Hingga pagi menjelang, Malik tetap dengan posisi yang memeluk Angel dari belakang. Malik terjaga lebih dulu. Ia sedikit mengangkat wajahnya dan tersenyum, ketika melihat wajah tenang Angel yang sedang tertidur pulas.
Malik menopang kepalanya dengan satu tangan, sementara satu tangannya lagi terangkat untuk menyentuh hidung mancung Angel. Tangan Malik terus menelusuri wajah mulus Angel, hingga yang mempunyai wajah pun menggeliat dan terbangun.
Angel membuka matanya dan tersenyum manis. Malik pun langsung membalas senyuman manis itu. Indahnya jika setiap pagi ia dapat melihat bidadari di sampingnya seperti ini. namun herannya, Malik tak jua menikahi Angel, padahal dengan dia berani menikahi Angel maka lengkap sudah keindahan hari-harinya. Sayangnya, pengalaman orang tua menjadikan ia pesimis untuk membina rumah tangga, ia khawatir hubungannya dengan Angel tak semanis sekarang jika setelah menikah nanti.
“Kamu sudah bangun?” Tanya Angel dengan suara yang masih berat.
Malik menganggukkan kepalanya. “Kok kamu bangun sih? Padahal aku masih menikmati bidadari yang lagi tidur.”
“Apa sih.” Angel memukul dada Malik dengan rona wajah yang merah.
Malik tersenyum.
“Jam berapa mau merapihkan apartemen itu?”
“Apartemenmu, Bee.”
“Iya apartemenku.” Angel tersenyum.
“Sekarang yuk! Karena para pengantar barang akan datang jam 9 pagi. Jadi nanti, kamu juga pulangnya ngga kemaleman. Dan, besok kamu bisa langsung menempatinya.”
Angel mengangguk. “Terima kasih ya.”
“Terima kasih doank?” Tanya Malik.
“Hmm.” Angel mengerdikkan bahunya, bingung harus melakukan apa untuk mengucapkan rasa terima kasihnya pada Malik.
“Cium, morning kiss.” Malik memonyongkan bibirnya.
Angel pun mendekati wajah Malik dan mencium kedua pipi kekasihnya.
“Ah, kok pipi sih. Ngga berasa.” Protes Malik.
“Biarin.” Angel dengan cepat turun dari ranjang itu dan berlari ke dapur.
Malik tertawa melihat tingkah Angel yang selalu memberi batasan padanya. Malik tahu titik kelemahan Angel, kekasihnya itu tak bisa menolak jika ia mencumbuinya, bahkan Angel akan terlena dan membalas sentuhan Malik itu.
****
Angel dan Malik kini berada di dalam apartemen yang berada di sebelah kantor mereka. Apartemen ini khusus di beli Malik untuk sang kekasih, agar tidak lelah oleh perjalanan jauh antara rumah Bibi Ella dengan kantor setiap hari.
Malik berdiri dan memberi perintah pada orang-orang yang tengah membawa barang-barang rumah tangga untuk mengisi apartemen itu. Sedangkan Angel, hanya memperhatikannya. Pasalnya, Malik benar-benar membeli semua perlengkapan apartemen ini, hingga yang terkecil sekalipun.
Setelah setengah hari, Akhirnya barang-barang besar sudah tertata rapih, mereka hanya tinggal merapihkan barang-barang yang berukuran kecil untuk di tata sesuai keinginan Angel.
Matahari mulai menguning, hari terlihat semakin sore.
“Beres. Sudah homy kan?” Tanya Angel, selesai merapihkan tatanan bunga di sudut ruangan yang ia beli tadi saat istirahat sejenak bersama Malik untuk menikmati makan siangnya di luar.
Malik mengangguk. Apartemen ini terlihat lebih girly dari yang ia miliki, juga terlihat lebih indah dan rapih.
“Hmm.. Bagus, sepertinya aku akan lebih sering menginap di sini.” Ledek Malik.
“No, enak aja, kalau sudah nikah baru boleh tiap hari nginep di sini.” Angel mencibir dan Malik pun tertawa.
****
“Jadi, kamu sudah tidak tinggal di sini lagi, Ngel?” Tanya Bi Ella, yang melihat Angel tengah merapihkan pakaiannya.
“Iya, Bi. Bibi Ella tau sendiri setiap hari jumat aku selalu lembur. Makanya bos aku menyewakan apartemen sebelah kantor supaya aku ngga capek, Bi.” Jawab Angel sesuai dengan yang Malik ajarkan kemarin.
“Bos kamu baik sekali, Ngel.” Kata Fajar, suami Bi Ella.
Ella pun mengangguk. “Iya, kok baik banget, apa tidak mencurigakan?”
“Mencurigakan bagaimana?” Tanya Angel.
“Ya, bos kamu laki-laki kan? Apa dia menyukaimu?” Tanya Fajar lagi.
“Uhu.. Uhuk.. Uhukk..” Angel tersedak mendengar pertanyaan pamannya.
“Mana mungkin, Mang. Istrinya bos Angel itu cantik dan baru saja melahirkan.” Angel tertawa, karena bukan bos nya yang menyukai Angel melainkan asisten bosnya itu yang selalu bersikap mesum padanya.
“Baguslah kalau begitu, kami hanya khawatir.” Ujar Ella yang juga langsung di angguki Fajar.
Ella dan Fajar sudah di karuniai seorang bayi perempuan bernama Nabila yang saat ini berusia satu tahun delapan bulan. Bi Ella baru saja di tinggal pengasuh Nabila dan sedang mencari pengasuh baru untuk menjaga putrinya ketika kedua orang tuanya bekerja.
“Bi Ella, sudah menemukan orang yang akan menjaga Nabila kan?” Tanya Angel.
