Melanggar Janji
“Angel, sayang ayah?” Tanya Hendra pada puteri satu-satunya itu.
“Sayang, saaaaaayaaang banget.”
“Oh, ya? Tapi pasti nanti kalau Angel dewasa dan memiliki pasangan. Sayang Angel ke ayah akan berubah.”
“Tidak akan.” Jawab polos Angel.
Hendra mengelus lembut rambut sang puteri yang berada dalam dekapannya. Dari kecil, Angel memang tidak pernah bisa tidur tanpa sang ayah di sisinya.
Angel adalah anak tunggal dari pasangan Hendra dan Adelia. Namun, Angel tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, karena Adelia meninggal tepat dua hari setelah melahirkannya. Adelia kehilangan banyak darah setelah beberapa jam melahirkan buah hati pertamanya itu. Ia Sempat tertolong, tapi keesokan harinya Adelia tidak mampu bertahan dan menghembuskan nafas terakhir tepat di hadapan Hendra.
Kala itu, Hendra sangat terpukul, karena Adelia adalah wanita yang sangat ia cintai. Hendra selalu bertekad menjadikan Adelia sebagai cinta pertama dan akan menjadi yang terakhir. Kemudian, kehadiran sang buah hati itu mengobati rasa kecewanya. Oleh karena itu, Hendra memberi nama puterinya dengan nama Angel Agnita Putri, karena putrinya adalah malaikat pembawa kebahagiaan baginya.
Angel pun tak pernah pisah dari sang ayah. Ia selalu ketergantungan pada sosok itu. Ia juga anak yang penurut dan patuh, sehingga Hendra semakin menyayanginya. Jika Hendra melarang sesuatu padanya, maka Angel tidak akan melakukan itu. Ia hanya akan melakukan apapun yang ayahnya sukai, walau harus mengorbankan apa yang ia sukai.
“Hingga dewasa nanti, tetaplah jadi anak perempuan ayah yang penurut.” Kata Hendra, di sela-sela alam bawah sadar Angel, ketika ia hendak tidur malam, yaitu antara terlelap dan tidak.
Kepala Angel mengangguk, padahal matanya sudah tertutup sempurna. Konon waktu seperti itu adalah waktu yang tepat untuk menghipnotis anak secara alami. Jika melakukan terapi alam bawah sadar ini, keesokan harinya secara otomatis si anak akan melakukan apa yang di katakan orang tuanya pada waktu itu, karena memori akan terekam kuat di waktu itu.
Lalu, Hendra pun tertidur setelah melihat putrinya terlelap. Hampir setiap malam, Hendra menanamkan kata-kata itu pada Angel.
Angel tinggal di Bandung bersama ayah, nenek, dan adik perempuan ayahnya yang bernama Ella. Angel memanggil Ella dengan sebutan ‘Bibi’ atau sama seperti ‘tante’, sedangkan sang nenek di panggil dengan sebutan ‘Enin’. Ella wanita workholic. Ia sibuk berkarir, hingga di usia matang pun, ia tak kunjung menikah.
Keesokan paginya.
Tok.. Tok.. Tok..
Angel membuka pintu rumahnya yang tadi di ketuk. Ia melihat Om Radit, yang merupakan sahabat ayahya berdiri di sana.
“Eh, ini Angel ya?” Tanya Radit dengan senyum sumringah di temani oleh sang istri yang bernama Dila.
“Iya, Om, Tante.” Angel menyalammi punggung tangan Radit dan Dila.
“Eh, ada tamu jauh. Ya ampun, tumben datang di hari kerja begini. Ayo masuk.” Ucap Hendra dari dalam rumahnya.
“Aku sengaja cuti hanya untuk ke rumahmu. Apa kabar?” Radit memeluk sahabatnya itu.
“Alhamdulillah baik. Wah, aku jadi tersanjung” Jawab Hendra.
“Ayo masuk!” Kata Hendra lagi yang langsung menyambut tamunya. Sedangkan Dila hanya tersenyum.
