Zahrana terlalu menikmati suasana saat itu, hingga ia sendiri tidak sadar bahwa lampu sudah kembali meyala. Dia terus memandangi wajah suaminya dari bawah, dan Ajis begitu pula.
Mereka saling pandang di bawah cahaya lampu yang remang-remang, Karena pada saat itu spaning lampu sangat rendah. Tubuh Ajis bagai magnet bagi Zahrana, dia sampai terlena dan terus mendekap suaminya itu.
Ajis pun sama, dia juga enggan melepas tubuh mungil istrinya. Tangannya bergerak untuk mengelus pipi Zahrana, dan istrinya itu pun tampak semakin terbuai karena perlakuannya.
"Adik sudah tidak takut lagi?" Bisik Ajis membuat bulu tubuh Zahrana meremang karena mendengar suara merdu suaminya itu begitu dekat di telinganya.
Zahrana menggeleng pelan tanpa mengedipkan matanya sama sekali.
Oh Tuhan... Aku benar-benar melihat suamiku seperti pangeran yang diceritakan dalam novel-novel yang aku baca. Kenapa dia begitu tampan? Sehingga aku saat ini sudah terpedaya olehnya...
Zahrana menggebu, jemarinya semakin meremas kuat dada Ajis, karena menahan rasa gugup yang sama sekali tidak dapat dihentikannya. Jantungnya berdesir semakin cepat. Rasa ingin memiliki suaminya itu sepenuhnya, membuat dia enggan untuk melepaskan tubuh tegap suaminya itu.
Ajis merasa terpancing, dia mengecup dahi Zahrana begitu lama, dan Zahrana terlihat memejamkan matanya menikmati kecupan lembut dari bibir suaminya. Telinga Zahrana juga menangkap buliran doa yang diucapkan Ajiz di pucuk kepalanya sehingga ia sampai meneteskan air mata karenanya.
"Bolehkah Abang membuka kerudung Adik?" Bisik Ajis begitu Ingin.
"Abang berhak untuk itu..." Jawab Zahrana pasrah.
Ajis membuka tali ikatan kerudung yang melilit kepala Zahrana, lalu dengan hati-hati ia melepasnya. Ajis terpana, jantungnya berdetak kuat ketika melihat sosok istrinya yang begitu cantik setelah rambut indah itu tergerai.
"Adik benar-benar seperti bidadari yang Abang inginkan selama ini..." Ucapnya sembari mengangkat wajah Zahrana.
Zahrana tersenyum. Perasaannya tak terbendung, kedua tangannya mulai bergelayut di pinggang suaminya itu.
Ajis perlahan meliriknya. Dia sadar, istrinya itu sudah mulai jinak sepertinya.
"Sudah maukah Adik menjadi milik Abang seutuhnya dari saat ini?" Tanya Azis lagi ragu-ragu. Sejujurnya, dia masih takut jika mendengar penolakan dari istrinya itu.
Zahrana mengangguk pelan. Kepasrahannya terlihat kalau dirinya benar-benar ingin menjadi milik suaminya itu, Muhammad Ajis Andika, seutuhnya.
AJis tersenyum, ia begitu senang akan jawaban yang diberikan Zahrana kepadanya. Ia kembali mengecup pucuk kepala Zahrana, lalu berpindah ke dahi istrinya itu, ke mata, kedua pipi, dan berakhir di bibir tipis Zahrana.
Zahrana terkejut, dan hal itu malah membuat Ajis tersenyum senang. Dia menjadi tahu bahwa dirinyalah lelaki pertama yang melakukan itu kepada Zahrananya.
Ajis mengulanginya kembali, dan kali itu Zahrana tidak lagi menolaknya. Tubuhnya mulai menerima perlakuan dari suaminya itu.
