Daniel meresapi setiap rongga mulut Tiara, lupakan soal mereka yang belum sikat gigi, ntah sejak kapan, tetapi kini bagi Daniel segala sesuatu yang berhubungan dengan Tiara membuat ia candu, bahkan jemari tangannya sudah masuk ke dalam kaos yang dikenakan Tiara.
Napas Tiara tersenggal-senggal, sekuat apapun otak dan tubuhnya memberontak tetap saja Daniel selalu berhasil melumpuhkannya, sudut mata Tiara sudah mengeluarkan cairan bening, untuk kesekian kalinya Danile memerlakukannya seperti perempuan murahan.
Daniel menyudahi panutan bibir mereka, namun tetap tidak melepaskan tangan Tiara dari cengkramannya, ia merasa puas karena sudah berhasil membungkam kesombongan Tiara yang sudah berani menolaknya.
"Kau pikir kau siapa? Apa kau masih mengharapkan laki-laki dari masa lalumu datang dan menikahimu?" Daniel meraih dagu Tiara. " Apa kau pikir masih ada laki-laki baik mau menerima perempuan yang sudah pernah disentuh orang lain?" Daniel tertawa jahat, lalu berbisik di telinga Tiara.
"Tidak ada ... kau tidak punya apapun lagi. Hanya aku yang menginginkanmu, jadilah simpananku dengan begitu kau tidak kehilangan harga diri."
Daniel menghinanya tanpa ampun, ia tidak membutuhkan wanita manapun untuk sekedar menghangatkan ranjangnya, hanya saja ia menginginkan Tiara untuk dipermainkan, sampai satu persatu dendamnya terbalaskan.
Tiara menatapnya tajam. "Lebih baik aku mati daripada harus menjadi simpananmu," ucap Tiara masih tidak mau menyerah, sumpah demi apapun ia sangat membenci Daniel.
Wajah Daniel mengetat, ternyata meluluhkan Tiara tidak semudah mendapatkan Moza.
"Sepertinya kau mau aku menyentuhmu lagi? Baiklah ... aku akan memulainya dan kupastikan kau tidak akan melupakannya, kau akan menyebut namaku, aku suka desahanmu."
Daniel sudah tidak bisa menahan nafsunya, ia hampir merobek baju Tiara, tetapi ucapan Tiara menghentikannya.
"Kau memang berbakat merenggut ke hormatan wanita, apa karena sudah tidak ada wanita yang bersedia melayanimu dengan suka rela?" ejek Tiara.
Daniel merasa terhina, selama ini belum ada sejarah dalam hidupnya ditolak wanita, hanya Tiara seorang yang sudah lancang menolaknya.
"Sial! Kau menjadi besar kepala hanya karena kau sudah tidur denganku."
Daniel menjauhi Tiara, ia merogoh saku celananya dan mengambil benda yang diinginkan Tiara. "Ambil ini, setelah ini aku pastikan kau yang akan memohon padaku, Tiara!"
Setelah melemparkan handpone tersebut, Daniel masuk ke kamar mandi, di dalam kamar mandi ia memutar kran air dan membiarkan air dingin membasahi seluruh tubuhnya.
"Kau akan mengemis kepadaku!"
***
Satu minggu sudah berlalu, pertengkaran di rumah Daniel menjadi saat terakhir kali mereka bertemu, Tiara sudah kembali tinggal bersama Moza, perlahan tapi pasti Tiara sudah menerima kenyataan kalau dirinya sudah tidak suci lagi, file yang menjadi bukti di malam itu pun sudah ia hancurkan.
"Tiara, sebenarnya apa yang kalian bicarakan sampai Daniel berhasil membujukmu kembali ke rumah?" Moza merebut remot tv yang dipegang Tiara.
Moza dilanda panik sebab sudah satu minggu Daniel tidak bisa dihubungi, terakhir kali mereka bertemu ketika membahas masalah Tiara yang pergi dari rumah.
Tiara mengalihkan perhatiannya pada Moza. "Bukan apa-apa, dia bilang aku nggak boleh meninggalkan kakak, dia khawatir kalau kakak tinggal sendirian," jawab Tiara berbohong.
"Tapi kenapa sampai sekarang Daniel menghilang? Apa yang kamu katakan sama dia sampai dia menjauhiku?" Moza membanting remote tv sampai hancur di bawah kakinya.
Disaat itu juga berita tentang Daniel muncul di layar kaca membuat dua kakak beradik ini kembali fokus menatap layar datar tersebut.
"Ti-tidak mungkin," lirih Moza, matanya terbuka lebar melihat kemesraan Daniel dengan seorang wanita yang hanya memakai bikini yang menonjolkan kemolekan tubuhnya, Moza tentu sangat mengenal wanita yang bermanja di lengan Daniel, wanita itu adalah Regina seorang model iklan yang cukup terkenal.
