Ana, Rania dan Kenan sedang makan bersama di sebuah caffe, canda tawa terdengar dari meja tempat mereka duduk. Akan tetapi, canda tawa itu hanya milik Rania dan Kenan, karena Ana hanya menjadi penonton di antara mereka berdua. Saat mereka bertiga bersama seperti ini, Ana pasti akan terabaikan, kehadirannya seolah tak di anggap, karena Rania dan Kenan akan asyik bercengkrama hingga melupakan keberadaan Ana di antara mereka
"Kak Ana, mau pesan apa?" tanya Rania, seketika membuyarkan lamunan Ana.
"Aku pesan jus alpukat saja," jawab Ana sekenanya.
"Kamu tidak makan?" tanya Kenan lembut. Ana tersenyum simpul saat Kenan memperhatikannya.
"Tidak, aku masih kenyang," sahut Ana dengan senyum tulus. Kenan baru bertanya seperti itu saja, hati Ana rasanya sudah sangat berbunga-bunga. Kenan menggangguk pelan, dia mengalihkan pandangannya menatap Rania.
"Ran, kamu makan ya. Kamu harus jaga imunitas tubuh kamu, supaya tubuh kamu selalu sehat," ucap Kenan penuh perhatian. Senyum di wajah Ana perlahan memudar.
"Iya Kak Ken, nanti aku akan makan yang banyak biar cepat besar," balas Rania seperti anak kecil, membuat Kenan menjadi begitu gemas. Kenan mencubit lembut hidung Rania, sedangkan Ana memalingkan wajahnya. Darah di tubuhnya terasa berdesir, seolah menyalurkan rasa sakit yang seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku bukan gadis lemah, aku bukan gadis cengeng. Batin Ana berusaha menguatkan hatinya.
Disaat mereka sedang menikmati makanan mereka, tiba-tiba Nathan datang mendekati meja mereka.
"Kasihan sekali kamu, An. Hanya bisa memandang kemesraan mereka. Aku temenin ya cewek cantik," rayu Nathan, dia mendudukkan tubuhnya di samping Ana.
"Aku sudah terbiasa dan aku sudah kebal, Kak," sahut Ana diselingi tawa, walaupun sebenarnya hati Ana merasakan sakit. Akan tetapi, dia mencoba terlihat baik-baik saja di depan orang lain.
"Kenapa kamu seperti Jailangkung sih, Nat? Datang tidak di undang pulang pasti numpang," ketus Kenan, dia merasa kedatangan Nathan sangat mengganggu dirinya.
"Kamu kok sekarang galak banget Ken? Apa kamu sudah terpapar virus menyebalkan seperti Tuan Muda mu itu,"
"Siapa virua menyebalkan yang kamu maksud?!"
"Eh buset!" Nathan terjengkit kaget, dia tidak tahu jika Alvino sudah berdiri di belakangnya. "Tuan Muda," sapa Nathan, dia berdiri sambil cengengesan. Wajah Alvino terlihat begitu kesal, sedangkan Kenan dan Ana tertawa melihat mereka berdua. Rania langsung menunduk, berpura-pura fokus pada makanannya.
"Kamu menyebalkan!" umpat Alvino. Dia duduk di kursi yang di duduki Nathan tadi, sedangkan Nathan berjalan mengambil kursi di meja sebelah, karena setiap meja itu hanya terdiri dari empat kursi.
"Mau pesan apa, Tuan Muda? Auh!" Nathan mengusap bekas tonyoran tangan Alvino yang mendarat cukup kencang di kepalanya.
"Jangan panggil aku Tuan Muda saat tidak ada daddy Davin ataupun uncle, Nathan!" perintah Alvino, Nathan mengangguk paham.
"Baik, Tuan Muda," goda Nathan membuat Alvino kembali kesal.
"Sudahlah! Aku pusing melihat kalian selalu saja berdebat! Benar-benar keturunan Tuan Davin dan Tuan Johan yang sudah tidak di ragukan lagi," ucap Kenan melerai perdebatan mereka berdua.
"Memang kamu pikir aku keturunan siapa lagi kalau bukan daddy Davin?!" sewot Alvino, dia menatap ke arah Kenan, tetapi pandangan mata Alvino teralihkan pada Rania yang sedang sibuk mengunyah makanannya.
"An, kamu masih sering balapan? Kalau iya, bisa nih adu kecepatan sama putra kesayangan Nyonya Aluna," ucap Kenan sambil menunjuk wajah Alvino yang sedikit terkejut.
"Kamu menyukai balapan?" tanya Alvino, Ana menanggapi dengan senyum manis, senyum yang mampu memikat hati lelaki manapun. Alvino dan Nathan pun terdiam sesaat, terpesona dengan senyuman Ana yang begitu memikat, sedangkan jemari Rania meremas sendok yang di pegang dengan kuat. Rania menghela napas secara perlahan lalu mengembuskannya dengan cepat. Banyak sekali lelaki yang tergoda dengan senyuman Ana, apalagi Ana adalah sosok yang mudah bergaul dan mempunyai pemikiran yang dewasa.
"Iya, tapi belum terlalu mahir. Hanya sebatas hobi saja," jawab Ana merendah.
"Kamu hebat sekali. Bolehkah aku menjadi penggemar beratmu?" tanya Nathan, senyum Ana semakin melebar.
