lantik.

"Selamat Tuan Muda, semoga Alexander Group semakin sukses," ucap Nathan sambil tersenyum tipis.

"Diamlah, Nat! Sahabat macam apa kamu? Terlambat di acara sahabatnya sendiri," cibir Alvino kesal, Nathan hanya tersenyum lebar menanggapi ucapan Alvino.

"Kak Al. Selamat ya, maaf Kak kita terlambat, barusan aku jemput teman aku dulu. Oh iya kak, kenalin ini teman Cacha namanya Riana dan Rania, mereka juga teman Nadira dan Febian," ucap Cacha sambil memperkenalkan kedua teman kembarnya. Alvino menatap ke arah dua gadis itu. Gadis kembar dengan perbedaan yang terlihat mencolok, satu terlihat tomboi dan berani, sedangkan yang satu terlihat begitu cupu dengan kacamata tebal menghiasi kedua matanya.

"Alvino. Panggil saja, Al." Alvino mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.

"Riana panggil saja Ana dan ini adik kembar saya, Rania," balas si gadis tomboy itu menyambut uluran tangan Alvino, sedangkan Rania hanya menunduk membuat Alvino menjadi terheran-heran.

"Ayo Kak, kita pulang," ajak Rania.

"Rania, kita baru sampai. Kita harus menghormati Cacha. Katanya kamu mau menyumbangkan suaramu di sini." Ana berusaha membujuk adiknya.

"Aku malu, Kak," lirih Rania sambil menundukkan kepalanya.

"Ran, kenapa kamu harus malu? Kamu punya bakat jangan selalu di pendam, katanya kamu ingin membanggakan papa sama mama kamu." Kali ini Cacha yang berusaha menyemangati Rania.

"Tapi Kak," Rania terlihat ragu. Alvino dan Nathan hanya menatap ke arah mereka.

"Dengarkan Kakak, semua akan baik-baik saja." Ana masih berusaha meyakinkan adiknya itu.

"Kalau kamu ingin bernyanyi maka boleh sekali. Saya justru akan sangat senang bila ada yang mau menyumbangkan suaranya." Alvino berusaha meyakinkan Rania. Alvino benar-benar penasaran dengan Rania yang selalu menunduk, termasuk di hadapannya. Padahal, Alvino kini telah resmi menjadi pemilik Alexander Group. Tanpa banyak bicara, Ana dan Cacha menarik tubuh Rania untuk naik ke atas panggung, sedangkan Alvino dan Nathan hanya menatap mereka dari bawah.

"Kamu tahu, kedua teman Cacha itu yang dulu membuat Cacha selalu menangis karena pindah ke luar negeri. Katanya, Rania itu memiliki suara yang sangat merdu," jelas Nathan, tetapi Alvino tidak mendengarkan ucapan Nathan, dia hanya menatap kearah dua gadis kembar itu dengan lekat. Entah mengapa, hati Alvino seolah tertarik kepada mereka. Alvino merasa terkesan kepada Ana yang terlihat begitu menyayangi adiknya.

"Kamu tidak mendengarkanku, Tuan Muda?" tanya Nathan, Alvino langsung menatap ke arahnya tajam.

"Hehe sorry, Al." Nathan menunjukan tanda piece dengan kedua jarinya. Nathan begitu bahagia saat menggoda Alvino dengan panggilan Tuan Muda, karena wajah Alvino akan terlihat marah dan itu menggemaskan bagi Nathan.

Who do you think you are?

Runnin' 'round leaving scars

Collecting your jar of hearts

Tearing love apart

You're gonna catch a cold

From the ice inside your soul

So don't come back for me

Who do you think you are?

Alvino terdiam mendengar suara Rania yang begitu merdu, suara yang seolah mampu menggetarkan jiwanya, Alvino terpaku, menatap lekat ke arah Rania yang sedang bernyanyi sembari memejamkan mata untuk menghayati lagu yang dia nyanyikan. Tiba-tiba Alvino merasakan hatinya mencelos, seolah lagu itu benar-benar masuk ke dalam jiwanya.

"Kenapa tiba-tiba aku merasakan hatiku sakit saat mendengar dia menyanyikan lagu ini?" gumam Alvino lirih seraya meremas bagian bawah jas nya.

"Lagu ini saya persembahkan untuk orang yang telah merebut hati saya sejak dulu. Meski kita tidak bisa bersama, tetapi kamu akan selalu ada di hatiku. Biarkan aku bawa kepingan hati ini bersama cinta yang tidak akan pernah jadi nyata, aku mencintaimu dari dulu,sekarang dan selamanya." Selesai berbicara, Rania berdiri dan berjalan cepat turun dari panggung. Dia benar-benar malu telah mengucapkan itu, tetapi dia seperti tidak sadar mengucapkannya karena terbawa suasana. Alvino menatap kepergian Rania dengan hati yang susah di jabarkan.

Terpopuler

Comments

Otin Frankenstein Jr.

Otin Frankenstein Jr.

ok

2022-06-11

0

Santi Haryanti

Santi Haryanti

Rania yng sudah menolong Al

2021-11-05

0

Sokhibah El-Jannata

Sokhibah El-Jannata

Rania... rania mentumbangkan lagu... aku??? Aku yumbang apa mak???? 😂😂😂😂

2021-09-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!