Ajis mulai meraba miliknya itu, menikmati pemberian Tuhan untuk dirinya. Dia memperlakukan miliknya itu dengan begitu bijak dan sesuai dengan ketentuan agama, tanpa merampas atau pun memaksa. Hatinya merasa, bahwa bidadarinya itu telah benar-benar siap dan mengikhlaskan diri untuk berbaur menjadi satu dengan dirinya.
Sungguh... Aku tidak bermaksud berkhianat Aridhiansyah... Tapi keajaiban takdir dan pasrahku kepada Yang Kuasa membuat pertahananku runtuh. Dia tak terlalu tampan sepertimu, tapi teduh jiwanya membuat aku mampu jatuh cinta dalam sekejap mata. Semoga kamu menemukan perempuan yang lebih baik dariku, Ari...
*****
Sejak aktifitas yang mereka lakukan pada waktu sebelum subuh tadi, perasaan mereka semakin dibuat canggung satu sama lain.
Jujur, hati Ajis jadi tidak ingin meninggalkan istrinya itu. Dia ingin terus menatap wajah Zahrana di sepanjang hari. Namun, mau tidak mau ia harus tetap berangkat ke kios.
"Adik, Abang berangkat sekarang ya..." Pamitnya seraya bangkit dari meja makan.
Zahrana hanya mengangguk, kemudian ikut bangkit meski dia juga keberatan ditinggal oleh suaminya itu. Dia terus menunduk tanpa ingin ketahuan sedang mencuri-curi pandang ke wajah Ajis.
"Hemm... Nomor HP Adik berapa?" Tanya Ajis dengan gugup. Ya, bahkan mereka belum sempat bertukar nomor ponsel hingga hari itu, karena kekikukkan yang sering terjadi di antara mereka setiap kali mereka mengobrol bersama.
"No-nomor HP Zahra?" Tanya Zahrana tampak bingung.
"Iya, Adik... Kita kan belum sempat bertukar nomor. Nanti kalau ada apa-apa, atau perlu apa, Adik tinggal hubungi nomor Abang..." Ujar Ajis berusaha menahan rasa gugup di hadapan istrinya itu.
"Oh... i-iya, Abang..." Zahrana lalu menyebutkan nomor ponsel yang dia sendiri sudah hafal, dan Ajis menyalinnya ke dalam hp-nya.
"Sudah Abang save di HP Abang, dan barusan abang sambungkan ke nomor Adik. Nanti kalau Adik ada apa-apa, jangan lupa hubungi Abang ya..." Pesan Ajis.
"Iya, Abang..." Sahut Zahrana sembari mengangguk. Dia masih malu untuk menatap wajah suaminya.
"Satu lagi... Kalau nanti Bu Yanti datang, Adik buka saja pintunya, Abang percaya kok sama Adik..." Tambah Ajis lagi.
"Iya, Abang... Insya Allah Zahra akan jaga kepercayaan Abang terhadap Zahra." Sahut Zahrana.
Ajis mengangguk, dia percaya akan hal itu. kemudian, ia mengulurkan tangannya. Hal yang biasa dilakukan oleh suami istri pada umumnya bukan? Bersalaman lalu mengecup dahi istrinya itu sebelum berangkat mencari nafkah ke luar.
"Oh... Hmm..." Zahrana meraih tangan Ajis dengan tubuh yang gemetar lalu mencium tangan suaminya itu.
Ajis malah memberanikan diri untuk mengecup puncak kepala Zahrana sehingga mereka malah sama-sama tambah dibuat kikuk karenanya.
"Abang berangkat ya, Adik... Assalamualaikum..." Ucap Ajis buru-buru mengalihkan perasaanya.
"Waalaikumussalam..." Jawab Zahrana melepas kepergian suaminya itu sambil tersenyum-senyum sendiri memegangi kepalanya.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Jafisa98
bahasanya thor sopan syekalii🌷
2022-05-29
1
alvika cahyawati
belah duren nya,kurang hot aah...
2022-02-19
1
Mheny Mheny
mereka yg so sweeat aku yg mesem mesem🤭🙈
2022-01-15
1