“Angel sudah besar ya.” Kata Dila.
“Iya, cantik lagi.” Sahut Radit.
“Kalau saja Angel sudah lulus SMA, akan om jodohkan dengan Adrian.” Kata Radit lagi yang juga di angguki oleh istrinya.
Hendra tertawa. “Iya, padahal seru ya kalau kita besanan. Tapi Angel baru lulus SMP.”
“Masih ingusan.” Kata Hendra, sambil tertawa diiringi tawa kedua tamunya.
“Ih, Angel udah ga ingusan ayah.” Rengek Angel manja.
Hendra, Radit, dan Dila pun semakin tertawa melihat ekspresi Angel.
“Wah, ada tamu ya.” Nenek Angel ikut keluar dan menyalami tamunya.
Ia pun ikut duduk bersama tamunya itu.
“Enin sehat?” Tanya Dila pada nenek Angel.
“Alhamdulillah sehat.” Jawab Enin.
“Angel tidak sekolah?” Tanya Dila lagi.
“Kebetulan hari ini dia sudah libur, tinggal menunggu penerimaan SMA saja.” Jawab Hendra yang di angguki Angel.
“Main ke rumah tante yuk! Kan kamu lagi libur panjang. Dulu, waktu kecil kamu kan sering nginep di rumah tante.”
Angel menggeleng. “Angel ga bisa tidur kalau ga sama ayah.”
“Uh, dasar anak ayah.” Ledek Radit, membuat semuanya tertawa.
“Ngomong-ngomong ada apa nih?” Tanya Hendra.
“Memang kami ke sini harus ada perlu ya?” Radit bertanya kembali, sambil bergurau.
Hendra tertawa.
“Tapi memang kami ke sini ingin mengantarkan ini.” Radit menyerahkan kertas tebal dengan ikatan tali merah di depannya.
“Wah, jadi Adrian mau nikah? Alhamdulilah.” Ucap Hendra dengan wajah sumringah.
Adrian adalah anak tunggal Radit dan Dila. Sebelumnya, mereka pernah sepakat akan menikahkan Adrian dan Angel. Namun, perbedaan usia Adrian dan Angel cukup jauh dan sekarang Adrian pun telah menemukan tambatan hatinya.
“Padahal, saya tuh pengennya Angel yang jadi istri Adrian.” Ucap Radit lesu.
“Ya, namanya belum jodoh, Dit. Ngga bisa di paksakan atuh. Lagian ini kan wanita pilihan Adrian sendiri.” Sahut Hendra.
“Iya, sih.”
“Nah, itu dia, Ndra. Adrian dan calon istrinya ini ngga bisa di pisahin pisan. Nempel terus kaya perangko. Makanya, di nikahkan weh.” Kata Dila.
“Iya tidak apa, toh Adrian juga sudah jadi dokter.” Kata Enin.
“Iya, Bu. Tapi kan baru lulus sarjana kedokteran, belum jadi apa-apa. Karirnya masih panjang.” Jawab Dila.
“Ya, tidak apa, sambil berkarir tetap membina keluarga.”
“Iya, sih.” Jawab Dila lesu.
Kemudian, kedua keluarga itu bercengkrama hangat, hingga setelah makan siang, baru mereka pamit dan pulang.
****
Malam ini, Hendra, Angel, Enin, dan Ella bersiap menghadiri pernikahan putra tunggal Radit dan Dila. Acara pernikahan berlangsung di sebuah hotel yang cukup terkenal di Bandung.
Setelah melalu puluhan menit perjalanan, mereka pun sampai di sana.
“Wah, pestanya mewah, A.” Kata Ella pada Hendra.
“Iyalah, Radit dan Dila kan juga memang orang kaya. Tapi mereka orang kaya yang tidak sombong. Mereka mau bereman dengan ayah yang biasa saja.”
Nenek dan Ella mengangguk setuju.
