Livy mulai mengingat-ingat kelakuannya dulu.
"Harusnya orang yang berhati mulia itu tidak membalas saat ditindas/dibully. Memaafkan orang yang menyakiti nya, selalu menolong walau itu adalah orang yang telah jahat padanya." gumamnya sambil menompang dagunya ia memikirkan perilaku protagonis di dalam novel yang dibacanya.
"Namun aku kan berbeda, jika ada orang yang menindas/membullyku dia akan kubalas meski dengan cara yang halus. Juga aku tidak akan pernah memaafkan nya bahkan meski dia benar-benar telah menyesal. Dan untuk apa aku menolong orang yang telah menyakiti ku." Livy mulai membayangkan jika hal itu terjadi padanya.
Jujur saja dia tidak pernah memiliki pengalaman dalam berteman. Kebanyakan dia berfikir sifat tokoh yang ada di novel juga terjadi di dunia nyata. Seperti kebanyakan teman dan sahabat iri melihat kita berhasil dan senang saat kita gagal.
Pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna, jika Livy memiliki bakat dan kemampuan yang luar biasa namun dia juga kekurangan dalam kebahagiaan. Kalian bisa melihat kehidupan nya yang penuh dengan kesepian.
Walau tidak ada yang membullynya namun dia juga tidak sungguh-sungguh dalam berteman. Bisa dibilang dia selalu berakting ramah pada teman sekolahnya.
Namun disaat yang sama dia juga membangun tembok untuk dia dan orang lain. Hingga dia tiba di dunia novel ini, awalnya dia ingin melakukan hal yang sama namun perlahan dia mulai menyayangi keluarga Livyana dengan tulus.
Karena pada dasarnya dia yakin mereka benar-benar tulus padanya.
...
Kelelahan berfikir tanpa sadar Livy tertidur, dia sangat lelah saat ini.
Saat Dalin masuk dia menemukan nonanya sedang tidur dengan kepala dimeja dan tumpukan buku disampingnya juga kristal pengujian di depannya.
Dalin menggeleng dia segera menyingkirkan bola kristal pengujian dan menyusun Buku yang berserakan.
Dia juga meminta pengawal memanggil kakak Livyana.
'Nona sudah berusaha keras' batin Dalin sambil tersenyum, dia masih merapikan buku-buku yang dibaca Livy.
Tak lama kemudian Lisgred datang ke perpustakaan, sebelumnya mereka telah berada di meja makan namun pengawal mengatakan kalau Dalin pelayan pribadi Livyana memanggil nya. Jadi dia bergegas kesini.
Saat sampai Lisgred melihat Livy tidur pulas. Segera dia menggendong nya dan membawa nya kekamar Livyana.
Kenapa dalin tidak meminta pengawal atau kesatria tentu karena perintah dari Duke dan Lisgred dia tidak ingin adiknya disentuh oleh pria lain.
Lisgred meletakkan Livy diatasi kasur, ia mengecup singkat kening nya lalu kembali untuk makan siang, Bagaimana pu sekarang waktunya makan siang.
...
2 Jam kemudian Livy bangun dari tidurnya, dia tidak ambil pusing kenapa dia berada dikamar.
Tok...tok...tok
Dalin masuk ke kamar, dilihatnya nonanya telah bangun.
"Nona saya bawakan Anda makan siang" Kata dalin sambil mendorong troli makanan. Sementara Livy hanya mengangguk.
Livy berjalan ke kursi kemudian mendudukkan dirinya di sana. Dalin segera menghidangkan menu makan siang dan beberapa cookies.
Untuk minuman nya dia membuat susu cokelat dingin, karena hari ini sangat panas.
"Ini enak Dalin" puji Livy sambil memakan makan siangnya. Dalin hanya tersenyum melihat nya, dia senang pekerjaan nya tidak mengecewakan nonanya.
Selesai makan Livy mulai berlatih sihir kembali, sebelumnya dia telah menguji kapasitas mana sekarang dia perlu menguji elemennya.
Dalin segera membawa bola kristal berwarna putih keruh.
Livy pun meletakkan tangannya di atas kemudian mengalir kan mananya.
Sring
Bola kristal itu terbakar tanda kalau Livy memiliki elemen Api. Setelahnya cahaya menyilaukan keluar menandakan dia memiliki elemen cahaya.
Note: Bola kristal akan mengeluarkan elemen nyata yang dimiliki oleh seorang yang mengalirkan mana padanya.
"Oke selesai, Dalin bawakan kristal bakat" Livy menyerahkan Bola kristal Elemen pada Dalin.
Dalin pun menggantinya dengan kristal bakat. Sekali lagi Livy meletakkan tangannya di atas kristal yang mengaliri mananya.
Sring muncullah warna biru, alis Livy berkerut dai merasa kalau biru bukan lah batasannya. Namun karena ada Dalin disampingnya dia cepat-cepat mengangkat tangannya.
'Untuk sekarang sedikit orang yang tau kualitas mana ku warna ungu semakin baik' Livy berkata dalam hatinya.
Bagaimana pun dia belum tau siap yang ingin membunuh Livyana jadi dia akan sedikit low profil.
'Kalau tidak salah bukankah ibu Livyana adalah mage penyembuh, namun di dalam novel dia menyembunyikan nya.' Livy mulai memikirkan kenapa Ibu Livyana merahasiakan kemampuan penyembuhan miliknya. Apalagi itu adalah elemen cahaya.
Tak memikirkan nya lagi dia memilih untuk membaca buku tentang mantra sihir Serangan.
...
Segera setelahnya ia kembali ke perpustakaan. Ia mulai mencari buku mantra sihir Serangan elemen Api dan Cahaya.
"Baiklah mari kita coba" Livy mengarahkan tangannya ke depan. Dia mengalirkan sedikit mana ke telapak tangannya. Kemudian mengucapkan mantra.
"Fire ball"
Wush bola api kecil keluar dari tangan Livy. Livy sengaja hanya mengalirkan sedikit mana jika tidak perpustakaan akan terbakar api.
"Lambat, akan lebih gampang jika aku cukup membayangkan saja" gerutu Livy kesal, dia sangat tidak puas karena nya. Jika ada orang lain yang mendengar nya mereka pasti akan pingsan.
Kecepatan merapal Livy sangat hebat, dia bahkan tidak perlu mengucapkan mantra lainnya. Ia hanya perlu mengarahkan tangannya dan menyebutkan nama sihirnya.
Dan Livy masih tidak puas sungguh bakat yang mengerikan.
...
Thanks for Readers
Maaf jika ada Typo dan tetap nantikan kelanjutannya ya.
Next eps...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Zulvianti
aduh coba waktu bisa di hentikan.. pengen... aku baca tanpa takut telat berangkat pramuka, atau bersih bersih
2022-03-04
3
Frando Kanan
fire ball? itu Dr meramon (digimon)
2021-12-01
1
Ritasilviya
lanjut
2021-09-30
1