Livy tiba di kereta kuda milik Duke Reichburgh. Saat akan naik dia dihentikan oleh suara pria.
"Livy" livy menoleh untuk mencari sumber suara, dilihatnya dari jauh Isgrid dan Lisgred menatapnya dengan wajah cemas.
Isgrid berlari dan langsung memeluk nya, membuatnya kaget. Tubuh Isgrid gemetar dipelukannya, Livy hanya bisa mengelus dan menepuk punggung kakaknya. Beberapa saat kemudian Isgrid mulai tenang dan melepas pelukannya.
"Maaf! harusnya aku menjagamu dengan benar"lirih Isgrid, ia menatap sendu livy.
Lisgred hanya menatap mereka datar walau sebenarnya dia ingin sekali memeluk adiknya itu, namun dia harus terlihat dewasa dan bisa diandalkan.
"Aku tidak apa kak, jangan bersedih!"Livy tersenyum manis, kemudian berbalik dan berkata "ayo kita pulang" mereka kemudian masuk kereta.
Sepanjang jalan Isgrid masih memeluk livy dengan erat, dia masih khawatir dengan adiknya. Berbeda dengan Lisgred yang mampu mengendalikan emosi nya, ya Lisgred sangat mirip dengan Duke. Berbanding terbalik dengan Isgrid yang ceria dan ramah sama seperti duchess.
Meski hanya pada Livy saja dia ramah, bagaimanapun dia masih bersikap seperti keturunan Reichburgh. Namun itu lebih baik dari pada datar seperti Lisgred dan Duke Reichburgh.
Itulah sebabnya sifat lemah dan lembut akan sulit bertahan di keluarga Reichburgh. Karena banyaknya musuh yang mana bisa mengancam nyawa. Itulah mengapa Keturunan Reichburgh dituntut menjadi kuat dan tidak mudah dimanfaatkan. Namun bukan berarti jahat ya.
...
Setelah kembali ke mansion Livy langsung merebahkan dirinya di kasur. Ia masih memikirkan tentang moster yang muncul di pasar.
"Sebaiknya aku belajar sihir lebih cepat" Livy menghela nafas memikirkan kejadian di pasar. Tiba-tiba dia teringat dengan pria tampan yang narsis dan menyebalkan.
"Astaga kenapa bisa ada orang seperti itu" ia berguling-guling kesal.
"Bagaimana wajah tampan itu disia-siakan" Livy frustasi akan sifat pria itu. Bisa-bisa nya ada pria tampan namun sangat menyebalkan.
"Oh, bukankan Raja gila itu juga menyebalkan, jika aku bertemu dengannya aku pasti tidak tahan untuk mencabik-cabik nya"Livy bangkit kemudian duduk di kursi.
"Dalin"teriaknya memanggil dalin. Dalin pun masuk dengan membawa teh juga Cookies.
"Saya sudah menyiapkan nya nona"dalin meletakkan Cookies diatas meja dan menuangkan teh untuk Livy.
"Kau yang terbaik Dalin" dengan lahap Livy memakan Cookies dan meminum teh. Dalin hanya tersenyum melihatnya, bagaimana nonanya bisa sangat menggemaskan.
Selesai makan Cookies dan dan minum teh livy pun bersiap untuk tidur.
"Selamat tidur nona" dalin menarik selimut Livy kemudian pergi meninggalkan Livy. Sementara Livy langsung tertidur, dia sangat lelah setelah semua yang terjadi.
...
Paginya Livy telah mulai bersiap-siap bersama dalin yang sangat rajin, rencananya dia akan keperpustakaan untuk belajar sihir. Juga dia masih harus melanjutkan rencananya membuat para penghuni mansion Reichburgh berada di pihaknya sampai rela berkorban nyawa.
Selesai bersiap Livy makan bersama seperti biasanya. Tak ada hal istimewa pada dasarnya semua keturunan Reichburgh sangat kaku, bahkan hari ini Isgrid pun menjadi pendiam.
Livy melirik Isgrid yang tampak tak bersemangat. Ia mengerti kalau masalah kemarin membuat kakaknya frustasi dan sedih.
Selesai makan Livy berusaha menghibur Isgrid yang sedang murung.
"Kak Isg kau bisa membelikan ku Cookies coklat yang enak sebagai permintaan maaf untuk yang kemarin" Livy berkata sambil tersenyum anggun.
Seketika wajah Isgrid menjadi cerah hingga orang-orang tidak akan percaya melihat perubahan ekspresi yang lebih cepat dari membalik halaman.
"Tentu aku akan memberikan Cookies coklat yang banyak untukmu" Isgrid mengangguk antusias, ia seperti anak kecil yang mendapat permen.
"Benarkah! Kakak harus menepati janji" Entah kemana sikap anggunnya tadi, saat ini dia terlihat sangat menggemaskan dengan wajah yang berseri-seri dan mata yang berbinar cerah. Duke dan Lisgred tersenyum tipis melihat Isgrid dan Livyana yang memiliki kepribadian sama.
Pada dasarnya mereka berdua memiliki sifat yang serupa yaitu pergantian ekspresi wajah yang lebih cepat dari membalik kertas.
...
Setelah sarapan Livy bergegas menuju perpustakaan. Ia mulai mencari buku-buku tentang sihir dan elemen.
Livy membaca dengan serius hingga ucapan Dalin memecah fokusnya.
"Nona ini adalah Cookies coklat yang diberikan oleh Tuan Muda Isgrid" dalin memilah Cookies itu dan mengambil 2 potong masing-masing jenisnya dan meletakkan di atas meja. Tak lupa dia menuangkan teh untuk nonanya.
Livy mengambil Cookies secara acak, matanya tidak mengalihkan pandangan dari buku. Itu adalah fakta bahwa dia dalam mode serius, tentu karena sihir adalah sesuatu yang menarik yang tidak ada di dunia sebelumnya.
Tidak seperti sebelumnya saat dia membaca buku ilmu alam, sejarah, politik, ekonomi, sosialisasi, dan seni. Dia tidak begitu tertarik, hingga dia bermalas-malasan dan menghabiskan waktu seminggu hanya untuk membaca.
Sebenarnya jika dia serius dia bisa membacanya hanya dalam 2-3 hari memang bakat yang luar biasa. Bahkan saat dia bermalas-malasan orang normal tidak bisa menyainginya kecuali dia adalah Robot atau semacam teknologi modern yang canggih dimasa depan yang mampu menyaingi daya ingat dan cepat tanggap milik Livy.
Dia belajar dengan serius hingga malam, tidak biasanya dia melewatkan makan siang dan makan malam. Duke dan kedua kakaknya sedikit kecewa karena Livy tidak ikut makan. Bagaimana pun mereka orang yang sibuk sehingga hanya saat makan mereka bisa berkumpul bersama.
Dalin berusaha menjelaskan kalau saat ini Livy sedang serius belajar sihir sehingga tidak bisa makan bersama.
Malam semakin larut Livy mulai lelah dan menghentikan aktivitas membacanya kemudian pergi kekamar lalu tidur.
...
Thanks for readers
Maaf jika ada Typo
Next eps...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Ayu Dani
Namanya susah banget thor
2024-02-24
0
???
hati-hati gendut-_-!
2022-05-12
4
Zulvianti
𝙡𝙪𝙢𝙖𝙮𝙖𝙣............................
2022-03-04
1