"Al, pegangin aku! Aku takut melayang jika melihat senyum yang begitu manis, Auh!" Kali ini giliran kening Nathan yang menjadi sasaran tangan Alvino.
"Kamu jahat sekali, Tuan Muda," cebik Nathan. Alvino hanya menatap tajam ke arah Nathan.
"Kamu beneran hobi balapan? Kapan-kapan kita bisa bertanding dong?" ajak Alvino dengan antusias, selama menjadi pembalap, Alvino belum pernah sekalipun mendapat lawan perempuan. Jadi, saat dia mendengar tentang Ana yang hobi balapan, membuat Alvino seolah tertantang.
"Boleh saja, tetapi aku tidak yakin bisa lebih cepat daripada kamu," ucap Ana.
"Ish! Belum tentu juga. Buktinya semalam aku bisa kalah dari kamu. Kamu bisa mengganti ban mobil sendiri tanpa bantuan siapapu, sedangkan aku tidak bisa." Nathan dan Kenan langsung menatap ke arah Alvino.
"Mengganti ban mobil saja kamu kalah dari Ana?" tanya Kenan tak percaya.
"Memalukan," sambung Nathan sambil menggelengkan kepalanya. Semua terkekeh geli.memdengar ucapan Nathan, sedangkan wajah Alvino sudah memerah karena menahan amarah. Kenan menatap Rania yang hanya fokus pada layar ponselnya.
"Kak Ken!" teriak Rania saat Kenan merebut ponsel dari tangan Rania secara paksa, hingga pandangan Nathan, Alvino dan Ana teralihkan kepada mereka berdua.
"Serius sekali sih! Ponsel ini biar aku simpan saja ya, kalau lagi kumpul jangan suka mainan ponsel. Tidak seru," ucap Kenan sambil memasukkan ponsel Rania ke dalam saku celana.
"Kak, jangan dong," rengek Rania. Dia menggoyang-goyangkan lengan Kenan, tetapi Kenan seolah tak peduli.
"Kak," Rania terus merengek.
"Ran, tadi kamu bilang pengen bernyanyi di sana. Jadi tidak?" tanya Kenan, dia seperti seorang kakak yang sedang merayu adik yang sedang merajuk.
"Aku sudah tidak pengen, Kak. Rania mau pulang saja." Rania bangkit berdiri dan hendak melangkahkan kakinya untuk pergi, tetapi tangan Kenan segera menahannya.
"Kamu beneran mau pulang, Ran?" Rania menatap Ana yang duduk bersebelahan dengan Alvino.
"Iya, Kak," jawab Rania, dia melirik Alvino sesaat.
"Kita kan baru saja datang Ran, masa' kamu sudah mau pulang? Bahkan aku belum memesan makanan sedikit pun," keluh Nathan membuat Rania terdiam pada posisinya. Dia bingung harus bagaimana? Dia tidak bisa jika harus berlama-lama berdekatan dengan Alvino.
"Ayo kita bernyanyi bersama. Sudah lama aku tidak berduet dengan kamu," ajak Kenan. Rania pun hanya menurut. Mereka berdua berjalan ke atas panggung kecil yang berada di caffe itu.
Jujur saja 'ku tak mampu
Hilangkan wajahmu di hatiku
Meski malam mengganggu
Hilangkan senyummu di mataku
Kusadari aku cinta padamu
Meski 'ku bukan yang pertama di hatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski 'ku bukan bintang di langit
Tapi cintaku yang terbaik
Suara Rania dan Kenan terdengar begitu merdu hingga para pengunjung caffe terpukau oleh suara mereka. Rania tersenyum menatap Kenan, Alvino tertegun menatap senyum Rania. Senyum yang baru pertama kali ini dia bisa melihatnya.
Sebenarnya kamu sangat cantik saat tersenyum, tetapi kenapa kamu selalu menunduk saat ada di hadapanku. Apa aku sangat menyeramkan bagimu? Batin Alvino bertanya-tanya, sedangkan Ana menatap mereka berdua dengan hati yang sakit. Apalagi, mereka berdua terlihat serasi dan menghayati lagu itu. Ana mendesah pelan, sekuat apapun Ana berusaha, tetapi Ana sadar kalau hati Kenan bukan untuknya.
"Kenapa aura kalian berdua jadi suram begitu?" Suara Nathan berhasil menyadarkan lamunan mereka berdua. Alvino memalingkan wajahnya, sedangkan Ana berpura-pura meminum jus alpukatnya.
"Kalian berdua benar-benar aneh." Nathan mendecakkan lidahnya. "Apa jangan-jangan kalian berdua menyukai mereka, tetapi cinta kalian bertepuk sebelah tangan?" tebak Nathan dengan menaik-turunkan alisnya.
"Tuan Muda!" pekik Nathan kesal saat tangan Alvino berhasil mendarat kembali dengan sempurna di kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
guntur 1609
kalau gak salah ingat keynan suka sama rania. kan. dia dekati ana hanya mau cari pethatian sm rania
2023-11-13
0
Santi Haryanti
Nathan bikin suasana lebih hidup 😂
2021-11-05
0
Sokhibah El-Jannata
Nyimakk... 😍
2021-09-27
1