'Apa maumu Daniel?' Tiara mengepalkan tangan geram, setelah menghancurkan hidupnya kini Daniel mulai menjalankan rencananya menyakiti kakaknya.
"Sudah aku bilang kalau Daniel tidak benar-benar mencintaimu, kak. Dia tidak akan bisa hidup hanya dengan satu wanita! Lihatlah dia selingkuh dengan wanita lain, karena ini dia tidak bisa dihubungi, kak."
"Ini salah, mereka salah ... Danielku tidak seperti ini, Daniel tidak mungkin selingkuh, aku mau dia, Tiara! Cari dia untukku! Ini berita lama, tidak hari ini, cari dia, Tiara!"
Moza mulai panik dan menangis ia semakin frustasi ketika melihat Daniel bermesraan di pantai dengan Ragina yang merupakan rivalnya.
Tiara mengambil obat anti depresi yang selama ini dikonsumsi Moza. "Kakak tenang dan minum ini."
"Aku nggak mau! Aku nggak gila!" Moza melemparkan wadah obat itu sampai berserak di lantai. "Aku mau dia, aku mau Daniel sekarang juga! Aku mau Daniel!" Dalam hitungan menit Moza sudah kehilangan kesadarannya.
Beberapa jam kemudian, Moza sudah sadarkan diri di rumah sakit, tubuhnya lemah, ia menolak makan ataupun minum obat, sudah hampir dua jam Moza menangis, tetapi Daniel belum bisa dihubungi, bahkan semua informasi tentangnya seperti sengaja disembunyikan.
"Tiara, bawa dia untukku, kumohon cari dia." Moza menakupkan kedua tangannya, memohon agar Tiara mau mencarikan Daniel untuknya.
'Kalau kakak mau aku bisa membawa mayatnya ke sini' Tiara bersumpah akan membawa Daniel menemui kakaknya.
Siang itu juga Tiara menginjakkan kakinya di perusahaan Daniel, semua orang berbisik melihat Tiara memaksa untuk bertemu dengan Daniel.
"Aku harus bertemu dengannya, di mana bos kalian itu?" tanya Tiara pada seorang reseptionis.
"Tuan Daniel tidak bisa diganggu sebelum tamunya pergi."
"Aku tidak perduli!"
Tiara berlari dan masuk ke dalam lift tanpa ada yang menjegahnya, ia tidak tau ruangan Daniel ada di mana, begitu lift berhenti ia melihat Andre baru ke luar dari salah satu ruangan, Tiara bersembunyi agar Andre tidak menghalanginya, setelah memastikan keadaan kembali aman, Tiara mendekati ruangan yang pintunya sudah tertutup rapat.
BRAK!!
"Aku akan membunuhmu, Daniel!!" teriak Tiara, ia melemparkan sepatunya kearah Daniel, sontak membuat seorang wanita yang duduk dipangkuan Daniel menoleh kearahnya.
"Kau datang hanya untuk mengganggu kesenanganku?" Daniel tetap tenang, bahkan semakin menarik pinggang wanita yang masih duduk di pangkuannya, tangannya membelai halus punggung wanita itu.
Tiara mendekat dan menarik rambut wanita yang tadi dilihatnya mencium pipi Daniel, Regina yang dikabarkan sebagai selingkuhan Daniel, ntah mengapa Tiara benar-benar tidak suka melihatnya.
"Apa yang kau lakukan? Berani sekali kau menjambakku," ia mengaduh kesakitan, lalu turun dari pangkuan Daniel.
"Dasar kau tidak tau malu, kenapa kau mendekati laki-laki yang bukan milikmu, apa kau tidak punya harga diri? Berapa Daniel membayarmu, huh!" Tiara diselimuti emosi, bisa-bisanya Daniel bermesraan dengan wanita lain.
"Tiara, kenapa kau marah seperti orang yang sedang cemburu?" Daniel menarik pinggang Regina, dan menyandarkan kepalanya di pinggang Regina.
"Daniel, apa kau tidak punya otak? Aku sama sekali tidak cemburu, aku datang ke sini cuma karena kak Moza, dia sakit dan kau tidak perduli sama sekali dengannya?"
Ntah mengapa Daniel merasa tidak senang mendengar Tiara tidak cemburu. "Keluarlah," titah Daniel pada Regina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Hendra Yenni
Thor.. bikin tiara.. pergi jauh Dr Daniel dulu,, Biar tau rasa si Daniel
2022-07-29
0
❥🐛ͧᶥₑₜ₋ⲕₑᵨᵒᨻᵖ᭵ᥢᰑ❦☘️
idiiihhh....si daniel.ntar klo lu bucin sama tiara bru nyahok lu.
2021-12-19
0
Nurani Rizsanti
bikin pergi jauh Tiara thor
2021-12-09
2