Ini pertama kalinya Juan dekat dengan wanita selain ibunya, hal ini membuat nya sedikit gugup.
Tidak ada yang melanjutkan pembicaraan lagi. Mereka sama-sama gugup dan suasana menjadi canggung.
"..."
Livy mencoba menetralkan kegugupan nya dan berniat memecah keheningan.
"Ehem... kita bicara ditempat lain" ucap Livy memecah keheningan, sungguh dia tidak suka akan keheningan ini.
Livy berbalik pergi mendahului, sedangkan Juan hanya mengikuti kemana Livy pergi dalam diam.
'Jantungku dari tadi berdetak kencang, aku tidak sakit kan?' batin Juan gugup. Entah mengapa dia sangat gugup saat bersama Livy, namun jika jauh mungkin dia akan merindukannya.
...
Mereka tiba di toko kue "Sweet shop" itu tertulis dipapan namanya. Sudut bibir Livy berkedut saat melihat nama toko itu. Sungguh nama yang konyol dan simpel, dia hanya bisa menghela nafas.
'Oke tenang kan dirimu Livy, mungkin artinya berbeda disini' batin Livy mencoba menenangkan dirinya.
Livy melangkah masuk dengan diikuti oleh Juan. Setelah memilih tempat duduk pelayan toko menghampiri Livy.
"Anda ingin pesan apa tuan dan nona" tanya pelayan itu ramah.
"Aku ingin Cookies coklat dan teh hijau" jawab Livy dengan nada datar.
"Pai keju dan teh hitam" lanjut Juan dengan nada datar pula.
Sudut bibir pelayan itu berkedut, 'Mereka sangat cocok' batinnya masih tersenyum. Tak ingin berlama-lama dengan pasangan tembok itu dia segera pergi dan menyiapkan pesanan mereka.
"Jadi dari mana kamu berasal" tanya Livy to the point, meski dia yakin jika Juan tidak berbahaya untuknya namun belum tentu untuk orang disekitarnya.
Dia bisa melihat dari tingkah laku Juan yang seperti bangsawan dan melihat cara bicara juan yang kaku padanya membuat dia yakin jika Juan tidak pernah dekat dengan wanita. Namun entah kenapa dia bisa melihat benih kasih sayang dimata Juan untuknya.
"Aku berasal dari kerajaan Crastine, tapi Livy bagaimana kamu tau aku bukan berasal dari sini?" tanya Juan sedikit penasaran, bagaimana Livy bisa mengetahui jika dia bukan rakyat kerajaan ini hanya dalam sekali pandang.
"Bukankah terlihat sangat jelas" jawab Livy enteng, dia bingung sendiri akan pertanyaan bodoh Juan.
"Hahahaha, Kau tau orang biasa tidak akan tau jika aku bukan berasal dari kerajaan Trianty" ucap Juan tertawa.
"Aku memang bukan orang biasa" balas Livy kesal, dia kesal kerena Juan mentertawakan dan membandingkan dirinya dengan orang biasa. Ini sungguh penghinaan.
Tidak bisakah dia lihat kalau dia bukan gadis biasa, Sungguh penghinaan bagi Livy yang merupakan Putri Duke Reichburgh
'Oke baik lah dia tidak tau siapa aku' batin Livy memutar bola matanya malas. Ini adalah pertama kalinya Livy menunjukkan perasaan nya yang sesungguhnya tanpa ada kepura-puraan.
"Jika kau ingin terus tertawa lebih baik aku pergi saja" ucap Livy dengan nada datar, dia kesal sendiri karena Juan.
"Baiklah, kau menang"Juan menetralkan ekspresi wajah nya menjadi datar kembali.
"..." hening tidak ada yang melanjutkan pembicaraan.
"Tuan dan nona ini pesanan anda" ucap pelayan sambil meletakkan pesanan dimeja.
Pelayan itu segera pergi karena tidak ingin berlama-lama disana jika tidak dia akan berubah menjadi patung es karena aura dingin yang dikeluarkan Livy dan Juan.
Wajah Livy langsung cerah, sesaat dia melupakan jika ada Juan didepannya. Livy memakan cookies dengan lahap namun masih anggun.
'Imut dan menggemaskan' batin Juan memandang Livy, entah kemana hilangnya kecanggungan tadi.
"Uhuk..."
"Pelan-pelan makannya, tidak ada yang akan mengambil punya mu" ucap Juan dengan lembut. Juan membersihkan remah cookies yang menempel di pipi Livy kemudian memakannya.
"Enak juga" lanjutnya dengan senyum jahil.
Livy kaget melihat tindakan Juan, barulah saat Juan tersenyum jahil membuat Livy sadar dari keterkejutan nya.
Wajah Livy sudah memerah kerena malu, 'Sangat memalukan' batin Livy memegang kedua pipinya.
Juan tersenyum melihat Livy yang memerah karena malu, sungguh asik menggoda Livy.
"Ehem..."Livy menetralkan ekspresi nya kemudian mengesap teh nya mencoba menetralkan rasa malunya.
"Kenapa kamu datang jauh-jauh dari kerajaan Crastine kesini" tanya Livy datar, di meletakkan tehnya dimeja dan menatap Juan dengan tajam.
"Kamu pasti tau kan jika aku adalah bangsawan, begitupun aku. Aku tau jika kamu adalah bangsawan. Melihat dari tingkah laku, kamu adalah bangsawan kelas atas. Juga fakta kalau kamu menyamar dan mencoba berbaur dengan rakyat kerajaan Trianty pasti kau disini bukan untuk berwisata." Jelas Livy masih dengan wajah datar.
Dia ingin memastikan apa niat Juan. Karena dia adalah bangsawan maka tidak mungkin jika dia menutup mata karena jika kerajaan ini jatuh maka Duchy juga akan jatuh.
"..."Juan hanya diam tak menjawab pertanyaan Livy, dia sudah mengetahui dari gerak-gerik Livy kalau dia adalah seorang bangsawan.
Dan dari pertanyaan tadi dia bisa menyimpulkan jika Livy adalah bangsawan kelas atas. Karena tidak mungkin bangsawan kelas bawah peduli akan detail kecil seperti Livy.
"Perlukah aku bilang kalau kau kesini untuk memata-matai kerajaan ini dan mencari informasi" ucap Livy dengan penuh penekanan, dia tidak tenang. Livy ingin memastikan jika Juan tidak berbahaya dan mengancam keluarga nya.
Juan masih diam, dia menundukkan kepalanya karena tidak ingin melihat Livy. sungguh dia tidak sanggup jika Livy membencinya.
"Pembicaraan kita selesai" Livy berdiri dari duduknya, dia kecewa akan kebungkaman Juan. Hatinya tidak percaya jika Juan memang ada niat untuk menghancurkan kerajaan Trianty.
...
Thanks for Readers
Maaf jika ada Typo atau kesalahan pemilihan kata.
Tetap nantikan kelanjutan ceritaku ya
See you
Next eps...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Alfaris Crispy
kebanyakan makan cookies... sebulan badan melar kaya balon
2024-03-27
0
Vyrena
🤣
2023-03-15
0
Vyrena
awokaowkk pasti stresss menghadapi pelanggan yg berwajah datar 🤣
2023-03-15
0