“Sudah, kebetulan senin besok dia sudah mulai bekerja. Makanya bibi cuti lima hari ke depan untuk melatih orang baru yang akan mengasuh sepupumu.”
Angel mengangguk setuju.
“Ngomong-ngomong kamu sudah memberitahu ayahmu, kalau nanti kamu akan tinggal di apartemen?” Tanya Fajar yang takut kesalahan karena sebelumnya kakak iparnya telah menitipkan putrinya di sini.
Angel menggeleng. “Belum, Mang. Angel takut ayah tidak setuju.”
“Tidak bisa, Angel. Kamu harus izin dengan ayahmu dulu. Jika di izinkan, besok Amang sama Bibi yang antar kamu langsung ke apartemen itu.” Ucap Fajar lagi.
Angel tersenyum dan mengangguk. Ia sungguh beruntung memiliki keluarga yang baik dan perhatian.
Angel pun langsung meraih ponselnya dan menekan nomor sang ayah.
Tut.. Tut.. Tut..
“Hallo.”
“Ayah.”
Angel dan sang ayah saling bertukar rindu. Sudah hampir tiga pekan ia tak menemui sang ayah. rasa rindu itu pun semakin menyeruak. Setelah berbincang ke sana ke mari dan menanyakan kabar. Angel mulai memberanikan diri untuk meminta izin tinggal di apartemen yang Malik berikan.
“Dengan siapa kamu tinggal di apertemen itu, Ngel?” Tanya Hendra.
“Sendiri, Yah.”
“Apa kamu berani?”
“Berani, Yah. Angel sudah besar, sudah 23 tahun, sekarang sudah tidak penakut lagi.”
“Jarak tempuh rumah Bi Ella ke kantor lumayan jauh, Yah. Dan, Angel sering lembur, ngga enak kalau numpang nginep di kosan teman terus, makanya bos Angel menyewakan apartemen. Boleh ya, Yah?” Angel menjelaskan panjang lebar dengan nada yang manja.
“Ya sudah, Ayah percaya kamu bisa menjaga dirimu.”
“Iya, Ayah.” Jawab Angel dengan menunduk, ia malu karena ia telah membohongi keluarganya habis-habisan, ia juga telah membohongi sang ayah, karena saat ni Angel sudah tidak bisa menjaga dirinya lagi.
“Kapan kamu mulai tinggal di sana?” Tanya Hendra lagi.
“Besok, Yah. Amang Fajar dan Bibi Ella akan mengantar Angel ke apartemen, jadi mereka tahu tempat tinggal Angel.”
“Baiklah, kalau begitu. Nanti Ayah akan ke Jakarta untuk mengetahui tempat tinggalmu di sana.”
“Iya, Ayah.”
Setelah berbicara panjang lebar, Hendra pun mematikan sambungan telepon itu. Dan, Angel pun melakukan hal yang sama.
“Boleh?” Tanya Ella, yang langsung di angguki Angel.
“Ya sudah kalau begitu, besok Amang antar ke sana, sekalian kami tahu letak dan kondisi tempat tinggalmu.: Ucap Fajar.
****
Keesokan harinya, Fajar, Ella, dan Angel bersiap menuju apartemen itu. Lalu, mereka masuk ke mobil. Ella menggendong anaknya dan duduk di samping suaminya yang sedang menyetir, sedangkan Angek duduk di belakang.
Setelah menempuh empat puluh menit perjalanan, mereka pun sampai di lobby apartemen dan Fajar memarkirkan mobilnya.
Angel mengantar paman dan bibinya masuk menuju apartemen itu.
“Ini apartemennya, Bi.” Angel menekan pasword dengan menutupi tombol itu pada tubuhnya.
Bip.
Pintu apartemen terbuka. Mereka masuk satu persatu. Setelah sampai di dalam, Ella langsung takjub.
“Wah, bagus sekali.” Kata Ella yang melihat isi apartemen itu.
“Bos mu baik sekali Angel, ini apartemen mahal, letaknya di pusat kota lagi.” Ujar Fajar, sambil melihat sudut ruangan di sana dengan jendela lebar yang menampilkan gedung-gedung tinggi menjulang.
“Iya, luamayan kan buat rehat, jadi Angel tidak perlu memakan waktu lama di jalan. Kalau weekend, Angel akan sempatkan main ke rumah Bibi.”
“Itu harus.” Jawab Ella.
“Boleh juga nih, Bibi mampir ke sini kalau lagi lembur juga.” Ucap Ella asal.
“Bolehlah. Boleh banget.” Jawab Angel.
“Ngga, kalau kamu nginep di sini. Aku sama Nabila bagaimana?” Protes Fajar.
“Oh, iya.” Ella tertawa nyengir.
Ella, Fajar dan Nabila berada cukup lama di apartemen ini.
Mereka pun pamit setelah ashar dan setelah melakukan panggilan video call dengan Hendra, karena Ella menunjukkan isi apartemen yang akan di tinggali Angel pada sang kakak. Lalu, Ella dan Fajar benar-benar meninggalkan Angel sendirian di apartemen ini.
Semua kegiatan Angel tak luput dari pantauan Malik, karena Malik telah memasang cctv pada setiap sudut ruangan di apartemen itu tanpa sepengetahuan Angel.
Malik tersenyum, melihat sang kekasih tengah berbaring di ranjang kamarnya. Angel memang cantik dan selalu terlihat cantik di mata Malik dalam keadaan apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Tiwik Wiyono
Kenapa harus pake cctv sih?,diam2 lagi
2025-02-17
0
rima
bilang cantik tapi ga dinikahin😌
2022-08-04
0
Kurnia Dewi
ya ampun malik jangan2 d kamar mandi ada cctv juga🤭😅
2022-05-17
0