Eps 4

Livy menghentikan aktivitas membacanya, ia meletakkan novelnya diatas meja. Sebelum pergi tidak lupa dia membawa cookies miliknya. Livy berlari kecil menuju ruangan ayahnya, sepanjang perjalanan para pelayan menyapa livy. Mereka tertawa kecil melihat tingkah livy yang berlari kecil sambil memakan cookies.

"Hati-hati nona" ucap kepala pelayan yang melihat livy berlari sambil makan cookies.

'Astaga nona sangat imut'batin para pelayan, mereka sudah biasa melihat tingkah laku livy.Tidak ada yang melarang nya karena memang mereka sudah paham akan sifat nonanya. Kadang terlihat seperti nona bangsawan yang anggun kadang juga seperti anak kecil yang polos.

Setibanya Livy menghentikan langkahnya dan berdiri didepan pintu. Penjaga ingin melaporkan namun ia menahannya.

Livy menghabiskan cookies miliknya kemudian merapikan gaun dan rambutnya.

"Uhuk.."Terlalu banyak makan cookies sambil berlari membuatnya haus untung dalin dengan cekatan membawa kan minum untuk livy.

"Ini nona" ucap dalin sambil memberikan botol minum, dia selalu sedia botol minum sejak mengetahui sifat nonanya. Dalin memang pelayan yang kompeten.

Livy meminum nya dengan rakus, yah karena dia terlihat imut para penjaga dan dalin hanya bisa memalingkan wajah dengan pipi yang merona.

"Ah... segarnya, terima kasih dalin"Ucapnya seraya menyerahkan botol minum pada dalin.

"Tentu nona, itu adalah tugas saya" ucapnya menerima botol sambil tersenyum.

"Ehem" livy dengan cepat mengganti ekspresi nya dengan datar dan anggun. Dalin hanya menggeleng melihat perubahan sifat nonanya dalam sekejap.

"Beritahukan"ucap livy datar, dia berpose seperti nona bangsawan yang angkuh dan anggun.

Penjaga itu menunduk kemudian melaporkan kehadiran Livy pada duke Reichburgh. Penjaga itu keluar dan mempersilahkan livy untuk masuk.

Livy berjalan layaknya nona bangsawan yang anggun, seolah tingkah laku absurb sebelumnya tidak pernah terjadi. Dalin tidak mengikuti nonanya, dia menunggu livy selesai berbincang dengan duke.

...

"Salam Ayah" livy sedikit menunduk menyapa ayahnya.

"Tidak biasanya kamu menunggu ijin sebelum masuk" tanya duke dengan wajah datar namun sebenarnya dia senang putrinya mau mengunjunginya karena seminggu ini mereka hanya bertemu dimeja makan, dikarenakan livy yang sibuk membaca diperpustakaan. Juga pekerjaan miliknya menumpuk sehingga dia tidak memiliki waktu senggang.

"Saya adalah putri duke Reichburgh, bangsawan yang paling berpengaruh setelah keluarga kekaisaran. Tentu saja saya harus bersikap layaknya status saya ayah" jelasnya panjang lebar tak lupa dengan sikap anggun.

"Ya kamu benar, apa kamu kesini untuk membahas masalah surat pembatalan pertunangan dari yang mulia raja"Ucap Duke masih setia dengan wajah datarnya.

"Iya, bagaimana kepastiannya ayah?"Tanya livy penasaran namun tak menghilangkan sikap anggun miliknya.

"Yang mulai raja setuju, bahkan tanpa bertanya lebih jauh"Ucap duke tidak senang, bagaimanapun dia tidak suka anaknya diperlakukan seperti itu oleh Raja.

"Itu bagus, kita juga tidak akan mendapat masalah"Ucap livy mencoba menenangkan amarah ayahnya. Bagaimanapun dia tau jika Duke saat ini sedang marah kerena ketidak pedulian Raja, namun hal itulah yang diinginkan oleh livy.

...

Saat ini dia sedang berbaring di kasur sambil membaca novelnya, pembicaraan pembatalan pertuangan berjalan dengan lancar membuat livy sedikit rileks. Biasanya setelah rencananya berjalan dengan lancar dia akan menghabiskan waktunya untuk bermalas-malasan.

Dalin hanya bisa menghela nafas sambil menggeleng melihat nonanya. Sebelumnya nonanya masih berperilaku anggun layannya nona bangsawan, namun setelah masuk kekamarnya sikapnya langsung berubah 180°. Kemana keangkuhan dan keanggunannya yang tadi. sekarang hanya ada nona livy yang kekanakan dan menggemaskan.

'Astaga nona'dalin menggeleng melihat keabsurb-an livy. Kemudian dia tersenyum walau bagaiamana pun dia mulai terbiasa.

Semua ini memang sesuai rencana Livy, dia sengaja tidak mengubah perilaku angkuh nya namun dia menambah variabel yang mampu mengubah pandangan orang disekitarnya. Sehingga kelak apapun yang dilakukan livy mereka siap mendukungnya.

Livy bertingkah angkuh namun dicampur dengan pandangan lain, dia melakukannya dengan cara yang anggun. Karena bila dia tiba-tiba berubah 180° maka orang-orang akan bingung dan ragu akan identitasnya. Mereka akan mempertanyakan sifatnya.

Namun berbeda jika dia menunjukkan seolah-olah keangkuhannya bukanlah sifat aslinya. Dia menunjukkan kalau dia belajar bersikap anggun dan angkuh layaknya nona bangsawan lainnya, walau sifat itu tidak sesuai dengan sifat aslinya.

Livy secara tak sengaja menunjukkan sifat aslinya, seakan-akan dia lupa bagaimana dia bersikap. Juga dia membangun image nona muda yang imut dan menggemaskan mencoba menjadi nona bangsawan yang anggun.

Para pelayan dan pekerja lainnya akan berpendapat bahwa livy mulai bersikap angkuh untuk menunjukkan kekuasaan agar dia tidak diremehkan. Hal itu didasari dari perubahan perilakunya saat kecil, mereka mulai menyatukan potongan variabel-variabel hingga mereka sampai pada kesimpulan.

Bahwa nonanya memiliki hati yang baik dan lemah lembut, namun sifat itu tidak sesui dengan kedudukkannya karena banyaknya orang yang iri padanya. Nona mereka tidak ingin terlihat kekanakan sehingga dia mulai menunjukkan kekuasaannya agar tidak diremehkan.

Maka semua pelayan mulai lega dan bahagia melihat usaha nonanya untuk terlihat kuat dan tidak mudah ditindas. Karena pada dasarnya itu memang sesuai dengan kedudukannya.

Pada akhirnya mereka telah jatuh dalam skema yang dibuat oleh Livy, semua rencananya berjalan dengan lancar. Memang kehebatannya dalam memanipulasi orang tidak berkurang walau dia sudah tidak berada didunianya.

Setelah langkah awal berjalan dengan lancar Livy mulai memasuki langkah berikutnya. Dia akan mulai menbangun kekuasaan melebihi kekuasaana kekaisaran dan menjadi kuat. Namun sebelum itu dia harus mengistirahatkan otaknya dengan membaca novel seharian.