Lalu, mereka masuk dan menemui Radit serta menyalami kedua mempelai.
“Hendra.. trima kasih sudah datang.” Radit memeluk sahabatnya.
“Pasti aku datang, Dit.” Hendra pun membalas pelukan itu.
Nenek, Ella, dan Angel pun bergantian bersalaman pada kedua mempelai dan orang tuanya. kemudian, mereka berfoto bersama.
Setelah itu, Angel berkeliling mencari makanan yang ia inginkan. Ia ingin makan yang panas, karena cuaca di luar cukup dingin. Angel mengambil semangkuk kecil bakso dengan kuah yang cukup panas.
Bruk
Angel yang sudah hati-hati membawa mangkuk bakso itu pun menabrak seorang pria berbadan kurus dan tinggi.
“Aww.. panas.” Teriak Angel, tanpa menoleh ke arah pria yang menubruknya itu.
Tiba-tiba pria itu langsung meraih tangan Angel dan meniupnya. Pria itu adalah Malik, keponakan Radit yang sering menginap di rumah Radit setelah kedua orang tuanya bercerai. Ibunya Malik yang juga seroang dokter adalah adik dari Radit. Beberapa waktu lalu, Hendra sempat berpapasan dengan remaja labil itu di rumah Radit, ketika Hendra tengah berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Hendra menyebutnya remaja nakal, karena Malik memang terlihat nakal dari cara berpakaian dan tingkah cuek da tidak kenal sopan.
Malik berusia lima tahun di atas Angel, sementara Adrian lima tahun di atas Malik. Walau Malik dan Adrian berbeda usia cukup jauh, tapi keduanya sangat dekat seperti kakak dan adik. Apalagi setelah ayah dan ibu Malik bercerai. Ia semakin dekat dengan keluarga Radit, bahkan ia lebih menghargai Radit sebagai ayah di banding ayahya sendiri.
“Makanya kalau jalan lihat ke depan, jangan nunduk aja!” Kata Malik.
“Ih, kamu tuh yang jalannya selonong-selonong aja.” Cibir Angel.
Namun, pria itu tetap cuek dan tak mengucapkan maaf. Lalu, Tiba-tiba Hendra datang.
“Ada apa Angel? Tanganmu merah.” Ucap Hendra dan dengan cepat menarik tangan Angel yang berada di tangan pria itu.
Hendra menatap pria yang sudah melukai tangan putrinya.
“Kamu, kamu bukannya keponakan Radit?” Tanya Hendra, sambil menunjukkan tangannya ke wajah Malik. Namun, dengan rasa tak bersalahnya, Malik malah pergi meninggalkan Hendra dan Angel di sana.
“Dasar, anak kurang ajar.” Kesal Hendra.
“Siapa sih, Yah?” Tanya Angel.
“Itu keponakannya Radit. Ayah pernah bertemu dengannya di rumah Radit. Kacamata ayah di duduki dan dia tidak minta maaf. Dasar anak tidak tau sopan santun.” Hendra masih kesal menatap Malik dari kejauhan.
Malik pun melihat ke arah Hendra dan tersenyum saat melihat ke arah Angel yang tak melihat ke arahnya.
“Dasar cewek culun.” Gumam Malik sambil tersenyum ke arah Angel. Pasalnya saat ini, Angel menggunakan kacamata dan rambut yang di kuncir dua ke atas. Ia pun memakai kawat gigi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
gembulers
walah... bar-bar
2023-02-10
0
Bintang Gatimurni
Hallo teteh, aku baca ulang novel mu yg ini. baru nyadar ada lho, teteh sempat memaparkan penjelasan ttg 'sounding' yaitu bagian dari parenting anak, mengucapkan kalimat2 baik, menjelang sang anak tertidur. Sip lah.
Aku suka baca karya2 mu lho teh. tp suka lupa ng like, ups ...hapunten ya teh. Sehat terus dan bugar ya?
2023-02-09
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut
2022-12-22
0