Livy memakan cookies hingga tandas, tak lupa dia juga menghabiskan susu coklat nya hingga tetes terakhir.
"Ah.. sangat nikmat" ucap Livy dengan rasa lega. Ini adalah kenikmatan yang didapat nya di dunia ini.
Livy melanjutkan bacaannya, tak memakan waktu lama dia segera menyelesaikan nya.
Meletakkan kembali novel pada tempat dia mengambil sebelumnya. Kemudian kembali melakukan rutinitas sehari-hari yaitu berguling-guling di atas kasurnya yang empuk.
Ia tidak pernah bosan melakukan hal ini, ya kecuali dia sedang dalam mood yang buruk.
"Aaaaah....kasur memang yang terbaik"
Baiklah meski usianya telah menginjak usia 17 tahun namun dia masih bersikap kekanakan. Bisa dimaklumi dari kecil Livy telah bersikap dewasa tidak sesuai dengan umur nya. Bisa dibilang ini adalah saat dia mulai bersikap sebaliknya.
Livy berhenti berguling-guling, oke ayo serius. Dia menatap langit-langit mencoba konsentrasi.
"Mari kita ingat, hmmm...." gumam Livy masih mencoba konsentrasi.
"Aaaaahhh" teriaknya frustasi, sungguh dia tidak bisa berfikir sekarang. Otaknya sedang blank. Atau bisa dibilang dia sedang lelah dan mentalnya tidak mengijinkan dia untuk berfikir keras.
Livy berusaha melawan hal itu, dia berjalan mondar-mandir dan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Livy mengulangi proses itu terus menerus hingga dia mulai tenang.
"Huft" Livy menghembuskan nafas pelan, ekspresi nya telah kembali datar dan tatapan matanya pun menjadi serius.
Livy tersenyum tipis memikirkan rencananya. Pertama dia telah mengetahui kebanyakan pekerja dan kesatria di kediaman Duke Reichburgh sangat setia. Namun saat duke berperang melawan beast keperbatasan beberapa pelayan baru masuk ke mansion. Tentu diantara sekian banyak orang-orang itu panti ada tikus yang menyusup.
"Satu-satunya cara adalah menemui mereka satu-satu" ucap Livy sambil mondar-mandir, dia sedang berfikir bagaimana mengetahui musuh tanpa dicurigai.
Dia tidak ingin ada celah sedikitpun dalam rencananya. Mungkin mata-mata itu cukup bodoh namun tidak dengan tuannya.
Livy tersenyum smirk, dia telah memikirkan rencananya. Seperti Dalin yang berada disisi nya dia bisa membuat mata-mata itu berada disekitar nya agar dia mudah mengawasinya dan mudah membuatnya terperangkap dalam rencananya.
"Oke besok saja" gumam Livy dengan pelan, dia akan melakukan rencananya pada esok hari. Hari ini dia sudah sangat lelah dan sedikit malas untuk beraktivitas.
Livy kembali mondar-mandir dia memikirkan masalah lainnya. Yaitu Raja gila dari kerajaan Trianty.
"Mari ingat-ingat diskripsi tentang raja gila itu..."
...
Afgaren Syarle Van Trianty ia adalah raja muda dari kerajaan Trianty sebab di novel dia dikatakan sebagai Tiran yang kejam adalah kerena dia membunuh semua keturunan keluarganya. Dikarenakan mereka berencana memberontak kepada ayah Afgaren, Kasreldis Cenuas Van Trianty.
Sanak keluarga Afgaren mencoba mengambil alih tahtah dengan pemberontakan. namun, itu diketahui oleh Afgaren sehingga dia membantai habis mereka semua. Namun upayanya sia-sia, Paman Afgaren,Helrasvy Rous Van Trianty telah meracuni ayahnya hingga meninggal.
Karena tidak ada pilihan diusianya yang menginjak 16 tahun dia diangkat sebagai raja. Afgaren menjadi kepribadian yang dingin dan semakin kejam. Saat itu untuk menguatkan posisi Raja dia terpaksa menerima pertunangan dengan Putri Duke Reichburgh yang terkenal angkuh dan sombong yang berbeda 2 tahun dari usianya.
Afgaren memperlakukan Livyana dengan dingin dan cuek. Dia tidak perduli semua yang berhubungan dengan livyana. Hingga ia jatuh cinta dengan Ayala kepribadiannya pun perlahan berubah menjadi perhatian dan lembut.
...
"Oke, memang sih Livyana adalah wanita yang kejam, namun tetap saja Afgaren juga salah. Tapi untung saja aku telah membatalkan pertunangan dengan raja gila yang tidak ada akhlak itu." gerutu Livy kesal bagaimana pun Afgaren juga salah bisa-bisanya dia memanfaatkan livyana dan membuangnya saat dia jatuh cinta dengan Ayala.
"Aaaaahhh... lihat saja akan kubuat dia merasakan akibatnya" gerutunya kesal sambil berguling-guling di kasurnya. Memang kebiasaan Livy saat kesal dia akan berguling-guling di kasur atau berteriak tidak jelas.
Livy tersenyum Devil dia sudah merencanakan pembalasan buat Afgaren. Namun sebelum itu dia harus menemukan dalang yang ingin menghancurkan kekuatan Duke Reichburgh.
"Hehehehe... inilah saatnya aku bermain dengan gembira. Aku yakin hal ini tidak semudah karena dendam dengan Livyana. Pasti untuk melengserkan kekuasaan Duke" ucap Livy sambil bersenandung.
Dia bisa menebak jika dalangnya sangat pintar, dia memanfaatkan orang-orang yang membenci Livyana untuk menggulingkan kekuasaan Duke.
"Jika Duke dilengserkan maka kekuatan kerajaan Trianty akan melemah, sudah pasti dalangnya adalah orang yang memiliki dendam dengan kerajaan Trianty atau orang yang ingin menguasai kerajaan ini" Ucap Livy mengetuk dagunya dengan jarinya yang lentik.
"Sudahlah aku sudah sangat mengantuk" Livy tak ingin memikirkan hal rumit ini lagi, dia membaringkan tubuhnya di atas kasur, lalu menarik selimut dan memejamkan matanya. Livy pun terlelap menuju dunia mimpi.
...
Thanks for Readers
Maaf jika ada Typo atau kesalahan pemilihan kata.
Ceritanya lambat ya, sebenarnya aku ingin novel ini tuh berfokus hanya pada livyana, itu sebabnya aku buat FL super pintar, agar dia dengan cepat bisa menyelesaikan masalah apapun.
So, tetap nantikan kelanjutan cerita ku ya.
See you
Next eps...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Rania Hurin
kerjanya tidur mulu & bermalas malasan..bosan
2024-06-07
0
Sartini Dimitri Mah
Livy ini kebanyakan wacana tapi 1 pun ga Ada yang di lakuin
2022-03-21
2
Ida Blado
ini mah terlalu lambat bgt,sejauh ini aq blm menemukan seduatu yg menarik dn menantang dri ceritanya.cuma seputar keseharian livy yg livy sendiri jg merasa bosan.
2021-11-30
8